cover
Contact Name
Yos Nofendri
Contact Email
yosnofendri@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
yosnofendri@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta utara,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN
ISSN : 2502843X     EISSN : 24069671     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal yang berhubungan dengan Teknik Mesin khususnya bidang ilmu : 1. Konversi Energi 2. Proses Manufaktur 3. Perencangan 4. Material Engineering
Arjuna Subject : -
Articles 139 Documents
OPTIMALISASI DESAIN DAN POSISI JIG WELDING GUNA MENGURANGI SPATTER PADA PRODUKSI HALF OUTER COMP MENGGUNAKAN METODE DMAIC Zulkani Sinaga; Achmad Muhazir; Muhamad Ilham Fuadi
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3635.218 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1776

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan pada salah satu produsen spare part otomotif PT. XYZ memiliki permasalahan dan menjadi perhatian serius pada bagian pengelasan adanya produk cacat yang dapat menurunkan nilai dan kualitas produk sehingga banyak produk yang ditolak oleh konsumen karena tidak sesuai dengan standar, dimana banyak terdapat kotoran las (Spatter) yang menmpel pada Joint Exhaust produk Half Outer Comp merupakan bagian komponen dari knalpot sehingga mengurangi produktifitas produksi pada bagian inspeksi akhir, permasalahan di atas dianggap perlu dilakukan penelitian untuk mencari penyebab hal tersebut. Beberapa langkah dilakukan guna memperbaiki cacat yang ada yaitu langkah awal dilakukan observasi dan wawancara ke bagian produksi, metode yang digunakan untuk pengolahan data hasil observasi menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analisys, Improve, Control), kemudian dilakukan optimalisasi dan modifikasi Jig Welding dengan mendesain ulang menggunakan perangkat software Solidwork versi 2018, kemudian mengubah posisi Jig sebelumnya vertikal menjadi horizontal agar supaya pada saat pengelasan Spatter tidak langsung jatuh ke Joint Exhaust dan memberikan penahan tambahan pada Jig guna mengurangi jumlah Spatter menempel pada Half Outer Comp. Pada penelitian ini diperoleh hasil dimana jumlah Spatter yang menempel pada Joint Exhaust sangat berkurang dan memperoleh hasil produk yang lebih baik sehingga meningkatkan produktivitas pada bagian inspeksi akhir sebelumnya 58,33% menjadi sebesar 83.33%.  Kata Kunci :  Optimalisasi, Spatter, DMAIC, Desain, Solidwork 2018 ABSTRACTThis research was conducted at one of the automotive spare part manufacturers PT. XYZ has a problem and is a serious concern on the welding part of the presence of defective products that can reduce the value and quality of the product so that many products are rejected by consumers because it does not comply with standards, where there is a lot of welding dirt (Spatter) which attaches to the Joint Exhaust Half Outer Comp product is a component of the muffler so as to reduce production productivity at the final inspection, the above problems are considered necessary to do research to find the cause of it. Several steps were taken to correct existing defects, namely the initial steps carried out observation and interviews to the production department, the method used for processing the observation data using the DMAIC method (Define, Measure, Analysis, Improve, Control), then optimization and modification of Jig Welding with redesign using the 2018 Solidwork software tool, then changing the position of the previous vertical jig to horizontal so that when welding Spatter does not directly fall into the Joint Exhaust and provide additional support to the Jig to reduce the number of Spatter attached to the Half Outer Comp. In this study the results obtained where the number of Spatter attached to the Joint Exhaust is greatly reduced and obtain better product results thereby increasing productivity in the previous final inspection section of 58.33% to 83.33%. Keywords : Optimization, Spatter, DMAIC, Design, Solidwork 2018
ANALISA EKSPERIMENTAL PIPA KALOR STAINLESS STEEL I Wayan Sugita
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2346.022 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v2i2.970

Abstract

Tulisan ini mengacu pada analisa eksperimental pipa kalor yang dibuat dari pipa stainless steel dengan diameter luar 9 mm, panjang 300 mm dan satu lapisan struktur kapiler dari kawat baja stainless steel dengan mesh 100. Fluida kerja yang digunakan adalah air destilasi. Pipa kalor memiliki panjang total 300 mm, panjang evaporator 90 mm dan panjang kondensor 100 mm. Kondensor didinginkan dengan konveksi paksa menggunakan air dan evaporator dipanaskan menggunakan kawat pemanas. Pengujian dilakukan untuk beban panas yang bervariasi dari 8 sampai 18 W dan variasi sudut 0o dan 45o terhadap vertikal. Posisi kondensor selalu di atas evaporator. Pipa kalor bekerja dengan baik untuk variasi daya  dan sudut yang diberikan
OPTIMASI DESAIN GATING SYSTEM PROSES DIE CASTING COLD CHAMBER MENURUNKAN CACAT PRODUK Dedy Krisbianto; Dwi Rahmalina; Agri Suwandi
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3634.061 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1627

Abstract

Untuk mendapatkan hasil akhir produk yang baik pada proses produksi die casting cold chamber dengan bahan material aluminium ADC12 yang sering dihadapi untuk proses akhir proses produksi die casting antara lain  porosity , sebelum pembuatan produk perlu dilakukan simulasi desain produk. Modifikasi  desain produk dapat memakai program Solidworks baik untuk desain simulasi 3D, manfaat simulasi desain produk untuk mengetahui secara dini hasil produk yang akan dibuat, yang perlu diperhatikan adalah desain gate runner pada die casting karena dapat mengetahui kecepatan aliran logam ke desain produk, untuk mengatuhui aliran cairan logam yang masuk ke dies, bisa melakukan simulasi dengan memakai program simulasi MAGMASOFT dapat mendeteksi cacat produk akhir tanpa melakukan try and error manual.Diperlukan  parameter yang dilakukan, slow shot, A 0.4, B 0.5 m/s, fast shot, A3.5, B 3.5 m/s, temperatur Molten, 670, B 670 ◦c, cycle time, A 55, B 55 detik, diameter biskuit, A85, B 90 mm. Dalam  desain modifikasi gating system A dari hasil X-Ray porosity pada produk mencapai 12.18% sedangkan pada desain modifikasi B menunjukan  penurunan cacat porosity mencapai 3.17% sehingga desain B dapat direkomendasikan untuk produk masal.
POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO TURBIN KAPLAN DENGAN VARIASI DEBIT AIR Didik Sugiyanto
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.479 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v1i1.331

Abstract

Dalam rancang bangun turbin Kaplan perlu di perhatikan besar kecilnya debit air serta heat statis.Tujuannya adalah merancang bangun turbin Kaplan dengan ketinggian 4m dengan debit 0.025 l/s dengan sudu rotor 30º dan sudu stasioner 30º.Selanjutnya hasil rancang bangun turbin Kaplan di uji unjuk kerjanya.Pengujian turbin Kaplan dilakukan engan menggunakan empat buah pompa air.untuk mendapatkan debit air 17.676 l/s, 26.514 l/s, 35.352 l/s dan ketingian heat statis 4m selanjutnya mengukur putaran turbin setiap pergantian debit air dengan tachometer.Hasil rancang bangn turbin Kaplan didapatkan diameter luar sudu turbin 0,138m , diameter tengah sudu turbin 0,095m dan diameter tengah sudu turbin0,057m, sementara itu hasil dari pengujian turbin Kaplan dengan sudu rotor 30º dan sudu stasioner 30º Putaran tertinggi yang dihasilkan oleh Turbin Kaplan ini ada pada debit 35,352 l/s yaitu pada putaran 503 rpm. Putaran terendah yang dihasilkan oleh Turbin Kaplan ini, ada pada debit 17,676 l/s yaitu pada putaran136 rpm.Kata kunci: turbin kaplan, sudu, debit
EVALUASI HASIL HARDFACING ELEKTRODA HV 350 PASCA QUENCHING MEDIA AIR, COOLANT DAN OLI Sopiyan Sopiyan; Syamsuir Syamsuir; Yos Nofendri
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3634.843 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1778

Abstract

AbstrakTeknik hardfacing merupakan pengerasan permukaan dengan menambahkan unsur atau lapisan terertentu agar sifat logam induk menjadi lebih keras. Pada blade buldozer umumnya dikeraskan dengan memberikan lapisan hasil pengelasan dengan elektroda khusus. Elektroda tersebut memiliki sifat kekerasan yang tinggi, sehingga blade pada buldozer tidak cepat aus. Dalam penelitian ini akan dilakukan dua kali proses quenching. Pertama dengan menggunakan air ketika selesai proses pengelasan. Kemudian dilanjutkan dengan pemanasan kembali dalam tungku kemudian dilanjutkan dengan proses quenching dengan dua media yang berbeda yaitu oli dan coolant. Dari hasil yang penelitian didapatkan hasil kesimpulan, media coolant merupakan media yang paling optimal dalam meningkatkan kekerasan dari hasil hardfacing. Nilai kekerasan yang didapatkan dari hasil pencelupan dengan media coolant adalah sebesar 299,73 HV Kata kunci: Hardfacing, HV 350, Quenching dan Kekerasan AbstractHardfacing technique is surface hardening by adding certain elements or layers so that the nature of the parent metal becomes harder. On the bulldozer blade is generally hardened by giving a layer of welding results with special electrodes. The electrode has high hardness properties, so the blade of the bulldozer does not wear out quickly. In this research two quenching processes will be carried out. First by using water when the welding process is complete. Then proceed with reheating in the furnace then proceed with the process of quenching with two different media namely oil and coolant. From the results of the study concluded, coolant media is the most optimal media in increasing the hardness of the results of hardfacing. The hardness value obtained from the dyeing with coolant media is 299.73 HV Keywords: Hardfacing, HV 350, Quenching and Hardness
PENGARUH ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN LASAN JIS Z 3251 DF2A-350-R Basori Basori; Syamsuir Syamsuir
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3869.712 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i1.1472

Abstract

AbstrakDilakukan pengelasan dengan elektroda JIS Z 3251 DF2A-350-R dengan tiga variasi arus yaitu 120, 140 dan 160A. Pengelasan dilakukan satu lapis pada material baja karbon rendah. Setelah selesai pengelasan, spesimen langsung dicelupkan ke dalam air. Setelah mendingin kemudian spesimen dilakukan heat treatment dengan temperatur 1000 oC selama 10 menit kemudian dicelup dalam media coolant. Kemudian dilakukan uji kekerasan dan foto mikro. Hasil menunjukkan semakin tinggi arus maka akan semakin tinggi nilai kekerasan baik spesimen yang dicelup coolant maupun tidak. Kata kunci: SMAW, JIS Z 3251 DF2A-350-R, Coolant, Struktur Mikro dan Kekerasan AbstractWelding is done with JIS Z 3251 DF2A-350-R electrodes with three current variations 120, 140 and 160A. Welding is carried out in one layer on low carbon steel material. After welding, the specimen is immediately dipped in water. After cooling, then the specimens were heat treated with the temperature 1000 oC for 10 minutes then dipped in the coolant media. Then the hardness test and microstructure were carried out. The results show that the higher the current, the higher the hardness value whether or not the coolant is dyed. Keywords: SMAW, JIS Z 3251 DF2A-350-R, Coolant, Microstructure and Hardness
Analisis Pengaruh Perubahan Ukuran Cam Lobe Lift terhadap Performa pada Mesin Otto Empat Langkah Nicholas Kurniawan; Arka Soewono; Isdaryanto Iskandar
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4421.998 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1645

Abstract

Perubahan ukuran lift pada cam lobe dipelajari untuk melihat pengaruhnya terhadap nilai efisiensi volumetris dan performa pada mesin Otto empat langkah satu silinder berkapasitas 150 cc. Pengujian dilakukan dengan membandingkan cam standar sebesar 7,36 mm dengan cam yang memiliki lift lebih tinggi, yaitu 8,24 mm dan 8,53 mm. Pengujian dilakukan dengan software ANSYS untuk mendapatkan efisiensi volumetris, sedangkan performa diukur menggunakan dinamometer. Dari perhitungan dan pengujian, kedua cam modifikasi yang digunakan berhasil meningkatkan efisiensi volumetris dan performa dari mesin. Cam dengan lift 8,53 mm meningkatkan efisiensi volumetris dari 78,51% menjadi 84,1% dan performa dari 15,36 WHP ke 15,76 WHP pada 9000 rpm jika dibandingkan dengan cam standar.
ANALISA LAJU KOROSI PLAT A36 UNTUK DECK FLOATIN G DOCK VENTURE 3 DENGAN PERLINDUNGAN ZINC ANODE DAN ARUS DC SERTA ZINC ANODE TANPA MENGGUNAKAN ARUS DC Sri Endah Susilowati; Jadi Martua Simbolon
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3635.268 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1814

Abstract

ABSTRAKKorosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi.  Besi merupakan logam yang mudah berkarat.  Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori.  Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3 x H2O.  Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan.  Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu reaksi kimia yang melibatkan adanya aliran listrik.  Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda).  Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. Penelitian laju korosi ini menggunakan plat A36 untuk Deck Floating  Dock Venture dengan  tiga macam perlakuan, yaitu Plat tanpa perlindungan korosi (A) , dengan perlindungan zinc anode (B) serta perlindungan gabungan dari zinc anode dan arus listrik DC (C).  Laju korosi dihitung dengan menggunakan metode kehilangan berat. Hasil penelitian  menunjukkan  besarnya laju korosi pada perlakuan A, B dan C berturut-turut adalah : 0,66 mpy, 0,22 mpy dan 0,17 mpy.  Perlakuan dengan menggunakan perlindungan zinc anode dan arus DC menghasilkan nilai laju kekerasan paling kecil diantara yang lain. Untuk nilai kekerasan yang diuji menggunakan Brinnnel Number Test nilainya berturut-turut adalah : 136,3 BHN, 205,2 BHN dan 202,9 BHN. Nilai kekerasan tertinggi pada Plat dengan perlakuan perlindungan zinc anode.Kata kunci  :Laju Korosi, Zinc Anode, Arus listrik DC, Floating Dock, Plat A36  ABSTRACK Corrosion or rusting is very common in iron. Iron is a metal that is easily corroded. Iron rust is a substance produced in the event of corrosion, which is a reddish brown solid which is fragile and porous. The chemical formula of iron rust is Fe2O3 x H2O. If left unchecked, over time the iron will run out to rust. The impact of corrosion is very detrimental. Corrosion event itself is an electrochemical process, which is a chemical reaction involving an electric current. Certain parts of the iron act as negative poles (negative electrodes, anodes), while other parts are positive poles (positive electrodes, cathodes). Electrons flow from the anode to the cathode, resulting in a corrosion event. This corrosion rate research uses A36 plate for Deck Floating Dock Venture with three types of treatment, namely Plate without corrosion protection (A), with zinc anode protection (B) as well as combined protection from zinc anode and DC electric current (C). Corrosion rate is calculated using the weight loss method. The results showed the magnitude of the corrosion rate in treatments A, B and C were: 0.66 mpy, 0.22 mpy and 0.17 mpy. The treatment using zinc anode protection and DC current yields the smallest rate of hardness among others. For the hardness values tested using the Brinnnel Number Test, the values are: 136.3 BHN, 205.2 BHN and 202.9 BHN. The highest hardness value on the Plate with zinc anode protection treatment.Keywords: Corrosion Rate, Zinc Anode, DC Electric Current, Floating Dock, Plate A36
Pengembangan Baterai Tipe Voldrant Dengan Pemanfaatan Material Komposit Nanokarbon Graphene Oxide Pada Aplikasi Penyimpan Energi (Studi Komparasi Dengan Aki Konvensional Tipe Kering) hanafi Agustian; Budhi Mulyawan Suyitno; Dwi Rahmalina
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3869.769 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i1.1473

Abstract

AbstrakVoldrant adalah penyimpan energi (Energy Storage)memiliki keunggulan lebih dari aki konvesional pada saat ini. ramah akan lingkungan. Tipe Voldrant mempunyai 2,37 V/sel total 14,23 V (SOC) saat pengosongan dengan pembebanan 100watt dalam 15 menit mencapai 8,65 V (DOD) dengan kuat arus  3 amper dan daya 26 Watt dan 2,8 Ω. Dibanding model konvensional mempunyai 2,07 V/sel total 12,4 V (SOC) saat pengosongan dengan pembebanan 100watt dalam 15 menit mencapai 11,61 V (DOD) dengan kuat arus  3,1 amper dan daya 35 Watt dan 3,8 Ω. Untuk pengisian Voldrant dengan nilai DOD  8,65 V saat di charge pada kapasitas 20 amper dalam 6 menit mencapai SOC diangka 14,23 V  dengan kuat arus 2,2 amper dan daya 31 Watt dan 6,46 Ω Sedangkan pengisian pada konvensional pada DOD  10,54 V saat di charge pada kapasitas 20 amper dalam 60 menit mencapai SOC diangka 11,25 V  dengan kuat arus 5 amper dan daya 80 Watt dan 2,25 Ω (Konvensional posisi DOD dibatasi >10,50 untuk menghindari kerusakan sel)  Tipe Voldrant sebagai penyimpan energi yang mempunyai arus yang tinggi/besar di awal  (Starting) sehingga sangat baik dan stabil untuk penggunaan pembangkit listrik pada kendaraan yang membutuhkan energi/arus listrik yang besar, industri dan penggerak/pembangkit mesin pada kapal selam di militer (penyesuaian-penyesuaian tertentu). Sedangkan untuk  penyimpan energi Konvensional masuk kategori penyimpan daya yang lama/awet (Storage) Kata Kunci : Voldrant, Graphene Oxide (GO), Polyvinylideneflouride (PVDF) DOD, SOC AbstractVoldrant is an energy storage (Energy Storage) that has more advantages than conventional batteries at present. Type Voldrant has 2.37 V / cell total of 14.23 V (SOC) when emptying with a load of 100 watts in 15 minutes reaches 8.65 V (DOD) with a current of 3 amperes and a power of 26 Watts and 2.8 Ω. Compared to the conventional model having 2.07 V / cell total 12.4 V (SOC) when emptying with a load of 100 watts in 15 minutes reaches 11.61 V (DOD) with a current strength of 3.1 amperes and a power of 35 Watts and 3.8 Ω . To fill Voldrant with a DOD value of 8.65 V when charged at a capacity of 20 amperes in 6 minutes it reaches SOC assumed to be 14.23 V with a current strength of 2.2 amperes and a power of 31 Watts and 6.46 Ω While charging to conventional DOD 10 , 54 V when charged at a capacity of 20 amperes in 60 minutes reaches the estimated SOC 11.25 V with a current of 5 amperes and a power of 80 Watts and 2.25 Ω (Conventional DOD positions are limited to> 10.50 to avoid cell damage) Type Voldrant as energy storage that has a high / large current starting, so it is very good and stable for the use of power plants in vehicles that require large energy / electric current, industry and engine / generator on submarines in the military (adjustments certain). Whereas for conventional energy storage, it is categorized as a long / durable power storage (Storage). Keywords: Voldrant, Graphene Oxide (GO), Polyvinylideneflouride (PVDF) DOD, SOC
PENGARUH KECEPATAN PENGELASAN MIG PADA PIPA SC-80 TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DENGAN POSISI PENGELASAN 1G Rishi Nur Maret; Syaripuddin Syaripuddin; Ferry Budhi Susetyo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3635.686 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1774

Abstract

AbstrakDilakukan penelitian dengan variasi kecepatan pengelasan menggunakan alat bantu pengelasan untuk memutar spesimen. Variasi kecepatan putar alat bantu pengelasan 1, 1,5 dan 2 rpm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik hasil pengelasan pipa SC-80 pada las MIG dengan variasi putaran alat bantu. Posisi pengelasan yang digunakan 1G, dengan arus yang diatur tetap 100A, kecepatan wire feeder yang digunakan 4m/menit dan kawat las ER 70S-6 berdiameter 0,8 mm. Spesimen hasil pengelasan di lakukan uji kekerasan dan pengamatan struktur mikro. Spesimen yang memiliki nilai kekerasan tertinggi adalah spesimen dengan kecepatan putar alat bantu pengelasan 2 rpm. Dengan nilai kekerasan daerah HAZ  sebesar 161,33 HV, dan Weld Metal 164,33 HV. Spesimen yang memiliki nilai kekerasan terendah adalah spesimen dengan kecepatan putar alat bantu pengelasan pipa 1 rpm. Dengan kekerasan daerah HAZ sebesar 148,67 HV, dan Weld Metal sebesar 146,33 HV. Kata kunci: SC-80, MIG, Kekerasan, Struktur Mikro AbstractConducted research with welding speed variations using welding aids to rotate the specimen. Variation of the rotating speed of welding aids 1, 1.5 and 2 rpm. This study aims to determine the characteristics of the SC-80 pipe welding results in MIG welding with a variety of tool rotation. The welding position used is 1G, with the current set to 100A, the wire feeder speed used is 4m / min and the ER 70S-6 welding wire is 0.8 mm in diameter. Welding specimens are tested hardness and microstructure observation. Specimens that have the highest hardness value are specimens with a rotating speed of welding aids of 2 rpm. With a HAZ area hardness value of 161.33 HV, and Weld Metal 164.33 HV. Specimens that have the lowest hardness value are specimens with a rotating speed of 1 rpm pipe welding aids. With HAZ area hardness of 148.67 HV, and Weld Metal of 146.33 HV. Keywords: SC-80 , MIG , hardness , microstructure

Page 5 of 14 | Total Record : 139