cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
bhaktipersada@pnb.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. badung,
Bali
INDONESIA
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS
Published by Politeknik Negeri Bali
ISSN : 24774022     EISSN : 25805606     DOI : http://dx.doi.org/10.31940/bp
Core Subject : Education,
Focus and Scope: - The result of applied research of sciences, technology, and arts - The result of social services to the society
Arjuna Subject : -
Articles 72 Documents
PEMETAAN POTENSI PARIWISATA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DESA SERANGAN I Made Darma Oka; I Nyoman Winia; I Ketut Sadia
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 4 No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.412 KB) | DOI: 10.31940/bp.v4i1.854

Abstract

Serangan Village is one of the famous tourist destinations in the island of Bali both by domestic tourists and foreign tourists. The existence of this destination is very strategic because it is 10 km from Denpasar city. Serangan village is very potential to be developed into a tourism village because it has a unique tourist attraction to support the development of tourism, namely: natural tourist attraction (Pura Sakenan, Pura Dalem Cemara, marine tourism, turtle conservation, manggrove ecotourism); cultural tourism attraction (cultural custom, telek dance); and special tourist attractions (culinary, souvenirs craft shells). The tourist attraction above is a big capital in tourism development in the Serangan village. However, all potentials must be managed professionally so that tourism development in Serangan village can be sustainable. The goal is that tourist attractions in Serangan village can be enjoyed by the current generation and future generations. Therefore, its management must be involved all stakeholders both government, private sector, and the community as the owner of Serangan village.Therefore, it is suggested to all stakeholders to synergize in determining the direction of tourism development policy of Serangan tourism village so as to be able to compete competitively with other tourist villages in Bali. Keywords: Potency, tourism development, tourism village.
TOURISM TRANING CENTRE POLITEKNIK NEGERI BALI (TTC-PNB) Ni Nyoman Triyuni; Made Ruki; Cokorde Istri Sri Widari
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 3 No 1 (2017): Nopember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.62 KB)

Abstract

Tujuan TTC-PNB adalah untuk: (1) mengomersialkan dan menyebarkan hasil penelitian dan / atau karya dosen sebagai sumber pendanaan untuk pengembangan kelembagaan; (2) memanfaatkan waktu luang dosen, memaksimalkan pemanfaatan laboratorium dan ruang kelas yang memiliki idle capacity; (3) membantu siswa yang ingin menerima pelatihan di bidang lain selain kompetensi yang diberikan pada ceramah; (4) dan membantu masyarakat umum yang tidak ingin kuliah terlalu lama. Metode pelaksanaannya mulai dari persiapan, penyusunan kurikulum, SOP dan Modul Pelatihan sebanyak 30 buah. Kegiatan ini mengahasilkan 23 jenis pelatihan di bidang pariwisata yang berupa short course 3 dan 6 bulan, basic level (1 tahun). Pelatihan ini didukung dengan  32 ruang kelas dengan kapasitas 28 orang per kelas, PEACE Tours and Travel Laboratory, Laboratorium Hotel 22 kamar, laboratorium bar, laboratorium restoran, laboratorium dapur, Laundry Lab., Laboratorium MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), Laboratorium Bahasa,  ruang kantor, dan admnistrasi.
PENGEMBANGAN WISATA TREKKING GUNUNG AGUNG DI DESA SELAT KARANGASEM I Putu Budiarta; I Wayan Jendra; I G P Fajar Pranadi
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 2 No 1 (2016): Nopember 2016
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.888 KB)

Abstract

Program Iptek bagi Masyarakat (IbM) ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan dalam pengelolaan trekking Gunung Agung. Program ini dilakukan melalui: pelatihan manajemen usaha, pembuatan standard operational prosedure (SOP) perizinan mendaki, dan SOP pendakian Gunung Agung; pelatihan produk tambahan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) setempat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat; serta pelatihan pemasaran secara online melalui website “balimountagung.com”. Kabupaten Karangasem terletak di ujung timur Pulau Bali. Wilayahnya sebagian besar kering dan termasuk kabupaten termiskin di Bali. Wilayah kering tersebut sebagian besar berada di daerah Gunung Agung. Akan tetapi, wilayah sekitar Gunung Agung memiliki pesona yang luar biasa. Di samping sebagai kiblat spiritualitas umat Hindu, juga sebagai objek wisata. Kepopuleran Gunung Agung sebagai objek wisata trekking sudah terkenal sejak dahulu. Hal ini disebabkan karena Gunung Agung adalah gunung yang tertinggi di Bali dan tergolong masih aktif. Namun, sayang sekali tidak bisa ditemukan data yang akurat tentang jumlah pendakian sampai saat ini yang dilakukan wisatawan petualang pada kelompok usaha wisata trekking di Desa Selat, termasuk juga pada aparat pemerintahan tingkat desa dan kecamatan. Hal tersebut menjadi alasan utama program pengabdian ini. Desa Selat termasuk wilayah Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali. Dari hasil wawancara dengan pelaku usaha wisata di desa tersebut tanggal 20 April 2013 dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya objek wisata Gunung Agung memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan petualang. Pangsa pasar wisata trekking Gunung Agung yang tercatat sampai saat ini adalah Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. Tantangan dan keindahan jalur trekking Gunung Agung sudah dikenal di kalangan wisatawan petualang mancanegara. Pengelolaan usaha trekking ini masih lemah dan belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di desa tersebut. Hal ini terjadi karena masyarakat kurang mampu menangkap peluang yang ada.
PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK, PENCAHAYAAN DAN AIR BERSIH DI PURA RIJASA DESA BAHA, MENGWI Made Rasta; I G.K. Abasana; I N. Suamir; P.W. Sunu; IW A Subagia; I K Widana
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 4 No 2 (2018): November 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.127 KB) | DOI: 10.31940/bp.v4i2.1048

Abstract

Temple as a holy place of Hinduism in Bali inherited by the ancestors needs to be preserved. Temple as a means of worshiping God has a very broad dimension, in which there are various kinds of natural forces that can lead us to safety and happiness in this life. Temples that have old age due to the influence of time, are naturally damaged. In such conditions, the people are obliged to make improvements. The development carried out should continue to maintain its original function for its sustainability. The restoration carried out by the funding community was supported by the assistance of the Badung Regency Government and the descendants of the people and donations from donors. The main problem of the people is the limited availability of funds needed to repair the temple. Another thing that is urgently needed by the people is the availability of lighting and clean water. The purpose of this service is the availability of lighting and clean water in the temple to support temple activities. Religious ceremonies are essentially not only religious dimensions, but also social, artistic, economic, management and other dimensions. Through religious ceremonies, it can be fostered harmony between fellow human beings, families, one village with another village. Religious ceremonies also train people to be able to organize and are management exercises in regulating the course of the ceremony. Through religious ceremonies, ethics and aesthetics are also fostered. Religious ceremonies are very potential motivators to preserve or develop cultural arts, both the sacred and the profane. Even religious ceremonies are one of the attractions of tourism and can support human life. All religious cultures in the form of religious ceremonies are human endeavors to draw closer to Ida Sang Hyang Widi wasa to realize lasting peace and happiness. Balinese culture actually upholds the values of balance and harmonization, reflected in the teachings of Tri Hita Karana (three causes of welfare). If humans are able to maintain a balanced and harmonious relationship with these three aspects, welfare will be realized. Construction of temples complete with facilities and infrastructure, is expected to provide broad benefits for the community in developing tourism in Badung and Baha especially. Increasing the quality of the people, both as individual beings and as social beings. Community welfare will indirectly increase through economic performance and changes in the economic structure generated by the development of tourism.
PROGRAM IbM DAPAT MENGUBAH PANDANGAN MASYARAKAT SELAT KARANGASEM TERHADAP UBI UNGU I Ketut Sutama; I Wayan Pugra; I Wayan Basi Arjana
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 1 No 1 (2015): November 2015
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.383 KB)

Abstract

IbM kelompok pengerajin kue ubi ungu di Desa Selat Karangasem ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para pengerajin mengolah ubi ungu menjadi berbagai jenis kue. Banyak kendala masih dihadapi kelompok menyangkut diversifikasi dan pemasaran produk. Program IbM ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi tersebut. Ubi ungu, diyakini lebih baikdibandingkan komoditas sejenisnya. Ia memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi, yang berasal dari pigmen warna ungunya. Ubi ungu mengandung serat pangan alami yang tinggi, prebiotik, kadar Glycemic Indeks rendah dan oligosakarida. Selain itu, ubi ungu juga mengandung lisin, Cu, Mg, K, Zn rata-rata 20%. Penerapan IbM dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan pengolahan ubi ungu menjadi tepung sehingga memungkinkan diolah menjadi beraneka kue atau penganan yang berkualitas dan berdaya saing. Pelatihan menyangkut pengemasan dan pemasaran hasil produksi diberikan setelah kue atau penganan yang dihasilkan memenuhi standar produksi. Pengetahuan internet dan bisnis online diberikan agar kelompok mampu memasarkan hasil produksi melalui internet. Pengetahuan dan keterampilan manajemen usaha dan keuangan usaha kecil dan menengah diberikan dan dilatihkan selama pelaksanaan program. Pendampingan dan pembinaan secara berkala tetap diberikan sampai kelompok mampu mencapai target yang ditetapkan saat awal pelaksanaan program IbM.
ANALISIS SISTEM KERJA KERAJINAN LIMBAH KAYU (DRIFTWOOD) UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI I Gede Nyoman Suta Waisnawa; I Made Sudana; Ida Bagus Swaputra
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 4 No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.921 KB) | DOI: 10.31940/bp.v4i1.853

Abstract

Analisis sistem kerja pada Ari Deco dan Kubu Shop terutama perbaikan sistem kerja dan aliran material serta pengelompokan proses yang dapat meminimasi waktu perpindahan, meningkatkan kenyamanan pekerja pada kegiatan produksi, pemanfaatan ruang proses produksi menjadi aman dan fleksibel. Tata letak yang baik akan memberikan keluaran yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, mengurangi jam kerja mesin. Pola aliran Zig-Zag digunakan untuk proses produksi lebih panjang dari pada luas area, Luaran yang dicapai adalah Stasiun Kerja yang tertata, layout aliran material yang efesien di dukung dengan perkakas kerja yang memadai sehingga mampu mengoptimalkan capaian target produksi. Perbaikan dan penghematan penggunaan material, perkakas, dan pendayagunaan usaha manusia serta memberikan suasana lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Dampak dari program adalah peningkatan kapasitas produksi pengrajin Ari Deco sebesar 67,5% dan Kubu Shop sebesar 46,15% sedangkan omzet pengrajin sekitar 69,9% (penjualan per September 2016 sebesar Rp.187.605.000).
KERAJINAN LIMBAH DRUM BEKAS DAN PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI I Made Rajendra; I Ketut Suherman; Ni Kadek Dessy Hariyanti
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 2 No 1 (2016): Nopember 2016
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.342 KB)

Abstract

Program Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE) ”Mira Ferro Perkasa” yang beralamat di Banjar Penusuan, Desa Tegalalang, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali dan ”Budiana Art” yang beralamat di Banjar Tegalalang, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Kedua UKM ini bergerak dalam usaha kerajinan berbahan limbah drum bekas penampung pelumas dan suku cadang kendaraan yang rusak. Produk kerajinan yang dihasilkan berupa model berbagai jenis satwa, meja, kursi, bingkai cermin, tempat lampu, dan barang seni lainnya. Adapun hasil luaran kegiatan adalah penataan layout bengkel kerja dengan aliran proses produksi yang efisien, penataan stasiun kerja yang ergonomis dan nyaman, penyediaan perkakas atau alat kerja yang lebih modern, sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja. Contohnya adalah proses pemotongan pelat untuk model bulu landak yang sebelumnya butuh waktu 5 menit namun sekarang bisa dilakukan dalam 1 menit. Tataletak fasilitas memiliki total jarak perpindahan material yang lebih dekat dibandingkan tata letak faslitas sebelumnya, urutan mesin dan peralatan pada tata letak fasilitas yang baru memiliki tipe aliran zig-zag. Pola aliran zig-zag dapat mengatasi keterbatasan luas area serta bentuk dan ukuran bangunan UKM yang ada. Perbaikan tataletak fasilitas kerja diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas pengrajin/pekerja karena pekerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman sehingga beban kerja menjadi lebih ringan.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BERUPA MESIN PENCACAH PAKAN TERNAK KAMBING DI DESA SEPANG KABUPATEN BULELENG I Putu Darmawa; I Made Sudana; I Wayan Aryana
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 1 No 1 (2015): November 2015
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.893 KB)

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat melalui program Ipteks Bagi Masyarakat bertujuan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mitra kelompok peternak kambing Sumber Rejeki dan Tunas Mekar, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pakan ternak kambing dan produksi susu kambing. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah belum memiliki mesin pencacah pakan ternak, sehingga pada saat musim kemarau sangat sulit mendapatkan pakan ternak, Penerapan teknologi tepat guna pada proses pengolahan pakan ternak berupa ranting lantoro, gamal, dan berupa daun. Sebelum program dilaksanakan peternak kambing dapat memotong pakan ternak sebanyak 40-50 kg/hari. Setelah program dilaksanakan dengan penerapan mesin pemotong ranting untuk pakan ternak ada peningkatan hasil pakan ternak sebesar 60-90 kg/hari dengan hasil cacahan 1-3cm, untuk menjaga kebutuhan pakan ternak dimusim kemarau dilakukan Fermentasi pakan dengan menggunakan drum plastik kapasitas 25 kg. Hasil pelaksanaan program IbM pada Kelompok mitra yaitu 1.Memiliki mesin pencacah pakan ternak. 2. Mempunyai sarana pengoloahan pakan ternak dengan sistem Fermentasi. Dengan adanya sarana tersebut, anggota mitra merasa terbantu dalam mengatasi pengolahan pakan ternak yang mereka hadapi oleh kelompok Ternak Sumber Rejeki dan Ternak Tunas Mekar,”menjadi lebih bersemangat dalam mengembangkan usahanya
THE LEVEL OF UNDERSTANDING OF THE POHSANTEN VILLAGE TOURISM DEVELOPMENT TEAM ON COMMUNITY-BASED TOURISM Ni Made Ernawati
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 4 No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.186 KB) | DOI: 10.31940/bp.v4i1.894

Abstract

Community-based tourism (CBT) is used as a catalyst for village development in Indonesia. However, people who wish to develop CBT experience many obstacles in carrying out the development. These constraints ranging from capital, to the limited competency of human resources supporting tourism. In developing tourism, communities need to understand the characteristics of CBT and know activities need to be carried out for the development project. Considering the situation faced by the village, a community service was conducted in Pohsanten Village Jembrana District Bali Province, to assist the community to prepare the implementation of CBT development. Pohsanten is rich with tourist attractions ranging from natural to cultural in the form of waterfalls, rural culture and art, cacao farming as well as spiritual tourism highlighting Pasatan Temple. To develop the understanding of the community members, especially the Pohsanten Village CBT Development Team, several activities have been conducted, these such as: CBT dissemination, field observation in the village, a comparative study to CBT areas in Bali, and participating in a cooking class i.e. preparing breakfast for guest. After the activities took place, a measurement of the level of understanding of the Pohsanten Village CBT Development Team was carried out to know their level of understanding of the CBT concept. The results show that the Team has a good understanding of CBT; therefore, it could be concluded that the method is effective in establishing an understanding toward CBT. It is expected that with a substantial understanding the Team can better develop the tourism project in Pohsanten; considering that, this stage is the beginning and a critical phase of the village tourism development. There are still much more activities that need to be undertaken in developing the Pohsanten CBT that is professionally and independently organized and operated.
PENYIAPAN INSTALASI DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DI DESA LABAKSUREN, KABUPATEN TABANAN I Made Aryana; I Nyoman Anom Purwawinaya; I Made Marsa Arsana; I Gusti Agung Oka Sudiadnyani
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 3 No 1 (2017): Nopember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.506 KB)

Abstract

Pengabdian masyarakat merupakan salah satu wujud implementasi dari “Tri Dharma” Perguruan Tinggi. Konsep pengabdian ini adalah membantu masyarakat atau sekelompok masyarakat yang membentuk suatu organisasi baik itu di bidang: pertanian, peternakan, perdagangan, maupun perniagaan jasa.   Bantuan ini bisa berupa: suatu alat peraga, alat teknologi tepat guna, dan pelatihan singkat. Diharapkan nantinya kelompok masyarakat ini mampu meningkatkan tujuan suatu organisasi baik dari sisi pelayanan, produksi, maupun keahlian/keterampilan. Desa Labaksuren, Bengkel Sari, terletak di Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Penduduk Desa Labaksuren sebanyak 108 KK memiliki mata pencaharian sebagai berikut: 35 % bekerja di sektor formal dan 65 % adalah petani. Kondisi geografis Desa Labaksuren adalah berbukit-bukit dan dikelilingi oleh 2 sungai, yaitu Tukad Bambangan dan Tukad Payan. Sungai yang menjadi sumber pengairan sawah ini sifatnya tadah hujan. Pada saat musim kemarau debit air sungai akan menurun drastis dan di musim hujan air melimpah. Sarana air bersih yang ada di Desa Labaksuren dikelola oleh 2 kelompok yaitu : Kelompok “Toya Amerta” di Dusun Labaksuren 1 dan Kelompok “Banyu Urip” di Dusun Labaksuren 2. Pengelolaan secara swadaya belum tertata dengan baik, sehingga belum mampu memberikan pelayanan yang memadai. Metode dalam melaksanakan pengabdian terhadap dua kelompok pengelola air bersih adalah : FGD (Focus Discussion Group),  Partisipatory Research Action (PRA), Metode Pelatihan, dan Pendampingan. Implementasi dari tiga (3) metode tersebut adalah melakukan koordinasi berupa sosialisasi mengenai pemanfaatan air sungai sebagai air baku dengan menyesuaikan peraturan adat sebagai dasar dari kegiatan tersebut. Sosialisai ini merupakan hal yang sangat penting sebab tujuan lainnya adalah menyamakan persepsi mengenai visi dan misi dari kelompok ”Toya Amerta” dan ”Banyu Urip” dalam mengelola air bersih yang nantinya akan dikomersialkan. Salah satu penguatan mengenai usaha tersebut adalah menilai dari aspek kualitas. Uji air sampel dilakukan di dua tempat, yaitu: intake (hulu) dan outlet pada saringan alami. Hasil pengujian tersebut sangat baik,  terdapat peningkatan kualitas dari air sungai menjadi air baku setelah mengalami saringan alami. Parameter yang diuji adalah: parameter fisik (kekeruhan, temperatur, TSS) parameter kimia (amoniak NH3, BOD dan DO) Sarana dan prasarana juga sudah dipersiapkan dalam skema pengabdian saat ini di Desa Labaksuren. Perbaikan jaringan instalasi pipa dengan menambahkan aksesoris yaitu pelepas tekan, controlling box, meteran air, sampungan (tee), elbow 450. Di samping itu, juga menambah bak reservoir dan bak saringan alami (Trickling Filter) dengan memanfaatkan media pasir dan ijuk sebagai media tumbuh bakteri. Manajemen yang baik diharapkan nantinya dapat menopang keberlanjutan dari organisasi pengelolaan air bersih. Muara dari pengelolaan ini nantinya dapat berwujud fisik yaitu “Koperasi” diharapkan nantinya pada jangka menengah dalam mewujudkan visi dari kelompok tersebut sudah dapat dibentuk organisasi yang berbadan hukum dengan bentuk koperasi