cover
Contact Name
Lukmanul Hakim
Contact Email
lukmanulhakim7419@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmabasan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
MABASAN
ISSN : 20859554     EISSN : 26212005     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
MABASAN is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in MABASAN have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. MABASAN is published by Kantor Bahasa NTB twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 238 Documents
PUISI “ODE TO PUBIC HAIR” KARYA GWERFUL MECHAIN DAN PUISI “AKU MENCINTAIMU DENGAN SELURUH JEMBUTKU” KARYA SAUT SITUMORANG: SEBUAH TELAAH BANDINGAN Kahar Dwi Prihantono
MABASAN Vol. 12 No. 1 (2018): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.841 KB) | DOI: 10.26499/mab.v12i1.33

Abstract

Penelitian ini mencoba membandingkan puisi “Ode to Pubic Hair” karya Gwerful Mechaindan“ Aku mencintaiMu dengan seluruh jembutKu” karya Saut Situmorang dalam kerangka postmodernisme. Dua puisi tersebut dipilih karena keduanya unik, yakni memasukkan diksi “jembut” dan imajinasi seks dalam karya puisi. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan sastra bandingan Sussan Bassnet, pendekatan pragmatisme puisi Vahid dkk., dan beberapa pendekatan postmodernisme Pilliang dan Craig Calhoun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Puisi “Ode to Pubic Hair” dan “Aku mencintaiMu dengan seluruh jembutKu”sama-samamengungkap tiga idiom postmodernisme, yakni parodi, camp, dan skizofrenia. Idiom-idiom tersebut digunakan untuk menyatakan maksud penyair, yakni mengungkap imajinasi seks walaupun terdapat sedikit perbedaan yang mana Mechain mengimajinasikan coitus (yakni persenggamaan genetalia pria dan wanita) dan cunnilingus (aktivitas seksual dengan menjilat organ seksual wanita untuk memberikan kesenangan dan kenikmatan), sedangkan Saut mengimajinasikan seks oral fellatio (aktivitas seksual mengulum atau menjilat genetalia pria untuk memberikan kesenangan dan kenikmatan). Dari kedua imajinasi seks yang mereka pilih, Mechain mengungkap pemberontakan terhadap gejala sosial masyarakat patriarki dan ketatnya pengaruh gereja. Saut dengan imajinasi fellatio memperkukuh eksistensi patriarki. Dalam hal eksistensi dalam dunia sastra, Mechain mengungkap esensi perjuangan kesamaan hak atas kenikmatan seks dan wanita sebagai pengendali seks pria (feminisme eksistensialis), Saut mengungkap pemberontakan terhadap kaidah dan norma sastra modern sekaligus mengukuhkan alat eksistensi diri yang membedakannya dengan penyair-penyair lain. The research attempted to compare two poems, "Ode to Pubic Hair" by Gwerful Mechain and "Aku mencintaiMu dengan seluruh jembutKu" by Saut Situmorang, in a postmodernism framework. The two poems wereselected because of the uniqueness of theirs, both poems presented the diction of "pubic hair" and sexual imagination. The research applied Sussan Bassnet’s comparative literary approach, Vahid’s pragmatics approach to poetry analysis, and postmodern approaches of Pilliang’s and Craig Calhoun’s. The results of the study indicated that both poems revealed three postmodernism idioms, namely parody, camp, and schizophrenia. Those presented idioms expressedpotentialmotives of the poets’, namely to uncover the sexual imagination although there was a little difference in which Mechain imagined coitus (physical union of male and female genetalia) and cunnilingus (sexual activity of moving the tongue across the female sex organs in order to give pleasure and excitement), while Saut imagined fellatio (the sexual activity of sucking or moving the tongue across the penis in order to give pleasure and excitement). Of the two sexual imaginations they selected, Mechain revealed an uprising against the social phenomena in patriarchal society and the strict church’s influence. Saut, with his fellatio imagination, reinforced the existence of patriarchal values. In terms of their existence in world literature, Mechain revealed the essence of the equal rights struggle for sexual enjoyment and women as male’s sexual controller (existentialist feminism), Saut revealeda rebellion against rules and norms of modern literature as well as establishing his self-existence that distinguishedhim among poets.
“Ajo Sidi Pembual”, Identitas Diri Sebagai “Mesin Pembedaan” Keminangan: Analisis Kajian Budaya NFN Sulastri
MABASAN Vol. 4 No. 1 (2010): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.142 KB) | DOI: 10.26499/mab.v4i1.188

Abstract

Minangkabau yang matrilineal mempunyai ciri keunikan tersendiri. Oleh karena itu, diamati ciri identitas diri keminangan yang merupakan implikasi dari ajaran adatnya terrefleksi lewat teks sastra. Salah satu dapat dilihat dari aspek bahasa yakni  ungkapan kata ‘pembual/gadang ota’. Kompleksitas ungkapan pembual/gadang ota merupakan jagad sosial yang tidak dapat dijelaskan dengan mudah dalam tataran kode bahasa, kode budaya, dan kode sastra dalam konteks keminangan. Pembual/gadang ota menandai kombinasi eksepsional pikiran dan kehendak dari refleksi budaya yang dapat dicermati dalam diri seseorang. Tampaknya  ungkapan ini dibalut dengan  kehebatan, kepintaran dalam menyusun ide dalam kalimat melalui satu idealisme yang kuat. Dapatkah pembual/gadang ota itu dikatakan sebagai sesuatu yang  terkandung dalam sikap politik, mental, pikiran, siasat, dan strategi orang Minang? Tokoh ‘Ajo Sidi pembual’ dapatkah dianggap  sampel identitas diri keminangan secara universal? Studi kasus tokoh Ajo Sidi pembual dalam cerpen “Robohnya Surau Kami”, mudah-mudahan dapat memberikan pencerahan dan jawaban mengenai ‘mesin pembedaan’ keminangan tersebut.
RELASI GENETIS BAHASA-BAHASA TIMOR Halus Mandala
MABASAN Vol. 6 No. 2 (2012): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.985 KB) | DOI: 10.26499/mab.v6i2.225

Abstract

Penelitian  relasi bahasa ini mengkaji tujuh bahasa di Pulau Timor meliputi bahasa (1) Tokodede  dan (2) Mambae  ditutur masyarakat Timor Leste bagian barat, bahasa (3) Kemak dan (4) Tetun dipakai di NTT menyebar sampai ke wilayah  Timor Leste, bahasa (5) Dawan, (6) Rote, dan (7) Helong berkembang di NTT. Semua bahasa itu dihipotesiskan mempunyai hubungan kekerabatan, meskipun sebagian bahasa-bahasa itu diklasifikasikan sebagai bahasa Non-Austronesia (AN) (Capell, 1945). Data dikumpulkan menggunakan daftar Swadesh dan Holle yang dianalisis dengan metode diakomparatif,  diperoleh bukti akurat keeratan relasi genetis  bahasa-bahasa itu sebagai kelompok bahasa Timor. Berdasarkan bukti kuantitatif dan kualitatif, kelompok bahasa Timor memiliki tiga subkelompok, yakni TKM, DTR, dan  Hl yang dapat disusun dalam bentuk silsilah relasi genetis bahasa Timor dengan pola dwipilah. Inovasi fonologis penyatu kelompok Timor berupa apokope, sinkope, penunggalan bunyi, dan pengedepanan bunyi sentral PAN *¶. Bukti inovasi fonologis pemisah kelompok berupa PT *b menjadi PTKM *h, PDTR *f, dan Hl b. Selain itu, ditemukan pula bukti pemisah kelompok sekaligus penyatu subkelompok masing-masing.  Dalam subkelompok TKM ditemukan bukti inovasi fonologis bersama berupa apokope dan metatesis pada subkelompok DTR. Pada subkelompok Hl ditemukan pula bukti inovasi fonologis bersama berupa metatesis dan paragoge. Di samping itu ditemukan pula exclusively  shared  linguistic  innovation yaitu inovasi leksikal bersama baik untuk leksikal PT, leksikal subkelompok PTKM, leksikal subkelompok PDTR dan leksikal Hl.
KONTAK BAHASA ANTARA MASYARAKAT TUTUR BAHASA BAJO DAN MBOJO DI KABUPATEN BIMA DAN DOMPU Lalu Erwan Husnan
MABASAN Vol. 2 No. 1 (2008): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.956 KB) | DOI: 10.26499/mab.v2i1.123

Abstract

Kontak bahasa antara masyarakat tutur bahasa Bajo dan masyarakat tutur bahasa Mbojo di Kabupaten Bima dan Dompu dilakukan karena alasan yang berbeda-beda. Kontak bahasa mengakibatkan terjadinya adopsi ciri-ciri kebahasaan, adaptasi linguistik, mitra kontak dalam bentuk serapan bahasa. Serapan bahasa terjadi pada tataran fonologi, leksikon, dan morfologi. Wujud adaptasi dalam bentuk serapan dilakukan dengan cara mengikuti sistem bahasa mitra kontak. Penutur bahasa Bajo melakukan serapan sebagai wujud adaptasi sosial mereka, berbeda dengan penutur bahasa Mbojo yang melakukan serapan sebagai wujud solidaritas mereka.
Distribusi dan Pemetaan Varian-varian Bahasa Bugis di Pulau Lombok Desi Rachmawati
MABASAN Vol. 1 No. 1 (2007): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.111 KB) | DOI: 10.26499/mab.v1i1.146

Abstract

Bahasa yang digunakan oleh suatu komunitas merupakan refleksi dari totalitas kebudayaan masyarakat komunitas tersebut. Selanjutnya pemetaan bahasa sangat penting karena peta bahasa yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alat untuk memonitor program pegembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan program pelestarian bahasa-bahasa daerah. Penentuan dialek-dialek atau subdialek bahasa Bugis pun dilakukan dengan menggunakan metode dialektometri  yang penekanannya pada persebaran geografis dan jumlah varian  serta jumlah penutur bahasa Bugis yang terdapat di Pulau Lombok. Bahasa Bugis di Pulau Lombok dapat dikelompokkan ke dalam dua dialek, yaitudialek Bugis Haji Lombok Kruak (DBHLK) dan dialek Bugis Pelangan (DBP).
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SDN 8 MONTONG BAAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NFN Sahuruddin
MABASAN Vol. 11 No. 2 (2017): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.451 KB) | DOI: 10.26499/mab.v11i2.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis siswakelas III, Semester II SDN 8 Montong Baan, Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjekpenelitian ini adalah siswa kelas III, semester 2 SDN 8 Montong Baan, TahunPelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 26 orang yang terdiri atas12 siswa laki-lakidan 14 siswa perempuan. Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri atas duasiklus.Tiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan evaluasi, dan refleksi. Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah observasi, angket/tes, dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk mengamatijalannya proses tindakan yang dilakukan. Angket/tes digunakan untuk mengetahuihasil belajar yang dicapai. Dokumentasi digunakan untuk bahan penunjang prosespembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesiamateri menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan katadan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dantanda titik pada siswa kelas III semester 2 SDN 8 Montong Baan, Tahun Pelajaran2014/2015 sebelum dilakukan tindakan sangat rendah. Hal ini dibuktikan denganpersentase keberhasilannya adalah 19%. Setelah dilakukan tindakan penggunaan mediagambar berseri, hasil belajar para siswa tergolong sangat baik. Hal ini terbukti denganpersentasi keberhasilan pada variabel hasil belajar siswa pada siklus 1 yaitu 57,69%dengan kriteria baik dan siklus 2 adalah 84,61% dengan kriteria sangat baik.
KARYA SASTRA YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG DALAM MASYARAKATTUTUR BAHASA BALI DI LOMBOK: SUATU KAJIAN BANDINGAN GEOGRAFIS Nining Nur Alaini
MABASAN Vol. 7 No. 2 (2013): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.456 KB) | DOI: 10.26499/mab.v7i2.179

Abstract

Masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat sangat majemuk. Pulau Lombok didiami oleh empat suku bangsa yang besar, di samping berbagai kelompok suku bangsa pendatang baru. Keempat suku tersebut adalah suku bangsa Sasak, Bima, Sumbawa dan suku bangsa Bali. Keberadaan masing-masing komunitas ditandai oleh identitas yang berbeda, yang salah satunya berwujud bahasa dan sastra. Dapat dikatakan bahwa setiap daerah yang mempunyai bahasa daerah sangat mungkin mempunyai sastra daerah. Adanya variasi-variasi bahasa yang digunakan di masing-masing wilayah sangat memungkinkan hidupnya karya-karya sastra yang juga khas di wilayah bahasa tersebut. Demikian juga dengan komunitas Bali yang menetap di Pulau Lombok. Keberadaan suku Bali di Lombok memperkaya khazanah kesastraan Lombok dengan dibawanya sastra Bali ke Lombok oleh pendatang-pendatang dari Bali tersebut. Perbedaaan sosial budaya dan geografis, menuntut masyarakat pendatang untuk menyesuaikan diri dengan kondisi wilayah baru yang ditempatinya. Dalam beberapa jangka waktu, kita akan menemukan beberapa perbedaan sebagai hasil adaptasi sosial budaya dan lingkungan baru. Hasil adaptasi yang disebut sebagai variasi ini, biasanya juga terjadi dalam karya sastranya. Adanya variasi sosial budaya dan geografis akan diikuti pula dengan munculnya variasi sastra. Dengan melakukan kajian bandingan geografis diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang wujud kontak sastra Bali selama masa perjalanannya yang tumbuh dan berkembang dalam komunitas Sasak. 
PENERAPAN MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS X MAN 1 MATARAM Rabiyatul Adawiyah
MABASAN Vol. 10 No. 1 (2016): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.31 KB) | DOI: 10.26499/mab.v10i1.79

Abstract

This research aims to describe the implementation of mind mapping strategy in learning speaking skill and get description of students` achievement before and after the implementation of mind mapping strategy. The learning process emphasizes the students to work cooperatively in small group to help each other in learning the material by using student centered. The method used is experimental study with two subjects that are X Mia 1 graders and X Mia 2 graders of  MAN 1 Mataram. The data collected through observation, questionnare, documentation, and interview. The result of this research show that the implementation of mind mapping strategy improve the students` achievement in learning speaking skill. It is shown by the difference of students` achievement between experimental class and control class which indeks by 8.438. numeral with windows SPSS analysis. Show that the numeral is significant on the believe of 99.99%. it is symbolize with 0,00 numeral in windows SPSS. In conclusion, there is the influence of mind mapping strategy in learning speaking skill.
Nilai Budaya dalam Cerita Rakyat Toraja NFN Ratnawati
MABASAN Vol. 3 No. 2 (2009): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.299 KB) | DOI: 10.26499/mab.v3i2.112

Abstract

Toraja adalah salah satu suku yang mendiami wilayah pegunungan di Sulawesi Selatan. Penduduknya yang berjumlah sekitar 450.000 jiwa masih tinggal di Kabupaten Toraja Induk dan Kabupaten Toraja Utara. Umumnya, penduduk ini menganut agama Kristen, sebagian lagi memeluk agama Islam, serta sebagiannya lagi masih ada yang menganut kepercayaan animisme yang dikenal dengan Aluk To Dolo. Kepercayaan Aluk To Dolo inilah yang mendasari pelaksanaan berbagai upacara yang memerlukan persembahan hewan kurban dalam jumlah nominal tinggi dalam kehidupan masyarakat Toraja.Tulisan ini memaparkan nilai budaya dalam Cerita Rakyat Toraja. Nilai budaya yang menonjol dalam Cerita Rakyat Toraja sebagian besar dipengaruhi oleh kepercayaan Auk To Dolo yang mencakupi hubungan manusia dengan Sang Pencipta, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.Tulisan ini bertujuan menambah wawasan tentang kebudayaan Toraja yang selanjutnya dapat meningkatkan pemahaman terhadap salah satu kebudayaan yang ada dan berkembang di Sulawesi Selatan.
Distribusi dan Pemetaan Bentuk dan Jenis-Jenis Karya Sastra yang Tumbuh dan Berkembang pada Masyarakat Tutur Bahasa Bugis di Kabupaten Dompu dan Bima Safoan Abdul Hamid
MABASAN Vol. 2 No. 2 (2008): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.439 KB) | DOI: 10.26499/mab.v2i2.137

Abstract

Indonesiakaya akan berbagai karya sastra daerah. Keberadaan karya-karya sastra daerah tersebut turut memperkaya khasanah kebudayaanIndonesia. Sastra daerah berfungsi sebagai media ekspresi dan kreativitas yang mendalam yang berisi aspirasi, cita-cita, ide, dan keinginan. Oleh karena itu, penelitian yang mendokumentasi dan menginventarisasi karya-karya sastra daerah menjadi suatu keharusan di tengah gencarnya penetrasi budaya asing serta kemajuan teknologi informasi.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sebaran geografis berbagai bentuk dan jenis-jenis karya sastra daerah pada masyarakat tutur bahasa Bugis di Kabupaten Dompu dan Bima. Pada kedua lokasi ditemukan karya sastra bentuk puisi dan prosa. Analisis data secara sinkronis dan diakronis menunjukkan bahwa karya-karya sastra tersebut telah mengalami inovasi ekternal. 

Page 4 of 24 | Total Record : 238