Aqidah-Ta: Jurnal Ilmu Aqidah
Aqidah-Ta; Journal of Aqidah is a journal that discusses aqidah, morality, theology and Islamic thought. This journal is published by the Department of Aqidah and Islamic Philosophy Faculty of Ushuluddin and Philosophy UIN Alauddin Makassar. This journal is published twice a year.
Articles
77 Documents
PEMIKIRAN AYATULLAH KHOMEINI TENTANG WILAYAH AL-FAQIH DAN RESPON PARA ULAMA
Nita Yuli Astuti
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 4 No 2 (2018)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (396.052 KB)
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v4i2.6499
Peristiwa Revolusi Islam Iran pada 1 Februari 1979 merupakan salah satu panggung sejarah yang menakjubkan bagi dunia Islam karena yang menjadi tokoh utama yang menggerakannya adalah Ayatullah Khomeini. Ia merupakan tokoh ulama Syiah yang paling dihormati di Iran karena ia merupakan tokoh yang paling berjasa dalam terjadinya revolusi dan pencetus gagasan Wilayah Al-Faqih (Kepemimpinan Para Ulama), tak heran jika pemikirannya menjadi ideologi di negara Iran setelah terjadinya revolusi. Pro dan kontra terjadi berkaitan dengan gagasan yang dicetuskan oleh Khomeini yang dijadikan ideologi negara. Diantara yang sependapat dengan gagasan yang dicetuskan oleh Khomeini mereka beranggapan bahwa dengan melihat budaya masyarakat Iran yang mayoritas menganut Syiah merupakan model yang tepat untuk diterapkan di Iran yang melahirkan Negara Republik Islam Iran. Adapun yang tidak menyetujui bahwa konsep yang dicetuskan oleh Khomeini dalam ideologi negara karena Khomeini menerapkannya tanpa adanya musyawarah terlebih dahulu dan tidak menggunakan ideologi yang sudah dianut oleh negara-negara lain.Kata Kunci : Ayatullah Khomeini, Wilayah Al-Faqih, Respon, Ulama.
SKEPTISISME DALAM SKEMA EPISTEMOLOGI AL-GHAZALI
Andi Nurbaethy
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (936.626 KB)
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v4i1.5171
Drama keraguan yang mengguncang al-Ghazali pada tahap pra pembentukan kerangka pemikiran epistemologisnya berkontribusi besar sebagai landasan kritis dalam membangun sebuah struktur epistemologi yang kokoh. Meskipun al-Ghazali sendiri menyebutkan bahwa pencariannya terhadap pengetahuan yang diyakini benar, yang dapat memuaskan dahaga intelektualnya, pada akhirnya ditemukan dalam jalan tasawwuf, pada nyatanya beberapa unsur penting yang terdapat pada jalur pencarian lain juga masih mendapatkan tempat di dalam struktur epistemology yang dibangunnya.
PEMIKIRAN ALI ABD AL-RAZIQ TENTANG KHILAFAH
Hasyim Haddade
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v2i1.3464
Salah seorang pemikir besar yang mcngemukakan pikirannya tentang perlunya dihidupkan kembali sistem ke-khalifahan bagi dunia Islam ialah Rasyid Rida.. Pikiran-pikirannya itu dikumpulkan dalam bukunya Al-Khilafah wa al-Imamah al-‘Uzwa. Menurut Ali Abd al-Raziq, khilafah adalah salah satu pola pcmerintahan dengan kekuasaan tertinggi dan mutlak berada pada seorang kepala Negara yang bergelar khalifah, pengganti Nabi Muhammad Saw. yang memiliki kewenangan mengatur kehidupan dan urusan umat atau rakyat banyak, baik keagamaan maupun keduniaan. Gagasan yang ditawarkan oleh Ali Abd al-Raziq ini segaris dengan logika berfikir dan merupakan usaha untuk membongkar kemapanan ajaran Islam yang salah kaprah. Adanya pemilahan atau pemetaan ajaran Islam sudah saatnya dimulai dan diaplikasikan.
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM Q.S. LUQMAN 12-19
Nur Hayati
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (659.702 KB)
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v3i1.3281
Pendidikan adalah usaha sadar untuk membina pribadi muslim yang memiliki akidah yang kuat, taat beribadah, memiliki kepekaan sosial serta tampil sebagai pribadi yang berakhlak mulia. Al-Qur’an mengabadikan Luqman sebagai sosok pribadi yang diberikan hikmah oleh Allah swt., bahkan al-Qur’an menunjukkan peran yang dimainkan oleh Luqman khususnya dalam pembinaan anak agar tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang berakhlak mulia. Dalam upayanya menanamkan ajaran Islam serta petunjuk pelaksanaan dari aspek kognitif, apektif dan psikomotorik, selalu dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang, jauh dari kekerasan dan pemaksaan. Karena itu sosok Luqman yang diabadikan al-Qur’an, tetap relevan untuk pembinaan generasi muda Islam dewasa ini.
TRANSFORMASI NILAI-NILAI TAUHID DALAM PERKEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Audah Mannan
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 4 No 2 (2018)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (488.303 KB)
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v4i2.7574
Pemikiran bahwa Tauhîd sebagai konsep yang berisikan nilai-nilai fundamental yang harus dijadikan paradigma sains Islam merupakan kebutuhan teologis filosofis. Sebab tauhid sebagai pandangan dunia Islam menjadi dasar atau fundamen bangunan Islam. Oleh karena itu, sains dan teknologi harus dibangun di atas landasan yang benar dari pandangan dunia tauhid. Sains dan teknologi dalam pandangan tauhid adalah yang berlandaskan nilai-nilai ilahiah (teologis) sebagai landasan etis normative dan nilai-nilai insaniyah [antropo-sosiologis] dan alamiah [kosmologis] sebagai basis praksis-operasional.Hubungan tauhid dengan sains dan teknologi secara garis besar dapat dilihat berdasarkan tinjauan ideology [tauhid] yang mendasari hubungan keduanya, ada tiga paradigma. Paradigma sekuler. paradigma sosialis, Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Paradigma yang dibawa Rasulullah Saw yang meletakkan Tauhid Islam yang berasas Lậilậ illa Allậh Muhammad Rasulullah sebagai asas ilmu pengetahuan.Tauhîd sebagai landasan pijak pengembangan sains dapat dilacak pada terbentuknya geneologinya konsepsi tentang Tuhan dalam pengertian yang spesifik. Bahwa Tuhan adalah pengetahuan tantang alam semesta sebagai salah satu efek tindak kreatif ilậhi. Pengetahuan tentang hubungan antara Tuhan dan dunia, antara pencipta dan ciptaan, atau antara prinsip Ilahi dengan manifestasi kosmik, merupakan basis paling fundamental dari kesatuan antara sains dan pengetahuan spiritual
Polemik Akal dan Wahyu dalam Lanskap Pemikiran Islam (Antara Rasionalisme vis a vis Fideisme)
Sabara Sabara
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (198.046 KB)
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v1i1.1311
This thesis talks about epistemology case belongs to the usage of ratio and revelation in religion knowledge and polemic of the both otority in an History of Islamic Thought. Ratio is a faculty of epistemology that has relation with knowledge that can be reached by all people, there is no exception, in fact revelation is a spesiefic knowledge given by Faithfully Allah to His follower that exhibited in to Alquran. The motion about ratio and revelation in history of Islamic thought, is an eternal motion therefore it has appeared some various of thought and school in some thought of islam, they are aqidah, fiqih, and also sufism. Generally, the polemic between ratio and revelation in history of islamic thought appears two tendentions that opposite each other, they are rasionalism versus fideism. Rasionalism believes that mind has got otority in religion cases, the opposite fideism denies the role of mind in religion cases. The two of thought varieties, shown in some kinds of Islamic schools, not only sunni, but Syiah also.
POLITIK DALAM ISLAM: MAKNA, TUJUAN DAN FALSAFAH (Kajian Atas Konsep Era Klasik)
Burhanuddin Yusuf
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (825.346 KB)
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v4i1.5653
Pembicaraan tentang “politik” seperti mata air yang tidak pernah kering. Memang, harus diakui bahwa politik erat kaitannya dengan kekuasaan, sedang kekuasaan itu sendiri adalah salah satu hal yang paling diminati oleh manusia. Agaknya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian bidang ini dalam berbagai dimensinya selalu menjadi menarik.Di antara obyek kajian yang menarik adalah pembicaraan tentang teori-teori politik dari tokoh atau sumber klasik. Ini penting oleh karena dari sana, dapat ditarik benang merah, sekaligus sebagai bahan pertimbangan bagi segala teori dan kegiatan politik era berkembang kini. Tiga tokoh klassik yang berjasa mengemukakan teorinya di bidang kajian ini adalah Plato, Aristoteles dan al-Farabi. Pada prinsipnya, ketiga tokoh tersebut sepaham bahwa negara terbentuk karena faktor kebutuhan dari warga yang hanya bisa dipenuhi lewat kerjasama (dalam negara).
FORMULASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM Q.S ALI IMRAN AYAT 110
Nur Hayati
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 3 No 2 (2017)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (814.983 KB)
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v3i2.4532
Pendidikan Islam adalah upaya sistematis untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Islam yang tercantum dalam al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw., selanjutnya mengimplementasikan dalam kehidupan nyata menuju khaira ummah (umat terbaik) dari umat-umatnya sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Ali Imran/3: 110.Setidaknya adalah keutamaan umat Islam dari umat yang lain sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Ali Imran/3: 110, yaitu senantiasa memerintahkan kepada makruf, menecegah dari perbuatan mungkar dan beriman kepada Allah swt. dengan iman yang kuat dan benar. Ketiga hal itulah yang menjadi daya dorong yang sangat kuat bagi umat Islam untuk tampil di tengah-tengah masyarakat untuk berjuang menegakkan kebenaran yang melahirkan humanisasi berupa terwujudnya nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan dalam kehidupan individu dan kelompok, liberasi berupa kebebasan yang bertanggung jawab melakukan kebaikan dan menghindari kemungkaran, dan semua itu dilakukan di atas prinsip transendesi berupa kesadaran ketuhanan, yang digambarkan sebagai iman yang benar dan kokoh.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PAHAM TEOLOGI
M Basir Syam
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 2 No 2 (2016)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (250.373 KB)
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v2i2.3437
Karya ilmiah ini adalah suatu studi tentang perkembangan pemahaman teologi Islam. Perkembangan tersebut mengalami perubahan yang bersifat fluktuatif dari paham tradisional ke paham rasional. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor pendidikan. Dalam tulisan ini juga dikemukakan beberapa variabel yang diprediksi berpengaruh terhadap kecenderungan pemahaman teologi seseorang, yakni variabel: umur, jenis kelamin, etnis, organisasi sosial, tingkat pendidikan, jenis pendidikan, intensitas penerimaan informasi aktual dan kegiatan ilmiah. Penulis berasumsi bahwa tingkat pendidikan, jenis pendidikan, intensitas penerimaan informasi aktual dan kegiatan ilmiah secara signifikan dapat mempengaruhi kecenderungan paham teologi. Adapun umur, jenis kelamin, etnis dan organisasi sosial hanya bersifat random. Tulisan ini diharapkan menjadi motivasi untuk melakukan survei di lapangan.
ALI ABDUL RAZIQ KAJIAN TEOLOGIS ATAS PEMIKIRANNYA
Burhanuddin Yusuf
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (649.646 KB)
|
DOI: 10.24252/aqidahta.v3i1.3274
Ali Abdul Razik adalah pemikir muslim yang dinilai kontroversial karena pemikiran politiknya. Hal ini terjadi karena kajiannya berbeda arus dari pemikiran tokoh-tokoh muslim sezamannya, terutama dalam hal pemerintahan Islam. Pandangan Ali Abdul Raziq sungguh pun lebih berat menggunakan pendekatan sejarah dan logika social, suatu pendekatan yang memang jarang digunakan oleh ulama pada umumnya, namun alasan-alasan teologis dibalik itu cukup kental kelihatan untuk memahami hal terebut, pengkaji perlu lebih kritis. Kerangka berfikir Ali Abdul Raziq oleh ulama sunni umumnya dianggap cendrung melahirkan Negara sekuler, yaitu Negara yang tidak bertanggungjawab pada persoalan-persoalan agama. Inilah yang menjadi kunci penentangan mereka kepada pemikiran ali Abdul Raziq. Ali Abdul Raziq menegaskan bahwa dari kaca mata Al-Qur‟an maupun Sunnah, tidak ditemukan matan yang bersifat teologis tentang adanya bentuk pemerintahan tertentu yang wajib diikuti atau diterapkan oleh umat Islam. Implikasinya adalah, Rasulullah saw cukup bijak memberi ruang kepada umatnya untuk memilih bentuk pemerintahan yang sesuai untuknya. Oleh karena itu, maka bentuk pemerintahan umat Islam dari masa kemasa tidak bersifat passif, tidak kaku, selalu up to date.