cover
Contact Name
Basri La Pabbaja
Contact Email
basri.philosophy@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
aqidah-ta@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Aqidah-Ta: Jurnal Ilmu Aqidah
ISSN : 24775711     EISSN : 26153130     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Aqidah-Ta; Journal of Aqidah is a journal that discusses aqidah, morality, theology and Islamic thought. This journal is published by the Department of Aqidah and Islamic Philosophy Faculty of Ushuluddin and Philosophy UIN Alauddin Makassar. This journal is published twice a year.
Arjuna Subject : -
Articles 77 Documents
KONSEP MASYARAKAT MENURUT MURTADHA MUTHAHHARI Sulfan Sulfan
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 4 No 2 (2018)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.57 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v4i2.6012

Abstract

Tesis ini bertujuan untuk; 1) mendeskripsikan koonsep kefilsafaatan menurut Murtadha Muthahhari tentang hakikat masyarakat, 2) Mengemukakan evolusi masyarakat dalam persatuan, keseragaman dan pertentangan, 3) menganalisis implikasi pemikiran Murtadha Muthahhari dan konteks Negara Indonesia. Dalam Menjawab Permasalahan tersebut,penulis menggunakan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan historis, teologis dan filosofis. Penelitian ini tergolong library research, data yang dikumpulkan dengan mengutip, menyadur, dan menganalisis dengan menggnakan analisis pengumpulan data terhadap literatur yang representatif dan mempunyai relevansi dengan masalah yang dibahas, kemudian mengulas dan menyimpulkannya.Hasil penelitian dalam tesis ini menunjukkan bahwa ada hal yang mendasar dari pemikiran Murtadha Muthahhari yang belum dibahas oleh para filosof-filosof klasik dan kontemporer mengenai konsep masyarakat. Menurut Murtadha Muthahhari bahwa keragaman dalam masyarakat pada akhirnya akan menuju pada kesatuan yakni masyarakat akhir zaman dan implikasi pemikiran Muthahhari mengenai masyarakat dalam konteks Indonesia yakni terwujudnya masyarakat yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradap, terwujudnya hubungan harmonis antar manusia Indonesia tanpa membedakan latar belakang budaya, suku, ras, dan agama, berkembangnya dinamika kehidupan bermasyarakat, ke arah peningkatan harkat dan martabat manusia, dan terwujudnya keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Adapun implikasi dari penelitian ini adalah  Memahami masyarakat sebagai sebuah sistem yang menghantar setiap individu-individu menuju kepada kesempurnaan fitrahnya sebagai manusia dan tidak melihat sistem sebagai kekuatan yang memaksa individu-individu dalam bermasyarakat.  Menyusul masa renaisans, terasa perlu adanya perubahan metode pengkajian sumber-sumber keIslaman untuk memungkinkan menghadapi kecenderungan Modern di bidang sains, filsafat, dan kebudayaan Barat. Dirasa perlu untuk menilik masalah-masalah sosial dalam lingkup literatur Islam yang luas dan dengan semangat penyelidikan yang telah merata di seluruh dunia. Menjadi tugas cerdik cendekiawan dan sarjana untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menghentikan serbuan dan banjir kesalahan konsep dan eksploitasi atas gagasan kebebasan dan kebudayaan, atas nama ilmu pengetahuan dan agama.
ANALISIS TERHADAP DALIL-DALIL AL QUR’AN TENTANG EKSISTENSI TUHAN (Suatu Kajian Teologi Islam) M. Bashir Syam
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.472 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v1i1.1305

Abstract

Tulisan ini adalah hasil penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan karakteristik dalil-dalil Al-Qur’an tentang adanya Allah, terutama untuk mengetahuai system dan metode al-Qur’an dalam mengajak manusia berma’rifat kepada Allah. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan (Library Research). Peneliti selain menggunakan perpustakaan pribadi, juga telah mengunjungi beberapa perpustakaan yang ada di Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik system dan metode yang terdapat dalam al-Qur’an dalam mengajak manusia berma’rifat kepada Allah yakni melalui segi pemikiran filosofis dan ilmiah yakni menggunakan pendekatan rasional, intuitif dan empiris. Dari segi filosofis dimulai dari pemikiran yang sederhana sampai kepada masalah pemikirann yang rumit. Sedangkan dari segi ilmiahnya, al Qur’an mengajak manusia menggunakan panca indera untuk mengamati berbagai obyek ilmu pengetahuan, yang bertujuan untuk meyakinkan tentang adanya Allah yang menciptakan fenomena alam semesta dan mengaturnya dengan kekuasaan-Nya. Dalam hal ini antara lain manusia diarahkan untuk mengamati masalah astronomi, fisika, zoology, botani, meteorology dan masalah-masalah antropologi dan sosiologi.
ESENSI TASAWUF AKHLAKI DI ERA MODERNISASI Audah Mannan
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.804 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v4i1.5172

Abstract

Tasawuf sebagai salah satu tipe mistisisme, dalam bahasa Inggris disebut sufisme. Kata tasawuf mulai dipercakapkan pada akhir abad kedua hijriah yang dikaitkan dengan salah satu jenis pakaian kasar yang disebut shuff atau wol kasar. Tasawuf memiliki obsesi kedamaian dan kebahagiaan spiritual yang abadi. Tasawuf berfungsi sebagai pengendali berbagai kekuatan yang bersifat merusak keseimbangan daya dan jiwa, agar ia kebal terhadap pengaruh luar dirinya untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan jiwa. Esensi agama Islam adalah akhlak, yaitu akhlak antara seorang hamba dengan Tuhannya, antara seorang dengan dirinya sendiri, antara dia dengan orang lain, termasuk anggota masyarakat dengan lingkungannya. Akhlak yang terjalin dalam hubungan antar hamba dengan Tuhan menegasikan berbagai akhlak yang buruk, seperti tamak, rakus, gila harta, menindas, mengabdikan diri kepada selain khaliq, membiarkan orang yang lemah dan berkianat. Sebaliknya, mengedepankan akhlak kebajikan (terpuji) bisa menambah kesempurnaan iman seseorang, karena seorang mukmin yang sempurna adalah mereka yang paling sempurna akhlaknyaAkibat modernisasi dan industrialisasi, manusia mengalami degradasi akhlak yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya. Kehidupan modern seperti sekarang ini sering menampilkan sifat-sifat yang tidak terpuji, terutama dalam menghadapi materi yang gemerlap ini. Sifat-sifat yang tidak terpuji tersebut adalah hirsh, yaitu keinginan yang berlebih-lebihan terhadapa materi. Cara menghilangkan sifat-sifat tersebut ialah dengan mengadakan penghayatan atas keimanan dan ibadahnya, mengadakan latihan secara bersungguh-sungguh, berusaha merubah sifat-sifatnya itu Agar posisi seseorang berbalik, yakni hawa nafsunya dikuasai oleh akal yang telah mendapat bimbingan wahyu, dalam dunia tasawuf diajarkan berbagai cara, seperti riyadhah (latihan) dan mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam melawan hawa nafsu tadi. Dengan jalan ini diharapkan seseorang mendapatkan jalan yang diridlai Allah swt. Esensi dari tasawuf akhlaki dalam kehidupan masyarakat modern memiliki fungsi yaitu sebagai pendidikan Spiritual, pendidikan Kepribadian, pendidikan Sosial.
SINERGI AKAL DAN WAHYU DALAM FILSAFAT PERIPATETISME ISLAM Ibrahim Ibrahim
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/aqidahta.v2i1.3465

Abstract

Persentuhan cendekiawan muslim dengan pemikiran filosof Yunani merupakan salah satu hal yang melatari elaborasi antara pemikiran filosof Yunani dengan pemikiran filosof muslim yang tergolong dalam aliran peripatetisme. Sinergi akal dan wahyu dalam pandanga filsafat peripatetisme menggambarkan bahwa antara akal dan wahyu bagaikan saudara kembar yang saling membutuhkan, akal membutuhkan wahyu sebagai kendali dari kesesatan berfikir. Sebaliknya wahyu membutuhkan akal untuk mengkaji nilai-nilai kebenaran yang terkandung di dalam ayat-ayat Allah Swt. Aliran peripatetisme Islam merupakan sebuah aliran filsafat dalam Islam yang banyak diilhami oleh pemikiran Aristoteles, baik secara epistemologi maupun ontologi. A1iran ini pertama kali diformulasikan oleh al-Farabi dan mencapai puncak kesempunaan pada masa Ibn Sina. Epistemologi peripatetis Islam menerapkan metodologi yang sifatnya diskursif dan rasional dalam mencari solusi menghadapi persoalan-persoalan filsafat. Secara ontologi, paripatetisme Islam menggambarkan bahwa esensi wujud terdiri atas: (1) Alam yang beraneka ragam ini diciptakan oleh Allah Swt. Secara emanasi dengan perantaraan akal, yaitu dari akal pertama sampai akal ke sepuluh; (2) Segala wujud di alam semesta terdiri atas materi dan bentuk. Materi bereksistensi apabila telah diberi bentuk oleh akal faal. Teori emanasi menggarnbarkan proses penciptaan alam yang beraneka ragam ini lahir dan yang Maha Esa. Teori ini menunjukkan pula bahwa Allah Yang Maha Tinggi adalah "wajibul wujud bizatihi”, sedangkan alam adalah mumkinul wujud gaeri lizatihi.
PEMBINAAN MORAL DALAM MEMBENTUK KARAKTER REMAJA (Studi Kasus Remaja Peminum Tuak di Kelurahan Suli Kecamatan Suli Kabupaten Luwu) Audah Mannan
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.883 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v3i1.3408

Abstract

Implementasi pembinaan moral dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk karakter remaja dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Pembinaan moral harus mendorong semua aspek tersebut ke arah pencapaian kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembinaan moral dalam membentuk karakter remaja yang mengkomsumsi minuman tuak. Secara khusus, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang: strategi  pembinaan moral dalam membentuk karakter remaja peminum tuak di Kelurahan Suli, Menganalisis Faktor-faktor yang mendorong remaja minum tuak di Kelurahan Suli, Faktor-faktor yang yang menghambat pembinaan moral remaja di Kelurahan Suli.Metode penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif, sedangkan metode penentuan informan yang digunakan adalah teknik pusposive random sampling. Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik field research observasi, wawancara, telaah pustaka dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi pembinaan pembinaan moral dalam membentuk karakter remaja di Kelurahan Suli melalui  wadah: keluarga,  (dilaksanakan dilingkungan keluarga masing-masing dengan cara memberikan contoh atau suri tauladan yang baik dan mendorong pemuda untuk aktif berorganisasi/bermasyarakat lebih diintensifkan), pemerintah (dilaksanakan oleh aparat Kelurahan dan harus ada perhatian terus-menerus), masyarakat (dilaksanakan oleh tokoh masyarakat/tokoh agama menjadi suatu kedinamisan untuk kebersamaan), Berbagai faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minum- minuman tuak dapat ditinjau dari segi sosial dan psikologis yang dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Penghambat dalam Pembinaan Moral dalam Karakter Remaja di Kelurahan Suli Orangtua, aparat pemerintah, tokoh masyarakat.
AJARAN CINTA IQBAL Andi Nurbaety
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.391 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v1i1.1313

Abstract

Teori cinta dalam pemikiran Islam menempati posisi penting sebagai salah satu elemen utama dalam perbincangan tentang relasi manusia baik dengan Sang Pencipta maupun dengan alam atau sesama mahluk lainnya.  Seiring dengan perjalanan zaman, ajaran cinta, dengan karakter keuniversalan natural serta keintiman personal yang dimilikinya, semakin mendapatkan tempat dalam skala global dalam kaitannya dengan pemikiran tentang hakikat kemanusiaan.  Salah seorang  pemikir Islam yang menawarkan konsep cinta dalam kaitannya dengan hakikat kemanusiaan adalah Sir Muhammad Iqbal, yang sangat terpegaruh oleh Jalauddin Rumi, “the prophet of love.” Iqbal mengurai konsep cintanya dalam skema penyempurnaan diri menuju penyatuan abadi dengan Sang Khalik.
ASGHAR ALI ENGINEER DAN REFORMULASI MAKNA TAUHID Muhaemin Latif
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.998 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v4i1.5718

Abstract

This paper examines the notion of Asghar Ali Engineer’s view on tauhid. Engineer is one of the leading thinkers as well as an activist who was not only generating the ideas of rethinking but also involved in a variety of activities relating to reformation of Islamic thought. This employs  qualitative research through collecting datas and information from different manuscripts, books, and journals. The main objective of this research is demonstrating the urgency of reformulating the meaning of tauhid. The finding suggests that tauhid is the core of Islamic teaching. It is the basic tenet of any religions that may generate a power to liberate human being from any kind of discrimination. In other words, tauhid is an energy that can guide mankind released from ignorance, oppression and poverty. Tauhid not only concerned on the unity of God but also the oneness of society. Classless society is the ultimate goal of tauhid that lead to set the people on the same position before the God.
PEMERINTAHAN INDONESIA DALAM PERSFEKTIF SIYASAH SYAR’IYAH Herianti Herianti
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 3 No 2 (2017)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.342 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v3i2.4533

Abstract

Sistem pemerintahan di Indonesia dijalankan berdasarkan konstitusi UUD 1945, dengan spirit ideologi pancasila. Mengingat Indonesia adalah Negara dengan penduduk yang sanagat majemuk, baik dari segi adat istiadat maupun agama. Sehingga dalam UUD telah dicantumkan peraturan-peraturan yang sifatnya menyeluruh dan mengikat seluruh bangsa Indonesia.Apabila sistem pemerintahan Indonesia  ditinjau dari persfektif siyasah syar’iyah (politik Islam), sedikit banyak telah sesuai dengan semangat yang Islami, walaupun secara formal tidak dijadikan sebagai landasan hukum, namun secara substansi telah tercermin dalam UUD dan Pancasila. Karena inti daripada siyasah syar’iyah adalah untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat demi terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagaimana pemerintahan Indonesia dijalankan secara demokratis yang memberikan hak yang sama kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam roda pemerintahan dan ikut serta dalam menentukan masa depan bangsa (pemimpin).
PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER (Studi Kritis terhadap Pemikiran Harun Nasution) Ibrahim Ibrahim
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 2 No 2 (2016)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.628 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v2i2.3438

Abstract

Pemikiran Harun Nasution pada garis besarnya dapat disimpulkan dalam dua hal: 1. Harun Nasution adalah pemikir kontenporer yang berusaha mensinergikan antara nilai-nilai ajaran Islam dengan pemikiran-pemikiran rasional, khususnya pandangan para filosof muslim yang memandang bahwa akal mempunyai peranan penting dalam mengaktualisasikan ajaran Islam yang terkandung di dalam Al Qur’an.  2. Pemikiran Harun Nasution tentang ajaran Islam dalam makalah ini secara garis besarnya dapat dipilah dalam dua hal: a. Ajaran dasar Islam (qath’i) yang terdiri atas qath’i al-wurud, qath’i al-tanfizh, perlu dibedakan dengan ajaran non-dasar (zhanni) yang terdiri atas dhanni al-wurud, dhanni al-dalalah, dan dhanni al-tanfizh. Hal tersebut dilakukan dalam rangka pembaharuan pemikiran dalam Islam, karena yang dapat diadakan pembaharuan hanya ajaran non-dasar sedangkan ajaran dasar tidak dapat diadakan pembaharuan karena mutlak kebenarannya. b. Harun Nasution memandang bahwa akal dan wahyu tidak perlu dipertentangkan, karena cukup banyak ayat-ayat Al Qur’an yang menganjurkan manusia untuk berfilsafat. Sehingga filsafat merupakan suatu keharusan dalam Islam.        Akal dan wahyu keduanya bersumber dari Tuhan. Jadi, akal dan wahyu bagaikan saudara kembar  yang saling membutuhkan. Wahyu  membutuhkan akal untuk memahami kebenaran yang terkandung di dalamnya. Demikian pula, akal membutuhkan wahyu sebagai kendali dari kesesatan berpikir.
FILSAFAT ISLAM KLASIK DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MODERN DI EROPA Ibrahim Ibrahim
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.494 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v3i1.3276

Abstract

Artikel ini membahas mengenai spirit pencarian dan penyebaran ilmu pengetahuan dalam Islam yang telah ditunjukkan dengan menarik oleh para tokoh dalam masa klasik. Dilakukan penerjemahan, penulisan kembali, penyalinan kitab-kitab dari Bahasa Yunani ke bahasa arab ataupun Persia di dunia Islam. Artikel ini ingin menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan saat ini dan juga tentunya filsafat secara luas menyimpan jasa peradaban muslim di dalamnya dalam hal mempercepat transmisi pemikiran klasik ke dalam pemikirn dunia modern. Dengan metode penelusuran literatur, artikel ini berhasil menemukan bahwa Islam memiliki peran signifikan dalam ‘pembentukan’ ilmu pengetahuan modern saat ini.