cover
Contact Name
Eduard Fransisco Tethool
Contact Email
e.tethool@unipa.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
agritechnology.unipa@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Agritechnology : Jurnal Teknologi Pertanian
Published by Universitas Papua
ISSN : 2615885X     EISSN : 26204738     DOI : -
Agritechnology with registered number ISSN 2620-4738 (print) and ISSN 2615-885X (online) is a scientific journal that publishes research results in the fields of food and agricultural products, agricultural and bio-system engineering, and agro-industrial technology. This journal was published by the Faculty of Agricultural Technology, University of Papua, Manokwari, West Papua.
Arjuna Subject : -
Articles 49 Documents
Kajian Proses Pemarutan Empulur Sagu Menggunakan Alat Parut Sagu Bertenaga Manual dan Motor Bakar Reniana Reniana; Darma Darma; Aceng Kurniawan
Agritechnology Vol 2 No 2 (2019): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v2i2.45

Abstract

Proses pengolahan sagu secara tradisional pada prinsipnya meliputi penebangan, pemotongan, pembelahan, penghancuran empulur, pemerasan, penyaringan, pengendapan dan pengemasan. Tahapan awal pada proses pengolahan sagu yang paling banyak membutuhkan waktu dan tenaga yaitu pada proses penghancuran empulur. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah tersebut maka sebuah perancangan suatu alat parut sagu bertenaga manual dan motor bakar sangat diperlukan. Selain itu, studi terkait proses pemarutan empulur menggunakan mesin parut sagu tersebut merupakan hal yang penting sehingga dapat diketahui kinerja serta cara pengoperasiannya secara pasti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengoperasian alat parut sagu bertenaga manual dan motor bakar cukup mudah dimana diperoleh kapasitas pemarutan 69,46 kg/jam dan 322,52 kg/jam, rendemen pati 34,74% dan 37,44% dan evaluasi pati dalam ampas 5,67 % dan 2,34% dari penggunaan masing-masing alat.
Pengaruh Bahan Penstabil dan Perbandingan Konsentrasi Daun Kemangi dan Lemon Terhadap Mutu Minuman Kemangi Lemon Elina Wisnu Yunita; Intan Nurul Azni; Julfi Restu Amelia; Zukhrawardi Zuhdi
Agritechnology Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v4i1.69

Abstract

Sayur dan buah merupakan komoditas hortikultur yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral. Daun kemangi merupakan sayuran dan lemon merupakan buah-buahan yang memiliki kandungan vitamin, mineral, dan fitokimia yang baik bagi kesehatan. Gabungan sari daun kemangi dan buah lemon dapat dijadikan minuman. Minuman kemangi lemon banyak digemari oleh konsumen namun jika disimpan lama akan timbul endapan yang menurunkan daya terima konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis bahan penstabil (CMC; Na-Alginat; dan campuran CMC & Na-alginat) dan perbandingan konsentrasi antara sari lemon dengan sari kemangi pada konsentrasi yang berbeda (10%; 15%; dan 20%) terhadap mutu minuman kemangi lemon. Teknik analisis data menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan jika perlakuan berbeda nyata. Hasil uji menunjukkan penggunaan bahan penstabil dan perbandingan formulasi berpengaruh signifikan terhadap mutu fisik (pH, total padatan terlarut, kestabilan) dan organoleptik (hedonik) pada parameter rasa, warna dan kestabilan. Namun, hasil uji tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar vitamin C dan parameter warna. Perlakuan terbaik berdasarkan uji hedonik adalah dengan penstabil Na-Alginat dan perbandingan sari lemon dengan sari kemangi sebesar 15% dengan pH 3,66, total padatan terlarut 16,33%, stabilitas suspensi 75%, dan kadar vitamin C 83,60%. Basil leaves-vegetables and lemons-fruits that contain vitamins, minerals, and phytochemicals that are good for health. The combination of basil extract and lemon can be used as a drink. Basil-lemon drink is favored by consumers, but if stored for a long time, the sediment will arise which reduces consumer acceptance. The aim of this study was to determine the effect of the type of stabilizer (CMC; Na-Alginate; and the combination of CMC & Na-alginate) and the comparison of concentrations between lemon juice and basil extract at different concentrations (10%; 15%; and 20%) on basil-lemon drink quality. The data were analyzed by analysis of variance and continued with Duncan's test if significantly different. The test results showed that the use of stabilizers and formulation ratios had a significant effect on physical quality (pH, total dissolved solids, stability) and organoleptic (hedonic) parameters of taste, color, and stability. However, the test results have no significant effect on vitamin C levels and color parameters. The best treatment based on the hedonic test was Na-Alginate stabilizer and the ratio of lemon juice to basil extract 15% with pH 3.66, total soluble solids 16.33%, suspension stability 75%, and vitamin C content 83.60%.
Pengembangan dan Uji Kinerja Prototipe Mesin Parut Kelapa Tipe Silinder Bertenaga Motor Listrik Darma Darma; Desi Natalia Edowai; Yorrys Rifo Kristofel Makalew
Agritechnology Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v4i1.70

Abstract

Kelapa merupakan tanaman yang dikenal paling luas di negara-negara tropis. Tanaman ini berperan penting bagi kehidupan manusia karena jutaan orang di wilayah tropis menggantungkan hidupnya pada perkebunan kelapa sebagai sumber penghasilan. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia dengan total area sekitar 3,7 juta hektar. Minyak kelapa dan santan merupakan produk paling terkenal yang berasal dari kelapa. Salah satu tahapan penting dalam memproduksi kedua produk tersebut adalah penghancuran daging buah menggunakan mesin parut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji kinerja prototype mesin parut kelapa tipe silinder bertenaga motor listrik. Dalam penelitian ini diuji 2 variasi kerapatan gerigi yaitu 1 cm × 1 cm, 1 cm × 0,5 cm pada 3 taraf kecepatan putar silinder yaitu 1073 rpm, 2145 rpm and 3575 rpm. Evaluasi kinerja dilakukan dengan mengukur parameter kapasitas pemarutan, rendemen santan dan kehilangan santan pada ampas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan kerapatan gigi dan kecepatan putar silinder berpengaruh nyata terhadap kinerja mesin. Kinerja tertinggi dihasilkan pada kombinasi perlakuan kerapatan gigi 1 cm × 0,5 cm dengan kecepatan putar silinder 1073 rpm. Kinerja mesin pada kombinasi perlakuan tersebut adalah (a) kapasitas pemarutan 86,76 kg/jam, (b) rendemen santan 41,83 % dan kehilangan santan pada ampas 11,54 %. Kinerja tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan prototype terdahulu. The coconut palm is the most ubiquitous plant in many tropical countries. It is important to humanity because millions of people in tropical regions depend upon the coconut plantation for their livelihood. Indonesia is the largest producing country of coconut in the world with a total area of plantation is almost 3.7 million hectares. Coconut oil and coconut milk are the most popular products which are derived from coconut. The first step in producing these products is the disintegration of coconut flesh using a grating machine. The objective of this research was to develop and performance test of a cylinder-type coconut grating machine. In the experiment, two variations of teeth density i.e. 1 cm × 1 cm, 1 cm × 0.5 cm apart, and three levels of cylinder rotation speed i.e. 1073 rpm, 2145 rpm, and 3575 rpm were examined. The performance of the machine was evaluated by measuring the parameters of grating capacity, coconut milk rendement, and quantity of coconut milk losses in waste. Results showed that the combination of teeth density and cylinder rotation speed significantly affect the grating performance. The highest performance was obtained at the combination of teeth density 1 cm × 0.5 cm apart with the cylinder rotation speed of 1073 rpm. The performances of the machine at the condition were: (a) grating capacity was86.76 kg h-1, (b) coconut milk rendement 41.83 %, (v/m), and losses in waste were 11.54 %. These performances were higher than the previous prototype.
Pengaruh Penggunaan Tepung Buah Pandan Tikar (Pandanus tectorius Park.) Terhadap Sifat Organoleptik Dan Komposisi Kimia Kue Kering Sagu (Metroxylon sp.) Nelci Welmina Menanti; Zita Letviany Sarungallo; Budi Santoso
Agritechnology Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v4i1.71

Abstract

Tepung buah pandan tikar (Pandanus tectorius Park.) memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Penambahan tepung pandan tikar diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi pada kue kering sagu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula kue kering sagu dan tepung buah pandan tikar yang terbaik berdasarkan sifat sensorinya (preference test) dan menentukan komposisi nutrisi kue kering yang dihasilkan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 6 perlakuan, yaitu F0 (100% pati sagu), F1 (10% tepung pandan : 90% pati sagu), F2 (20% tepung pandan : 80% pati sagu), F3 (30% tepung pandan : 70% pati sagu), F4 (50% tepung pandan : 50% pati sagu) dan F5 (100% tepung pandan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formula kue kering sagu dan tepung buah pandan tikar yang paling disukai panelis adalah F2. Penambahan 20% tepung buah pandan tikar meningkatkan nilai gizi dari kue kering sagu dengan kadar abu 1,44% (bk), kadar lemak 17,39% (bk), kadar protein 4,38% (bk), karbohidrat 76,76% (bk), serat kasar 2,82% (bk) dan β-karoten 94,7 ppm (bk) dibandingkan dengan komposisi 100% pati sagu (F0). The flour of Pandan Tikar fruit has high nutritional values. The addition of Pandan Tikar flour is expected to increase the nutritional value of sago cookies. This study aimed to determine the best formula of sago cookies and pandan tikar fruit flour based on its sensory properties (preference test) and determine the nutritional composition of cookies produced. The research design used was a completely randomized design (CRD), with 6 treatments: F0 (100% sago starch), F1 (10% pandan flour: 90% sago starch), F2 (20% pandan flour : 80% sago starch), F3 (30% pandan flour : 70% sago starch), F4 (50% pandan flour : 50% sago starch) and F5 (100% pandan flour). This study indicated that the most preferred formula for sago cookies and pandan tikar flour is F2. The addition of 20% pandan tikar fruit flour increased the nutritional value of sago cookies with ash content of 1.44% (db), the fat content of 17.39% (db), the protein content of 4.38% (db), carbohydrates 76.76 % (db), crude fiber 2.82% (db) and β-carotene 94.7 ppm (db) compared to the composition of 100% sago starch (F0).
Karakteristik Briket Campuran Arang Tempurung Kelapa dan Arang Serbuk Kayu Merbau David Mangallo; Joni Joni; Mohammad Arafah; Samson Fernando Weyai
Agritechnology Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v4i1.80

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteriktik briket dari arang limbah tempurung kelapa dan serbuk gergaji kayu merbau sebagai energi biomassa. Metode penelitian meliputi pembuatan arang tempurung kelapa dan arang serbuk gergaji kayu merbau, pembuatan cetakan briket sarang tawon, pembuatan briket pada komposisi A, B, C, D, dan E masing-masing pada komposisi arang tempurung kelapa dan arang serbuk gergaji kayu merbaupada perbandingan 100% : 0%; 75% : 25%; 50% :50%; 25% : 75%; dan 0% : 100%. Hasil analisis nilai kalor briket pada variasi komposisi menunjukkan bahwa semakin besar persentase campuran arang tempurung kelapa akan semakin meningkatkan nilai kalor briket yang dihasilkan. Hasil pengujian analisis proksimat briket menunjukkan bahwa pengaruh penambahan persentase campuran arang serbuk gergaji kayu merbau akan meningkatkan kadar abu briket yang dihasilkan.
Komparasi Citra Satelit Hujan Resolusi Tinggi dalam Mengestimasi Curah Hujan Harian di Provinsi Papua Barat Arif Faisol; Bertha Ollin Paga
Agritechnology Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v4i1.81

Abstract

Hujan merupakan salah satu penyebab utama bencana banjir dan tanah longsor. Oleh sebab itu ketersediaan data hujan yang akurat dengan rentang data lebih dari 20 tahun sangat dibutuhkan. Saat ini data hujan di Provinsi Papua Barat diperoleh dari hasil pengamatan 7 (tujuh) stasiun iklim yang dikelola oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) yang tersebar di Provinsi Papua Barat, sehingga secara spasial belum mewakili data hujan di Provinsi Papua Barat. Disamping itu data yang tersedia pada umumnya kurang dari 20 tahun. Saat ini telah tersedia data hujan hasil pemantauan satelit dengan durasi perekaman lebih dari 20 tahun serta memiliki tingkat keterwakilan spasial yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengkomparasi performa Global Precipitation Measurement (GPM), Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM), dan Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations (CHIRPS) dalam mengestimasi hujan harian di Provinsi Papua Barat. Penelitian ini terdiri atas 5 (lima) tahapan utama yaitu; inventarisasi data, ekstraksi data, seleksi data, evaluasi data, dan komparasi data. Data GPM, TRMM, CHIRPS, dan data hujan harian tahun 2015 – 2019 hasil pengamatan pada stasiun iklim Rendani – Kabupaten Manokwari, Torea – Kabupaten Fakfak, dan Utarom – Kabupaten Kaimana digunakan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TRMM, GPM, dan CHIRPS sangat baik dalam menggambarkan distribusi hujan di Provinsi Papua Barat dengan tingkat keterwakilan spasial yang tinggi. Disamping itu TRMM, GPM, dan CHIRPS dapat mendeteksi hujan dengan baik. Namun, hasil uji statistik menunjukkan TRMM, GPM, dan CHIRPS kurang akurat dalam mengestimasi curah hujan harian di Provinsi Barat serta terdapat perbedaan yang signifikan dengan data hasil pengamatan pada stasiun iklim. Oleh sebab itu, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan rentang data yang lebih panjang.
Evaluasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Pertanian di Provinsi Papua Barat Melalui Analisis Iklim Oldeman dan Data Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations Arif Faisol; Bertha Ollin Paga; Risma Ulli Situngkir
Agritechnology Vol 4 No 2 (2021): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v4i2.82

Abstract

Several areas in West Papua have been designated as National Agricultural Area Development, i.e. Manokwari, Sorong, Tambrauw, Teluk Wondama, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, Sorong Selatan, Kaimana, Fakfak, dan Raja Ampat. The priority commodities to be developed include rice, shallots, chilies, cocoa, palm oil, and nutmeg. Climate is one of the parameters that have a significant effect on growth and productivity, especially rain. This study aims to evaluate the policy of developing agricultural areas in West Papua through climate suitability analysis based on Oldeman climate zoning. Oldeman's climate zoning was analyzed using Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations (CHIRPS) data recorded from 1981 to 2020. Research showed that the commodities and the area designated as Agricultural Area Development in West Papua are suitable with climatic conditions based on Oldeman climate zoning. However, the shallot is not suitable to be developed in West Papua Province.
Analisis Keberlanjutan Industri Penyamak Kulit Melalui Tingkat Eko-Efisiensi Dengan Struktur Modal Tanpa Bunga Aceng Kurniawan
Agritechnology Vol 5 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v5i2.88

Abstract

The declining profitability of the tannery industry in addition to reducing the potential for business sustainability also results in poor environmental management because it is unable to pay the cost of managing the waste generated (eco-cost). If the waste flows into the soil or rivers, these materials certainly damage the soil and water ecosystems. The purpose of this study was to determine the impact of changes in capital structure on the sustainability of the tannery industry. To find out the affordability and sustainability of an industry, the Eco Efficiency Index (EEI) can be calculated. An increase in the number of loans with an interest system will increase the cost of goods sold (HPP) and will reduce the net value of the leather tannery industry. The lower the net value, the smaller the eco-efficiency index (EEI) will be. The impact resulting from the leather tanning process using chrome on the leather tanning industry in Sukanggang Garut is Rp. 12,995,494, - for every 1,000 kg of raw leather equivalent to Rp. 12,995, - per kg of rawhide or Rp. 5,907, - per leather raw material. raw. An increase in the number of loans with an interest system will increase the cost of goods sold (HPP) and will reduce the net value of the leather tannery industry. The lower the net value, the smaller the eco-efficiency index (EEI) will be.
Pengembangan dan Uji Kinerja Alat Perajang Singkong Tipe Horisontal Bertenaga Motor DC (Direct Current) Bertha Ollin Paga'; Martinus Walianggen; Reniana -
Agritechnology Vol 5 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v5i2.90

Abstract

Di Manokwari, nilai jual singkong mentah di pasaran sangatlah murah karena ketersediaannya yang melimpah sementara peminatnya kurang. Tidak sedikit yang tertinggal membusuk saja. Salah satu cara untuk mensiasati agar memiliki nilai ekonomis lagi adalah dengan mengolahnya menjadi keripik. Proses perajangan merupakan tahapan dalam pengolahan keripik. Perajangan singkong secara manual memiliki beberapa kekurangan diantaranya hasil potongan yang tidak sama, kapasitas kecil, membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Untuk itu dibutuhkan alat perajang mekanis yang lebih efektif dan efisien baik dari sistem pendukung, sistem transmisi maupun sistem proses, sehingga akan lebih mudah digunakan dan dikembankan oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan alat perajang singkong tipe horizontal bertenaga motor DC (Direct Current), dan mengetahui kinerja dari alat perajang yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dibagi dalam dua tahap yaitu tahap pembuatan alat dan pengujian. Diperoleh kapasitas perajangan singkong berkisar antara 33,07 - 51,09 kg/jam; rendemen perajangan antara 77,99-83,29%; persentase irisan rusak berkisar antara 31,94 - 38,90% dan rata-rata ketebalan hasil perajangan yaitu 0,79 - 0,86 mm. Alat perajang singkong tipe horizontal bertenaga motor DC dengan kontruksi yang sederhana ini semua komponen-komponennya berfungsi baik. Kinerja terbaik diperoleh pada perlakuan putaran kecepatan 1000 rpm dimana kapasitas perajangan 44,82 kg/jam, rendemen perajangan 82,98%, persentase kerusakan irisan singkong 31,94% dan rata-rata ketebalan irisan singkong 0,86 mm. Dalam hal ini persentase kerusakan irisan singkong yang paling sedikit yang menjadi tolak ukur, dengan pertimbangan bahwa kualitas keripik akan dilihat dari banyak atau sedikitnya yang utuh (tidak pecah)
Comparison between Standardized Precipitation Index (SPI) and Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI) Methods to Identify Meteorological Drought in West Papua Arif Faisol; Budiyono Budiyono
Agritechnology Vol 5 No 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51310/agritechnology.v5i2.89

Abstract

The Standardized Precipitation Index (SPI) and Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI) methods have been widely used to monitor meteorological droughts, especially in Indonesia. This study aims to compare the SPI and SPEI methods in identifying meteorological drought in West Papua. This research consists of 3 (three) main stages, i.e., climate data inventory acquired from 1996 to 2020, drought level analysis using SPI and SPEI methods, and comparison SPI and SPEI drought index. The results showed that the drought level in West Papua is moderately dry to moderately wet based on the SPI method, and near normal to moderately wet based on the SPEI method. Generally, the SPI and SPEI methods have a strong correlation in analyzing drought in West Papua although in some periods there were significant differences in index values.