cover
Contact Name
Syifania Hanifah Samara
Contact Email
jafh@fpk.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jafh@fpk.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Aquaculture and Fish Health
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 23017309     EISSN : 25280864     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
The Journal of Aquaculture And Fish Health (JAFH) has an objective to publish and provide high-quality scientific contributions to the field of fisheries. These contributions came from innovative researches that encourage science and technology development in the field of fisheries and marine science on a national and international scale. This journal serves as a communication medium for researchers, academics, students, and communities.
Arjuna Subject : -
Articles 248 Documents
POTENSI TERTULARNYA IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) UMUR YANG BERBEDA TERHADAP Myxobolus koi PADA INFEKSI BUATAN DENGAN METODE TABUR SPORA Arya Witantama; Gunanti Mahasri; Sri Subekti
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 5 No. 1 (2016): JAFH Vol. 5 No. 1 Februari 2016
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.785 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v5i1.11316

Abstract

Masalah terbesar yang sering menjadi penghambat budidaya ikan mas adalah munculnya serangan penyakit. Salah satu jenis parasit yang sering menyerang benih ikan mas adalah Myxobolus koi. Myxobolus koi sering menyerang pada ikan stadia benih. Infeksi Myxobolus koi dapat menyebabkan kematian sekitar 50% dari populasi. Gejala klinis ikan yang terserang Myxobolus koi adalah terdapat nodul yang berisi spora pada organ insang sehingga bagian operculum tidak bisa tertutup dengan sempurna. Pencegahan menjadi jalan terbaik untuk menanggulangi Myxobolusis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tertularnya ikan mas terhadap Myxobolus koi serta mengetahui potensi tertularnya ikan mas pada umur yang berbeda terhadap Myxobolus koi pada infeksi buatan dengan metode tabur spora. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dengan menginfeksi spora Myxobolus koi dengan metode tabur spora pada ikan mas berumur 30 hari, 60 hari dan 90 hari. Setelah pemeliharan selama 7 hari dilakukan penghitungan spora pada saluran pencernaan ikan. Analisis statistik hasil penelitian menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Hasil rata-rata jumlah spora Myxobolus koi di dalam saluran pencernaan ikan didapat pada umur 30 hari 93,5 spora/ml, 60 hari 85,8 spora/ml dan 90 hari 86,7 spora/ml. Hasil analisis varian diperoleh tidak adanya perbedaan nyata antara umur ikan mas terhadap jumlah spora di dalam saluran pencernaan ikan. Dapat disimpulkan bahwa semua stadia umur ikan mas mempunyai potensi tertular Myxobolus koi serta perbedaan umur ikan mas tidak mempunyai potensi yang berbeda tertular Myxobolus koi. 
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus) DI HILIR SUNGAI BENGAWAN SOLO KABUPATEN LAMONGAN nanik retno buwono
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 8 No. 1 (2019): JAFH Vol. 8 No. 1 Februari 2019
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.054 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v8i1.11364

Abstract

Analisis isi lambung ikan dapat memberikan gambaran antara komposisi pakan alami dalam lambung dengan habitatnya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan mengenai makanan alami ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) dengan melihat isi lambung ikan, pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan di bagian hilir Sungai Bengawan Solo Kabupaten Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pengambilan sampel dua minggu sekali selama 2 bulan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ikan tawes merupakan ikan herbivora. Rasio panjang relatif usus ikan tawes berkisar antara 2,0-2,1 cm yaitu panjang usus ikan tawes lebih panjang dari panjang total tubuhnya  yang menunjukkan ikan tawes bersifat herbivora. Frekuensi kejadian makanan ikan tawes didominasi dari jenis plankton Chlorophyta yaitu Akistrodesmus (100%) pada semua lambung yang teramati serta Ulotrix (94,4%) yang ditemukan di beberapa lambung yang teramati. Kisaran panjang tubuh ikan tawes antara  104,8-280,1 gram dan  memiliki pola pertumbuhan  allometrik  negatif. Faktor kondisi pada ikan  tawes betina dengan nilai rata-rata 1,4 dan pada ikan tawes jantan dengan nilai rata-rata 0,8. Faktor kondisi ikan tawes di Sungai Bengawan Solo memiliki faktor kondisi yang cukup tinggi hal ini berarti adanya kecocokan antara ikan dengan lingkungannya.  
PERUBAHAN HISTOPATOLOGI JARINGAN KULIT IKAN KOMET (Carassius auratus auratus) AKIBAT INFESTASI Argulus japonicus P Renita Efa Ratna Sari; Wahju Tjahjaningsih; Kismiyati Kismiyati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1781.536 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v3i1.13015

Abstract

Ektoparasit merupakan salah satu penyebab menurunnya nilai jual komoditas ikan hias di Indonesia. Infestasi tingkat akut A. japonicus dapat mengakibatkan kematian dan kerugian ekonomi bagi pembudidaya. Penetrasi stylet ektoparasit Argulus dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar dengan memecah konsistensi jaringan dan dapat menimbulkan iritasi pada kulit ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui perubahan atau kelainan pada tingkat jaringan yang disebabkan oleh ektoparasit A. japonicus pada jaringan kulit ikan komet. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah perubahan patologi anatomi dan perubahan histopatologi jaringan kulit ikan komet akibat infestasi A. japonicus. Skoring dilakukan untuk menentukan derajat kerusakan histopatologi jaringan kulit ikan komet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infestasi A. japonicus mengakibatkan perubahan hemoragi, erosi epitel epidermis, infiltrasi sel radang, kongesti, dan ballooning degeneration pada jaringan kulit ikan komet. Derajat infestasi ektoparasit A. japonicus berbanding lurus dengan tingkat kerusakan jaringan kulit ikan komet. Jenis kerusakan jaringan tidak menunjukkan hubungan yang linear dengan derajat infestasi A. japonicus. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan terjadinya infeksi sekunder akibat infestasi A. japonicus pada ikan. Langkah pencegahan dan pengobatan yang sesuai untuk menjaga kesehatan ikan hias secara umum agar terlihat tetap mempunyai nilai estetika.
Gambaran Histopatologi Kulit dan Insang Benih Ikan Lele (Clarias Sp.) yang Terinfeksi Saprolegnia Sp. dan yang Telah Diobati dengan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Andriana Kusuma Wardhani; Sudarno Sudarno; Rahayu Kusdarwati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 1 (2018): JAFH Vol. 7 No. 1 Februari 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.837 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i1.11227

Abstract

Ikan lele menjadi salah satu komoditi hasil perikanan yang memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Salah satu penyakit yang umumnya menyerang ikan lele adalah penyakit saprolegniasis yang disebabkan oleh jamur Saprolegnia sp. Tumbuhan obat tradisional yang diketahui dapat bermanfaat dalam pengendalian berbagai agen penyebab penyakit ikan, salah satunya adalah daun sirih (Piper betle L.). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi insang dan kulit benih ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi oleh Saprolegnia sp. dan yang telah diobati dengan ekstrak daun sirih (Piper betle L). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan perlakuan pemberian ekstrak daun sirih dengan dosis 3,2 %. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga Surabaya dan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga pada bulan Agustus 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi nekrosis pada bagian kulit benih ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi Saprolegnia sp. Sedangkan pada perlakuan jaringan yang terinfeksi Saprolegnia sp. dan telah diobati dengan ekstrak daun sirih (Piper betle L) struktur jaringan kulit tetap pada kondisi normal karena Saprolegnia sp. tidak mampu menginfeksi jaringan kulit dan insang benih ikan lele (Clarias sp.). 
PENAMBAHAN ENZIM FITASE PADA PAKAN BUATAN TERHADAP NILAI KECERNAAN PROTEIN DAN ENERGI IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DENGAN TEKNIK PEMBEDAHAN Aprillia Mawaddah Rochmawati; Muhammad Arief; Prayogo Prayogo
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 1 (2017): JAFH Vol. 6 No. 1 Februari 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.578 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i1.11268

Abstract

Ikan baung (Mystus nemurus) merupakan komoditas air tawar asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kendala yang dihadapi dalam usaha pengembangan pakan buatan ikan baung untuk benih adalah pemanfaatan protein nabati dalam pakan belum optimal. Bahan-bahan nabati seperti tepung bungkil kedelai, jagung dan dedak padi. Kelompok tumbuhan dalam bentuk biji-bijian seperti padi, kacang-kacangan dan kelapa di dalamnya terdapat asam fitat. Asam fitat dapat bereaksi membentuk senyawa komplek dengan kalsium, magnesium, tembaga, seng, karbohidrat dan protein sehingga dapat mengurangi kecernaan nutrien tersebut. Salah satu enzim eksonegus pemecah asam fitat adalah enzim fitase. Fitase adalah enzim yang mampu menghidrolisa asam fitat menjadi inositol dan asam fosfat. Inositol merupakan salah satu vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan normal tubuh, pemeliharaan dan reproduksi. Asam fosfat berperan dalam aktivitas metabolisme dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai kecernaan protein dan energi ikan baung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni di Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap. terdiri atas lima perlakuan dan empat kali ulangan. Parameter utama nilai kecernaan protein dan enegiikan baung yang diujikan di Laboratorium Pakan Ternak, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga. Parameter pendukung yang diamati yaitu kualitas air pemeliharaan ikan baung. Penambahan enzim fitase pada dosis 450 mg dapat meningkatkan nilai kecernaan protein dengan rata-rata 97,18% - 97,86%. Penambahan enzim fitase pada dosis 450 mg dapat menaikkan kecernaan energi dengan rata-rata 96,97% - 97,99%. 
SUBSTITUSI FERMENTASI LIMBAH PADAT SURIMI IKAN SWANGGI (Priacanthus macracanthus) PADA TEPUNG IKAN TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI LEMAK IKAN LELE DUMBO (Clarias sp.) Alif Aunurrofiq; Prayogo Prayogo; Muhammad Arief
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 3 (2017): JAFH Vol. 6 No. 3 September 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.298 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i3.11290

Abstract

Lele mudah beradaptasi dengan lingkungan air tawar. Prospek tersebut membuat ikan lele mendapat perhatian bagi pengusaha untuk mengelolanya. Pakan pada akuakultur berperan penting dalam menentukan keberhasilan perikanan dalam memenuhi kebutuhan ikan. Tingkat pertumbuhan ikan yang baik sangat bergantung pada formula pakan yang didasarkan pada kebutuhan ikan itu sendiri. Pemenuhan pakan ikan yang memiliki kandungan gizi sempurna hanya mengandalkan bahan pakan impor yang sangat mahal, oleh karena itu untuk mempercepat pertumbuhan dan menghemat biaya pakan diperlukan tambahan bahan pakan alternatif. Limbah padat Surimi terdiri dari kepala, kulit, duri dan tulang ikan. Perlakuan secara biologis yang dikenal dengan proses fermentasi adalah memanfaatkan kemajuan bioteknologi mikroba dan cara alternatif untuk mengoptimalkan daur ulang limbah perikanan. Prinsip kerja proses fermentasi yaitu memecah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh mikroorganisme. Penelitian ini menggunakan empat jenis perlakuan dengan lima ulangan pada masing-masing perlakuan. Substitusi fermentasi limbah padat ikan surimi swanggi pada P0, P1, P2 dan P3 adalah 0%, 25%, 50% dan 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi fermentasi limbah padat surimi swanggi pada tepung ikan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (p> 0,05) pada retensi protein ikan dan menunjukkan hasil yang berbeda nyatao(p <0,05) terhadap retensi lemak ikan lele. Pemeliharaan kualitas air pada media ikan lele meliputi suhu 26-28 C, oksigen terlarut 5-8 mg / l, pH 7-8, dan amonia 0-1,5 mg / l. 
EFEK PENAMBAHAN KITOSAN TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH TOTAL HEMOSIT DAN DAYA TAHAN TERHADAP STRES SALINITAS PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Okky Hermawan; Woro Hastuti Satyantini; Prayogo Prayogo
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 5 No. 3 (2016): JAFH Vol. 5 No. 3 September 2016
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.261 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v5i3.11330

Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan suatu komoditas unggulan industri perikanan Indonesia. Pada budidaya udang vaname, muncul beberapa kendala, yaitu adanya serangan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian imunostimulan untuk pencegahan penyakit melalui peningkatan sistem imun udang. Kitosan adalah salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai imunostimulan. Kitosan dapat meningkatkan sistem imun. Stres merupakan respon fisiologis yang terjadi saat hewan berusaha mempertahankan kondisi tubuhnya dari perubahan lingkungan. Faktor lingkungan seperti suhu, oksigen terlarut dan salinitas dapat menyebabkan terjadinya perubahan jumlah total hemosit. Jumlah total hemosit dapat digunakan untuk mengetahui status kesehatan udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan kitosan pada pakan terhadap perubahan jumlah total hemosit dan daya tahan terhadap stres salinitas pada udang vaname (Litopenaeus vannamei). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan serta empat ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah penambahan kitosan sebesar 0 mg/kg pakan (A1), 250 mg/kg pakan (A2), 500 mg/kg pakan (A3) dan 1000 mg/kg pakan (A4). Parameter yang diamati adalah jumlah total hemosit selama 14 hari pemeliharaan, 24 jam dan 48 jam setelah uji stres salinitas, kelangsungan hidup saat uji stres salinitas dan kualitas air. Data dianalisis menggunakan Analisis Varian (Anova) dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penambahan kitosan pada pakan selama 14 hari pemeliharaan dan selama 24 jam setelah uji stres salinitas memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap jumlah total hemosit udang vaname dengan jumlah total hemosit tertinggi diperoleh pada perlakuan A2 (250 mg kitosan/kg pakan). Empat puluh delapan jam setelah uji stres salinitas tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah total hemosit udang vaname dan kelangsungan hidup udang vaname. 
Pemanfaatan Tepung Silase Usus Ayam sebagai Substitusi Tepung Ikan dalam Formulasi Pakan Benih Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Tri Sukma
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 8 No. 1 (2019): JAFH Vol. 8 No. 1 Februari 2019
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.828 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v8i1.12012

Abstract

The demand of fish meal as a protein source of feed increases with the increasing of fish culture activities, so this activities needed alternative protein sources to reduce the use of fish meal. The feed ingredient can be used as an alternative protein source is chicken intestine silage meal. The purpose of this research were to determine the percentage of chicken intestine silage meal to substitute fish meal in feed formulation of catfish fry based on the growth and feed efficiency. This research was conducted in June-July 2014 in the Laboratory of Aquaculture, Aquaculture Program, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University. Research methods using Completely Randomized Design with six treatments and three replications (A : commercial feed, B: 0% chicken intestine silage meal and 100% fish meal, C: 25% chicken intestine silage meal and 75% fish meal, D: 50% chicken intestine silage meal and 50% fish meal, E: 75% chicken intestine silage meal and 25% fish meal, F: 100% chicken intestine silage meal and 0% fish meal). Results showed the utilization of chicken intestine silage meal significant effect on growth and feed efficiency, but not significant on survival catfish fry. Utilization of chicken intestine silae meal could substitute 100% fish meal in feed formulation of catfish fry. During the study the water quality is still at normal level for the maintenance of catfish fry.
TEKNIK PEMIJAHAN ALAMI IKAN ARWANA SUPER RED (Scleropages formosus) DI PT. ARWANA, DEPOK, JAWA BARAT Pemuda Arya Pamungkas; Prayogo Prayogo
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 3 (2018): JAFH Vol. 7 No. 3 September 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.05 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i3.11257

Abstract

Ikan Arwana super red merupakan ikan yang memiliki warna dan bentuk yang mengagumkan. Ikan jenis ini banyakdicari oleh kolektor ikan hias karena dianggap dapat mendatangkan hoki. Permintaan pasar yang terus menngkat tidak dibarengi dengan meningkatnya produksi ikan dari produsen. Diperlukan adanya informasi tentang pemijahan alami dari ikan arwana super red. Tujuan praktek kerja lapang yang telah dilakukan untuk mengetahui standard operasional yang benar tentang pemijahan alami ikan arwana super red di PT. Arwana, dengan mengetahui standard operasional teknik pemijahan ikan arwana dapat ditemukan juga hambatan yang muncul saat proses pemijahan ikan arwana super red. Kegiatan pemijahan secara alami pada ikan Arwana Super Red meliputi persiapan kolam dengan melakukan pengeringan kolam tanah selama satu minggu. Langkah selanjutnya adalah menanam tanaman sejenis padi. Setelah itu dilakukan pengisian air pada kolam tanah. Seleksi induk untuk memilih induk yang matang gonad kemudian memasukanikan sebanyak 60 ekor per kolam dengan perbandingan jantan betina 1:1 dengan jumlah jantan 30 dan betina 30. Langkah selanjutya dilakukan pemberian pakan berupa katak hidup yang telah disterilkan dengan menggunakan air mengalir. Setelah satu bulan ikan arwana memijah secara alami. Langkah terakhir adalah melakukan pemanenan benih. 
KEBIASAAN MAKAN IKAN JANJAN Pseudapocryptes elongatus DI KALI MIRENG KABUPATEN GRESIK PADA NOPEMBER-JANUARI Fani Fariedah; Nanik Retno Buwono; R S Ayudya
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 2 (2017): JAFH Vol. 6 No. 2 Juni 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.09 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i2.11285

Abstract

Pseudapocryptes elongatus adalah sejenis Mudskipper yang ditemukan di muara-muara atau mulut sungai. Pseudapocryptes elongatus dikenal dengan ikan janjan. Para penduduk setempat menangkap ikan ini untuk digunakan sebagai ikan konsumsi karena mempunyai rasa yang gurih dan tekstur yang lembut, sampai saat ini permintaan terhadap ikan janjan masih tinggi, namun keberadaan ikan janjan masih tergantung dari hasil tangkapan nelayan. Keberadaanya beberapa tahun terakhir mulai menurun ditandai dengan semakin kecilnya ukuran ikan hasil tangkapan dan semakin menurun hasil tangkapan maka keberadaannya di alam terancam mengalami kepunahan. Domestikasi merupakan salah satu cara untuk mencegah ikan janjan dari kepunahan, tetapi informasi tentang biologi ikan janjan masih sangat terbatas, termasuk tentang kebiasaan makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan janjan pada bulan Nopember sampai Januari, sehingga akan bermanfaat sebagai acuan usaha domestikasi. Metode penelitian bersifat deskriptif dengan cara mengambil ikan janjan di muara kali miring kabupaten Gresik dua minggu sekali dari bulan Nopember sampai Agustus. Ikan kemudian diukur panjang dan ditimbang beratnya, kemudian dibedah untuk diambil saluran pencernaannya untuk dilakukan analisis tentang kebiasaan makan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ikan janjan merupakan ikan omnivora dengan Relative Gut Length < 3, dengan makanan utama berupa diatom (37,57%), disusul kemudian oleh Rotifera, Cyanophyta, Protista, Chlorophyta, dan Arthropoda sebesar (30,69%; 26, 39%; 4%; 1,22% dan 0,12% berturut-turut). 

Page 2 of 25 | Total Record : 248