cover
Contact Name
Alvi Nur Yudistira
Contact Email
maz.wie@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi@jppik.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan
ISSN : 19786514     EISSN : 26848651     DOI : -
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan kelautan menerima artikel yang memuat hasil penelitian dalam bidang perikanan dalam arti luas. Topik yang dapat dipublikasikan melalui jurnal ini antara lain : penyuluhan perikanan; pemberdayaan masyarakat perikanan; konservasi dan sumberdaya perikanan; sosial dan ekonomi perikanan; budidaya perikanan; pengolahan ikan; pemanfaatan sumberdaya perikanan; penangkapan ikan.
Arjuna Subject : -
Articles 198 Documents
Kajian Finansial Usaha Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) pada Luasan Rata-Rata 100 M2 di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Paidi Paidi; Iskandar Musa
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v6i1.33

Abstract

Pengkajian Finansial Usaha Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada luasan rata-rata 100 m2 dilaksanakan dari bulan Mei – Oktober 2011. Lokasi kegiatan adalah hamparan perikanan yang terletak di Desa Cogreg, Kec. Parung, Kab. Bogor. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan usaha pembesaran ikan lele dumbo pada luasan 100 m2 secara finansial, dan memberikan gambaran pada wirausahawan / pelaku usaha pembesaran ikan lele dumbo. Hasil kajian analisa finansial usaha menunjukan perhitungan rata-rata untung Rp 1.367.000,00 R/C = 1,1, Payback Periode = 6,9 periode, BEP Unit = 890 kg, BEP Harga = Rp 10.368 dan ROI = 13
Kajian Keuntungan Antara Penyertaan Modal pada Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Oshpronemus gouramy, Lac) dengan Perolehan Bunga Deposito Bank Iskandar Musa; Ganjar Wiryati
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v8i1.49

Abstract

Ikan gurami (Oshpronemus gouramy, Lac) merupakan ikan asli Indonesia dan berasal dari perairan daerah Jawa Barat, Kegiatan pembenihan ikan gurami untuk ber produksi menggunakan sumber daya modal finansial. Sumber daya modal finansial merupakan faktor produksi yang harus dikelola secara efisien dan efektif. Usaha pembenihan ikan gurami umumnya dilaksanakan dalam skala usaha rumah tangga. Mendepositokan uang di bank termasuk usaha memperoleh pendapatan dari bunga yang diberikan sebagai imbal jasa atas penyertaan sejumlah uang pada sebuah lembaga keuangan atau bank. Penelitian dengan menggunakan metode Deskriftif kuantitatif melalui berbagai analisa yang di lakukan, hasil uji/penelitian didasarkan pada variable-variable input dan output sehingga dapat diperoleh suatu perbandingan antara penyertaan modal terhadap usaha pembenihan ikan gurami dengan menempatkan dana dalam bentuk deposito pada bank. Penelitian di lakukan di wilayah kecamatan Kemang dengan Responden pembudidaya ikan gurame, Tujuan penelitian yaitu 1. membandingkan mana yang lebih menguntungkan antara penyertaan modal pada usaha pembenihan ikan gurami (Oshpronemus gouramy, Lac) atau perolehan bunga deposito bank 2. Memberikan gambaran bagi calon investor dalam pengambilan keputusan peggunaan dana antara investasi pada usaha pembenihan ikan gurami atau deposito. Dari hasil kajian yang di lakukan maka dapat disimpulkan bahwa Usaha pembenihan ikan gurami dengan sekuen kegiatan selama 3 bulan secara finansial layak untuk dilaksanakan. Hal ini didukung oleh beberpa parameter kelayakan yang dipakai pada penelitian ini dengan hasil analisis : 1) Keuntungan per tahun (4 kali produksi) = Rp 33.153.725,- 2) R/C = 2,1 3) Payback Period 0,6 (Kurang dari 1 tahun) 4) BEP produksi = Rp 450,- = 66.3 ekor. BEP harga = Rp 213,2,-Jika total modal usaha pembenihan ini sebesar Rp 29.846.275,- didepositokan maka setiap bulan akan menghasilkan jasa atau keuntungan sebesar Rp 176.093,- Sedangkan keuntungan yang diperoleh pada usaha pembenihan ikan gurami setiap 3 bulan mencapai Rp 33.153.725,- atau Rp 11.051.241,- per bulan. Dari data yang di tunjukan memiliki Arti bahwa keuntungan usaha pembenihan ikan gurami bisa mencapai 111,08 % lebih besar dibanding deposito.
Analisis Perbandingan Keuntungan Usaha Pembenihan dan Pendederan Ikan Patin (Pangasius sp.) dengan Perolehan Bunga Deposito Bank Iskandar Musa
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 3 (2016)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v10i3.76

Abstract

Setiap kegiatan perekonomian mengharapkan efesiensi dan efektifitas dalam penggunaan faktorfaktor produksi. Kegiatan pembenihan ikan patin merupakan salah satu kegiatan produksi yang menggunakan sumber daya modal finansial. Modal merupakan faktor produksi yang harus dikelola secara efisien dan efektif dalam penggunaannya seperti faktor produksi lain berupa bahan atau barang, karena biaya akan terus dikeluarkan seiring dengan berjalannya waktu. Penggunaan faktor produksi harus tepat agar tidakterjadi pemborosan. Analisis data dari hasil uji/penelitian yang didasarkan pada variable-variable input dan output dapat diperoleh suatu perbandingan antara penyertaan modal pada usaha pembenihan ikan patin dengan penempatkan dana dalam bentuk deposito pada bank. Dari rencana penyertaan dan penempatan modal tersebut; 1) manakah yang lebih menguntungkan, investasi pada usaha pembenihan dan pendederan ikan patin (Pangasius sp.) ? atau 2) mendepositokan modal senilai investasi tersebut pada bank? Analisis ini menunjukkan Usaha pembenihan ikan patin dengan penggunaan dua ekor induk betina yang menghasilkan larva sebanyak 1.288.000 ekor per tahun dengan harga jual per ekor Rp 5,-, tidak layak.Sedangkan sekuen pendederan, dari hasil analisis kelayakan usaha yang terdiri atas Laba/Rugi, R/C, BEP dan PP, menunjukkan nilai yang memenuhi syarat kelayakan. Kesimpulannya usaha ini bisa dipertimbangkan untuk dipilih sebagai alternatif investasi, karena perolehan keuntungannya melebihi perolehan bunga deposito bank.
Diversitas Plankton dan Kualitas Perairan Waduk Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat OD Soebhakti Hasan; Dinno Sudinno; Sopiyan Danapraja; Endang Suhaedy; Iin Siti Djunaidah
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 3 (2017)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v11i3.92

Abstract

Penelitian tentang “Diversitas Plankton dan Kualitas Perairan Waduk Darma” telah dilaksanakan pada Bulan Agustus 2017. tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui diversitas plankton dan kualitas air waduk Darma. Sampel diambil dari 3 stasiun pengamatan. Titik pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan, Genera fitoplankton yang ditemukan di Waduk Darma sebanyak 19-32 genera yang mewakili 5 kelas, yaitu Chlorophyceae, Cyanophyceae, Bacillariophyceae, Dinophyceae dan Euglenaphyceae. Serta Genera Zooplankton yang ditemukan di Waduk Darma sebanyak 12-15 genera yang mewakili 3 kelas, yaitu Rotifera, Ciliata dan Malacostraca. Indeks diversitas fitoplankton berkisar antara 0,367 – 1,376 dan diversitas zooplankton berkisar antara 1,379 – 2,023. Hal ini menunjukkan bahwa waduk Darma memiliki tingkat keanekaragaman rendah.
Harpiosquilla raphidea, Udang Belalang Komoditas Unggulan dari Provinsi Jambi Sukarni Sukarni; Rina Rina; Ade Samsudin; Yefni Purna
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 12, No 3 (2018)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v12i3.108

Abstract

Harpiosquilla raphidea merupakan jenis udang belalang asli Jambi yang bersifat predator. Pemberian nama udang belalang didasarkan pada bentuk morfologinya yang menyerupai udang dan bentuk capit depannya seperti belalang sembah. Udang belalang memiliki 6-8 segmen abdomen dan mempunyai telson berwarna kuning yang ditandai dengan dua bintik cokelat gelap yang dikelilingi warna putih. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah desk study terhadap data primer, wawancara dan penelusuran berbagai penelitian terkait. Hasil analisa pada data pengiriman Harpiosquilla raphidea dari Jambi menunjukan trend peningkatan dari tahun 2015-2017 dengan rata-rata 23.38% pertahun, yaitu: tahun 2017 sebanyak 3.785.059 ekor, 2016 sebanyak 3.164.420 ekor dan 2015 sebanyak 2.488.867 ekor. Sampai saat ini untuk memperoleh Harpiosquilla raphidea masih mengandalkan tangkapan dari alam, oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk mengkaji data pengirimannya dari Jambi beberapa tahun terakhir yang akan berpengaruh terhadap kelestariannya di alam. Sejauh ini belum ada penelitian dan budidaya secara lengkap, mulai dari domestikasi calon induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pembesaran. Upaya yang dilakukan sampai sekarang baru sebatas pemeliharaan di tempat penampungan sebelum dilakukan pengiriman keluar Jambi.
Kajian Budidaya Ikan Nilem (Osteochilus Hasselti) dalam Upaya Konservasi Sumberdaya Ikan (Studi di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat) Iis Jubaedah; Aan Hermawan
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v4i1.11

Abstract

Kajian tentang budidaya ikan nilem telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui present status dan teknologi pembenihan ikan nilem (Osteochilus hasselti) di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara pada aspek budidaya ikan nilem di BPBI Singaparna dan pembudidaya ikan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi lapangan, Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan budidaya ikan nilem. Luas areal budidaya ikan nilem 111,61 Ha atau 37,22 % ; Persentase nilai produksi ikan nilem pada tahun 2008 sebesar 42,13 % dari total produksi pembenihan ikan air tawar atau sejumlah 679.119.578 ekor; dan sebesar 37,62% dari total produksi pembesaran ikan air tawar atau sejumlah 6.910 ton. Teknologi budidaya khususnya pembenihan ikan nilem sudah berkembang baik dan diaplikasikan oleh pembudidaya. Pembenihan dilakukan secara semi intensif, pada kolam semi permanen dengan menerapkan seleksi induk sedangkan dalam kegiatan pendederan dilakukan secara polikultur pada kolam tanah. Kegiatan konservasi yang dilakukan adalah konservasi ex-situ, yang mencakup pemeliharaan populasi dalam bentuk wadah berupa kolam dan bak, dan konservasi in-situ dengan melakukan restocking di perairan umum. Intensifnya kegiatan budidaya ikan nilem, baik yang dilakukan oleh Balai Benih maupun pembudidaya turut mendukung kemantapan populasi ikan nilem.
Pembuatan Bakso Ikan Lele (Clarias sp) Warna Warni Sebagai Alternatif Jajanan Anak Sekolah Tatty Yuniarti; Alvi Nur Yudistira; Hendria Suhrawardhan
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v5i1.28

Abstract

Ikan lele mempunyai kandungan protein yang tinggi sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan pangan. Ikan lele indukan yang sudah tidak produktif mempunyai harga yang rendah. Dengan memanfaatkan daging ikan lele sebagai salah satu bahan untuk membuat jajanan anak-anak diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi jajanan anak-anak. Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat bakso warna warni yang dapat diterima oleh anak-anak sekolah. Hasil penelitian memperlihatkan bakso ikan lele dapat diterima oleh anak-anak dengan tingkat penerimaan 68%. Bakso mempunyai komposisi protein 10,88%, lemak 9%, kadar abu 2%, kadar air 60% dan kadar karbohidrat sebesar 9%.
Analisis Kondisi Kualitas Air dan Produktivitas Budidaya Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Iis Jubaedah; Dinno Sudinno; Pigoselpi Anas
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v8i1.44

Abstract

Penelitian mengenai analisis kondisi kulitas air dan produktivitas budidaya ikan di keramba jaring apung (KJA) telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas perairan Waduk Cirata yang di gunakan untuk budidaya ikan di KJA, mengetahui beban pencemaran perairan, dan mengetahui kapasitas asimilasi perairan di Waduk Cirata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data primer yang di kumpulkan adalah data kualitas air (kimia, fisika, biologi) dan data produksi guna menghitung produktivitas (jumlah panen / luas areal KJA). Data dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data parameter kualitas air menggunakan analisis berdasarkan baku mutu air, dengan cara membandingkan nilai hasil pengukuran dari masing- masing parameter fisika, kimia dan biologi dengan Peraturan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang Baku Mutu Air Tawar. Hasil analisis menunjukkan Status Kualitas Perairan Waduk Cirata memiliki nilai indeks pencemaran 14,4311 maka perairan Waduk Cirata tercemar berat, Beban pencemaran dari Parameter H2S, NH3, PO4, NO3, NO2, Hg, Pb, Cu lebih besar dibanding dengan kapasitas asimilasinya sehingga perairan waduk Cirata tercemar oleh parameter tersebut, Parameter kapasitas asimilasi perairan waduk Cirata yang nilainya lebih besar dari nilai beban pencemarannya adalah parameter TSS, BOD dan COD, Sedangkan produksi ikan mengalami penurunan yakni pada tahun 2004 sebanyak 13629 ton dan pada tahu 2011 sebanyak 5441 ton.
Persepsi Pelaku Utama terhadap Pengembangan Budidaya Ikan Air Payau Ramah Lingkungan di Wilayah Pesisir (Kasus Di Kabupaten Serang – Banten) Ani Leilani; Ina Restuwati; Muh Patekkai
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v9i2.60

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pelaku utama (nelayan) yang berhubungan nyata dengan persepsi lingkungan pesisir; faktor lingkungan pesisir yang berhubungan nyata dengan persepsi lingkungan pesisir; menganalisis faktor-faktor karakteristik pelaku utama (nelayan) dan faktor lingkungan pesisir yang berhubungan signifikan dengan persepsi lingkungan pesisir. Manfaat penelitian untuk mengetahui persepsi pelaku utama perikanan terhadap lingkungan perairan air payau dalam hubungannya dengan budidaya ramah lingkungan (Eco-Shrimp) dan memperoleh analisis tentang faktor-faktor yang terkait dengan internal dan eksternal pembudidaya ikan di perairan payau di Kabupaten Serang yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan budidaya air payau ramah lingkungan. Responden sebanyak 40 (empat puluh) orang pelaku utama perikanan di wilayah pesisir Kabupaten Serang tepatnya di Kelurahan Menggerong Kecamatan Kasemen. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil distribusi karakteristik pelaku utama disimpulkan bahwa tingkat kekosmopolitan pelaku utama (nelayan) berkorelasi langsung pada persepsi mereka terhadap lingkungan pesisir dengan besaran (rs) keselarasan/ kompatibilitas sebesar .537**, kompleksitas/kerumitan sebesar .572**, trial ability/dapat dicoba .430** dan observability/dapat diamati sebesar .530**. Hasil uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa variabel faktor lingkungan pesisir yang sangat signifikan berhubungan dengan persepsi lingkungan pesisir adalah variabel kondisi alam, interaksi sosial, budaya dan kondisi ekonomi, sedangkan perilaku masyarakat tidak berhubungan secara signifikan.
Harga Pokok Produksi dalam Penetapan Harga Jual Ikan Asin di Pengolah Ikan Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Sobariah Sobariah
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v10i2.71

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penetapan harga pokok produksi dalam menentukan harga Jual ikan asin dengan mengidentifikasi factor factor yang mempengaruhi harga pokok produksi. Diantaranya adalah biaya-biaya ytang dikeluarkan dalam memproduksi ikan asin kacangan, yang dilakukan oleh pengolah ikan asin kacangan.. Penelitian dilakukan di pengolahan ikan asin kacangan desa Asemdoyong Kecamatan Taman.Kabupaten Pemalang JawaTengah. Dengan melibatkan 10 orang pengolah yang dipilih secara acak dan beberapa pedagang sebagai responden yang diwawancara. Kegiatan pengolahan didesa asemdoyong yang dilakukan pengolah sangat sederhana ,ke,nmasanpun sangat sederhana sehingga penelitian ini dapat menentukan biaya-biaya yang digunakan untuk mengolah ikan sehingga harga pokok dapat dihitung sehingga dapat menntukan harga jual. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: bahwa dari identifikasi biaya biaya dan perhitungan harga jual perkilogram dengan kesepakatan yang dibuat antar pengolah ikan biaya- biaya yang digunakan selama proses produksi serta nilai rupiah yang diperoleh asin yaitu harga jual adalah Rp.9000,- dengan keuntungan pengolah setiap kali produksi memperoleh sebesar = Rp 4.871.429 – atau setiap kilogram mendapat keuntungan sebesar Rp. 1.550,- .Walaupun kegiatan tersebut cukup sederhana baik dalam pengolahannya maupun pengemasannya, akan tetapi sudah dapat menghasilkan kelebihan dari harga pokok produksi senbesar Rp.1550,- /kg,( Rp.9.000 – 7.450 ), pengolah masih tetap eksis menjalankan usahanya, dengan demikian perhitungan harga pokok cukup berperan untuk menetapkan harga jual ikan asin disetiap kegiatan produksinya.

Page 5 of 20 | Total Record : 198