cover
Contact Name
Andi Arif Rifa'i
Contact Email
andiarifrifai@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
edugamaiainsasbabel@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bangka,
Kepulauan bangka belitung
INDONESIA
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
ISSN : 25988115     EISSN : 26140217     DOI : -
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan, ISSN 2598-8115 (print) and 2614-0217 (electronic) is published twice a year (Juli and December) by the Graduate Program IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung. This journal departs from philosophy and Religious Education, which aims at becoming contain ideas, research results educational, social and religious.
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
Management and Evaluation Program PAUD University Dina Novrieta; Listini Listini
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 1 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i1.679

Abstract

Abstract: Early childhood education is a development interface, the development of children combines the innate potential (genetic) and potential environmental influences.Thus, social skills in management practice is necessary.This can be understood because the ability to socialize and communicate with others is very decisive in achieving organizational goals.This can be understood because the ability to socialize and communicate with others is very decisive in achieving organizational goals.Implementation of early childhood that is more pressing on academic activities (reading, writing, and arithmetic) and memorization that is less meaningful for children, should be directed to learning that is centered on the interests of children by applying learning in accordance with the developmental (Developmentally Appropriate Practice) DAP. Abstrak: Pendidikan anak usia dini adalah pengembangan antarmuka, perkembangan anak yang menggabungkan potensi bawaan (genetik) dan pengaruh lingkungan potensial. Jadi, keterampilan sosial dalam praktik manajemen diperlukan. Hal ini dapat dipahami karena kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain sangat menentukan. dalam mencapai tujuan organisasi. Hal ini dapat dipahami karena kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain sangat menentukan dalam mencapai tujuan organisasi. Penerapan pendidikan anak usia dini yang lebih menekankan pada kegiatan akademik (membaca, menulis, dan berhitung) dan menghafal yang kurang bermakna bagi anak-anak, harus diarahkan untuk pembelajaran yang berpusat pada minat anak-anak dengan menerapkan pembelajaran sesuai dengan DAP perkembangan (Praktik Tepat Guna Pembangunan).
Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Negeri I Tanjung Pandan Kabupaten Belitung Suparta Suparta
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 1 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i1.681

Abstract

Abstract: Implementation of Quality Management of Islamic Education in MAN I Tanjung Pandan has been done with the maximum. Efforts to improve the quality of education in this school began from the improvement of human resources standards both in the form of educators and learners and educational personnel. The manifestation of this improvement of human resources by implementing the quality standard of education that has been formulated based on Quality Management Principles of Education. In addition to human resources improvement is also seen in curriculum management, learning and classroom management and facilities management and infrastructure. On the basis of some specified managerials then all Teachers, Students and Educational Personnel must implement. If not perform in accordance with applicable proceduresand regulations then be subject to disciplinary strikes both on the Educator and the Learners. Abstrak: Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan Islam di MAN I Tanjung Pandan sudah dilakukan dengan maksimal. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah ini di mulai dari peningkatan standar sumber daya Manusia baik berupa pendidik maupun peserta didik dan tenaga kependidikan. Wujud dari peningkatan SDM ini dengan cara melaksanakan standar mutu pendidikan yang telah disusun berdasarkan Prinsip-prinsip Manajemen Mutu Pendidikan. Selain berupa SDM peningkatan juga terlihat pada manajemen Kurikulum, Manajemen pembelajaran dan kelas serta manajemen sarana dan prasarana. Atas dasar beberapa manajerial yang sudah ditentukan tersebut maka seluruh Guru, Siswa dan Tenaga kependidikan harus melaksanakan. Bila tidak melaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku maka dikenakan teguran disiplin baik pada Pendidik maupun pada Peserta Didik.
Sistem Pendidikan Pesantren dalam Membangun Karakter Berbangsa dan Bernegara Soleha Soleha
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 1 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i1.682

Abstract

Abstract: Islamic boarding school as a native educational institution of Indonesia, has a education system. Implementation of the education system grows and builds the values of character in the nation and state. This can be proven; the life process built in Islamic boarding school contains the value of togetherness, democracy, mutual respect andtolerance among each other. This sense of togetherness and mutual respect are the foundation of the diversity of Indonesian. This condition can be established because the value of Pancasila (Five Principals) as a reflection in living life in boarding school has been implemented there for years. But now, Islamic boarding school is facing the modernization in the education system. But this change due to modernization will not diminish the value of native boarding school since the it has the elements such usIslamic scholars, the students of Islamic boarding school itself, the Quranic Yellow Book and mosques become the central of education which are deeply rooted in the system of education itself. Abstrak:Pesantren sebagai lembaga pendidikan asli Indonesia, memiliki sistem pendidikan yang dinamis. Pelaksanaan sistem pendidikannya menumbuhkan dan membangun nilai-nilai karakter dalam berbangsa dan bernegara. Ini dapat dibuktikan, proses kehidupan yang dibangun di pesantren terkandung nilai kebersamaan, demokrasi, saling menghargai dan toleransi antara sesamanya. Rasa kebersamaan dan saling menghargai ini lah yang menjadi pondasi dari keberagaman bangsa Indenesia. Kondisi ini bisa terjalin karena di pondokpesantren memiliki panca jiwa sebagai refleksi dalam menjalani kehidupan di pondok pesantren. Menghadapi modernisasi pesantren mengalami “perubahan” dalam sistem pendidikannya. Namun perubahan ini tidak memudarkan kecirikhasan pondok pesantren. Karena unsur di dalamnya yang terdiri dari kiai, santri, kitab kuning serta masjid yang menjadi sentral pendidikannya sangat mengakar dalam sistem pendidikannya. Dalam menghadapi modernisasi pesantren mengalami “perubahan” dalam sistem pendidikannya. Namun perubahan ini tidak memudarkan kecirikhasan pondok pesantren. Karena unsur di dalamnya terdiri dari kiai, santri, kitab kuning serta masjid yang menjadi sentral pendidikannya sangat mengakar dalam sistem pendidikannya.
Membangun Dialog Peradaban Zaprulkhan Zaprulkhan
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 1 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i1.683

Abstract

Abstract: In 1989 Francis Fukuyama with his article The End of History? In the journal The National Interest revolves a speculative thesis that after the West conquered its ideological rival, hereditary monarchy, fascism and communism, the constellation of the world of international politics reached a remarkable consensus to liberal democracy. A few years later, Samuel P. Huntington came up with a more provocative thesis that ideological-based war would be a civilization-based war in his article, The Clash of Civilizations? In the journal Foreign Affairs. It reveals that in the future the world will be shaped by interactions among the seven or eight major civilizations of Western civilization: Confucius, Japan, Islam, Hinduism, Orthodox Slavs, Latin America and possibly Africa. Huntington directed the West to pay particular attention to Islam, for Islam is the only civilization with great potential to shake Western civilization. Departing from the above hypotheses, this paper will specifically discuss the bias of Fukuyama and Huntington's thesis on Islam, and how its solution to build a dialogue of civilization by taking the paradigm of dialogue from Ibn Rushd and Raghib As-Sirjani. Abstrak: Pada tahun 1989 Francis Fukuyama dengan artikelnya The End of History? Dalam jurnal The National Interest revolusioner tesis spekulatif bahwa setelah Barat telah menaklukkan lawan-lawan ideologisnya, monarki herediter, fasisme dan komunisme, konstelasi politik internasional mencapai konsensus yang luar biasa untuk demokrasi liberal. Beberapa tahun kemudian, Samuel P. Huntington muncul dengan tesis yang lebih provokatif bahwa perang berbasis ideologis akan menjadi perang berbasis peradaban dalam artikelnya, The Clash of Civilisations? Dalam jurnal Luar Negeri. Ini mengungkapkan bahwa di masa depan akan dibentuk oleh interaksi antara tujuh atau delapan peradaban utama peradaban Barat: Konfusius, Jepang, Islam, Hindu, Slavia Ortodoks, Amerika Latin dan mungkin Afrika. Perhatian Huntington pada Islam adalah potensi terpenting untuk mengguncang peradaban Barat. Berangkat dari hipotesis di atas, makalah ini akan secara khusus membahas bias tesis Fukuyama dan Huntington tentang Islam, dan bagaimana mereka akan mengambil paradigma dialog dari Ibn Rushd dan Raghib As-Sirjani.
Ziarah Makam Antara Tradisi dan Praktek Kemusyikan Subri Subri
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 1 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i1.684

Abstract

Abstract: Graves or tombs in the paradigm of belief are the final terminal of life after world life, even though the grave or tomb is considered as an inanimate object but it is one of the representations of socio-cultural phenomena in the Muslim community from the past until now, including people in Bangka Belitung. The tomb or tomb is a representation of the past and present patterns of thinking of the community in obtainingsolutions to various kinds of life problems both economic, social, political and cultural problems.Even more than that, he also as a representation of the attitude of religiosity of the community in interpreting the relationship between humans as beings with God as creator. The graves or tombs of the Kyai, Alim Ulama, the Habaibs and even the trustees have been interpreted as mediators between humans and God by means of a superstition. Tawassul is a way to utilize the mediator.Theoretically, Islam does emphasize the existence of mediators / wasilah between humans and God, but the cult of their tombs indicates that there has been a difference between theory and practice. Abstrak: Kuburan atau makam dalam paradigm keyakinan merupakan terminal akhir dari kehidupan setelah kehidupan dunia, meskipun kuburan atau makam itu dianggap sebagai benda mati namun ia salah satu representasi dari fenomena sosial budaya pada kalangan masyarakat muslim dari dulu hingga sekarang, termasuk masyarakat di Bangka Belitung. Kuburan atau makam tersebut merupakan representasi dari pola berpikir masyarakat yang lalu dan sekarang dalam memperoleh solusi dari macam ragam masalah kehidupan baik masalah perekonomian, sosial, politik dan budaya. Bahkan lebih dari itu, ia juga sebagai representasi sikap religiusitas masyarakat dalam memaknai hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Tuhan sebagai pencipta. Kuburan atau makam para Kyai, Alim Ulama, para Habaib bahkan para wali telah dimaknai sebagai mediator antara manusia dengan Tuhan dengan cara bertawassul. Tawassul adalah cara untuk memanfaatkan mediator itu. Secara teoritis, Islam memang menegaskan adanya mediator / wasilah antara manusia dengan Tuhan, tapi pengkultusan terhadap makam-makam mereka tersebut mengindikasikan bahwa telah terjadi perbedaan antara teori dan prakteknya.
Dampak Perceraian Terhadap Kenakalan Remaja Hendra Cipta
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 2 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i2.724

Abstract

Abstract In General, factors causing the emergence of juvenile deliquency are a family reason caused by divorce, both parents and the next factor is the environmental factors influenced by playmates and the environment around the dwelling. The media also have a role to cause juvenile delinquency. To minimize this juvenile delinquency that needs to be done is to enforce the rules, listen to teenagers complaints, give attention to teenagers, provide motivation to the teenagers and accompany and play with teenagers' activities they enjoy. Abstrak Secara umum, faktor penyebab munculnya kenakalan remaja adalah alasan keluarga yang disebabkan oleh perceraian, kedua orang tua dan faktor berikutnya adalah faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh teman bermain dan lingkungan di sekitar tempat tinggal. Media juga memiliki peran untuk menyebabkan kenakalan remaja. Untuk meminimalkan kenakalan remaja yang perlu dilakukan adalah menegakkan aturan, mendengarkan keluhan remaja, memberikan perhatian kepada remaja, memberikan motivasi kepada remaja dan menemani dan bermain dengan kegiatan remaja yang mereka nikmati.
Gerhana dan Keharusan Kosmologis Manusia: Tinjauan Filsafat Wujud Rusydi Sulaiman
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 2 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i2.725

Abstract

Abstract Eclipse is a natural event that could not be avoided, Indeed it has become a part of life that merged into one in the solar system. His existence adorns and completes the universe. Eclipse is a natural phenomenon that quickly change the atmosphere, the weather becomes dark. This simple phenomenon is a natural event that periodically often occurs in the world. In addition, the natural phenomenon of the eclipse is a part of authority of God Allah, The almighty. So, this article firstly describes about kind of eclipse; the solar eclipse and lunar eclipse. Then the article describes philoshopically the connection of this eclipse with human\s cosmology. There was closely related between human and eclipse. Everyone is the Wali of God Allah (Khalifah fi al-Ardhi) which had been sent to guard and manage the universe. Cosmologically, human was called as micro cosmos of the cosmos existing in the whole solar system. So the relationship between humans and other creatures was very close. And a person as a servant of God Allah whose reason (logics) and heart (qalb) is expected to do self- reinforcement (rationalization and also mukasyafah) toward creatures, including the phenomenon of eclipse. In short, we khnow then the position of human toward God Allah. Abstrak Gerhana adalah peristiwa alam yang tidak bisa dihindari, memang sudah menjadi bagian kehidupan yang menyatu menjadi satu di tata surya. Keberadaannya menghiasi dan melengkapi alam semesta. Eclipse adalah fenomena alam yang dengan cepat mengubah atmosfer, cuaca menjadi gelap. Fenomena sederhana ini adalah peristiwa alam yang secara berkala sering terjadi di dunia. Selain itu, fenomena alam gerhana adalah bagian dari otoritas Allah Allah SWT. Jadi, artikel ini pertama kali menjelaskan tentang jenis gerhana; gerhana matahari dan gerhana bulan. Kemudian artikel tersebut menggambarkan secara filosofis hubungan gerhana ini dengan kosmologi manusia. Ada kaitan erat antara manusia dangerhana. Setiap orang adalah Wali Allah (Khalifah fi al-Ardhi) yang telah dikirim untuk menjaga dan mengelola alam semesta. Secara kosmologis, manusia disebut sebagai mikro kosmos dari kosmos yang ada di seluruh tata surya. Jadi hubungan antara manusia dan makhluk lain sangat dekat. Dan seseorang sebagai hamba Allah Allah yang alasannya (logika) dan hatinya (qalb) diharapkan untuk melakukan penguatan diri (rasionalisasi dan juga mukasyafah) terhadap makhluk, termasuk fenomena gerhana. Singkatnya, kita khnow maka posisi manusia terhadap Allah Allah. Kata kunci: Eclipse (Sun, Moon), Kosmologi dan Manusia.
Esensi HAM dalam Islam dan Relevansinya Dengan Demokrasi Hatamar Hatamar
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 2 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i2.726

Abstract

Some Islamic political figures and commentators provide a comprehensive explanation of the essence of Islamic teachings (al-Qur'an) which emphasizes the recognition and protection of human rights (HAM). Islam has a genuine concept of human rights, which has been formulated even since the 7th century AD, namely since the emergence of Islam brought by the Prophet Muhammd, SAW which was later declared as human rights in Islam. All the contents of the Islamic version of the declaration are formulated based on the Qur'an and Sunnah. The actual effect of human rights in Islam, what humans have is not the rights they have brought from birth, as they arise in the notion of human rights in the Western world, but prescriptions that are given to humans, obtained or derived from sources interpreted as divine commands which includes rights and obligations. Therefore, what is called HAM is basically a human obligation to God, or God's rights to humans. In addition to owning a unique doctrine that is unique to Islamic human rights, of course it has values and essences that are similar to modern human rights which are now defeated, and even have values that are also present in the modern democratic system. universal values that support democracy, namely human rights, also have a central and essential place in Islamic teachings. Key Word: Essence, human rights in Islam and democracy.
Peran Orang Tua Sebagai Pendidik Anak Dalam Keluarga Adrian Adrian; Muhammad Irfan Syaifuddin
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 2 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i2.727

Abstract

Abstract This article discusses the role of parents as child educators in the household. Many Muslim scholars quoted quran verses and hadith as the basis for the importance of children's education in the family. The family is the smallest instrument in the community and is the basic platform as well as a place for early education for every child. The role of parents is very important in children's education. Parents who are able to position themselves as protectors, protectors, and educators of children will certainly be coherent in the hope that they will get good future generation candidates, because the nature of children is in need of love and attention from their parents. Will of Lukman al-Hakim in Q.S. Luqman verses 13-19 is a manifestation of the importance of children's education by parents in the family. Education in the family is not only limited to religious education, but also provides moral, personality and social education. Parents should be able to carry out holistic education to children in the family so that they can realize the goal of education, namely to make a complete person balanced between emotions, intellectuals, and spirituality Abstrak Artikel ini membahas tentang peran orang tua sebagai pendidik anak dalam rumah tangga. Para sarjana Muslim banyak menukil ayat-ayat qur’an dan hadis sebagai dasar petingnya pendidikan anak dalam keluarga. Keluarga sebagai instrumen terkecil dalam masyarakat dan sebagai peletak dasar sekaligus tempat pendidikan awal bagi setiap anak. Peran orang tua sangatlah pentingdalam pendidikan anak. Orang tua yang mampu memposisikan diri sebagai pelindung, pengayom, dan pendidik anak tentunya akan koheren dengan harapan agar mendapat calon generasi penerus yang baik, karena sifat dasar anak adalah membutuhkan kasih sayang dan rhatian dari orang tuanya. Wasiat Lukman al-Hakim dalam Q.S. Luqman ayat 13-19 merupakan manifestasi dari pentingnya pendidikan anak oleh orang tua dalam keluarga. Pendidikan dalam keluarga bukan hanya dibatasi dalam pendidikan agama saja, namun juga memberikan pendidikan akhlaq, kepribadian, dan sosial. Orang tua sepantasnya mampu melaksanakan pendidikan holistik kepada anak dalam keluarga sehingga mampu mewujudkan tujuan pendidikan yaitu menjadikan insan paripurna yang seimbang antara emosi, intelektual, dan spiritual.
Development of Learning Module STAIN SAS Babel Cakrawala Cakrawala
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 3 No 2 (2017): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v3i2.728

Abstract

Abstract This study uses a quantitative research. The aim to produce a product. The study consisted of three stages, namely: 1. Reconnaissance 2. 3. Procurement model development product. Questionnaire data were analyzed using simple statistics and interviews were analyzed with descriptive quantitative techniques. Children begin to recognize verbal communication with their environment called the children's language pemerolahan. The first language acquisition occurs when the child who from the beginning without language has now gained one language. At the time of child language acquisition, the child is more directed at the communications functions of the form language.In the field of sistaksis, children begin speaking by uttering a single word. This word for children is actually full sentences, but because he has not been able to say more than one word, he only took one word of the whole sentence.Learning module is needed to assist the student in the learning process diperkuliahan, learning modules for students are good, but need further improvements in order to improve this module book. Based on the research that learning modules for students can improve student learning. Abstrak Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Tujuannya untuk menghasilkan suatu produk. Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1. Pengintaian 2. 3. Pengembangan produk model pengadaan. Data kuesioner dianalisis menggunakan statistik sederhana dan wawancara dianalisis dengan teknik kuantitatif deskriptif. Anak-anak mulai mengenali komunikasi verbal dengan lingkungan mereka yang disebut pemeriksa bahasa anak-anak. Perolehan bahasa pertama terjadi ketika anak yang sejak awal tanpa bahasa kini telah memperolehsatu bahasa. Pada saat penguasaan bahasa anak, anak lebih diarahkan pada fungsi komunikasi dari bentuk bahasa. Di bidang sistaksis, anak-anak mulai berbicara dengan mengucapkan satu kata. Kata ini untuk anak-anak sebenarnya adalah kalimat penuh, tetapi karena ia belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, ia hanya mengambil satu kata dari seluruh kalimat. Modul pembelajaran diperlukan untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran yang diperkuliahan, modul pembelajaran untuk siswa baik, tetapi perlu perbaikanlebih lanjut untuk meningkatkan buku modul ini. Berdasarkan penelitian bahwa modul pembelajaran untuk siswa dapat meningkatkan pembelajaran siswa.

Page 1 of 11 | Total Record : 104