cover
Contact Name
Yuli Ani Setyo Dewi
Contact Email
selingjurnalpgra@gmail.com
Phone
+6281296125801
Journal Mail Official
selingjurnalpgra@gmail.com
Editorial Address
Jl. Hayamwuruk 31 Watesumpak Trowulan Mojokerto Tel / Fax. (0321) 3914242 Mojokerto,
Location
Kab. mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
Seling: Journal of PGRA Study Program
ISSN : 2528083X     EISSN : ISSN2540     DOI : https://doi.org/10.29062/seling.v5i2
Core Subject : Education, Social,
SELING: JOURNAL OF PGRA STUDY PROGRAM accepts manuscripts related to all aspects of Elementary Education.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 180 Documents
Urgensi Workplace Fun Pendidik Terhadap Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini di Kabupaten Pasuruan Luluk Rochanah
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 3 No 1 (2017): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.881 KB) | DOI: 10.29062/seling.v3i1.199

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui urgensi workplace fun pendidik terhadap perkembangan sosial emosi anak usia dini di Kabupaten Pasuruan (2) Iplementasi Workplacefun terhadap perkembangan sosial Emosional Anak usia dini antara lain : Interaksi Anak dengan Guru, Interaksi anak dengan teman sebaya, Interaksi antara guru dengan Anak dan dengan teman sebaya 3) Peran Warga Sekolah dalam Implementasi perkembangan perilaku Sosial Emosional anak usia dini 4) Solusi Mengatasi Kendala dalam perkembangan Perilaku Sosial Emosional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menggunakan pendekatan berdasarkan perspektif fenomenologis. Analisis dilakukan dengan pendekatan fenomenologis, observasi dan selfreport. Data yang terkumpul diidentifikasi berdasarkan ketiga komponen Developmental Appropriateness Practices (DAP). Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa tercapainya perkembangan social emosi anak tidak terlepas dari aktifitas-aktifitas fun Actual ( yang menyenangkan) bagi guru di tempat kerja ketika bergaul dengan guru dan anak didik, aktifitas tersebut dapat dilihat dari 1) bekerja dengan hati gembira, 2) bekerja dengan penuh kasih sayang, 3) sarana dan prasaran yang memadai 4)Reward dari kepala sekolah bagi guru berprestasi 4) Penghargaan dari organisasi 5) Family gathering, 6) kesempatan guru untuk menyelesaikan pendidikan S1. Perkembangan social emosi anak diimplementasikan dalam 1) interaksi anak dengan guru di sekolah anak melalui kegiatan rutin, 2) Interaksi dengan teman sebaya melalui kegiatan bermain. 3) Interaksi antara guru dengan anak dan teman sebaya, interaksi ini terwujud dari kegiatan spontan, dengan wujud mengucap kata tolong, terimakasih, maaf, bertutur kata sopan. Peran warga sekolah dalam implementasi perkembangan perilaku social emosi a) peran kepala sekolah memberi keteladanan, mengadakan evaluasi b) Peran guru sebagai pengajar dan mendidik serta memberi keteladanan bagi anak. c) Peran anak ditunjukkan dengan sikap ceria anak ketika mereka ada di lingkungan sekolah. d) Peran orang tua dalam mewujudkan implementasi perkembangan perilaku sosial emosional.
Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) Melalui Media Gambar Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Moh. Mahmud
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 3 No 1 (2017): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1311.091 KB) | DOI: 10.29062/seling.v3i1.200

Abstract

Abstrak: Menulis adalah keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan manusia sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yang memiliki tahapan proses penulisannya dan menjadikan seseorang mendapat kesuksesan dalam membuat tulisan, proses melukiskan lambang-lambang yang dapat dipahami dan melahirkan pikiran atau gagasan dengan penggunaan bahasa secara ekspresif berdasarkan kreativitas (seperti mengarang, membuat surat). Argumentasi berarti mengemukakan masalah dengan mengambil sikap yang pasti untuk mengungkapkan segala kesungguhan intelektualnya, bukan sekedar mana suka atau perdebatan emosional. Experiential learning adalah proses belajar, proses perubahan yang menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran bukan hanya materi yang bersumber dari buku dan pendidik. Suatu pendekatan yang dipusatkan pada peserta didik yang dimulai dengan landasan pemikiran bahwa orang-orang belajar terbaik itu dari pengalaman. Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) melalui media gambar terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat diketahui dari skor rata-rata saat pretest dan postest menulis paragraf argumentasi kelas eksperimen. Skor rata-rata kelas eksperimen saat pretest sebesar 73,10 dan skor rata-rata saat postest 81,26. Artinya, terjadi peningkatan skor rata-rata kemampuan menulis paragraf argumentasi kelas eksperimen 8,16%. Keefektifan penerapan metode tersebut ditunjukkan oleh hasil uji-t untuk sampel berhubungan. Hasil penghitungan bahwa t-hitung (th) adalah sebesar 10,106 dengan df 29. Kemudian, skot t-hitung dikonsultasikan dengan nilai t-tabel pada taraf signifikansi 5% dan df 29. Hal ini menunjukkan bahwa skor t-hitung lebih besar daripada t-tabel (th=10,106 > tt= 2,045).
Proses Pembiasaan dan Peran Orang Terdekat Anak Sebagai Upaya Penanaman Nilai Agama dan Moral Pada Anak Usia Dini Mutiara Sari Dewi
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 3 No 1 (2017): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.318 KB) | DOI: 10.29062/seling.v3i1.201

Abstract

Abstract: Early childhood is a child in the age range 0-6 years who have a million potential and divided on some aspects of child development. One of the aspects of development should be developed as early as possible is an aspect of the development of religious and moral values. In providing stimulus as early build of religious and moral values in early childhood must also comply with the stages of child development, as well as the necessary role of those closest to children. One of the effects that is not appropriate stimulus which is the number of criminal acts involving children, either as victims or perpetrators.The approach used in these proceedings is a qualitative approach. Data such as the fact the impact of moral build is not appropriate, the nature of early childhood, stages of child development, the nature of the process of habituation, as well as the role of those closest to children. The data is retrieved literature study of several references were analyzed and the results are presented descriptively.The conclusions as follows. 1) The process of habituation and the role of those closest to children as to build religious values and morals in early childhood, is realized through: a) pay attention to psychological development of children, particularly adapted to the stages of child development and begins with the introduction of good and bad or moral behavior and immoral in child; b) a process of habituation as soon as in children; and c) the good cooperation between those closest to children is manifested by their mutual support habituation process applied and should have the same goals for the build of religious values and morals in children. 2) The person closest to children have an important role in the survival and success of the process of habituation, in order to achieve good results and the appropriate stages of child development.
Korelasi Efektivitas Komunikasi dan Latar Belakang Etnis/Suku Orangtua Terhadap Perkembangan Bahasa Anak di Raudlatul Athfal Kabupaten Pasuruan Yuli Ani Setyo Dewi
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 3 No 1 (2017): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1759.376 KB) | DOI: 10.29062/seling.v3i1.202

Abstract

Abstrak: Pendidikan untuk anak usia dini (PAUD) berbentuk formal dan non formal. Pemberian rangsangan pendidikan yang dilakukan di PAUD berupa kegiatan-kegiatan yang mengacu pada enam aspek pengembangan, yaitu aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni dan kteatifitas Keenamnyanya adalah modal dasar anak untuk menunjang perkembangannya di kehidupannya di masa mendatang. Aspek bahasa dapat dikembangkan karena di dalam kegiatan bermain peran terjadi interaksi baik verbal maupun non verbal antara anak satu dengan lainnya Kemampuan bahasa berhubungan dengan mengolah kata atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan mengungkapkan bahasa ditandai dengan anak mampu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, menyusun kalimat sederhana, memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian cerita yang telah diperdengarkan, dan menunjukkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita.
Pengaruh Pembelajaran Tari Tradisional Rampak Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Di Taman Kanak Kanak Kabupaten Nganjuk. Linda Dwiyanti; Widi Wulansari; Itot Bian Raharjo
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 3 No 1 (2017): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (912.087 KB) | DOI: 10.29062/seling.v3i1.203

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Tari Tradisional Rampak terhadap kemampuan motorik kasar anak di Taman Kanak-kanak Kabupaten Nganjuk . Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak didik Taman Kanak-kanak kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Nganjuk dan TKIT Baitul’Izzah Nganjuk. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan ditentukan 2 kelas B1, B2 pada TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Nganjuk dan TKIT Baitul’Izzah Nganjuk sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi untuk mengukur perkembangan kemampuan Motorik Kasar. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik Paired t-test. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data kedua sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians antar kelompok sama (homogen). Menurut hasil perhitungan diperoleh nilai t = 7,551 dengan nilai sig. = 0,0001. Perbedaan nilai mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 2,350. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Tari Tradisional Rampak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kemampuan motorik kasar anak di Taman Kanak-kanak Kabupaten Nganjuk.
Pemanfaatan Media Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf pada Anak Usia Dini ( Urgensi Media Berbasis Komputer pada Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf ) Luluk Rochanah
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 2 No 1 (2016): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.656 KB) | DOI: 10.29062/seling.v2i1.212

Abstract

Kemampuan mengenal huruf pada anak usia 4-5 tahun TK Alfaradis sidoarjo belum dapat berkembang secara optimal karena guru menggunakan metode kurang bervariasi dan tidak diikuti dengan pemberian stimulasi (merangsang) motivasi pada anak. Jika pembelajaran relevan dengan dunia anak, mereka akan dengan senang hati anak bertahan dalam kegiatan itu dan termotivasi untuk mempelajarinya. Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memberi kesempatan kepada anak untuk melihat bagaimana membaca dan menulis itu bermanfaat sebelum mereka dibelajarkan bentuk dan nama huruf. Hal itu seharusnya bermakna bagi anak artinya huruf tersebut harus dimanfaatkan oleh anak dalam kehidupan riil sehari-hari, yaitu dengan pemberian rangsangan untuk memotivasi anak mengenal huruf dengan memanfaatan media komputer. Belajar dengan media komputer melahirkan suasana yang menyenangkan karena anak dapat mengendalikan kecepatan belajar sesuai dengan kemampuan, gambar berwarna dan suara yang muncul membuat anak tidak cepat bosan, merangsang belajar lebih tekun, kreatif dan mandiri. Pemanfaatan media komputer merupakan salah satu alternatif media yang digunakan dalam melakukan pembelajaran agar lebih menyenangkan anak usia dini.
Implementasi Pembiasaan Perilaku dalam Membentuk Nilai Agama Moral dan Sosial Emosional Anak Kelompok B TK Negeri Pembina Sedati Sidoarjo Azizah Azizah
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 2 No 1 (2016): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.491 KB) | DOI: 10.29062/seling.v2i1.213

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan mengenai (1) implementasi pembiasaan perilaku dalam menumbuhkan nilai agama moral dan sosial emosional (2) peran warga sekolah dalam implementasi pembiasaan perilaku dalam menumbuhkan nilai agama moral dan sosial emosional (3) kendala dalam implementasi pembiasaan perilaku dalam menumbuhkan nilai agama moral dan sosial emosional (4) solusi mengatasi kendala dalam implementasi pembiasaan perilaku dalam menumbuhkan nilai agama moral dan sosial emosional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomologis berupa studi kasus. Lokasi penelitian di TK Negeri Pembina Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, karyawan, anak dan orang tua. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, dan studi dokumen. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui credibility, transferability, dependability dan confirmability. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan cara mereduksi data, paparan data dan menarik kesimpulan.Temuan penelitian menunjukkan hasil bahwa implementasi pembiasaan perilaku dalam menumbuhkan nilai agama moral dan sosial emosional anak di TK Negeri Pembina Sedati Sidoarjo dilaksanakan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan dan kegiatan terprogram. Peran warga sekolah dalam implementasi pembiasaan perilaku dalam menumbuhkan nilai agama moral dan sosial emosional: (1) kepala sekolah: memberi keteladanan, mengadakan evaluasi penyelenggaraan kegiatan sekolah (2) guru: sebagai pengajar, pendidik serta memberi keteladanan (3) anak: sikap ceria anak ketika ada di lingkungan sekolah (4) orang tua: sikap kepatuhan orang tua dalam mentaati tata tertib yang sudah disepakati dan aktif menghadiri undangan sekolah. Kendala dalam implementasi pembiasaan perilaku adalah keterbatasan kemampuan guru dalam memahami karakteristik anak, keterbatasan pengawasan guru dan perbedaan persepsi tentang konsep pendidikan anak usia dini antara di sekolah dan di rumah. Implementasi pembiasaan perilaku selayaknya disosialisasikan secara terus menerus sehingga semua warga sekolah disarankan untuk aktif dalam mengimplementasikan pembiasaan perilaku dan memiliki komitmen untuk membangun karakter positif anak.
Meningkatkan Kedisiplinan dan Sikap Kooperatif melalui Model Pembelajaran Sentra Bermain Peran Anak Kelompok A TK Pertiwi Teladan Surabaya Asri Prasetyaningsih; Bachtiar S Bachri; Rachma Hasibuan
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 2 No 1 (2016): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/seling.v2i1.214

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan peningkatan kedisiplinan melalui model pembelajaran sentra bermain anak kelompok A TK Pertiwi Teladan Surabaya. (2) mendiskripsikan peningkatan sikap kooperatif melalui model pelajaran sentra bermain peran anak kelompok A TK Pertiwi Teladan Surabaya. (3) untuk mendiskripsikan peningkatan kedisiplinan dan sikap kooperatif anak kelompok A TK Pertiwi Teladan Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode wawancara observasi dan dokumentasi, instrumen penelitian terdiri dari lembar pengamatan aktivitas anak dan lembar pengamatan aktivitas guru. Pengumpulan data dianalisis dan diolah untuk menentukan langkah yang perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada perbandingan keberhasilan kedisiplinan dan sikap kooperatif anak kelompok A padaanalisis antar siklus secara perhitungan jumlah rata-rata di siklus I mencapai 5,9 sementara pada siklus 2 meningkat menjadi 7,01sedangkan dihitung secara keseluruhan maka rata-rata siklus I mencapai 2,95 dan siklus II meningkat menjadi 3,50. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan peningkatan kedisiplinan dan sikap kooperatif anak kelompok A TK Pertiwi Teladan Surabaya dengan menerapkan model pembelajaran sentra bermain peran pada siklus II terlihat meningkat dibandingkan siklus I, hal ini disebabkan guru saat mensetting kegiatan bermain anak yang bertujuan meningkatkan kedisiplinan dan sikap kooperatif anak kelompok A TK Pertiwi Teladan terlihat pada siklus II hasil yang melebihi target yang ditentukan maka usaha guru yaitu lebih memperhatikan intonasi kalimat secara tegas dan ekspresi wajah yang serius dengan memberikan sanksi dan reward kepada anak sehingga anak lebih disiplin, terfokus, dan mudah memiliki sikap kooperatif
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan 1 – 10 Menggunakan Media Komputer “Education Games” pada Anak Kelompok A2 TK Negeri Pembina Kabupaten Blitar Linda Dwiyanti; Ajeng Kurnia Pratiwi
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 2 No 1 (2016): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.549 KB) | DOI: 10.29062/seling.v2i1.215

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil pengamatan peneliti yang menunjukkan bahwa belum berkembangnya kemampuan mengenal konsep bilangan 1 – 10 pada anak kelompok A2. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan, untuk itulah guru kelas bermaksud memecahkan masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas. Permasalahan penelitian ini adalah Apakah penggunaan media komputer “Education Games” dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan 1 – 10 pada anak kelompok A2 TK Negeri Pembina Kabupaten Blitar. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah melalui siklus tindakan pembelajaran melalui media komputer “Education Games” terbukti dapat meningkatkan kemampuan mengenal Konsep Bilangan 1 – 10 pada anak Kelompok A2 TK Negeri Pembina Kabupaten Blitar.
Peran Pembelajaran Regulasi Diri dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Anak Usia 5-6 Tahun Fika Septiana Sari
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 2 No 1 (2016): Januari
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.367 KB) | DOI: 10.29062/seling.v2i1.216

Abstract

Sering dijumpai pemasalahan-permasalahan yang dapat menghambat anak untuk mencapai tujuan atau cita-cita. Salah satu permasalahan tersebut adalah karena rendahnya motivasi belajar anak. Motivasi dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu. Kegiatan akan bermakna dan berhasil jika seorang anak terdorong untuk belajar. Salah satu alternative untuk menumbuhkan motivasi belajar yaitu dengan pendekatan pembelajaran regualasi diri. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji peranan pembelajaran regulasi diri dalam menumbuhkan motivasi belajar terutama untuk anak usia 5-6 tahun. Metode penulisan artikel ini adalah melalui studi literatur dengan mencari beberapa sumber pustaka yang relevan dengan tujuan penulisan artikel. Dari beberapa literatur tersebut kemudian dilakukan sintesis untuk melihat hubungan keterkaitan antara motivasi belajar dengan pembelajaran regulasi diri. Adapun hasil bahasan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan regulasi diri merupakan teknik belajar yang menekankan kemandirian dan tanggung jawab anak untuk mengatur sendiri proses belajarnya yang meliputi analisis tugas, perencanaan, menetapkan strategi, dan refleksi. Melalui regulasi diri, maka dorongan yang terdapat dalam diri anak baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik akan semakin kuat sehingga dapat membantu dalam mewujudkan ketercapaian tujuan pada kegiatan belajar. Pembelajaran regulasi diri juga dapat mentranformasi kemampuan mental anak usia 5-6 untuk dapat belajar secara mandiri.

Page 3 of 18 | Total Record : 180