cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Idealog: Ide dan Dialog Desain Indonesia
Published by Universitas Telkom
ISSN : 24770566     EISSN : 26156776     DOI : -
Core Subject : Art,
Journal IDEALOG is a peer-reviewed journal devoted to the study and applications of interior design and product design theory and practice
Arjuna Subject : -
Articles 128 Documents
INTERAKSI MANUSIA DENGAN MULTI MODAL TEXT Study Kasus: Meja Makan di Restoran Sushi Groove, Paris Van Java Bandung Imtihan Hanom
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 3 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i3.1230

Abstract

Mendesain suatu objek desain, selalu dikaitkan dengan bagaimana produk tersebut digunakan oleh penggunanya. Dalam kaitannya dengan komunikasi, desain selalu bergantung pada bagaimana cara menyampaikan fungsi dan cara penggunaannya. Seperti halnya pada desain visual, interior, produk, yang keseluruhannya membutuhkan suatu penghubung agar tercapai yang dimaksud dalam sebuah produk desain tersebut. Dalam pemahaman terhadap sebuah output desain, ilmu pengetahuan, pengalaman dan kebudayaan seseorang sangat mempengaruhi reaksi orang tersebut dengan produk desain. Untuk itu, dalam penelitian ini, membahas tentang proses komunikasi manusia terhadap sebuah objek produk interior, yaitu meja makan yang berada di restoran Sushi Groove. Meja makan tersebut yang kemudian akan mempengaruhi tingkah laku manusia ketika menggunakannya. Dilihat dari kebudayaan yang dibawa oleh restoran Sushi Groove, tentu sangat berbeda dengan kebudayaan yang ada di Indonesia, oleh karena itu, penulis merasa begitu tertarik untuk membahas produk desain interior khususnya meja makan yang terdapat di restoran tersebut. Penulis hanya membahas meja makan panjang yang ada di restoran Sushi Groove agar pembahasan terhadap produk interior ini dapat dikaji secara khusus dan mendalam
REDEFINISI RUANG PUBLIK PADA KAMPUNG KREATIF PASUNDAN STUDI KASUS : KORIDOR TEPIAN SUNGAI CIKAPUNDUNG, RT 02 RW 04, KELURAHAN BALONGGEDE, KECAMATAN REGOL, KOTA BANDUNG, JAWA BARAT Ully Irma Maulina Hanafiah; Doddy Friestya Asharsinyo
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Idealog Volume 2 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i2.1220

Abstract

Fenomena Kampung Kreatif menjadi perhatian bagi para pemerhati kota dan komunitas-komunitasyang mendukung keberadaan kampung-kampung kota. Segala usaha dilakukan agar pemerintah setempatmemperhatikan keberadaan kampung kota. Kota Bandung termasuk kota yang banyak melahirkan kampungkampung kreatif tersebut, dengan didukung oleh komunitas-komunitas kreatif yang ada di kota Bandung.Kampung kreatif yang mengusung berbagai tema kreatif berdasarkan kontekstual kampungnya bermunculandimana-mana. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam kampung-kampung kreatif ini beragam, darimemproduksi kerajinan tangan, menggelar kesenian tradisional, sampai dengan menghias rumah-rumahnyasedemikian rupa, sehingga diharapkan menjadi tujuan destinasi, dsbnya. Sampai dengan tahap ini, timbulpertanyaaan, Apakah cukup dengan meningkatkan taraf perekonomian masyarakatnya tanpa memperhatikanlingkungannya? Kreativitas apa lagi yang dituntut dari masyarakat kampung kreatif jika dilihat dari kontekspermasalahan umum kampung kota : lokasi informal dengan kepadatan yang tinggi, minimnya saranainfrastruktur, kondisi rumah yang kurang sehat bagi penghuninya, perilaku masyarakat yang tidak menghargailingkungan dan lain sebagainya? Kampung kota yang kebanyakan berada di lahan-lahan informal, yaitu yangberada di bantaran sungai, sempadan kereta api dan lahan hijau di pusat kota, ruang yang seharusnya menjadilahan hijau, karena adanya kesadaran dari masyarakatnya, walaupun tidak sepenuhnya, ruang itu dapatdikembalikan ke fungsi awalnya sebagai ruang terbuka hijau dengan menempatkan ruang terbuka pada fungsiawalnya, sehingga kawasan kreatif dapat terus dikembangkan, baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya dandalam mengelola lingkungan binaan masyarakat Kampung Kota.Rancangan Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan pendekatan Eksploratif, yang menjabarkan secararinci kondisi faktual kampung kreatif Pasundan, lalu mendalami faktor-faktor apa saja yang menyebabkankreativitas muncul, yang kemudian dihubungkan dengan aktivitas kampung kreatif yang berdampak signifikanpada keberadaan ruang terbuka saat ini. Pengambilan studi kasus pada kota Bandung, mengambil lokasipemukiman yang berada di bantaran sungai Cikapundung yaitu Kampung Kreatif Pasundan, Kota Bandung,Jawa Barat.
ANALISA SIRKULASI RUANG GERAK PENGGUNA PADA AREA BACA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SWASTA Studi kasus: Perpustakaan Learning Center, Telkom University dan Perpustakaan Universitas Parahyangan Tiarma Isi Naibaho; Ully Irma Maulina Hanafiah
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 3 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i3.979

Abstract

Perpustakaan diartikan sebagai sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca dan bukan untuk dijual (Sulistyo, Basuki: 1991). Sebagai fasilitas umum, perpustakaan banyak dikunjungi terutama mahasiswa sehingga menyebabkan banyaknya pengguna perpustakaan yang melakukan aktivitas bersama di dalamnya yang mempengaruhi kenyamanan setiap pengguna. Oleh karena itu dibutuhkan sirkulasi ruang gerak/jarak bersih agar mengurangi persinggungan antar pengguna untuk meningkatkan kenyamanan dan konsentrasi saat membaca di area baca. Namun sirkulasi ruang gerak di area baca perpustakaan Learning Center dinilai masih sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari jarak peletakan antar rak buku yang menyebabkan persinggungan antar pengguna satu dengan yang lainnya, jarak rak buku dengan meja baca yang mengganggu sirkulasi ruang gerak pengguna perpustakaan, jarak antar kursi di area diskusi yang sempit sehingga mengganggu sirkulasi jalan pengguna lain dan pengguna yang duduk di belakang meja diskusi tersebut. Untuk mendapatkan sirkulasi ruang gerak yang ideal perlu diketahui ukuran manusia dan aktivitas yang dilakukan di area ruang baca tersebut. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui dan mendalami lebih lanjut sirkulasi ruang gerak pengguna perpustakaan yang baik dan tepat dengan pertimbangan antropometrik dan ergonomi serta dampak dari sirkulasi ruang gerak yang kurang mempertimbangkan standar antropometrik dan ergonomi terhadap pengguna perpustakaan.
PENGARUH KENYAMANAN VISUAL MELALUI PENCAHAYAAN BUATAN PADA MASJID SYAMSUL ULUM UNIVERSITAS TELKOM, BANDUNG Andika Putri Pertiwi; Ahmad Nursheha Gunawan
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.848

Abstract

Masjid merupakan sarana ibadah umat muslim yang dapat menampung jamaah dalam jumlah banyak, seiring waktu dan tuntutan kebutuhan aktifitas, masjid memiliki fungsi lain yang tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah tetapi juga sebagai sarana bersosialisasi baik secara vertikal maupun horizontal, permasalahan yang timbul adalah berkembangnya beragam aktivitas kegiatan dari peruntukan desain awal yang dibuat, salah satunya adalah konsep awal pencahayaan buatan yang diaplikasikan pada masjid dengan fungsi utama sebagai penunjang suasana sarana ibadah tidak dapat memberikan kenyamanan visual bagi user yang menggunakan masjid sebagai tempat kajian ilmu dan area untuk baca tulis al-quran. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu pencarian fakta mengenai tingkat kenyamanan visual yang dipengaruhi pencahayaan buatan dengan objek penelitian ruang utama jamaah laki laki Masjid Syamsul Ulum Telkom University untuk penunjang kegiatan non ibadah seperti membaca dan menulis , dengan metode observasi, dokumentasi, wawancara dan pengukuran alat berupa luxmeter untuk mengetahui kualitas cahaya di beberapa titik yang dipetakan dengan pembagian area berdasarkan tingkat paparan cahaya pada area tersebut. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa ukuran cahaya dalam ruangan masih jauh dibawah standar kenyamanan visual, pengguna yang beraktifitas di ruang utama jamaah laki-laki merasa pencahayaan buatan yang kurang memadai untuk aktifitas seperti membaca dan menulis. Hasil pengukuran dengan alat luxmeter menunjukkan tingkat pencahayaan yang ada belum sesuai dengan standar penerangan minimal untuk sarana rumah ibadah dengan ketinggian ceiling diatas 6 meter adalah 200 lux dan untuk kegiatan belajar ruang kelas / perpustakaan beradadiantara 250-300 lux. Rekomendasi untuk memberi kenyamanan visual pada aktifitas membaca dan menulis adalah merancang tipe pencahayaan setempat (localize lighting) pada area bekerja visual spesifik yang membutuhkan intensitas cahaya lebih tinggi dengan colour temperature cool light. Sementara itu untuk area sholat tetap dapat menggunakan tipe pencahayaan merata (general lighting) dengan color temperature warm light yang menjadi aksen dengan tetap menggunakan colour temperature cool light sebagai renderasi cahaya utama.
PENGARUH WARNA PADA ELEMEN INTERIOR RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TERHADAP PSIKOLOGIS PENGUNJUNG (Studi Kasus Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda Bandung) Endy Nahya Ardini; Titihan Sarihati
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 3 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i3.1235

Abstract

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang vital di setiap wilayah. Sebagai sarana yang memberikan jasa kesehatan, rumah sakit sering menimbulkan efek psikologis pada penggunanya. Salah satu yang memberi efek psikologis adalah warna. Rumah sakit ibu dan anak menuntut desain khusus yang lebih steril dan memiliki efek psikologis sesuai dengan kebutuhan mereka. Psikologis setiap pengguna dirumah sakit berbeda baik pasien wanita, anak, pengantar, mauppun petugas di rumah sakit itu sendiri. Bangunan rumah sakit memiliki fungsi pemeriksaan dengan waktu yang dapat dibilang sementara (non permanen). Diantara area-area yang ada pada rumah sakit, ruang tunggu merupakan area yang berpengaruh besar untuk dijadikan penilaian sebuah rumah sakit dikarenakan area ini yang dapat dimasuki oleh semua kalangan pengunjung. Dengan segala fungsi dan sifatnya, maka desain yang terdapat pada area ruang tunggu haruslah dapat cepat ditangkap dan direspon oleh pengguna. Warna merupakan salah satu aspek visual tercepat yang dapat ditangkap dan direspon oleh manusia diantara aspek visual lain. Oleh karena itu, warna memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk suasana dan mempengaruhi psikologis pengguna dalam sebuah ruangan. Termasuk di Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda Bandung yang merupakan Rumah Sakit Ibu dan Anak kelas A yang . Metode observasi dan analisa terhadap pengunjung di area tunggu Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh warna terhadap psikologis pengunjung.
PENERAPAN PENCAHAYAAN BUATAN PADA INTERIOR RESTORAN ATMOSPHERE BANDUNG DI MALAM HARI Amythia Lapadca Mirzah; Ahmad Nur Sheha Gunawan; Santi Salayanti
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Idealog Volume 2 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i2.1225

Abstract

Restoran Atmosphere merupakan salah satu tempat makan keluarga yang sering didatangi masyarakatkota maupun luar kota Bandung. Salah satu hal yang mempengaruhi kedatangan masyarakat kota Bandung untukmakan di restoran atmosphere adalah suasana restoran. Pengaruh yang menciptakan suasana yang cozzy direstoran Atmosphere salah satunya dengan menggunakan pencahayaan yang dapat berpengaruh pada suasana dankenyamanan pengguna restoran itu sendiri. Aktivitas pengunjung dan pengelola yang berada pada restoran sepertimakan, berkumpul, menyajikan makanan sangat dipengaruhi oleh pencahayaan yang ada. Pencahayaan lampudapat memberikan kesan dan efek yang berbeda-beda sesuai dengan jenis dan penerapan lampu yang ada, sepertiefek nyaman dengan kesan hangat pada restoran Atmosphere. Pencahayaan juga dapat memberikan ciri khastersendiri mengikuti tema dan gaya yang diterapkan pada interiornya. Dengan analisa deskriptif maka penelitianini dilakukan untuk melihat pengaruh sistem pencahayaan terhadap efek atau kesan tertentu dan sesuai standarkenyamanan yang ada pada restoran Atmoshpere. menggunakan kajian literature, observasi dan pengumpulandata melalui wawancara, maka peneliti memperoleh hasil kajian penerapan cahaya interior pada restaurantAtmosphere yang berada Jalan Lengkong Besar No.97.
RELASI SPASIAL ANTARA KEGIATAN RITUAL IBADAH BERJAMAAH DENGAN ARSITEKTUR MESJID DI BANDUNG Studi kasus : Masjid Cipaganti, Masjid Salman, dan Masjid al Irsyad) Endro Adiwirawan
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i1.1180

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan seluruh relasi spasial yang terjalin antara ritual ibadah berjamaah dengan arsitektur mesjid. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui langkah - langkah sebagai berikut: Pertama, menelaah literatur yang sejalan dengan tujuan penelitian; kedua, menentukan acuan dan langkah - langkah yang dapat digunakan untuk menganalisis kasus studi. Hasil analisis menunjukan bahwa seluruh alur gerak ritual ibadah berjamaah merupakan simbolisasi perjalanan manusia dari keadaaan profan menuju ke sakral untuk berdialog dengan Allah. Kegiatan yang sifatnya simbolik ini dilandasi oleh tiga konsep, yakni konsep identifikasi, orientasi, dan hirarki. Berdasar pada persyaratan kegiatannya, maka dihasilkan diagram konseptual ruang gerak dan ruang luar yang digunakan untuk menganalisis kasus studi. Hasil penelitian ini diharapkan mampu berperan dalam memperkaya perbendaharaan teoritik mengenai aspek spasial dalam arsitektur secara umum, maupun secara khusus pada arsitektur mesjid. Penelitian ini juga mengungkapkan seluruh relasi spasial antara ritual ibadah berjamaah dengan arsitektur mesjid. Sedangkan bagi ranah praktik, hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam merancang arsitektur mesjid. Diharapkan bahwa meski hadir dengan tampilan yang beragam, ruang - ruang yang tercipta maupun pelingkup arsitektur mesjid tetap sejalan dengan persyaratan mendasar ritual ibadah berjamaah. hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemberi tugas maupun pengambil keputusan yang terlibat dalam proses perancangan, pembangunan, maupun renovasi arsitektur mesjid. Hasil penelitian ini adalah bahwa dari 3 (tiga) kasus studi yang ada tidak seluruhnya memperlihatkan relasi yang baik antara arsitektur masjid dengan ritual ibadah berjamaahnya.
ANALISA KAITAN DESAIN ASRAMA DENGAN PERILAKU PENGHUNI MELALUI STUDI ANALISA KONTEN PENELITIAN SEJENIS Ratri Wulandari
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 3 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i3.942

Abstract

Di berbagai negara, asrama dirancang dan dibangun dengan standar-standar sesuai dengan jenjang pendidikan penghuninya. Di Malaysia ditemukan panduan khusus mengenai asrama. Jenis asrama, standar ruangnya, termasuk penghuni jenis asrama tertentu, ditentukan dengan memperhatikan berbagai faktor seperti kebersihan, keamanan, standar luasan, standar kelengkapan fasilitas dan bahkan standar kebutuhan sosialisasi penghuni. Penelitian ini merupakan penelitian analitis mengenai asrama dalam kaitannya dengan pola perilaku penghuni asrama untuk mengetahui kaitan antara desain asrama dengan perilaku penghuni berdasarkan teori-teori lingkungan dan perilaku. Fokus penelitian berkisar pada kajian teoritik mengenai standar asrama, dalam hal ini tingkat kepadatan dan fasilitas,serta pengaruhnya terhadap perilaku penghuni. Adapun metoda utama yang digunakan adalah analisa konten yang dapat bersifat sangat tematik yang dibagi ke dalam kronologi penelitian sejenis; fasilitas asrama; isu kepadatan, spasial, budaya, adaptasi; dan model usulan asrama. Penelitian terkait asrama banyak ditemukan berasal dari kisaran tahun 1960-an – 1980-an dan 2010-an – 2016. Pembahasan terkait desain asrama atau arsitektur asrama (fasilitas) biasanya tidak berdiri sendiri tetapi terkait erat dengan psikologi, isu hubungan sosial, budaya dan agama, hingga kepadatan ruang. Terdapat keterkaitan antara seting lingkungan dengan pola perilaku (individu maupun sosial) penghuni sebagai bentuk respon individu dan kelompok terhadap bentuk lingkungan tersebut.
CO-WORKING SPACE SEBAGAI SOLUSI KEBUTUHAN RUANG KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK STARTUP KREATIF Refyanti Dwi Pramedesty; Djoko Murdowo; Irwan Sudarisman; Andreas D. Handoyo
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Idealog Vol 3 No 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v3i1.1782

Abstract

Creative startup are currently growing rapidly in Indonesia, as well as in the city of Bandung. The main user characteristics of the creative startup have a unique and space preference that can develop fresh and new ideas. The characteristics of the user will affect the design especially on the character of the design. This paper will analyze the relevance of interior design that can accommodate users with creative startup characteristics and how to present interior design that can stimulate and create creative ideas for users. The research method is qualitative research, by doing field observation and questionnaire dissemination. This paper uses a sample of co-working space users in Bandung, as well as creative startup that stand in 5 dominant sector in Bandung. The results showed the required space of co-working space with preference on interior element.
ADAPTABILITAS PADA JALUR PEDESTRIAN RUSUNAWA PANGGUNGHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA Rangga Firmansyah
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Idealog Volume 1 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i1.843

Abstract

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Fokus penelitian mengambil permasalahan pada pola aktivitas yang terjadi di area pedestrian Rusunawa Panggungharjo Blok B sebagai bentuk adaptabilitas penghuni, dengan menggunakan metode penelitian behavior yakni studi tentang hubungan arsitektur dan perilaku dalam kaitannya dengan tata ruang studi kasus area pedestrian dan perilaku berupa pola aktivitas yang terjadi di area pedestrian rumah susun. Dengan luas yang terbatas terkait fisik bangunan peneliti melihat beberapa fenomena yang ditemukan di Rusunawa Panggungharjo, terjadinya penambahan fungsi selain tempat tinggal, penataan perabot yang kurang sesuai untuk ruang terbatas, dan area pedestrian yang dijadikan tempat aktivitas sosial. Kemampuan lingkungan untuk dapat menampung perilaku berbeda yang belum ada sebelumnya bentuk adaptibilitas pada area pedestrian Rusunawa Panggungharjo.

Page 3 of 13 | Total Record : 128