cover
Contact Name
Nasrul Wathoni
Contact Email
majalah@farmasetika.com
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
majalah@farmasetika.com
Editorial Address
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Bandung-Sumedang KM.21, 45363 Sumedang
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Majalah Farmasetika
ISSN : -     EISSN : 26862506     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmasetika Edisi Khusus merupakan majalah online farmasi di Indonesia berbentuk artikel ilmiah populer, artikel review, laporan kasus, komentar, dan komunikasi penelitian singkat di bidang farmasi. Edisi khusus ini dibuat untuk kepentingan informasi, edukasi dan penelitian kefarmasian. Majalah Farmasetika Edisi Khusus terbit 5 kali dalam setahun.
Articles 276 Documents
Cara Apoteker Menjalankan Bisnis Pedagang Besar Farmasi (PBF) Resha Gilar Tamara
Majalah Farmasetika Vol 3, No 2 (2018): Vol. 3, No. 2, Tahun 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmasetika.v3i2.21621

Abstract

Dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sehat dibutuhkan penyediaan obat berkualitas. Kualitas obat tersebut harus dijamin dari mulai produksi hingga mencapai masyarakat atau konsumen, salah satu titik kritis adalah kegiatan penyaluran obat. Industri farmasi menyalurkan produknya menggunakan jasa distributor atau disebut juga Pedagang Besar Farmasi (PBF). PBF memiliki wewenang untuk menyalurkan obat antar PBF atau PBF cabang lainnya dan fasilitas kefarmasian (apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, dan toko obat). PBF harus menerapkan pola bisnis demi mendukung tercapainya target perusahaan. Pola bisnis tersebut meliputi pengadaan dan pemesanan barang, penerimaan barang, penyimpanan, penerimaan pesanan, pengiriman pesanan, dan penagihan pembayaran.Kata kunci : apoteker, pedagang besar farmasi, konsumen
Perlukah Kita Menggunakan Obat Kumur? Nia Yuniarsih
Majalah Farmasetika Vol 2, No 4 (2017): Vol. 2, No. 4, Tahun 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.216 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v2i4.15893

Abstract

Obat kumur dapat digunakan untuk dua tujuan. Mereka bersifat terapeutik dan kosmetik. Bersifat terapeutik pada pembedahan mulut atau mencuci, untuk mengurangi plak, radang gusi, karies gigi, dan stomatitis.Surfaktan digunakan karena dapat membantu pelarut rasa dan menghilangkan kotoran dengan memberikan tindakan berbusa. Agen pembasah (wetting agent) didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai aktifitas permukaan (surface active agent) sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan (surface tension) antara udara – cairan dan cairan – cairan yang terdapat dalam suatu sistem.Jadi obat kumur merupakan pembersih tambahan dan bukan pengganti. Pada akhirnya, obat kumur hanya berfungsi untuk "penyegar" mulut.Keyword : obat kumur, radang, aktivitas permukaan, mulut
Pandangan Apoteker Terkait Vaksin Palsu, Salah Siapa? Decky Ferdiansyah
Majalah Farmasetika Vol 1, No 1 (2016): Vol. 1, No. 1, Tahun 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.148 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v1i1.9701

Abstract

Kasus penemuan vaksin palsu oleh Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI (Bareskrim Mabes Polri) telah membuka tabir yang bertahun-tahun tertutup. Jika menelisik lebih lanjut tentang regulasi obat dan vaksin, maka sebenarnya ada banyak sekali regulasi dan prosedur yang sangat ketat terkait hal tersebut. Paparan Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI bahwa terdapat dua jalur produksi dan distribusi peredaran obat dan vaksin, yaitu jalur distribusi legal dan jalur distribusi ilegal. Dalam hal ini apoteker berperan penting dalam produksi dan distribusi obat dan vaksin. Asumsi penyebab adanya vaksin palsu, karena pengelolaannya tidak dilakukan oleh apoteker. 
Perkembangan Obat Sariawan dan Terapi Alternatifnya Prilly Mutiara Sandy; Fira Burhanisa Irawan
Majalah Farmasetika Vol 3, No 5 (2018): Vol. 3, No. 5, Tahun 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.58 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v3i5.21633

Abstract

Sariawan merupakan penyakit mulut yang sudah tidak asing lagi. Berbagai kalangan mulai dari balita, remaja, orang tua, maupun lanjut usia tentu pernah mengalami penyakit tersebut. Efek dari sariawan itu sendiri ialah bisa menyebabkan para penderitanya tidak nafsu makan dan mulut terasa perih. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi zat pemati rasa dan antiseptika.Pemakaiannya obat bisa dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Selain dengan zat pemati rasa, sariawan juga dapat diobati dengan antiseptika. Hasil terbaik dari penggunaan antiseptika terbukti oleh obat kumur provid-ion (Betadine) dan klorheksidin dalam bentuk tablet hisap srta larutan peroksida 3%. Selain itu juga bisa menggunakan obat kumur yang mengandung Chlorhexidine gluconate 2%, sodium hyaluronate, PVP , dan glycyrrhetinic. BPOM menganjurkan penggunaan obat-obat yang memiliki kandungan enzydamine HCL, providone iodine 1%, atau kombinasi dequalinium chloride dan vitamin C. Bagi yang ingin menyembuhkan sariawan dengan bahan-bahan alami, yaitu: tanaman gambir, daun sirih, air garam, dan cabai.Kata kunci : obat, sariawan, terapi alternatif
Penerapan Teknologi Informasi di Industri Farmasi Esni Esni
Majalah Farmasetika Vol 2, No 2 (2017): Vol. 2, No. 2, Tahun 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.918 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v2i2.15885

Abstract

Industri farmasi Indonesia tentu tidak dapat mengisolasi diri dari perkembangan dan persaingan regional maupun global. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh industri farmasi akan semakin kompleks. Sehingga peran teknologi informasi bagi industri farmasi sangatlah penting dan tentu saja memiliki tujuan yang beragam tak terkecuali untuk mendukung kepentingan usahanya. Dalam review artikel ini akan dibahas terkait penerapan teknologi informasi di industri farmasi saat ini.Kata kunci : teknologi informasi, industri farmasi
Penerapan Cukai Minuman Berkarbonasi, Diperlukan Kolaborasi Sektor Kesehatan dan Keuangan Fajar Ramadhitya Putera
Majalah Farmasetika Vol 3, No 3 (2018): Vol. 3, No. 3, Tahun 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmasetika.v3i3.21627

Abstract

Keamanan makanan merupakan isu yang terkait dengan berbagai bidang seperti kesehatan, perdagangan dan perindustrian sehingga penanganannya pun dapat dilakukan melalui pendekatan lintas sektor. Saat ini pemerintah sedang membahas rencana penerapan cukai pada minuman ringan berkarbonasi. Sesuai UU No. 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 1995 tentang cukai. Penetapan Barang Kena Cukai untuk minuman ringan berkarbonasi yang berpemanis atas dasar dampak kesehatan dikaji dengan mempertimbangkan data-data pendukung keterkaitan pola konsumsi minuman tersebut di Indonesia dan dampak kesehatannya melalui Studi Diet Total (SDT). Perspektif kesehatan masyarakat cenderung mendorong penetapan pajak yang cukup tinggi untuk memicu efek yang bermakna pada pola konsumsi. Dalam prakteknya, sebagian besar pajak ditetapkan sekitar 10%, meskipun Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab baru baru ini menerapkan pajak hingga 100% untuk minuman berpemanis. Bentuk paling efektif sepertinya cukai yang diterapkan pada basis volume atau berat dan dimasukkan ke dalam harga jual. Pajak dalam persentase harga cenderung mendorong konsumen untuk melakukan substitusi ke produk yang lebih murah namun bukan produk yang lebih sehat. Efektivitas intervensi fiskal dapat ditingkatkan dengan upaya edukasi konsumen terkait dasar pengenaan pajak pada produk. Di Meksiko, penerapan pajak pada minuman berpemanis disertai dengan kampanye pemberdayaan masyarakat yang dirancang untuk mendukung perubahan perilaku dan intervensi struktural untuk meningkatkan ketersediaan air yang dapat diminum.Kata kunci : cukai, minuman berkarbonasi, fiskal
Bahaya Obat Kiral Bisa Dihindari Dengan "Molecularly Imprinted Polymer" Aliya Nur Hasanah
Majalah Farmasetika Vol 1, No 5 (2016): Vol. 1, No. 5, Tahun 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.258 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v1i5.10731

Abstract

Obat memiliki sifat kiral. Pemisahan enansiomer untuk molekul kiral merupakan hal penting, terutama untuk industri farmasi, karena enansiomer dapat memiliki aktivitas farmakologi dan toksisitas yang berbeda. Peneliti berupaya menemukan metode dan tehnik untuk memisahkan obat-obat kiral sehingga diperoleh kemurnian yang tinggi. Penemuan metode baru terus dilakukan, salah satunya adalah Molecular imprinting polymer (MIP). Penggunaan MIP yang berkembang untuk pemisahan kiral masih membuka banyak peluang untuk aplikasi material ini sebagai fase diam dalam kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) maupun capillary electrochromatography (CEC).
Alasan Kurkumin Efektif Mempercepat Penyembuhan Luka di Kulit Nasrul Wathoni
Majalah Farmasetika Vol 1, No 3 (2016): Vol. 1, No. 3, Tahun 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.667 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v1i3.9722

Abstract

Kurkumin yang merupakan senyawa utama dari Kunyit (Curcuma longa) dan Temulawak (Curcuma xanthoriza), baru-baru ini banyak penelitian terkait potensinya yang mampu mempercepat proses penyembuhan luka di kulit baik luka akut maupun kronis. Secara natural, ada 4 tahapan proses penyembuhan luka dimana setiap tahapannya saling tumpang tindih. Tahapan itu adalah hemostatis, inflamasi/peradangan, proliferasi, dan remodeling. Banyak penelitian pra-klinis telah menunjukkan bahwa kurkumin mampu bekerja pada fase inflamasi, proliferasi dan remodeling dari proses penyembuhan luka sehingga mampu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka. 
Kontroversi Terapi Homeopati Untuk Sembuhkan Berbagai Penyakit Elmira Rachma
Majalah Farmasetika Vol 3, No 1 (2018): Vol. 3, No. 1, Tahun 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmasetika.v3i1.16794

Abstract

Terapi homoepati kurang didengar di masyarakat Indonesia dikarenakan di Indonesia jarang dipakai pengobatan secara homoepati. Penyembuhan penyakit secara homoepati sangat dimungkinkan untuk masyarakat Indonesia, dikarenakan penyembuhan secara homoepati dapat memanfaatkan tumbuhan yang ada di indonesia. Hoemoepati sering disebut dengan gagasan “seperti pengobatan”, penyakit yang disembuhkan contohnya penyakit demam. Mengobati penyakit demam dengan cara mengambil ekstrak tanaman yang bisa menurunkan demam, walaupun ketingkatan yang sangat encer. Pengobatan homoepati tidak memenuhi persyaratan yang ada di farmokologi modern. Pengobatan homoepati memang tidak memakai percobaan pada binatang namun bahan percobaan langsung ke manusia, hal itu tidak diketahui efek toksik yang mungkin terkandung dalam obat tersebut. Tetapi pengobatan homoepati ini bisa dicontoh pada perlakuan terhadap pasien yang meyakinkan untuk sembuh. Oleh karena itu, pilihlah penyembuhan yang sudah di rekomendasi oleh peneliti-peneliti.Kata kunci : terapi homeopati, penyakit, pengobatan
Sejarah Singkat dan Laporan Kasus Karisoprodol Nurma Suri
Majalah Farmasetika Vol 2, No 3 (2017): Vol. 2, No. 3, Tahun 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.128 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v2i3.15890

Abstract

Obat yang pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Soma pada tahun 1950 ini adalah obat relaksan otot yang termasuk di dalam golongan karbamat. Karisoprodol adalah modifikasi meprobamat yang ditujukan untuk relaksasi otot yang lebih baik, kurang berpotensi untuk disalahgunakan, dan risiko overdosis lebih sedikit. Substitusi satu atom hidrogen dengan gugus isopropil pada salah satu nitrogen karbamat dimaksudkan untuk menghasilkan molekul dengan sifat farmakologis baru. Indikasi utama penggunaan karisoprodol adalah sebagai tambahan dalam pengobatan simtomatik kondisi muskuloskeletal yang terkait dengan nyeri pada kejang otot. Laporan kasus karisoprodol terjadi di Amerika, Norwegia, dan Swedia. Di Indonesia sendiri pada tanggal 16 Juli 2013 dilakukan pembatalan izin edar, penghentiaan produksi, penarikan dari peredaran dan pemusnahan obat yang mengandung karisoprodol.Kata kunci : karisoprodol, Soma, laporan kasus, sejarah

Page 4 of 28 | Total Record : 276


Filter by Year

2016 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 1 (2024) Vol 8, No 5 (2023) Vol 8, No 4 (2023) Vol 8, No 3 (2023) Vol 8, No 2 (2023) Vol 8, No 1 (2023) Vol 7, No 5 (2022): Vol. 7, No. 5, Tahun 2022 Vol 7, No 4 (2022): Vol. 7, No. 4, Tahun 2022 Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022 Vol 7, No 2 (2022): Vol. 7, No. 2, Tahun 2022 Vol 7, No 1 (2022): Vol. 7, No. 1, Tahun 2022 Vol 6, No 5 (2021): Vol. 6, No. 5, Tahun 2021 Vol 6, No 4 (2021): Vol. 6, No. 4, Tahun 2021 Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021 Vol 6, No 2 (2021): Vol. 6, No. 2, Tahun 2021 Vol 6, No 1 (2021): Vol. 6, No. 1, Tahun 2021 Vol. 6, Supl. 1, Tahun 2021 Vol 5, No 5 (2020): Vol. 5, No. 5, Tahun 2020 Vol 5, No 4 (2020): Vol. 5, No. 4, Tahun 2020 Vol 5, No 3 (2020): Vol. 5, No. 3, Tahun 2020 Vol 5, No 2 (2020): Vol. 5, No. 2, Tahun 2020 Vol 5, No 1 (2020): Vol. 5, No. 1, Tahun 2020 Vol 4, No 5 (2019): Vol. 4, No. 5, Tahun 2019 Vol 4, No 4 (2019): Vol. 4, No. 4, Tahun 2019 Vol 4, No 3 (2019): Vol. 4, No. 3, Tahun 2019 Vol 4, No 2 (2019): Vol. 4, No. 2, Tahun 2019 Vol 4, No 1 (2019): Vol. 4, No. 1, Tahun 2019 Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019 Vol 3, No 5 (2018): Vol. 3, No. 5, Tahun 2018 Vol 3, No 4 (2018): Vol. 3, No. 4, Tahun 2018 Vol 3, No 3 (2018): Vol. 3, No. 3, Tahun 2018 Vol 3, No 2 (2018): Vol. 3, No. 2, Tahun 2018 Vol 3, No 1 (2018): Vol. 3, No. 1, Tahun 2018 Vol 2, No 5 (2017): Vol. 2, No. 5, Tahun 2017 Vol 2, No 4 (2017): Vol. 2, No. 4, Tahun 2017 Vol 2, No 3 (2017): Vol. 2, No. 3, Tahun 2017 Vol 2, No 2 (2017): Vol. 2, No. 2, Tahun 2017 Vol 2, No 1 (2017): Vol. 2, No. 1, Tahun 2017 Vol 1, No 5 (2016): Vol. 1, No. 5, Tahun 2016 Vol 1, No 4 (2016): Vol. 1, No. 4, Tahun 2016 Vol 1, No 3 (2016): Vol. 1, No. 3, Tahun 2016 Vol 1, No 2 (2016): Vol. 1, No. 2, Tahun 2016 Vol 1, No 1 (2016): Vol. 1, No. 1, Tahun 2016 More Issue