cover
Contact Name
Thesa Kandaga
Contact Email
thesakandaga@unpas.ac.id
Phone
+6281214179863
Journal Mail Official
symmetrypmat@unpas.ac.id
Editorial Address
Jl. Tamansari No 6-8 Bandung - 40116
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Published by Universitas Pasundan
ISSN : -     EISSN : 25482297     DOI : 10.23969/symmetry
Core Subject : Education,
This journals is an international journal, publishing original refereed articles on all aspects of mathematics education. Papers should address the central issues in terms which are of relevance across educational systems and informed by wider thinking in the field. The journal has three sections, covering research papers, book reviews, and current reports. The Research Papers section contains reports of studies involving empirical investigation and theoretical argumentation from which conclusions and implications can be drawn for future research and practice. Such reports are expected to show how the study builds on critical review of relevant literature and to provide an account of the methods and procedures used. Reports on thoughtful replications or variations of key earlier studies are welcome, as are critical reviews of some well-defined aspect of mathematics education. The journal welcomes high-quality research in any methodological tradition and is open to innovative and unusual approaches. All submissions are peer-reviewed.
Articles 123 Documents
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA MTS PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI: team assisted inividualization: jigsaw: dan pemecahan masalah matematis Taufiqulloh dahlan
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 1 No. 1 (2016): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.643 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v1i1.217

Abstract

Penelitian ini berawal dari realita dilapangan bahwa banyak sekali model pembelajaran yang digunakan di sekolah. Serta masih kurangnya kemampuan pemecahan masalah ditingkat MTs. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud membandingkan dua buah model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kemampuan yang akan dijadikan pembandingnya adalah kemampuan pemecahan masalah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan jigsaw. Selain itu, untuk mengetahui sikap siswa terhadap kedua model tersebut. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII satu diantara MTs yang ada di Kabupaten Sumedang pada pokok bahasan relasi dan fungsi. Peneliti mengambil populasi seluruh siswa kelas VIII. Pengambilan sampel menggunakan teknik simpel random sampling. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih baik dengan nilai rata-rata 76,23 yang kedua model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan nilai rata-rata 75,57 dan yang terakhir model pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata 65. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, Jigsaw dan Konvensional. Untuk melihat perbedaan tersebut digunakan pengolahan data ANOVA satu jalur.
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMA: CORE:Discovery Learning:Model Pembelajaran:Pemecahan Masalah Matematis:Self-Regulated Learning. Risa Mulyanto Putri; Wisma Eliyarti
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 2 No. 2 (2017): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.087 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v2i2.605

Abstract

Pada pembelajaran menggunakan model Discovery Learning terlihat bahwa interaksi antar siswa masih kurang. Selama proses diskusi, sebagian besar kelompok belum melibatkan setiap anggotanya karena anggotanya mengerjakan LKS secara individu. Akibatnya, ketika dihadapkan pada persoalan matematika siswa kurang mampu untuk menyelesaikannya. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran inovatif lainnya. Salah satunya dengan penggunaan model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending). CORE merupakan model pembelajaran dengan metode diskusi dengan menghubungkan informasi lama dengan informasi baru, mengorganisasikan sejumlah materi yang bervariasi, merefleksikan segala sesuatu yang peserta didik pelajari, dan mengembangkan lingkungan belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan Self-Regulated Learning siswa yang menggunakan model CORE dengan siswa yang menggunakan model Discovery Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimen, dengan desain kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 13 Bandung. Dua dari tiga belas kelas XI yang ada dipilih sebagai sampel penelitian. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Analisis data yang digunakan adalah uji kesamaan dua rerata dengan uji-t dua pihak menggunakan Independent Sample T-Test. Berdasarkan analisis pada keseluruhan tahapan penelitian dapat disimmpulkan bahwa: 1) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA yang memperoleh model pembelajaran CORE tidak lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA yang memperoleh model pembelajaran Discovery Learning, 2) Self-Regulated Learning siswa yang dalam pembelajaran matematikanya menggunakan model pembelajaran CORE lebih baik daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII PADA MATERI KUBUS DAN BALOK: Pemahaman : Kubus: Balok Kiki Nia Sania Effendi
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 2 No. 2 (2017): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.383 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v2i2.552

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi kubus dan balok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Materi kubus dan balok merupakan salah satu materi matematika yang terdapat pada Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa kelas VIII dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Kubus dan balok merupakan bangun ruang yang sering ditemui oleh siswa dalam kesehariannya. Teknik pengumpulan data dengan pemberian tes pemahaman konsep bentuk uraian yang sebelumnya dilakukan validasi. Hasil penelitian ini menunjukan nilai hasil tes pemahaman konsep siswa 25,71% pada kategori tinggi, 54,28% pada kategori sedang dan 20% pada kategori rendah.
ANALISIS KESULITAN SISWA TERHADAP POKOK BAHASAN PANGKAT RASIONAL DAN BENTUK AKAR DI KELAS 1 SMU BINA DHARMA 2 BANDUNG: kesulitan siswa, pangkat rasional: akar Vevi Hermawan; Andrianto Andrianto
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 3 No. 2 (2018): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.692 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v3i2.1320

Abstract

Pada pembelajaran pokok bahasan pangkat rasional dan betuk akar, siswa dituntut untuk mengingat kembali pelajaran saat di SLTP seperti tentang bilangan berpangkat dengan bilangan pokok 10, pengertian perpangkatan, bilangan pokok, dan pangkat. Kesulitan siswa dalam mempelajari pokok bahasan tersebut lebih banyak disebabkan siswa lupa akan sifat-sifat bilangan tersebut. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui letak kesulitan siswa kelas 1 SMU Bina Dharma 2 Bandung dalam pembelajaran pokok bahasan pangkat rasonal dan bentuk akar. Sebagai subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SMU Bina Dharma 2 Bandung. Setelah dipilih secara acak maka diperoleh kelas I-1 sebagai subyek penelitiannya. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif dan sebagai instrumen yang digunakan daam penelitian ini adalah tes. Hasil dari penelitian ini adalah pada sub pokok bahasan pangkat bulat positif dan negatif, siswa mengalami kesulitan menggunakan sifat-sifatnya, pada sub pokok bahasan bentuk akar siswa mengalami kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bilangan berpangkat, pada sub pokok bahasan merasionalkan bentuk akar siswa mengalami kesulitan dalam menentukan bentuk sekawan dari penyebut pecahan tersebut, dan pada sub pokok bahasan persamaan pangkat sederhana siswa mengalami kesulitan dalam mengubah suatu bilangan menjadi bilangan berpangkat
KETERKAITAN HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA: quick on the draw: pembelajaran kooperatif: penalaran matematis: komunikasi matematis: hubungan penalaran dan komunikasi matematis Hayatun Nufus; Rezi Ariawan
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 2 No. 1 (2017): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.261 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v2i1.240

Abstract

Penelitian ini mengkaji hubungan antara kemampuan penalaran matematis dan kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini dilaksanakan di Pekanbaru pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VII di Pekanbaru yang berjumlah 84 sekolah pada tahun ajaran 2011/2012 dan dengan subjek penelitian adalah tiga SMP yang masing-masing mewakili sekolah level tinggi, sedang, dan rendah. Teknik pengambilan sekolah sebagai sampel menggunakan stratified dan purposive sampling serta instrumen yang digunakan berupa soal tes kemampuan penalaran matematis dan kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan dua hal. Pertama, secara keseluruhan, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa. Kedua, jika diperhatikan berdasarkan level sekolah, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa untuk sekolah level tinggi, sedang, dan rendah.
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS: ANALISIS BERDASARKAN GAYA KOGNITIF SISWA: Kemampuan Penalaran Matematis: Gaya Kognitif Siswa: Field Independent: Field Dependent Ela Priastuti Mirlanda; Heni Pujiastuti
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 3 No. 2 (2018): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.237 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v3i2.1251

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan penalaran matematis siswa SMA yang ditinjau dari gaya kognitif Field Independent dan Field Dependent. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Rangkasbitung dengan sampel sebanyak dua kelas. Instrumen penelitian berupa tes GEFT untuk mengukur gaya kognitif dan tes tulis berbentuk essay untuk mengukur kemampuan penalaran matematika. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 45% siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent (FD) memiliki nilai rata-rata tes kemampuan penalaran matematis sebesar 58,95 sementara 55% siswa yang memiliki gaya kognitif field independent (FI) memiliki nilai rata-rata tes kemampuan penalaran matematis sebesar 61,87. Hasil uji statistik menunjukkan gaya kognitif Field Dependent berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis sebesar 14,6% dan gaya kognitif Field Independent berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis sebesar 31,3%. Dari tiga indikator kemampuan penalaran matematis yang diteliti, kemampuan menggunakan pola, menganalisis situasi matematis dan memberi penjelasan menggunakan model dalam penyelesaian masalah matematika merupakan hal yang masih sulit dikuasai oleh siswa. Sementara kemampuan melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu telah dikuasai oleh siswa dengan nilai rata-rata baik. Untuk itu kegiatan pembelajaran matematika harus dirancang sedemikian rupa agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan penalaran matematis siswa. Gaya kognitif Field Independent dan Field Dependent dapat menjadi dasar / landasan untuk guru merancang pembelajaran yang sesuai dan tepat.
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK: pembelajaran berbasis masalah (PBM): pemecahan masalah matematis. Eva Tri Wahyuni
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 1 No. 1 (2016): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.125 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v1i1.208

Abstract

Penelitian ini berfokus pada upaya untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematissiswa ditinjau berdasarkan pembelajaran dan kemampuan awal matematis (KAM) siswa. Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan populasi adalah seluruh siswa kelas X salah satu SMK Swasta di Sumedang. Sampel diambil dua kelas dari sebelas kelas X secara purposive. Sampel yang terlibat sebanyak 64 siswa, 31 siswa kelas eksperimen dan 33 siswa kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Analisis data menggunakan uji t, uji Mann-WhitneyU, dan uji ANOVA dua jalur dengan interaksi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) secara keseluruhan dan tiap kategori KAM,tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswayang belajar dengan PBM dan ekspositori; (2) tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor KAM terhadap pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
PENERAPAN METODE THINK-TALK-WRITE UNTUK MENGEMBANGKAN SELF CONFIDENCE SISWA SD: Think-Talk-Write:self confidence SRI WINGGO WATI
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 3 No. 1 (2018): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.776 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v3i1.896

Abstract

This research is based on the problems of many elementary students who have difficulty solving math problems especially those related to students' mathematical communication ability. The purpose of this study is to answer the question whether by Think-Talk-Write method (TTW) can develop student self confidence. The research method used is Classroom Action Research, which consists of 3 learning cycles, each cycle consists of 3 actions. Population in this research is grade 6 student of SD in Bandung City. The instruments used include students' mathematical communication skills such as stories, questionnaires, observation guidelines, interviews and documentation. The quantitative data obtained were analyzed using SPSS 19, while the qualitative data used Miles & Huberman technique. The results showed that there is an increase in self-confidence of students with learning Think-Talk-Write method (TTW). The recommendation in this research emphasizes the learning of Think-Talk-Write method (TTW) as one of the alternative learning method that able to give good benefit and stimulation to the ability and confidence of elementary school students in mathematics learning in accordance with the stages of cognitive development of students.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SOFTWARE MATLAB PADA MATA KULIAH METODE NUMERIK: Materi pembelajaran: Metode penghampiran fungsi: Matlab Rikayanti Rikayanti
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 2 No. 2 (2017): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.438 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v2i2.531

Abstract

Teaching materials is one of the important aspects of a lecture process, in which there are clues to how a student can achieve the target lectures. Algorithm is a major part of the numerical course that is widely used in various disciplines, such as data processing of experimental results, as well as in product sales model. Through the application of Matlab software, mastery of the algorithm in solving problems with various methods can be tested. The research method used is Research and Development, while the development model using Didaktis Design Research (Didactical Design Research / DDR). Mathematics Education Study Program Faculty of Teacher Training and Education University Singaperbangsa Karawang, is the place of research implementation. This research involves students contracting numerical course courses conducted in the semester V. Matlab programming packages provide the thinking space of the user in designing a problem solving which is then translated into the corresponding instructions. Given the limitations of teaching-learning variations or textbooks with software-based, it is hoped that the outcomes of this research can add references and reading materials to those interested in applied mathematics. Keywords: teaching materials, curve matching method, matlab software
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS): think pair share, komunikasi matematis, pembelajaran kooperatif Eva Tri Wahyuni; Shofwan Hendryawan; Anton Nasrullah; Tuti Yuliawati Wachyar
Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education Vol. 3 No. 2 (2018): Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education
Publisher : Mathematics Education Study Program, FKIP, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.82 KB) | DOI: 10.23969/symmetry.v3i2.1253

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran struktural think pair share (TPS) yang diterapkan dalam pembelajaran matematika mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode quasi-experiment untuk mengumpulkan data menggunakan tes komunikasi matematis. Sampel dalam penelitian adalah siswa SMP kelas VII semester genap di Kabupaten Sumedang. Sampel berasal dari dua kelas. Satu kelas digunakan untuk kelompok kontrol sebanyak 25 siswa; satu lagi untuk kelompok eksperimen sebanyak 28 siswa. Pada kelompok kontrol, siswa hanya diajarkan dalam lingkungan belajar dengan menggunakan ekpositori sedangkan kelompok eksperimental dipelajari melalui model pembelajaran TPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) terdapat perbedaan pencapaian kemampuan komunikasi matematis secara signifikan antara siswa yang belajar dengan TPS dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran ekspositori; 2) peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen (TPS) lebih baik daripada kelas kontrol (expository). Implikasi pendekatan pembelajaran TPS adalah dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk melatih kerja sama siswa. Penerapan pembelajaran TPS guru harus memperhatikan alokasi waktu, membimbing dan mengarahkan aktivitas siswa dan tahapan-tahapan dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam belajar matematika.

Page 1 of 13 | Total Record : 123