cover
Contact Name
Rafles Abdi Kusuma
Contact Email
raflesabdikusuma@iainsasbabel.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmawaizh@gmail.com
Editorial Address
Jl.Raya Petaling KM. 13 Mendo Barat BANGKA IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung
Location
Kab. bangka,
Kepulauan bangka belitung
INDONESIA
Mawaizh : Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan
ISSN : 22523022     EISSN : 26145820     DOI : https://doi.org/10.32923/maw
Mawai'zh: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, ISSN: 2252-3022 (cetak) dan 2614-5812 (elektronik) merupakan jurnal kajian ilmiah pemikiran konseptual maupun penelitian yang berkaitan dengan bidang dakwah dan pengembangan sosial kemanusiaan. Jurnal ini memiliki program yang bertujuan mengembangkan kajian ilmiah yang bercorak interdisipliner, termasuk interseksi antara studi agama dan ilmu-ilmu sosial humaniora. Jurnal Mawa'izh ini terbit 2 (dua) edisi dalam setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 98 Documents
Konektifitas Al-Quran: Studi Munasabah Antar Ayat Dan Ayat Sesudahnya Dalam Qs. Al-Isra’ Pada Tafsir Al-Misbah Ahmad Ghozali; Indra Saputra
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 12 No 2 (2021): Religion and Science in Indonesia
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v12i2.2034

Abstract

This paper aims to determine the attitude of the commentators on munasabah in the interpretation of the Qur'an and the interpretation of M. Quraish Shihab towards the munasabah verse with the verse after it in QS. Al-Isra' on Tafsir Al-Misbah. This research is a qualitative research. Primary data sources in the form of Tafsir Al-Misbah by M. Quraish Shihab Volume 7, and secondary sources in the form of the book "Discourse on Al-Qur'an Munasabah in Tafsir Al-Misbah" by Hasani Ahmad Said and books on the 'ulum of the Qur'an' is related to the customer. Based on the analysis conducted, the research concludes that: 1) The attitudes of the scholars of interpretation towards munasabah are divided into three. First, there are those who agree (pro), second, there are those who do not agree (con), and thirdly, there are neither pro nor contra. 2) The munasabah verse with the verse after it in the QS. Al-Isra' in Tafsir Al-Misbah is 27 munasabah, which consists of several categories: tanzir (comparison) is mentioned 7 times, the letter ataf is mentioned 3 times, mudaddah (opposite) is mentioned 3 times, at-takhallus (transition) mentioned 7 times, istitrad (continued mention) is mentioned 7 times, tafsir (explanation) is mentioned 24 times, ta'kid (affirmation) is mentioned 9 times, i'tirad (refutation) is mentioned 3 times. Keywords: Munasabah, QS. Al-Isra ', and Tafsir Al-Misbah Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sikap para ulama tafsir tentang munasabah dalam penafsiran Al-Qur’an dan penafsiran M. Quraish Shihab terhadap munasabah ayat dengan ayat sesudahnya dalam QS. Al-Isra’ pada Tafsir Al-Misbah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data primer berupa Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab Volume 7, dan sumber sekunder berupa buku “Diskursus munasabah Al-Qur’an dalam Tafsir Al-Misbah” karya Hasani Ahmad Said serta buku-buku tentang ‘ulum Al-Qur’an berkaitan dengan munasabah. Metode pengumpulan data dilakukan dengan Langkah (1) mengumpulkan ayat-ayat yang mengandung munasabah (2) mengkategorisasi ayat-ayat yang bermunasabah, (2) menganalisa melalui tafsir al-misbah. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Sikap para ulama tafsir terhadap munasabah terbagi menjadi tiga. Pertama, ada yang menyetujui (pro), kedua, ada yang tidak menyetujui (kontra), dan ketiga, tidak pro dan juga tidak kontra. 2) Adapun munasabah ayat dengan ayat sesudahnya dalam QS. Al-Isra’ pada Tafsir Al-Misbah berjumlah 27 munasabah, yakni terdiri dari beberapa kategori: tanzir (perbandingan) 7 kali, huruf ataf 3 kali, mudaddah (berlawanan) 3 kali, at-takhallus (peralihan) 7 kali, istitrad (penyebutan lanjutan) 7 kali, tafsir (peknjelasan) 24 kali, ta’kid (penegasan) 9 kali, i’tirad (bantahan) 3 kali. Kata kunci: Munasabah, QS. Al-Isra’, dan Tafsir Al-Misbah
Gerakan Progresif Muhammadiyah Dalam Pembaharuan Pendidikan Islam Dan Sosial Keagamaan Di Indonesia Muhammad Sholeh Marsudi; Zayadi Zayadi
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 12 No 2 (2021): Religion and Science in Indonesia
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v12i2.2035

Abstract

This paper aims to discuss the progressive movement of Muhammadiyah in the renewal of Islamic and socio-religious education in Indonesia, which includes the history of Muhammadiyah as a progressive movement, renewal of Islamic education in Muhammadiyah and Muhammadiyah as a socio-religious movement. The method used is library research and analyzed with a reflective thinking approach by combining deductive and inductive approaches. The results of the discussion show that Muhammadiyah as a progressive Islamic movement was driven by the awareness of social responsibility at the time of its birth through the modernization of education and social activism. Muhammadiyah education reform movement. Muhammadiyah's educational modernization by adopting a secular educational institutional system and modernizing the Islamic education system in madrasas/Islamic boarding schools. In the social and religious fields, Muhammadiyah's businesses and activities are realized through various Muhammadiyah charities. Keywords: Muhammadiyah; Educational Reform; Religious Social Abstrak : Tulisan ini bertujuan untuk membahas tentang gerakan progresif Muhammadiyah dalam pembaharuan pendidikan islam dan sosial keagamaan di Indonesia, yang mencakup sejarah Muhammadiyah sebagai gerakan progresif, pembaharuan pendidikan islam di Muhammadiyah dan Muhammadiyah sebagai gerakan sosial keagamaan. Metode yang digunakan adalah library resarch dan dianalisis dengan pendekatan reflektif thinking dengan memadukan pendekatan deduktif dan induktif. Hasil pembahasan menunjukan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan progresif Islam didorong oleh kesadaran tanggung jawab sosial pada masa kelahirannya melalui modernisasi pendidikan dan aktivisme sosial. gerakan pembaharuan pendidikan Muhammadiyah. Modernisasi pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah dengan mengadopsi sistem kelembagaan pendidikan sekuler dan modernisasi sistem pendidikan islam di madrasah/pesantren. Di bidang sosial dan keagamaan usaha dan kegiatan Muhammadiyah diwujudkan melalui berbagai amal usaha Muhammadiyah. Kata kunci: Muhammadiyah; Pembaharuan Pendidikan; Sosial Keagamaan
The Stigm and Communication Pattern of Radical-Labelled Group Communication in Bengkulu Alfarabi Alfarabi; Panji Suminar
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 12 No 2 (2021): Religion and Science in Indonesia
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v12i2.2045

Abstract

Bengkulu Province is an area that according to a survey by the National Counterterrorism Agency (BNPT) in 2017 has the highest potential for radicalism in Indonesia. The BNPT data is quite surprising because Bengkulu province has never been recorded as a place of radicalism and terrorism. This research explores the causes of religious groups that are considered radical in Bengkulu province. The method used in this research is qualitative with a case study approach. The results of the study provide the fact that there is a growing discourse in society that creates the image of SS s as a radical group in North Bengkulu and Rejang Lebong districts. The SS label as a group that adheres to radicalism can be explained from two perspectives. First, from the internal side, this group lives exclusively and does not interact intensely with the surrounding community. This exclusive life makes the perspectives, attitudes and behavior of SS group members differ from those of society. Differences in viewpoints, attitudes and actions become the embryo for conflicts with the surrounding community, especially in terms of beliefs. Meanwhile, from the second point of view, the surrounding community has also labeled the SS group as adherents of radicalism without knowing what the meaning and limitations of radicalism itself are. The role of the mass media in reporting on radical groups with several easily recognizable symbols such as robes, veils and beards also influences people's perceptions of the SS groups around them. This condition was further strengthened by the labeling carried out by several religious and community leaders who were used as references to portray SS groups. The label and image of radicalism in the end make the SS group's relationship with the surrounding community social distancing and foster stereotypes and prejudice. Keywords: exclusivity, label, prejudice, radicalism, Bengkulu
Penganut Agama Kepercayaan Dan Problem Kebebasan Berkeyakinan Di Indonesia: Perspektif Sosiologi Agama Abd Hannan
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 13 No 1 (2022): Dakwah and Religion
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v13i1.2209

Abstract

The issue of religious belief is a religious issue that has been inviting a lot of debate, both theoretical and practical. Although their existence has been legitimized through a decision by a state institution, the Constitutional Court (MK), in fact, still invites quite a heated debate among the public. This study examines the social rights of religious freedom of believers. There are three research questions to be answered in this study; What are the concepts of trust and social rights? How are the dynamics of believers in the context of religious freedom in Indonesia? What is the reality of the social rights of believers, from the perspective of the sociology of religion? The three questions are aimed at knowing the concepts of trust and social rights; describing the reality of believers in Indonesia; conduct an in-depth study of the social rights of believers, viewed from the perspective of the sociology of religion. This study is a field study that uses qualitative research. There are two data used, primary data and secondary data. In general, the findings of this study contain an in-depth explanation of the concept of belief and social rights, a narrative description of the existence of believers in Indonesia, as well as a sociological explanation of the meaning of social rights, in relation to believers in Indonesia. In general, this paper makes a major contribution in terms of providing a sociological explanation of the existence and dynamics of Indonesian believers in the future. Keywords: Religious Freedom, Religious Belief, Sociology of Religion. Isu penghayat kepercayaan merupakan isu keagamaan yang hingga sekarang mengundang banyak perdebatan, baik itu perdebatan pada wilayah teoritis maupun praktis. Meski keberadaan mereka telah mendapat legitimasi melalui putusan lembaga negara, Mahkamah Konstitusi (MK), namun pada faktanya tetap mengundang perdebatan cukup hangat di kalangan publik. Studi ini mengkaji hak sosial kebebasan beragama kaum penghayat kepercayaan. Terdapat tiga pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam studi ini; Apa yang dimaksud dengan konsep kepercayaan dan hak sosial kebebasan beragama? Bagaimana dinamika penganut kepercayaan dalam konteks kebebasan beragama di Indonesia? Bagaimana realitas hak sosial kebebasan beragama penganut kepercayaan, ditinjau dari perspektif sosiologi agama? Tiga pertanyaan tersebut ditujukan untuk mengetahui konsep kepercayaan dan hak sosial; mendeskripsikan realitas penganut kepercayaan di Indonesia; melakukan kajian mendalam perihal hak sosial penghayat kepercayaan, ditinjau dari perspektif sosiologi agama. Studi ini merupakan kajian lapangan yang menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data yang digunakan ada dua, data primer dan data sekunder. Secara umum, temuan studi ini berisikan penjelasan mendalam tentang konsep kepercayaan dan hak sosial, deskripsi naratif eksistensi penganut kepercayaan di Indonesia, serta penjelasan sosiologis perihal makna hak sosial, kaitannya dengan penganut kepercayaan di Indonesia. Secara umum, tulisan ini memberi sumbangsih besar dalam hal memberi penjelasan sosiologis eksistensi dan dinamika penganut kepercayaan Indonesia ke depan. Kata Kunci : Kebebasan Beragama, Agama Kepercayaan, Sosiologi Agama
Menegosiasikan Masa Depan Syariah Pemikiran Abdullahi Ahmed An-Naim Abdul Aziz
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 13 No 1 (2022): Dakwah and Religion
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v13i1.2272

Abstract

Artikel ini menelisk pemikiran Abdullah Ahmed An-Naim mengenai semangat syariah yang digaungkan sebagian masyarakat. An-Naim merupakan pakar dalam hukum Islam dan penggiat HAM asal Sudan yang berargumen bahwa implementasi syariah yang ada pada saat ini tidak memadai terhadap nilai dan prinsip modernitas seperti Hak Asasi Manusia yang sudah menjadi konsensus masyarakat global. Dengan menggunakan metode library research dari sumber data primer dan sekunder mengenai karya An-Naim, penulis berusaha menyajikan berbagai pemikiran dari An-Naim. Dalam pemikirannya, An-Naim memberikan pandangan bahwa penerapan konsep syariah sejatinya perlu ditinjau kembali mengingat banyaknya diskriminasi atas nama syariah. Wacana syariah menarik untuk dikaji karena isu mengenai syariah selalu menjadi perdebatan bagi banyak kalangan sehingga menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Semangat syariah menjadi bukti bahwa diskusi ini menjadi arena perdebatan yang sangat panjang di kalangan para intelektual muslim maupun non muslim dan menjadi perdebatan, baik pada dataran wacana maupun dalam politik praktis.
Partisipasi Masyarakat Melalui Metode 4A Dalam Pengembangan Sektor Wisata Dusun Serut Ryan Aldi Nugraha; Hasyim Abdillah; Sofyan Tri Untoro; Anas Makruf
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 13 No 1 (2022): Dakwah and Religion
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v13i1.2290

Abstract

Destinasi wisata sering kali menemui permasalahan pengembangan potensi lokal. Hal ini membuat pengelola dan masyarakat turut serta dalam menciptakan reformulasi baru, salah satunya melalui metode 4A. Tentu metode ini tidak akan berjalan dengan baik jika tidak disertai dengan partisipasi aktif yang memposisikan masyarakat lokal sebagai subjek pengembangan wisata. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana partisipasi masyarakat Dusun Serut, Palbapang, Bantul dengan metode 4A dalam pengembangan wisata yang dimiliki. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif dengan jenis penelitian analisis deskriptif. Pendekatan kualitatif yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam. Hasil temuan di lapangan adalah partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan dan evaluasi. Sedangakan metode 4A (Attraction, Amenity, Accessibility, Anciliarry Service) sebagai indikator pengembangan wisata di Dusun Serut, semuanya terpenuhi. Attraction sebagai daya tarik di Serut cukup unik dengan konsep edutourism. Menginap di rumah warga menjadi tawaran baru dalam menjawab amenitas. Untuk menjawab aksesibilitas, jalanan Dukuh Serut tidak memiliki polisi tidur dengan dalih menikmati perjalanan asri. Kemudian anciliarry service terpenuhi ditandai dengan hadirnya kelompok sadar wisata sebagai social capital masyarakat lokal.
Motivasi Pendidikan Dalam Retorika Dakwah Lora Thohir Suud Sarim Karimullah
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 13 No 1 (2022): Dakwah and Religion
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v13i1.2382

Abstract

This study looks at the academic motivation in the rhetoric of da'wah carried out by a young Kiai from Madura, namely Lora Thohir. Lora Thohir is very skilled in tongues, entertaining with jokes, brilliant satire with a criticism that aims to build. Then, a qualitative-descriptive approach was used in this study to try to reveal various qualitative information by describing which was carried out carefully and with complete accuracy to provide an accurate and systematic description of a situation. Furthermore, the results of this study state that the da'wah rhetoric carried out by Lora Thohir is more about delivering material that is easy to understand for his congregation contained in persuasive techniques that are interesting from a logical point of view through delivery that is accurate and not confusing for the community who listens to it. Then, the academic motivation in the rhetoric of da'wah carried out by Lora Thohir can be an inspiration that is not only felt by his students but also the general public.
Akar Fanatisme Pembelajar Agama dalam Perspektif Imam al-Syawkani Nashiratun Nisa; Al Fakhri Zakirman
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 13 No 1 (2022): Dakwah and Religion
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v13i1.2459

Abstract

Konflik antar pembelajar agama semakin marak memenuhi ruang publik dewasa ini. Perbedaan pandangan yang bermuara pada klaim kebenaran, persekusi bahkan konflik horizontal menjadi perhatian publik beberapa tahun terakhir. Perbedaan pandangan antar pembelajar agama bukanlah hal baru. Dua abad yang lalu Imam al-Syawkani juga mengeluhkan hal yang serupa walau dengan aktor dan tema konflik yang berbeda. Kondisi ini menjadi perhatian serius Imam al-Syawkani bahkan ia menulis satu buku khusus mengangkat tema ini. Tulisan ini berupaya melihat pemikiran Imam al-Syawkani tentang fanatisme di kalangan pembelajar agama. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka dengan mengkaji langsung ke kitab yang ditulis oleh Imam al-Syawkani dalam hal ini Kitab Adab al-Thalab Wa Muntaha al-Arab. Dari kitab Imam al-Syawkani tersebut terungkap bahwa fanatisme lahir dari niat belajar yang keliru. Seorang pembelajar agama hendaknya membuka peluang ketidaksempurnaan pada diri mereka sehingga melahirkan sikap toleran terhadap orang lain
Konsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pandangan Karl Marx dan Max Weber Derry Ahmad Rizal; Moh. Syaiful Bahri
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 13 No 02 (2022): Religion and Social Development
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v13i02.2367

Abstract

Community empowerment is a social movement that aims to make changes towards better things. This covers the economic side, development and people's lives are more organized. This practice in community empowerment requires a process and takes time. The role of the government as a policy is certainly a supporter in doing empowerment, the community as the main role in this activity. In this article aims to discuss the concept of community empowerment in outline, but especially presenting the concept of previous thinkers. Tokoh filusuf who has the concept of sociological thinkers or intersects with community empowerment. The figures presented in this paper are Karl Marx and Max Weber, the form of thought or perspective of these two figures in social science or sociology. In this paper using qualitative descriptive metode with a library or literature study approach. Presenting the concept of the thoughts of the two figures, along with their work and thoughts. Strengthening this concept of thinking also presents case studies in the application of community empowerment.
Nilai-Nilai Dakwah dalam Tradisi Upacara Pernikahan Nayuh Mustofa Hilmi; Silvia Riskha Fabriar; Dena Walda Soleha
MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN Vol 13 No 02 (2022): Religion and Social Development
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v13i02.2498

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai dakwah dalam tradisi upacara pernikahan nayuh pada masyarakat adat Lampung Suku Saibatin Kabupaten Pesisir Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik Analisis data menggunakan model Miles dan A. Michel Huberman dimana terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai-nilai dakwah dalam tradisi nayuh yakni nilai ibadah, nilai silaturahmi, nilai shadaqoh, nilai keikhlasan dan nilai kebersamaan. Kajian ini berperan penting sebagai sarana untuk menjaga integritas dan merawat keharmonisan serta persatuan atas khazanah budaya bangsa.

Page 9 of 10 | Total Record : 98