cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Idealog: Ide dan Dialog Desain Indonesia
Published by Universitas Telkom
ISSN : 24770566     EISSN : 26156776     DOI : -
Core Subject : Art,
Journal IDEALOG is a peer-reviewed journal devoted to the study and applications of interior design and product design theory and practice
Arjuna Subject : -
Articles 128 Documents
Gaya Hidup dan Restoran Jepang Studi Kasus pada Interior Restoran Sushi Tei Bandung Rizka Rachmawati
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Idealog Volume 1 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i1.844

Abstract

Gaya hidup ada berdasarkan fenomena yang terjadi pada pribadi manusia ketika memenuhi nilai lebih dari sekedar kebutuhan. Pola gaya hidup manusia secara global lebih mudah terlihat bila direpresentasikan dalam bentuk desain pada ruang public, salah satunya di dalam restoran. Restoran merupakan fasilitas ruang publik yang bersifat memberikan suasana santai, ramah, dan berguna sebagai sarana yang menyediakan kebutuhan makan. Arti makan sendiri kini bukan sekedar alat penyambung hidup, tetapi lebih kepada sebuah alat aktualisasi diri. Berdasarkan hal tersebut, maka interior restoran menjadi salah satu area publik yang berperan dalam merepresentasikan sifat gaya hidup, karena aktivitas di dalam restoran yang kini telah bergeser sebagai wadah penangkap citra diri melalui berbagai kegiatan yang dilakukan selain makan. Salah satu studi kasus yang akan dibahas yaitu restoran Jepang. Saat ini restoran tersebut telah berhasil menciptakan tren di kalangan masyarakat luas. Hal ini tentunya berkaitan dengan kesesuaian dan keunikan yang ditimbulkan oleh restoran dengan gaya hidup masyarakat sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh gaya hidup yang diterapkan pada restoran Jepang, sehingga berhasil menarik pengunjung dan memunculkan tren gaya hidup. Topik ini dibahas menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan observasi, wawancara, survey, dan juga studi literatur. Dengan adanya penelitian tersebut, desainer interior diharapkan dapat memanfaatkan pola gaya hidup masyarakat sebagai faktor penting yang mempengaruhi bentukan elemen interior sebuah restoran Jepang.
KAJIAN DESAIN SECTIONAL SOFA DENGAN KONSEP MULTIFUNGSI (STUDI KASUS PT TIGA ELORA NUSANTARA) Susi Hartanto; Meidyna Budiman
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 3 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i3.1232

Abstract

Kemajuan dalam era globalisasi membuat banyak perubahan yang bergerak dengan dinamis yang terjadi pada kehidupan manusia sekarang. Hunian pun dibuat serba compact atau padat, karena ruang yang tersedia terbatas, maka dibutuhkannya produk mebel yang lebih compact dengan menyajikan sebuah produk multifungsi. Hal ini selaras dengan PT Tiga Elora Nusantara (Fabelio.com), sebuah perusahaan start-up e-commerce business yang bergerak dalam dunia furnitur yang memiliki misi dimana setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan sebuah desain yang dapat memberikan solusi kepada masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi beberapa hunian daerah Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan sebagai area sales terbaik, wawancara kepada marketing dan customer service Fabelio.com, membagikan kuesioner dan mendapat 100 responden dewasa muda, kemudian seluruh data tersebut dianalisa untuk mendapatkan pokok permasalahan dan alternatif pemecahan masalah. Dari hasil analisa, maka didapati hasil dari perancangan ini merupakan sebuah satu set sectional sofa yang memiliki fitur fungsi tempat gelas atau remote control, tempat penyimpanan untuk buku atau barang lainnya, dan bisa diaplikasikan dalam berbagai layout ruangan sesuai target pasar Fabelio.
POLA INTERKASI SOSIAL DALAM PEMANFAATAN FASILITAS BERSAMA DI RUSUNAWA CIMAHI PADA ERA MEDIA SOSIAL Yohanes Karyadi Kusliansjah; Enrico Nirwan Histanto
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Idealog Volume 2 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i2.1222

Abstract

Rumah susun sederhana sewa (rusunawa) adalah salah satu alternatif solusi terhadap kebutuhan rumahyang layak huni bagi masyarakat khususnya di negara berkembang. Disamping masalah keterbatasan lahan,masalah biaya sewanya tetap menjadi masalah bagi beberapa golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).Terjadinya perubahan sifat perumahan dari pola konvensional yang bersifat horizontal ke arah vertikal tentuberdampak pada pola interaksi sosial penghuni di dalamnya dari sistem rumah yang bersifat individual(kepemilikan pribadi) menjadi lebih sosial karena kepemilikan fasilitas bersama (komunal).Dalam memenuhi kebutuhan sosial, pengaksesan media sosial (seperti : facebook, instagram, tweeter, dll) menjadisalah satu jenis kebutuhan baru di jaman sekarang. Kemajuan teknologi komunikasi saat ini semakin mudah danmurah melalui media sosial merupakan fenomena yang melanda semua kalangan, termasuk dari golonganmasyarakat berpenghasilan rendah. Saat ini, tidak membutuhkan perangkat yang sangat canggih untuk mengaksesinternet ditambah harga kuota internet yang semakin murah.Kesamaan konfigurasi penataan tapak dalam hal ini kesamaan tipologi penyusunan massa bangunan, jumlahpenghuni dan sasaran penghuni yaitu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) kedua rusunawa Kota Cimahi,yaitu Cibeureum dan Leuwigajah menarik untuk diteliti manakah yang lebih efektif pemanfaatan fasilitas bersamaserta faktor-faktor penentu apa sajakah yang berperan terhadap pola sosialnya.
MAKNA ESTETIK PADA SITUS KARANGKAMULYAN DI KABUPATEN CIAMIS Edwin Buyung Syarif
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Idealog vol 2 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i1.1177

Abstract

Pada umumnya di Indonesia situs selalu cenderung dilihat dari perspektif ilmu sejarah, budaya dan antropologi. Pada hakikatnya, situs dapat pula dikategorikan sebagai benda seni, karena situs memiliki lima sifat seni sesuai yang dikemukakan oleh Prof. Suwadji Bastomi dalam bukunya yang berjudul Wawasan Seni. Adapun kelima sifat seni tersebut adalah; sifat kreatif, emosional, individual, abadi, dan universal. Situs Karang Kamulyan adalah Situs yang dibuat sebagai penjabaran pola rasional tritangtu yang dianut oleh masyarakat Sunda primordial. Situs ini adalah situs yang bersifat ratu, atau situs para Raja atau para pelaksana pemerintahan dikerajaan Galuh. Situs Karang Kamulyan merupakan bagian dari dua situs lainnya yaitu situs Kawali, situs yang bersifat Resi atau situs para pemegang agama atau pemilik kerajaan Galuh, dan Situs Gunung Susuru yang bersifat Rama atau tanah atau situs rakyat. Makna Situs Karang Kamulyan dikaji dari perspektif estetika melalui pisau bedah teori semiotika Charles Sanders Pierce, mampu membaca nilai-nilai hakikat dari estetika yang dimiliki masyarakat Sunda primordial. Adalah sesuatu yang langka dan menarik untuk mengkaji situs dari perspektif estetika karena dengan kajian estetika maka hakikat keindahan situs dari berbagai konteksnya akan terbaca. Hasil analisis dari situs Karang Kamulyan berupa interpretasi, diharapkan menjadi sumbangan yang memiliki nilai kebaruan terhadap pengembangan ilmu yang akan memperkaya pemahaman masyarakat terhadap peninggalan budayanya. Lebih jauh lagi diharapkan hasil penelitian ini bukan hanya memperkaya wacana ilmiah, pendidikan seni dan budaya yang ada di Indonesia, tapi mendorong lahirnya ide-ide dan karya-karya baru sebagai kelanjutan dari konsep budaya yang telah ditorehkan oleh para pendahulu dalam bentuk artefak.
EFEK PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP TAMPILAN KARYA DI ROEMAH SENI SARASVATI Sesilia Windy Carena; Ratri Wulandari
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.850

Abstract

Galeri seni adalah ruangan atau gedung tempat memamerkan karya seni. Galeri merupakan tempat untuk kegiatan pameran yang bersifat hiburan, rekreasi dan media apresiasi dari berbagai seniman, baik lokal maupun asing. Penelitian ini dilakukan di Roemah Seni Sarasvati, Bandung, Jawa Barat, sebuah galeri yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman 137, Bandung, penelitian ini lebih mengacu kepada efek pencahayaan buatan terhadap tampilan karya di Roemah Seni Sarasvati. Roemah Seni Sarasvati merupakan proyek utama Sarasvati Arts Management yang dibangun dengan tujuan untuk memperkenalkan keragaman seni budaya. Pencahayaan terhadap karya seni di Roemah Seni Sarasvati terlihat gelap pada bagian karya seni lukisan dan pada area yang bukan karya seni seperti ruang tunggu atau jalan menuju ruang-ruang lainnya. Berbagai informasi mengatakan bahwa pencahayaan buatan lebih baik daripada pencahayaan alami karena pencahayaan buatan yaitu cahaya dari lampu tidak merusak karya seni yang ada daripada cahaya langsung dari sinar ultraviolet. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian cahaya buatan dengan tingkat keterangan cahaya tertentu untuk mengurangi radiasi sinar ultraviolet. Sebagian besar galeri seni, pencahayaan di semua daerah pameran dan daerah koleksi lain harus berpelindung UV dan tertutup untuk mencegah kerusakan terhadap objek jika terjadi kerusakan lampu. Jika pencahayaan ruangan baik, karya seni pun menampilkan efek yang cukup, maka hasil untuk pembelajaran seni pada galeri tersebut juga maksimal serta memberikan kenyamanan bagi yang melihatnya. Penelitian ini dilakukan dengan teknik kualitatif di mana peneliti ikut aktif dalam merasakan pencahayaan terhadap tampilan karya seni di Roemah Seni Sarasvati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis pencahayaan yang digunakan di Roemah Seni Sarasvati dan memberikan solusi standar pencahayaan buatan sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari pencahayaan yang digunakan.
KAJIAN DESAIN DINING SET MID CENTURY DENGAN SISTEM KNOCK-DOWN STUDI KASUS NEW ELEGANT, LTD. Susi Hartanto; Aditya Cipta Sugandha
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Idealog Vol 3 No 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v3i1.1779

Abstract

Mid century is one of furniture style which is quite difficult to be made knock-down for its slim structure. With market high demand of this particular style, furniture company needs to always release new designs with added value. One of added values is knock-down system. Knock-down is generally applied in furniture for space saving. A Case study is taken at New Elegant, Ltd., Vietnam, a furniture company focuses more on dining sets. Mid century dining chair design which can be produced at this company should have 3 basic constructions similar to factory standards (seat frame, front legs, chair back). While dining table design should have table top and table legs assembled with hardware (with or without apron). Forms of design is relative, adjusting to mid century design characteristics, rounded and slim. Quotation price should be in retail price rangeof USD90-99 per piece, and according to cost estimation, designs proposed are within this range.In terms of loadibility, knock-down designs in this research are 48% more efficient in space compared to those with non knock-down structure.Thus, this design model could be a reference on how to modify knock-down mid century designs
PENGARUH SETTING ELEMEN FISIK RUANG KANTOR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Kantor Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat, Bandung) Meilisa Nindy Zavani; Setiamurti Rahardjo
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Idealog Volume 1 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i1.840

Abstract

Elemen fisik interior merupakan bagian pembentuk ruang, diantaranya adalah dinding dan lantai. Pengaturan terhadap elemen fisik tersebut berbeda-beda di setiap tempat. Pada ruang kantor, setting elemen fisik interior dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas karyawannya. Namun ruangan kantor sebagai lingkungan kerja sering diartikan sebagai lingkungan yang formal, sehingga didesain dengan kaku dan monoton. Hal tersebut juga berlaku bagi kantor surat kabar, dimana para karyawan redaksi khususnya wartawan yang selain mencari bahan berita di luar ruangan tetapi juga melakukan penulisan berita atau artikel di dalam kantor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana setting elemen fisik interior yang dapat mempengaruhiproduktvitas karyawan dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan menyebarkan questionnaire kepada wartawan yang bekerja di ruang kantor Harian Umum Pikiran Rakyat di Bandung serta melakukan perhitungan secara kuantitatif, diperoleh hasil persentase produktivitas wartawan sebesar 82,29%. Sesudahnya dapat dihitung perolehan persentase pengaruh setting elemen fisik interior dinding dan lantai terhadap produktivitas karyawannya, yakni sebesar 30,38 %. Secara data, elemen fisik pada ruang kantor redaksi terlihat memiliki pengaruh terhadap produktivitas karyawan. Sebagai tambahan temuan, melalui observasi yang dilakukan, dicermati bahwa wartawan di Harian Umum Pikiran Rakyat sudah terbiasa dengan pola kerja yang menuntutmereka untuk selalu produktif, terlepas dari kondisi fisik lingkungannya. Dengan demikian, disimpulkan bahwa persentase yang ditunjukkan melalui perhitungan tersebut mengindikasikan bahwa setting elemen fisik di kantor arian Umum Pikiran Rakyat masih bisa ditingkatkan lagi untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang maksimal.
ANALISIS POLA SIRKULASI PENGUNJUNG PADA CELEBRITY FITNESS TRANSTUDIO MALL BANDUNG Maysitha Fitri Az Zahra; Santi Salayanti
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 3 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i3.1228

Abstract

Celebrity Fitness Transtudio Bandung is a fitness facility contained in Transtudio mall Bandung, located at 3rd floor building. Celebrity Fitness is one of the most popular fitness and much demand in either Indonesia or in the world, because at Celebrity Fitness is available a wide range of programming options classes with professional instructors, as well as a wide variety of selection tools that can be used in accordance with the needs of current visitors is in fitness place. Nowdays, many people in the world, especially urban communities choose an alternative fitness exercise for theirs activity because of their high activity. The higher a person's activity, the less time you have for doing the exercise, so many people are choosing fitness as an alternative to sports. Users fitness today is not only men, many women also were menikuti fitness program in order to maintain health and body ideals. One factor that must be considered in a gym is convenience, visitor comfortness circulation including the appropriate standard. Because one of the things that became Pull at Celebrity Fitness is the user's convenience, the slightest thing related to comfort will be considered in detail. But there are things of interest to writers when using the facilities at Celebrity Fitness Transtudio Bandung, namely the circulation patterns. Linear circulation pattern that is initially quite a good start from the receptionist up to the main workout room, but when on the main exercise room or exercise room TRX towards the path narrowed and sometimes occurs when a buildup of visitors crowded hours. Refinements circulation path is the impact of different forms of space. Shape space indirectly affect the organization of space which affects the circulation space. Celebrity Fitness Transtudio Bandung. Overall comfort and circulation of existing facilities is good enough for standard public space.
PERANAN STYLING DAN ERGONOMI PADA CITY CAR TERHADAP MASYARAKAT URBAN JAKARTA hapiz islamsyah
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Idealog Volume 2 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i2.1059

Abstract

Design is connecting to all about aspect, the most important aspect is functions and aesthetic, design whit out aesthetic become emptiness and design whit out functions became useless, in this days science, technology and culture its become part of lifestyle, all about of goods, gadget was born from designer to fill basic needs and desire of humanity, modern human lifestyle is the most essential pride, automotive electrical goods mostly connected to their life. In this research talk about performance of LCGC ( Low Cost Green Car ) the most common used from urban society in Jakarta whit looking from styling and ergonomic aspect Keywords : lifestyle, functions, ergonomic, styling, LCGC
KAJIAN ELEMEN VISUAL ARSITEKTUR TERKAIT PERSEPSI ANAK USIA DINI TERHADAP BANGUNAN Astrid Austranti Yuwono
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Idealog Vol 4 No 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v4i1.1557

Abstract

Architecture is intended for users with long-term consideration.An architecture is a work of art that does not only belong to the creator of the work but also involves other people, users and observers.Early age in a human growth process is an important phase that needs special attention. It is also called as The Golden Age. One type of perception that has an important role in a child's growth period is visual perception.Through visual perception, a child learns to see differences, similarities, and groupings. The building is the result of the realization of an analysis of users, functions and ideas. Toddlersisone of the users who need special attention. Designer's understanding of what is needed by an early childandhow a child's perspectivein seeing their environment arestill not fully addressed. This study examines architectural elementsthat have more dominant role to be considered by toddlerswith the basis of perception theory. The method used in relation to respondents who are toddlersis to describe buildings based on their respective perceptionsby drawing. The results obtained in this study isthat the architectural elementsthat can be re-perceived by the respondent clearly are the shape and dimensions.

Page 5 of 13 | Total Record : 128