cover
Contact Name
Yohanes Wendelinus Dasor
Contact Email
wendidasor@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jipdpgsd@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. manggarai,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
ISSN : 25410202     EISSN : 2598408X     DOI : -
Jurnal Inovasi Pendidikan (JIPD) diterbitkan sejak tahun 2017 oleh Program Studi Guru Sekolah Dasar UNIKA Santu Paulus Ruteng. Jurnal ini terbit dua kali setahun pada bulan Juli dan Januari. Berisi Tulisan hasil telaah kepustakaan dan penelitian bidang pendidikan dan pembelajaran dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIKA Santu Paulus Ruteng dan para pemerhati bidang pendidikan pada umumnya dan secara khusus di bidang pendidikan dasar.
Arjuna Subject : -
Articles 160 Documents
Latar Belakang Pendidikan dan Motivasi Terhadap Kompetensi Profesional Guru Taran, Emilia Graciela Mega
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this research is to find out the effect of teachers educational background and its motivation toward the teachers professional competence. This research used quantitative with survey method and path analysis technique, involved 66 kindergarten teachers in Langke Rembong district. Teachers educational background score was taken from the level of education that the teachers has passed and to measuring teachers motivation 51 items of questionnaire has been developed. Whereas for measuring teachers professional competence, 36 items of questionnaire has been developed. The results of this research reveals that teachers educational background directly influence the teachers professional competence which amounted 9,18% with 0,303 path coefficient and 0,335 determinant coefficient and so with the teachers motivation directly influence the teachers professional competence which amounted to 7,61% with 0,276 path coefficient and 0,335 determinant coefficient. However, based on empirical data, it is found that teachers educational background has no significant influence toward the  teachers motivation.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan dan motivasi terhadap kompetensi profesional guru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survey dan teknik analisis jalur, dengan melibatkan 66 orang guru TK di kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai-NTT. Skor latar belakang pendidikan guru diperoleh dari data jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh guru yang dibuktikan dengan kepemilikan ijazah terakhir. Untuk mendapatkan skor motivasi digunakan daftar pertanyaan berupa angket. Sedangkanuntuk kompetensi professional guru menggunakan tes uji kompetensi professional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan guru berpengaruh langsung terhadap kompetensi profesional guru sebesar 9,18% dengan koefisien jalur 0,303 dan koefisien determinan 0,335 dan motivasi berpengaruh langsung terhadap kompetensi profesional guru sebesar 7,61% dengan koefisien jalur 0,276 dan koefisien determinan 0,335. Namun, berdasarkan data empiris, ditemukan bahwa latar belakang pendidikan guru tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi guru.
Implementasi Bimbingan Pribadi-sosial pada Siswa di SDK Pahar Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai Bosco, Fabianus Hadiman
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is based on the social problem of the students in SDK Pahar. The social problem of the student is rooted from an individual or certain individual which has effect to other people. The social problem of the student which occur are the students are not afraid to say bad words and ridicule to other students in front of the students, cutting the class, and leaving the class during the classroom interaction. This research is aiming to know how far the applying of the individual guidance which  run in SDK Pahar , the region of Lelak in Manggaraim regency. The strategy which applied in individual-social guidance, the kind of guidances, and the hindrances of applying is being focused of this research.              The method of this research is qualitative method. The data gathering through interview. The data validity is the tringulasy method. The data analisys through data reduction, data display and data conclusion. The subject of this research is the headmaster and the teachers in SDK Pahar. The result of this research, fisrt, the strategy which is used is personal guidance, group guidance, the collaboration between teacher guidance, the cooperate between teachers and the student’s parent. Second, the guidance individual-social is happening accidentally. Third, the hindrance of individual-social guidance in terms of time, program, room and professional assistace which make the guidance is not maximum.
Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Pola Interaksi Sosial Siswa SMA di Kecamatan Langke Rembong Jamun, Yohannes Marryono; Ngalu, Rudolof; Wejang, Heronimus Emilianus Arjono
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research is motivated by the use of gadgets, especially smartphones, which are increasingly popular among teenagers, especially high school students in Ruteng city. Using qualitative-descriptive research is considered suitable for smartphone use problems and their impact on social interaction. The Conclusion is (1) the use of smartphones has a positive impact, the presence of smartphones helps facilitating students to interact, the presence of smartphones makes the spectrum of communication or social interaction of students expanded; (2) the negative impact of smartphone use, declining quality of communication and direct face-to-face interaction; (3) in relation to school, smartphones make it easier for students to interact with their peers such as discussing certain assignments or subject matter. Space and time barriers can be overcome by interaction through social media such as WhatsApp and Facebook. (4) Excessive use of smartphones also negatively affects students learning. As admitted by students themselves that the functions offered by smartphones often make students complacent and ignore their responsibilities in learning and completing school assignments.
Lesson Study sebagai Inovasi untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Juano, Asterius
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas sebuah proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru sebagai perencana, pelaksana, fasilitator, maupun sebagai evaluator. Sebagai pelaksana pembelajaran guru merupakan ujung tombak yang menentukan sukses tidaknya proses yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, penting bagi guru untuk selalu mengevaluasi  kinerjanya  dalam  rangka  meningkatkan  kualitas  pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan bagi peningkatan kualitas pembelajaran adalah dengan melaksanakan Lesson Study. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial.
Survey Animo Siswa Sekolah Menengah Atas Dari Kecamatan Ruteng Dan Kecamatan Langke Rembong Lanjut Kuliahh Ke Perguruan Tinggi Tahun Ajaran 2018/2019 Jehata, Hubertus A.
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui animo siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas  di kecamatan Ruteng dan Kecamatan Langke Rembong untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Penelitian ini adalah penelitian survey. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa animo siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas  di kecamatan Ruteng dan Kecamatan Langke Rembong sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan besarnya angka persentasi animo ke Perguruan Tinggi yaitu 99.54%. Adapun jurusan yang paling diminati oleh responden penelitian adalah Biologi,  PG-PAUD, Akutansi Perbankan, Pertanian,  Fisika dan Keperawatan, PGSD, Kebidanan, Pariwisata, dan Kesehatan Masyarakat. Sedangkan kota tujuan untuk melanjutkan kuliahh tersebar di beberapa tempat yang ada di Indonesia. Namun ada lima tempat yang menjadi kota favorite dari responden penelitian yaitu kota Kupang, Bali, Makasar, STKIP Santu Paulus Ruteng, dan Malang. Animo dari responden penelitian untuk melanjutkan kuliah ke STKIP SantuPaulus Ruteng berada pada urutan keempat dengan besarnya persentasi yaitu 15.32% atau berada pada urutan keempat dari kota Kupang, Bali dan Makasar. Alasan rendahnya animo responden  keSTKIP SantuPaulus Ruteng adalah  tidak ada jurusan yang mereka pilih sebesar 25.06%, uang sekolah yang mahal sebesar 18.86%, tes masuk yang sulit sebesar 13.18%,  banyak alumni STKIP Santu Paulus Ruteng yang ngganggur sebesar 10.85% , alasan ikut teman ke luar daerah 17.31% dan yang belum menentukan jawaban 6.98%. Selain itu, alasan lainnya adalah banyak responden yang  tidak mengetahui informasi positif tentang STKIP Santu Paulus Ruteng  sebanyak 33.48%.
Peningkatan Profesionalisme Guru Di SDI Konggang Melalui Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Budaya Lokal Divan, Stefanus; Sam, Alfonsus; Adam, Gervasius
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru yang profesional adalah guru yang mampu mengupayakan segala kemampuannya sesuai dengan profesi yang dimilikinya untuk menciptakan iklim pembelajaran yang inovatif. Salah satu upaya yang dilakukan guru adalah mengembangkan bahan ajar inovatif tematik terpadu dengan pendekatan budaya lokal yang menjadi kebanggaan di daerah di mana siswa berada. Menjadi guru bukan sebagai konsumen yang mengunakan bahan ajar jadi untuk dijadikan materi yang dibelajarkan kepada perserta didik. Pelatihan pengembangan bahan ajar di SDI Konggang di dasari oleh kebiasaan guru sebagai konsumen tanpa memilih dan memilah materi yang  sesuai dengan tema yang relevan pada kurikulum. Pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan semua guru di SDI Konggang, alumni dan mahasiswa. Hasilnya berupa contoh bahan ajar tematik berbasis budaya Lokal, hasil analisis soal buatan guru ditinjau dari tingkat validitas dan tingkat kesukaran butir soal.
Keefektifan Tambahan Jam Pelajaran Pada Siswa Kelas Tinggi Yang Berkesulitan Membaca Dan Menghitung Di SDK Waepeca Ting Madu, Fransiska Jaiman; Jediut, Mariana; Sennen, Eliterius
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan rendahnya kemampuan membaca dan menghitung pada siswa kelas tinggi di SDK Waepeca Ting. Hal tersebut diketahui melalui kegiatan pretes. Berdasarkan kegiatan pretes, siswa yang memperoleh nilai berkategori rendah akan mendapat tambahan jam pelajaran baik aspek membaca maupun aspek menghitung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan jam pelajaran pada siswa yang berkesulitan membaca dan menghitung. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun tahapan kegiatanya adalah : 1) tahap penjaringan data yang dilakukan melalui tes; 2) tahap pelaksanaan kegiatan; 3) tahap kesimpulan. Selanjutnya, data dianalisis melalui beberapa tahap yakni: 1) reduksi data; 2) koreksi data melalui pemberian skor pada data; 3) refleksi; 4) rencana tindak lanjut; 5) kesimpulan.  Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tambahan jam pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas tinggi yang berkesulitan membaca dan menghitung  dapat dikatakan efektif. Hal ini terbukti pada nilai yang diperoleh siswa pada setiap pertemuan. Disarankan kepada para guru SD untuk mempelajari beberapa metode dan teknik pembelajaran yang direkomendasikan peneliti berdasarkan hasil penelitian
Pembuatan Teh Herbal Daun Salam Sebagai Minuman Alternatif Pada Peserta Posyandu Dusun Akel Dan Dusun Cipi Kecamatan Cibal Barat Jediut, Mariana; Utama, Wigbertus G.; Madu, Fransiska Jaiman
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang biasa digunakan dalam masakan rumah tangga.salam juga memiliki khasiat kesehatan, terutama jika diolah menjadi teh herbal. Teh ini dapat dijadikan minuman alternatif dalam rumah tangga. Tim PkM Prodi PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng berinisiatif untuk melakukan kegiatan pelatihan pembuatan teh herbal berbahan dasar daun salam pada anggota posyandu Dusun Akel dan Dusun Cipi Kecamatan Cibal barat. Anggota posyandu dianggap memiliki potensi yang baik dalam mengubah pola hidup dalam rumah tangga. Selain itu, kegiatan posyandu dilakukan secara rutin setiap bulan sehingga memudahkan koordinasi dan pendampingan lanjutan. Kegiatan ini juga melibatkan LSM Sejahtera Desaku (SDK) sebagai partner.  Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pelatihan secara langsung kepada kelompok sasaran. Pelatihan tersebut dimulai dengan kegiatan sosialisasi manfaat teh herbal, pelatihan cara membuat teh herbal dan penyajiannya, lalu menyususn rencana tindak lanjut.  Luaran yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah 1) Terciptanya produk berupa teh herbal berbahan dasar daun salam yang dapat dikonsumsi sehari-hari; 2) Terbukanya peluang bisnis bagi masyarakat mitra; 3) Terbentuknya masyarakat yang peduli kesehatan; 4) Terbentuknya masyarakat yang hemat dan dapat membuat produk rumahan sehingga mengurangi pengeluaran harian
Literasi Sains Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPA di Indonesia Narut, Yosef Firman; Supardi, Kanisius
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Literasi Sains Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan memberikan gambaran mengenai hakikat literasi sains; analisis literasi sains peserta didik Indonesia berdasarkan survei PISA; serta upaya dan gagasan untuk pengembangan literasi sains di Indonesia melalui pendekatan saintifik. Penulisan artikel ini berdasarkan telaah kepustakaan dari berbagai sumber hasil penelitian yang relevan. Hasil yang diperoleh dari survei PISA sejak tahun 2000 sampai tahun 2015 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat literasi sains yang rendah. Padahal, salah satu tujuan utama pendidikan IPA adalah menciptakan generasi muda yang memiliki kecakapan literasi sains yang memadai. Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya; serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains. Peringkat PISA Indonesia mencerminkan sistem pendidikan Indonesia yang belum mampu memfasilitasi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Implementasi  Kurikulum 2013 diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar bagi pemberdayaan literasi sains peserta didik. Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik, sangat menonjolkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, serta menekankan pada proses berinquiri melalui tahapan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu titik tolak atau cara pandang yang dilakukan oleh guru dalam rangka meniru ilmuwan, karena pendekatan ini meniru langkah-langkah metode ilmiah yang digunakan oleh ilmuwan dalam menemukan ilmu pengetahuan. Pendekatan ini dapat melatih peserta didik untuk menjadi ilmuwan dalam menemukan konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran tradisional menjadikan peserta didik menjadi pendengar yang pasif, sedangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik akan mendorongpeserta didik aktif dalam pembelajaran.
EVALUASI PENYELENGGARAAN KB DAN TKK DI KABUPATEN MANGGARAI BERDASARKAN NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DITJEN PAUD Gomes, Fransiskus De; Rahmat, Stephanus Turibius; Palmin, Beata
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Evaluasi Penyelenggaraan KB dan TKK Di Kabupaten Manggarai Berdasarkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Ditjen PAUD. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyelenggaraan PAUD khususnya jalur Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TKK) yang ada di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Evaluasi ini mengacu pada Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) penyelenggaraan sebagaimana yang ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan PAUD. Penelitian ini dirasakan sangat mendesak dan penting sebab penyelenggaraan PAUD di Kabupaten Manggarai sungguh memprihatinkan dan meresahkan masyarakat.    Metode penelitian ini adalah metode evaluasi dengan pendekatan kuantitatif-deskriptif. Desain evaluasi yang digunakan adalah goal attainment model yang dikembangkan oleh Tyler (1950). Langkah-langkah pendekatan evaluasi yang dilakukan mencakup penentuan tujuan evaluasi, mengembangkan instrumen, menjaring data, dan menganalisis data dengan cara membandingkan data dengan standar yang tersedia. Populasi penelitian berjumlah 158. Penentuan sampel menggunakan dispropotionated stratified random sampling. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif berkaitan dengan ketersediaan dokumen dan penerapan prinsip-prinsip pendidikan dan penyelenggaraan bagi siswa di KB dan TKK. Instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data angket tertutup. Analisis data dilakukan secara kuantitatif-deskriptif dengan menggunakan teknik persentasi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa skor masing-masing komponen penyelenggaraan KB dan TKK di Kabupaten Manggarai adalah: (1) izin operasional dan syarat pendirian lembaga sebesar 46,11% atau terkategori cukup baik, (2) persyaratan prasarana dan sarana sebesar 25,24% atau terkategori kurang memadai, (3) kurikulum sebesar 26,81% atau terkategori kurang baik, (4) tenaga pendidik dan kependidikan sebesar 16,99% atau terkategori kurang memadai, (5) manajemen administrasi siswa, kepegawaian, keuangan, dan umum sebesar 29,86% atau terkategori kurang baik, (6) manajemen pembiayaan sebesar 29,52% atau terkategori kurang baik, (7) kemitraan sebesar 7,31% atau terkategori tidak baik, (8) manajemen evaluasi dan pengembangan lembaga sebesar 4,15% atau terkategori tidak baik, (9) penerapan prinsip-prinsip pendidikan bagi anak usia dini sebesar 33,01% atau terkategori kurang baik, (10) deteksi tumbuh kembang anak sebesar 0,12% atau terkategori tidak baik, dan (11) prinsip-prinsip penyelenggaraan PAUD sebesar 100% atau terkategori sangat baik. Secara keseluruhan, skor yang diperoleh dari evaluasi penyelenggaraan KB dan TKK di Kabupaten Manggarai adalah 29,01% atau terkategori kurang baik. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penyelenggaraan KB dan TKK di Kabupaten Manggarai kurang baik berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria penyelenggaraan yang ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan PAUD. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia dan minimnya sarana prasarana yang tersedia. 

Page 3 of 16 | Total Record : 160