cover
Contact Name
Raemon
Contact Email
raemon@uho.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
etnoreflika.antropologi@uho.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 22529144     EISSN : 2355360X     DOI : -
The ETNORELIKA journal is dedicated as a scientific periodical publication which is expected to be an arena for exchanging ideas and thoughts in the field of Anthropology in particular and the social sciences in general. Etnoreflika comes with a mission to build tradition and academic climate for the advancement of civilization and human dignity. In addition, the ETNOREFLIKA Journal deliberately took the generic word "ethnos" which aims to expand the mission of promoting and developing a spirit of multiculturalism in the life of a pluralistic Indonesian society.
Arjuna Subject : -
Articles 313 Documents
Perahu Bangka Wa Ode Winesty Sofyani
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1710.14 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v1i1.23

Abstract

Antropologi Maritim mengkaji tentang dunia pelayaran pada masyarakat maritim. Unsurunsur kebudayaan yang berkembang dibentuk berdasarkan sistem kognisi, sikap mental, kepercayaan, nilai dan norma yang berlaku pada masyarakatnya. Buton sebagai salah satu etnik di Indonesia sejak dahulu mengembangkan kebudayaan maritim. Melalui perahu bangka pelayar Buton dari Wakatobi mampu mengarungi samudera. Menyelami etnografi masyarakat maritim Buton salah satunya dapat dilakukan melalui upaya menggali pengetahuan dan aktivitas terkait dengan perahu bangka. Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik pengamatan terlibat, wawancara mendalam di lapanngan kehidupan mereka dapat terungkap. Perahu bangka sebagai alat transportasi mampu menjangkau berbagai tempat, menafkahi banyak pihak, dan menggerakan roda perekonomian di berbagai tempat. Sebagai unit kecil organisasi sosial, dalam perahu terdapat struktur dan mekanisme yang menata banyak tujuan: karier berjenjang yang harus dirintis dari bawah, ketegasan komitmen, keselamatan dan rezeki perahu. Perahu sangat fungsional dalam kehidupan mereka karena selain sebagai alat transportasi, sumber nafkah, juga sekaligus identitas.
Perempuan di Tambang Batu Ashmarita .
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1708.127 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v1i1.24

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana aktifitas perempuan yang bekerja di tambang batu serta konstribusi ekonomi yang diberikan kepada keluarganya. Untuk memahami perempuan yang bekerja sebagai penambang batu, digunakan metode penelitian kualitatif. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara. Metode ini digunakan untuk memahami kontribusi apa yang diberikan oleh perempuan pekerja di tambang batu terhadap keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi ekonomi perempuan penambang batu bagi keluarganya sangat berarti, karena pendapatan tidak lagi semata bergantung pada suami, namun berasal dari upah kerja mereka. Hasil dari upah kerja tersebut mereka menggunakannya untuk membeli benda-benda yang semula tidak dimiliki. Dengan demikian, perempuan memiliki otonomi bagi diri dan keluarganya.
KAINDEA Ahmad zulfikar
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1869.321 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v1i1.25

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui dan mendeskripsikan kearifan lokal masyarakat Mandati dalam pengelolaan kaindea; (2) mengetahui dan mendeskripsikan fungsi kaindea pada masyarakat Mandati. Teknik yang digunakan untuk menentukan informan adalah teknik purposive sampling, yakni menentukan informan secara langsung sesuai dengan kebutuhan penelitian. Informan tersebut adalah anggota lembaga adat dan masyarakat lokal. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik pengamatan secara langsung dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat Mandati masih memiliki kearifan lokal dalam mengelola dan memanfaatkan hutan melalui pengawasan lembaga adat. Kearifan lokal nampak pada kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan. Hutan adat (kaindea) di Mandati hingga sekarang masih tetap lestari dikarenakan kaindea memiliki fungsi bagi masyarakat setempat, baik fungsi sosial, budaya, ekonomi maupun ekologi.
Model Pemberdayaan Perempuan Termarginal di Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Deity Ningsih
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1711.572 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v1i1.26

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menggali permasalahan yang dihadapi perempuan di Mawasangka, Buton, Sulawesi Tenggara. Perempuan yang dijadikan sebagai fokus penelitian adalah isteri migran asal Desa Watorumbe Bata dan Lantongau yang bekerja sebagai TKI di Malaysia. Sebagai migran ilegal, para suami tidak semua mampu mensejahterahkan keluarganya. Bahkan dalam beberapa kasus kehidupan keluarga para TKI sangat memprihatinkan. Selain minim dan tidak kontinyu dikirimi uang, suami menikah lagi atau tanpa khabar. Kondisi ini menjadikan isteri sebagai perempuan termarginal. Pengumpulan data dalam penelitian ini memadukan teknik pengamatan, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus. Hasil penelitian menunjukkan migrasi yang dilakukan para suami sebahagian kecil telah mampu mensejahterakan keluarganya, namun sebahagian besar sebaliknya. Minimnya pendidikan, tantangan alam dan berbagai persoalan rumah tangga yang dihadapi perempuan berstatus isteri, perlu penanganan melalui model pemberdayaan perempuan.
Makna Simbolik Proses Ritual Suku Bajo dalam Aktivitas Melaut Akhmad Marhadi
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1839.701 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v1i1.28

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai suatu realitas sosial budaya dalam aktivitas ritual melaut suku Bajo di Pulau Maginti yang belum begitu dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) memahami bentuk dan proses ritual melaut suku Bajo yang dilakukan sebelum melaut, saat melaut, dan sesudah melaut; (2) memahami simbol-simbol budaya, (doa ritual, mantra, peralatan ritual, bahasa, dan seni (lagu, tarian) yang digunakan dalam ritual;dan (3) memahami makna simbolik proses ritual dan eksis dalam pandangan hidup suku Bajo sehari-hari. Teori yang digunakan adalah tindakan sosial (Max Weber) dengan metode penelitian yakni metode etnografi. Penentuan informan dalam penelitian yakni dengan sistem snowball sampling dan tehnik analisis data adalah deskripsi, analisis, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku Bajo di Pulau Maginti mempercayai adanya penguasa laut (bombonga lao) sehingga sebelum melakukan aktivitas melaut, suku Bajo terlebih dahulu melaksanakan upacara ritual. Tahapan-tahapan dari upacara ritual melaut tersebut adalah (1) nyalamak di lao (sebelum melaut) dengan tujuan meminta keselamatan (2) nobirepalibu di lao (saat melaut) dengan tujuan meminta petunjuk (3) mole palibu di lao (setelah melaut) dengan tujuan meminta maaf pada bombonga lao (penguasa laut) bila ada pelanggaran yang dilakukan. Dalam upacara ritual, baik doa/mantra, peralatan (sesajen), maupun seni terdapat makna-makna simbolik antara lain: sula kapute (kain putih) maknanya kesucian dan keikhlasan; bakheno ghai (buah kelapa) maknanya tidak akan pernah tenggelam di laut dan menyimbolkan kejayaan. Maknamakna simbolik tersebut kemudian eksis dalam pandangan hidup sehari-hari, baik di antara mereka maupun orang di luar mereka antara lain keihlasan hati dan keberanian mereka mengarungi lautan luas. Selain itu, terdapat juga pantangan-larangan yang sangat dipatuhi sehingga mempengaruhi tindakan individu dan kelompok dalam komunitas suku Bajo di Pulau Maginti.
Fenomena Praktek Prostitusi di Kalangan Mahasiswi di Kota Kendari Ali Rezky
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1687.001 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v1i1.29

Abstract

ABSTRAK Banyak kemungkinan yang menjadi faktor penyebab yang melatarbelakangi seseorang melakukan perbuatan jahat atau menyimpang. Demikian halnya dengan perilaku para mahasiwi pelaku prostitusi ini, ada beberapa hal yang menjadi motif atau latar belakang mereka.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) mayoritas dari mahasiswi terjun ke dunia prostitusi dilandasi motif ekonomi, faktor lingkungan, dan faktor kesenangan semata; (2) upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menanggulangi praktek prostitusi adalah: (a) mengadakan patroli rutin dalam rangka pencegahan;(b) melakukan pendekatan persuasif terhadap pihak pengelola hotel atau rumah-rumah perseorangan jika ada pengaduan atau ditengarai adanya praktek-praktek prostitusi.
Peran Ganda Wanita dan Pengaruhnya Terhadap Pola Asuh Anak Hartini .
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1683.367 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v1i1.30

Abstract

ABSTRAK Tujuan pokok dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peran ganda wanita terhadap pola asuh anak. Studi dilakukan pada ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai penjual sayur di Pasar Anduonohu Kota Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dan wawancara mendalam. Lokasi penelitian adalah di Pasar Anduonohu Kota Kendari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif utama para ibu rumah tangga penjual sayur berperan ganda adalah ekonomi keluarga. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pola asuh anak mengalami perubahan dengan adanya peran ganda tersebut.
Identifikasi Konflik dan Kekerasan di Lingkungan Kampus Universitas Haluoleo La Ode Syukur; Laxmi .
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1802.051 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v1i1.32

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi konflik dan kekerasan yang terjadi di lingkungan Kampus Universitas Haluoleo yang selalu diidentikkan dengan pertikaian antar etnis. Selain itu, untuk mengetahui respon civitas akademika Universitas Haluoleo dan masyarakat yang tinggal di sekitar kampus terhadap konflik dan kekerasan tersebut. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dapat ditemukan pola pencegahan konflik dan tindak kekerasan tersebut, agar konflik serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik dan kekerasan yang terjadi di lingkungan kampus Unhalu tidak dapat dikategorikan sebagai konlik antar etnis, karena solidaritas kelompok di antara dua pihak yang terlibat konflik tersebut hanya dirasakan oleh segelintir orang yang mengidentifikasi diri sebagai etnis tertentu. Solidaritas yang sama tidak dirasakan oleh warga dan mahasiswa lainnya, meskipun mereka berasal dan etnis yang sama. Bahkan yang muncul adalah kecaman terhadap perilaku segelintir oknum yang menimbulkan kekacauan di lingkungan kampus tersebut. Untuk mencegah terjadinya konflik dan kekerasan di masa yang akan datang ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain : (a) Mensinergikan peran pemerintah setempat, tokoh masyarakat, institusi kampus, masyarakat dan mahasiswa; (b) perlu dilakukan identifikasi lanjutan secara menyeluruh terhadap asrama/rumah kost dan pondokan mahasiswa. Hasil identifikasi tersebut dapat digunakan lebih lanjut baik oleh pihak kepolisian, maupun oleh pemerintah setempat. (c) Mengefektifkan fungsi siskamling (sistem keamanan lingkungan) dan pos keamanan yang dibangun di empat titik di depan kampus Universitas Haluoleo. (d) Upaya lainnya adalah dengan memasang portal dan pernbenahan Lampu Penerangan Jalan (LPJ) di pemukiman warga dan di dalam lingkungan Kampus Universitas Haluoleo. Pembenahan perangkat fisik keamanan tersebut akan menambah kenyamanan bagi aktivitas mahasiswa dan warga baik di dalam kampus maupun di pemukiman warga. Kata kunci: identifikasi konflik, kekerasan
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Rampea Jaya Desa Burangasi Rumbia Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara Nasruddin Suyuti
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1616.963 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v1i1.33

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan persiapan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) pada calon lokasi pemukiman Rampea Jaya, antara lain untuk meningkatkan taraf hidup/kesejahteraan masyarakat melalui program (1) penyediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan dasar Komunitas Adat Terpencil (KAT); (2) penyiapan SDM KAT yang berkualitas dan mandiri agar mampu menyerap nilai-nilai baru yang muncul bersamaan dengan program pembangunan yang diterapkan, tanpa harus melepaskan nilainilai budaya tradisional yang dianut dan telah berakar dalam kehidupan mereka secara turuntemurun; dan (3) peningkatan peran aktif KAT dalam rangka memelihara dan mendaya gunakan potensi pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya, serta lingkungan setempat.Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik wawancara mendalam dan partisipasi observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah kepala keluarga yang tergolong kategori komunitas adat terpencil di Rampea Jaya sebanyak 76 KK (323 jiwa); dengan kondisi kehidupan kominitas adat terpencil (KAT) di Rampea Jaya memiliki rumah kurang layak huni, kehidupan keluarga kurang memenuhi kriteria hidup sehat, kesadaran tentang arti dan manfaat pendidikan formal sangat rendah, pemanfataan lahan kurang maksimal, belum ada bimbingan dan penyuluhan yang intensif dari berbagai sektor; kesediaan calon warga binaan untuk diberdayakan dalam Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil sangat tinggi; pemantapan rencana pemberdayaan komunits adat terpencil di Rampea Jaya, telah didukung oleh surat hibah dari warga yang memiliki lahan yang disaksikan oleh tokoh masyarakat (parabela) serta dukungan dari pemerintah setempat, dan SKPD yang terkait seperti Dinas Kehutanan; dengan mempertimbangkan aspirasi calon warga binaan dan aparat Desa Burangasi Rumbia serta hasil pengkajian/pengamatan lapangan, maka pengkaji menetapkan bahwa calon lokasi pemberdayaan di Rampea Jaya, dinilai layak untuk dijadikan lokasi pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil tahun 2013; dan calon lokasi yang ditetapkan dinilai cukup memiliki berbagai sumberdaya yang potensial dikembangkan untuk mendorong peningkatan kesejahteran warga KAT. Kata kunci : pemberdayaan komunitas adat terpencil, sumber daya yang potensial
Permasalahan Aktual Kebudayaan di Provinsi Sulawesi Tengah Sulaiman Mamar
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 2 No 1 (2013): Volume 2 Nomor 1, Februari 2013
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7929.664 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v2i1.34

Abstract

ABSTRACT This paper attempts to examine the actual problems of culture in Central Sulawesi province. Central Sulawesi is one of the provinces in Indonesia with the multicultural composition of the population and inhabit a wide area with the population density is very low. It is considered to provide opportunities for cultural issues, such as: (1) the onset of degradation of cultural values, so that the culture of positive thinking poorly functioning again as a guide behavior, (2) work ethic disparities between ethnic groups in the control of strategic natural resources, (3) emergence of problems or issues of indigenous tribes native son as opposed to ethnic immigrants, (4) the habit of consuming beverages and illicit drugs which further lead to social problems such as fights between residents. The interesting thing in this paper is that the dance modero as one type of dance that has been modified in Central Sulawesi is also considered to provide opportunities for social and cultural issues. To eliminate the problem of culture, there are several approaches that need to be implemented in public life, that is (1) necessary excavation and transformation of culture positive thinking each tribe to the younger generation, (2) ethics education to the younger generation should be encouraged, both in the household and in schools, (3) multicultural education should be included in the curriculum in schools and colleges, (4) the economic empowerment of youth. Key word: modero dance, problems of culture, multicultural

Page 1 of 32 | Total Record : 313


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2024): Volume 13 Issue 1, February 2024 Vol. 12 No. 3 (2023): Volume 12, Issue 3, October 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): Volume 12, Issue 2, June 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): Volume 12, Issue 1, February 2023 Vol. 11 No. 3 (2022): Volume 11, Nomor 3, Oktober 2022 Vol. 11 No. 2 (2022): Volume 11, Nomor 2, Juni 2022 Vol 11 No 2 (2022): Volume 11, Nomor 2, Juni 2022 Vol 11 No 1 (2022): Volume 11, Nomor 1, Februari 2022 Vol 10 No 3 (2021): Volume 10 Nomor 3, Oktober 2021 Vol 10 No 2 (2021): Volume 10 Nomor 2, Juni 2021 Vol 10 No 1 (2021): Volume 10 Nomor 1, Februari 2021 Vol 9 No 3 (2020): Volume 9 Nomor 3, Oktober 2020 Vol 9 No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, Juni 2020 Vol 9 No 1 (2020): Volume 9 Nomor 1, Februari 2020 Vol 8 No 3 (2019): Volume 8 Nomor 3, Oktober 2019 Vol 8 No 2 (2019): Volume 8 Nomor 2, Juni 2019 Vol 8 No 1 (2019): Volume 8 Nomor 1, Februari 2019 Vol 7 No 3 (2018): Volume 7 Nomor 3, Oktober 2018 Vol 7 No 2 (2018): Volume 7 Nomor 2, Juni 2018 Vol 7 No 1 (2018): Volume 7 Nomor 1, Februari 2018 Vol 6 No 3 (2017): Volume 6 Nomor 3, Oktober 2017 Vol 6 No 2 (2017): Volume 6 Nomor 2, Juni 2017 Vol 6 No 1 (2017): Volume 6 Nomor 1, Februari 2017 Vol 5 No 3 (2016): Volume 5 Nomor 3, Oktober 2016 Vol 5 No 2 (2016): Volume 5 Nomor 2, Juni 2016 Vol 5 No 1 (2016): Volume 5 Nomor 1, Februari 2016 Vol 4 No 3 (2015): Volume 4 Nomor 3, Oktober 2015 Vol 4 No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2, Juni 2015 Vol 4 No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1, Februari 2015 Vol 3 No 3 (2014): Volume 3 Nomor 3, Oktober 2014 Vol 3 No 2 (2014): Volume 3 Nomor 2, Juni 2014 Vol 3 No 1 (2014): Volume 3 Nomor 1, Februari 2014 Vol 2 No 3 (2013): Volume 2 Nomor 3, Oktober 2013 Vol 2 No 2 (2013): Volume 2 Nomor 2, Juni 2013 Vol 2 No 1 (2013): Volume 2 Nomor 1, Februari 2013 Vol 1 No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1 Oktober 2012 More Issue