cover
Contact Name
Gurid Pramintarto Eko mulyo
Contact Email
gurid@staff.poltekkesbandung.ac.id
Phone
+6281321079005
Journal Mail Official
juriskes@poltekkesbandung.ac.id
Editorial Address
Jl. Pajajaran 56 Cicendo Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
ISSN : 25798103     EISSN : 19798253     DOI : 10.34011
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung menerima publikasi dalam makalah penelitian artikel asli, makalah tinjauan, laporan kasus di Indonesia atau negara lain untuk memberikan pemahaman mengenai aspek kesehatan. Ruang lingkup Artikel yang diterbitkan dalam jurnal ini adalah bidang : - Analis Kesehatan/ Tehnik Laboratorium Medik - Gizi - Farmasi - Keperawatan Gigi - Keperawatan - Kebidanan - Kesehatan Lingkungan - Promosi Kesehatan
Arjuna Subject : -
Articles 386 Documents
FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU: LITERATUR REVIEW Yana afrina
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2105

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, menurut WHO sekitar 10 juta orang mengalami TB tahun 2018. Berdasarkan data WHO tahun 2019, Indonesia menduduki urutan ketiga dengan kasus tuberkulosis tertinggi di dunia dengan insiden tuberkulosis di Indonesia sekitar 845.000 orang. Lingkungan rumah yang bisa mempengaruhi kejadian tuberkulosis paru diantaranya yaitu ventilasi, pencahayaan yang buruk di dalam ruangan, kepadatan hunian dalam rumah dan bahan bangunan didalam rumah. Tujuan literatur review ini untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan fisik rumah seperti luas ventilasi, pencahayaan kamar, jenis lantai, kelembaban kamar, dan kepadatan hunian dengan kejadian TB paru. Jenis penelitian ini merupakan literatur review dengan analisis sistematis kemudian dinilai dengan kesesuaian tema dan kriteria yang diinginkan. Hasil studi literatur dari 12 jurnal ilmiah tentang faktor lingkungan dengan kejadian TB paru menunjukkan bahwa lingkungan fisik seperti kepadatan hunian, luas ventilasi, kelembaban, suhu, pencahayaan, kondisi dinding, dan kondisi lantai rumah terbukti ada hubungan dengan TB paru.
MIX BERRIES ICE CREAM BERBASIS BLACKBERRY, RASPBERRY DAN MULBERRY ALTERNATIF MAKANAN TINGGI ANTIOKSIDAN DAN ANTOSIANIN Surmita Taufik; Widartika Widartika
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2137

Abstract

Free radicals in the body can be produced endogenously and exogenously. Free radicals can cause adverse health effects such as cell damage and premature aging. Ice cream is a food that having good tastes. Blackberry (Rubus sp.), Raspberry (Rubusidaeus L.) and Mulberry (Morus Alba R.) are fruits that contain polyphenolic compounds such as anthocyanins and are rich in antioxidants. The antioxidant properties of these fruits can absorb oxygen radicals to fight perosokil radicals, hydrogen peroxide, superoxide, singlet oxygen, and hydroxyl radicals. This study aims to determine the effect of adding blackberries, raspberries and mulberries to the organolpetic properties, antioxidant levels and anthocyanins of mix berries ice cream. The addition of blackberries, raspberries and mulberries was made in 3 formulas, namely 40 grams (Formula 1), 30 grams (Formula 2) and 20 grams (Formula 2) grams into 100 grams of ice cream ingredients. From the results of the statistical test above, it can be concluded that there is an effect of adding blackberries, raspberries and mulberries to the taste and color (p value <0.05) and there is no effect of adding blackberries, raspberries and mulberries to the aroma and texture of the snack bar (p value> 0 ,05) mix berries ice cream. Formula 1 with the addition of mixed berries has more advantages in terms of taste, aroma and texture, antioxidant and anthocyanin content.
DESAIN PRIMER GEN PENGKODE RNA DEPENDENT RNA POLIMERASE (RdRp) UNTUK DETEKSI SARS COV2 DENGAN MENGGUNAKAN REAL TIME POLYMERASE CHAIN REACTION Fusvita Merdekawati; Betty Nurhayati
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2179

Abstract

Corona virus or severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) is a virus that attacks the respiratory system. Disease caused by infection with this virus is called Corona Virus Disease 19 (COVID-19). Infection due to SARS-CoV-2 was declared by the World Health Organization (WHO) as a pandemic. Detection of infection due to SARS COV2 is carried out using Real Time Polymerase Chain Reaction by detecting the viral RNA sequence as the gold standard. One of the targeted viral genes is RNA-dependent RNA polymerase (RdRp). Detection using PCR consists of nucleic acid isolation, DNA amplification using qPCR and amplification curve reading. Testing for SARS-COV2 using molecular techniques uses several reagents that have been recommended by WHO. These reagents are special and close system where the master mix reagent component has been mixed with the primer so you cannot use reagents in general. Primer is an important component in a molecular detection system. Primer functions as a barrier for the target DNA fragment to be amplified. Each target fragment requires a pair of primers that match the target DNA. This primer needs to be designed to achieve a high success rate in detecting SARS-COV2. In silico primer design will make it easier to obtain good primers for the amplification of gene fragments. Based on the research results, the forward primer sequence was ACCGTAGCTGGTGTCTCTAT and the reverse primer sequence was GTGCCAACCACCATAGAATTTG. Furthermore, an in vitro detection process was carried out to test the success of the primer in forming the desired product. Based on the research results, the primer can stick to the DNA template as evidenced by the formation of an amplification curve with a CT value of 21,627 with optimal PCR conditions through the following stages: Reverse transcription at 37°C, 15 minutes, 1 cycle, Inactivation of Reverse transcriptase and Activation of DNA Polymerase at 95°C for 10 minutes, 1 cycle, Denaturation at 95°C for 10 seconds, 40 cycles, annealing at 56°C for 10 seconds 40 cycles. Followed by the extension stage at 72°C for 30 seconds for 1 cycle.
PENANGANAN LIMBAH MEDIS PADAT DAN LIMBAH MEDIS CAIR Rida Almira Septiani; Ati Nurhayati; Pujiono Pujiono
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2215

Abstract

Rumah duka X merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk kegiatan kedukaan di Kota Bandung. Kegiatan yang berlangsung di rumah duka X melibatkan banyak orang sehingga pengendalian kesehatan harus diperhatikan guna mencegah terjadinya penularan penyakit dari limbah medis padat dan cair yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini mengetahui penanganan limbah medis padat dan limbah medis cair di rumah duka X. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode observasi kondisi rumah duka, serta dilakukan metode survey dengan adanya suatu riset yang dilengkapi dengan nilai atau angka hasil observasi. Hasil penelitian di rumah duka terdapat kegiatan pemandian jenazah yang menghasilkan limbah medis padat dengan rata-rata besar timbulan sebesar 1,41 kg/hari dan limbah medis cair dengan besar volume 200 liter/pemandian jenazah. Rumah duka X belum sepenuhnya menjalankan penanganan yang sesuai dengan ketentuan, dimana terdapat hasil 75% tidak memenuhi syarat pada tahap penanganan limbah medis padat, dan 50% tidak memenuhi syarat pada tahap penanganan limbah medis cair. Rumah duka X disarankan dapat menjalankan penanganan limbah medis padat dan limbah medis cair sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu menyediakan kantong plastik warnanya disesuaikan dengan karakteristik limbah untuk pewadahan, memasang label peringatan limbah B3, memisahkan TPS dan bak penampung sementara antara limbah medis dengan limbah domestik, serta segera menyelesaikan perizinan penanganan limbah B3 agar dapat menjalankan penanganan dengan baik.
EFEKTIVITAS KONSUMSI SARI KACANG HIJAU TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI AIR SUSU IBU (ASI) Ida Farida Handayani; Ugi Sugiarsih
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2223

Abstract

Beberapa penelitian telah dilakukan yang membuktikan bahwa kacang hijau juga mengandung senyawa aktif yaitu polifenol dan flavonoid yang berfungsi meningkatkan hormon produksi ASI.Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas konsumsi sari kacang hijau  terhhadap kelancaran produksi ASI. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Quasy-Experiment dengan rancangan Pretest-Postest control Group Design. Populasi adalah semua ibu nifas, sampelnya ibu nifas hari pertama yang melahirkan spontan pervaginam, dengan jumlah 33 responden kelompok perlakuan dan 33 responden kelompok kontrol, teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. , metode pengukuran kelancaran ASI dengan penghitungan skor dari 5 indikator, instrument lembar observasi. Hasil : Rata-rata kelancaran produksi ASI  pada ibu   yang  diberikan sari kacang hijau selama 14 hari, dengan pemberian 250 ml sebanyak 2 kali/hari,  adalah skornya 4,448 dengan standar deviasi 0,870, sedangkan ibu yang  tidak   diberikan sari  hijau rata - rata  kelancaran ASI   adalah skornya 2.454  dengan standar deviasi 1.033. Hasil uji statistik didapatkan  nilai p=0.000,  maka  dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara   rata - rata  kelancaran ASI antara ibu yang diberikan sari kacang hijau dengan ibu yang tidak diberikan Kesimpulan : Pemberian sari kacang hijau efektif terhadap kelancaran produksi pengeluaran ASI. Saran yang disampaikan  ibu  menyusui diharapkan mengkonsumsi sari kacang hijau  dalam memperlancar  produksi pengeluaran ASI.
ANALISIS PERHITUNGAN CARBON FOOTPRINT DARI PENGGUNAAN GAS, BENSIN, DAN LISTRIK RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIRKALIKI CIMAHI Nia Yuniarti Hasan; Teguh Budi Prijanto; Sadono Setyoko
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2267

Abstract

Manusia menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dari penggunaan energi dalam aktivitasnya sehari-hari. Semakin banyak aktivitas manusia, maka semakin banyak energi yang digunakan, sehingga semakin besar pula carbon footprint yang dihasilkan oleh manusia tersebut. Metoda perhitungan carbon footprint adalah suatu metoda untuk mengukur aktivitas manusia yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan, melalui perhitungan berapa banyak by-product (Gas Rumah Kaca, GRK) yang dihasilkan, biasanya dihitung dalam ukuran unit CO2. Analisis perhitungan carbon footprint ini merupakan hasil survey data dasar untuk pembuatan aplikasi “Carbon Footprint Calculator.”  Sampel survey ini adalah rumah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki. Sampel diambil secara purposive sampling di Kampung Rancabali RW 3 Kelurahan Pasirkaliki Cimahi Utara. Survey penggunaan gas, bensin, dan listrik rumah tangga dikumpulkan menggunakan Instrumen Pengumpul Data (IPD). Hasil survey menunjukkan rata-rata emisi CO2 primer yang dihasilkan dari kegiatan penggunaan gas LPG menghasilkan 0,007 ton CO2/rumah/bulan, sedangkan penggunaan bahan bakar bensin yaitu 0,073 ton CO2/rumah/bulan. Hasil perhitungan emisi sekunder konsumsi energi listrik menunjukkan rata-rata emisi 0,102 ton CO2/rumah/bulan. Masyarakat hendaknya melakukan penghematan dalam penggunaan energi pada kegiatan rumah tangga, selain itu masyakat disarankan untuk mulai melakukan penanaman tanaman di masing-masing rumah sebagai bentuk upaya mengurangi emisi karbon (CO2). Hal ini dilakukan karena tanaman atau pohon dapat menyerap emisi karbon (CO2) yang dihasilkan.
GAMBARAN KEPATUHAN KONTROL PASIEN GLAUKOMA PADA MASA PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE-19 DI RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA Dara Yulianti Putu; Thrisna Dewi Ni Luh Putu; Intan Saraswati Ni Luh Gede
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2028

Abstract

Glaukoma menjadi masalah kesehatan mata yang penting karena menjadi penyebab kebutaan kedua di dunia setelah katarak, namun dapat dikendalikan untuk mencegah kebutaan yang tergantung dari kepatuhan pasien melakukan pengobatan. Pandemi COVID-19 menghambat program pengobatan penderita glaukoma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepatuhan kontrol pasien glaukoma pada masa pandemi Corona Virus Disease-19 di Rumah Sakit Mata Bali Mandara. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 169 pasien glaukoma yang kontrol di Rumah Sakit Mata Bali Mandara dengan teknik sampel purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan uji statistik deskriptif. Hasil penelitian didapatkan dari 169 responden sebagian besar pasien glaukoma pada masa pandemi Corona Virus Disease-19 memiliki kepatuhan kontrol yang baik yaitu sebanyak 124 orang (73,4%). Kepatuhan pada perawatan glaukoma dianjurkan untuk menghindari kehilangan penglihatan secara progresif. Keberhasilan terapi pada pasien glaukoma untuk mencegah kebutaan sangat tergantung dari kepatuhan pasien untuk menjalani pengobatan secara rutin dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Kepatuhan Kontrol Pasien Glaukoma Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease-19 di Rumah Sakit Mata Bali Mandara dari 169 responden sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak 124 orang (73,4%). Peneliti disarankan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya dengan menganalisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan pada pasien glaukoma seperti sikap, motivasi, persepsi, dan keyakinan.
GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA KELAS 1 TENTANG PERTUMBUHAN GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Intan purnamasari; Hera Nurnaningsih; Deru Marah Laut; Eliza Herijulianti
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2069

Abstract

Gigi bagi seorang anak sangat penting dalam tumbuh kembang anak itu sendiri, terutama pada usia anak Sekolah Dasar kelas 1, karena pada usia ini gigi permanen mulai erupsi dan perlu diperhatian agar tidak terjadi kerusakan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan orang tua kelas 1 tentang pertumbuhan gigi pada anak usia Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh orang tua siswa kelas 1 disebuah SD di Kabupaten Subang yang berjumlah 21 orang. Dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dalam bentuk google form.  Data akan di analisis dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang menggambarkan situasi pengetahuan orang tua siswa tentang pertumbuhan gigi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 47,6% orang tua kurang mengetahui tentang periode pertumbuhan gigi kemudian sebanyak 66,7% orang tua kurang mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi erupsi gigi. Tingkat pendidikan responden tentang pengetahuan pertumbuhan gigi terdapat dalam kategori kurang adalah orang tua dari kelompok lulusan SD yaitu sebesar 33,3% sedangkan tingkat pekerjaan responden pada aspek pengetahuan tentang pertumbuhan gigi terdapat dalam kategori kurang adalah orang tua dari kelompok ibu rumah tangga yaitu sebesar 47,6%.
GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA KELAS 1 TENTANG PERTUMBUHAN GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Intan purnamasari; Hera Nurnaningsih; Deru Marah Laut; Eliza Herijulianti
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2069

Abstract

Gigi bagi seorang anak sangat penting dalam tumbuh kembang anak itu sendiri, terutama pada usia anak Sekolah Dasar kelas 1, karena pada usia ini gigi permanen mulai erupsi dan perlu diperhatian agar tidak terjadi kerusakan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan orang tua kelas 1 tentang pertumbuhan gigi pada anak usia Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh orang tua siswa kelas 1 disebuah SD di Kabupaten Subang yang berjumlah 21 orang. Dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dalam bentuk google form.  Data akan di analisis dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang menggambarkan situasi pengetahuan orang tua siswa tentang pertumbuhan gigi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 47,6% orang tua kurang mengetahui tentang periode pertumbuhan gigi kemudian sebanyak 66,7% orang tua kurang mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi erupsi gigi. Tingkat pendidikan responden tentang pengetahuan pertumbuhan gigi terdapat dalam kategori kurang adalah orang tua dari kelompok lulusan SD yaitu sebesar 33,3% sedangkan tingkat pekerjaan responden pada aspek pengetahuan tentang pertumbuhan gigi terdapat dalam kategori kurang adalah orang tua dari kelompok ibu rumah tangga yaitu sebesar 47,6%.
PERBEDAAN SEDIMEN URINE Ca-OKSALAT PADA KONSUMEN AIR SUMUR DAN AIR MINERAL DI DUSUN KEMEREH DEJEH Riyadatus Solihah; Yogi Khoirul Abror; M. Shofwan Haris
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2108

Abstract

Air merupakan kebutuhan penting bagi makhluk hidup dimuka bumi, terutama bagi manusia. Mayoritas masyarakat yang hidup di desa memiliki kebiasaan mengkonsumsi air sumur. Kondisi geografis yang relatif tandus dan kering serta berada pada hamparan batuan kapur membuat kondisi air sumur mengandung butiran-butiran kapur yang dapat menimbulkan permasalahn kesehatan seperti batu ginjal akibat penumpukan sedimen pada nefron. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan hasil sedimen urine Ca-oksalat pada konsumen air sumur dan air mineral. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan desain penelitian cross sectional. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling dengan populasi 233 responden dan didapat 25 responden konsumen air sumur dan 25 responden konsumen air mineral di Dusun Kemereh Dejeh. Hasil yang didapatkan dari 25 sampel urine konsumen air sumur menunjukkan 9 sampel (36%) positif Ca oksalat, sedangkan 16 sampel (64%) negatif Ca oksalat. 25 sampel konsumen air mineral negatif Ca oksalat karena tidak ditemukan Ca oksalat. Hasil uji statistika yang dilakukan dengan dengan uji Wilcoxon didapatkan nilai signifikan 0,003 (p ≤ 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil sedimen urine Ca oksalat pada konsumen air sumur dan air mineral.

Filter by Year

2008 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 15 No 2 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung (In Progress) Vol 15 No 2 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 14 No 2 (2022): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 13 No 1 (2021): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 12 No 1 (2020): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes DepKes Bandung Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 10 No 2 (2018): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 10 No 1 (2018): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 9 No 2 (2017): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 9 No 1 (2017): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 7 No 1 (2014): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 6 No 4 (2013): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 6 No 3 (2013): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 6 No 2 (2013): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 6 No 1 (2013): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 5 No 4 (2012): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 5 No 2 (2012): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 5 No 1 (2012): JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG Vol 4 No 1 (2011): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2008): Jurnal Riset Kesehatan More Issue