cover
Contact Name
Nasrul Wathoni
Contact Email
majalah@farmasetika.com
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
majalah@farmasetika.com
Editorial Address
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Bandung-Sumedang KM.21, 45363 Sumedang
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Majalah Farmasetika
ISSN : -     EISSN : 26862506     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmasetika Edisi Khusus merupakan majalah online farmasi di Indonesia berbentuk artikel ilmiah populer, artikel review, laporan kasus, komentar, dan komunikasi penelitian singkat di bidang farmasi. Edisi khusus ini dibuat untuk kepentingan informasi, edukasi dan penelitian kefarmasian. Majalah Farmasetika Edisi Khusus terbit 5 kali dalam setahun.
Articles 276 Documents
Bingung Memilih Obat Batuk? Kenalilah Jenis Batuk Anda! Lily Cyntia Fauzi
Majalah Farmasetika Vol 3, No 4 (2018): Vol. 3, No. 4, Tahun 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmasetika.v3i4.21631

Abstract

Salah satu penyakit yang umum terjadi adalah batuk. Batuk sendiri merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh dari saluran pernapasan dan menjadi refleks yang terangsang karena adanya iritasi paru atau saluran pernapasan. Sebelum memilih obat batuk yang sesuai dengan Anda, perlu diketahui ada beberapa penyebab batuk yang tentunya juga membutuhkan agen terapi yang berbeda pula. Batuk yang terjadi dalam jangka waktu yang lama ini disebut dengan batuk kronis. Secara umum, ada dua jenis batuk, yaitu batuk akut dan batuk kronis. Batuk akut biasanya merupakan gejala adanya infeksi pada saluran pernapasan dan biasanya dapat sembuh dalam waktu tiga minggu. Adapula batuk kronis yang dapat berlangsung selama lebih dari 8 minggu. Batuk kronis dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan tidur, dan apabila batuk makin parah dapat menyebabkan rusuk retak, penumotoraks dan emfisema. Alangkah baiknya jika pasien menjadi lebih bijak dan cerdas dalam memilih obat yang tepat dan sesuai dengan keluhan yang dirasakan. Konsultasikanlah kepada apoteker dalam untuk memastika pilihan obatnya.Kata kunci : Obat, batuk, kronis, infeksi
Kosmetika Halal atau Haram serta Sertifikasinya Muchtaridi Muchtaridi
Majalah Farmasetika Vol 2, No 1 (2017): Vol. 2, No. 1, Tahun 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.41 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v2i1.12689

Abstract

Kosmetika sebagai produk dalam memelihara kecantikan semakin berkembang seiring dengan perkembangan bioteknologi. Saat ini, seiring dengan poerkembangan teknologi, produk kosmetika di Indonesia semakin banyak dan beragam, hingga kita sulit menelisik bahan-bahan yang haram di dalamnya. Oleh karena itu, agar kita waspada, ada baiknya jika kita mengetahui titik-kritis haram dalam kosmetika. Artikel mini review ini akan membahas apakah kosmetika yang ada saat ini halal atau haram? Perlukah sertifikasi halal diterapkan? 
Metode Pendekatan Keluarga, Terobosan Baru dalam Pembangunan Kesehatan di Indonesia Decky Ferdiansyah
Majalah Farmasetika Vol 1, No 4 (2016): Vol. 1, No. 4, Tahun 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.306 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v1i4.10368

Abstract

Dalam memperingati HKN ke 52 Tahun 2016 ini Kemenkes RI telah menetapkan tema "Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat". Tema ini dipilih sebagai wujud dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Banyak negara menerapkan konsep pelayanan kesehatan dasar atau dikenal dikenal dengan istilah primary health care. Di Indonesia menerapkan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dalam satu wadah terpadu yang dikenal sebagai pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan puskesmas yang menggabungkan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama secara berkesinambungan dengan didasarkan kepada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga. Terobosan baru dalam pembangunan kesehatan berupa pendekatan keluarga ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
Keringat Berlebih? Atasi dengan Terapi Iontophoresis Alyanada Nurafifah; Danaparamita Bashirah; Rusydina Sabila; Sri Indrayani
Majalah Farmasetika Vol 3, No 2 (2018): Vol. 3, No. 2, Tahun 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmasetika.v3i2.21619

Abstract

Berkeringat merupakan salah satu cara tubuh untuk menyesuaikan suhu. Apabila suhu lingkungan di sekitarnya lebih rendah dari suhu kulit, maka pengeluaran panas akan meningkat, sedangkan jika suhu lingkungan di sekitarnya lebih panas, maka kelenjar keringat akan diaktifkan dan keringat yang keluar dapat menyebabkan suhu kulit menurun. Kini telah ditemukan sebuah metode terapi yang mudah, tanpa menggunakan suntikan, laser, maupun operasi yaitu hanya dengan mengalirkan arus listrik ke kulit. Terapi ini disebut dengan iontophoresis atau terapi stimulasi listrik. Terapi ini dapat mengurangi keringat berlebih dengan cara memberi rangsangan berupa listrik pada kulit sehingga mengganggu kerja kelenjar keringat dan mengurangi sekresi keringat.  Selain untuk mengurangi produksi keringat, Iontophoresis juga dapat bermanfaat untuk mengatasi masalah lain seperti inflamasi, kejang otot, luka yang terbuka, dan lain sebagainya. Hal tersebut berdasarkan pada larutan atau obat yang digunakan. Namun, perlu diperhatikan penggunaannya pada wanita hamil, seseorang dengan implan logam (penggantian sendi), seseorang dengan epilepsi dan seseorang dengan kondisi jantung, atau epilepsi tidak disarankan untuk menggunakan alat iontophoresis.Kata kunci : Iontophoresis, keringat, kulit
Obat Tradisional : Antara Khasiat dan Efek Sampingnya Shofiah Sumayyah; Nada Salsabila
Majalah Farmasetika Vol 2, No 5 (2017): Vol. 2, No. 5, Tahun 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.017 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v2i5.16780

Abstract

Lingkungan mempunyai peran penting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bangsa Indonesia secara turun temurun dari generasi ke generasi telah mengenal dan juga menggunakan tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk menanggulangi masalah kesehatan. Pada umumnya penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern. Akan tetapi tetap diperlukan ketepatan penggunaan obat tradisional untuk meminimalisir efek sampingnya, yakni : kebenaran obat, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan, tidak disalah gunakan, dan ketepatan pemilihan obat untuk penyakit tertentu.Kata kunci : obat tradisional, khasiat, efek samping
Polisakarida Baru Sacran Potensial Mempercepat Penyembuhan Luka Nasrul Wathoni
Majalah Farmasetika Vol 1, No 2 (2016): Vol. 1, No. 2, Tahun 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.599 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v1i2.9704

Abstract

Sebuah polisakarida natural baru yang dinamai Sacran dan berasal dari algae (cyanobacterium) Aphanothece sacrum (Suizenji nori) memiliki berat molekul terbesar di dunia. Saat ini dipasaran Jepang telah beredar kosmetik yang mengandung sacran yang diklaim memiliki efek kelembaban atau moisturizing paling baik di dunia. Dengan berat molekul yang super tinggi, saat ini sacran memiliki karakteristik yang unik yang bisa digunakan dalam berbagai aplikasi terutama dalam bidang biomedik. Baru-baru ini telah dikembangkan sacran hidrogel film sebagai wound dressing atau penutup luka yang mampu meningkatkan tingkat penyembuhan luka serta lebih baik dibanding polisakarida alam yang saat ini digunakan dipasaran yakni Alginat. 
Peran Apoteker dalam Pengobatan Wasir Indraswari Pitaloka
Majalah Farmasetika Vol 3, No 5 (2018): Vol. 3, No. 5, Tahun 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5592.393 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v3i5.19337

Abstract

Wasir atau  ambeien merupakan istilah populer dari penyakit hemorrhoid, atau dalam bahasa kedokteran disebut piles. Wasir didefinisikan sebagai gejala pembengkakan dan perpindahan bantalan hemorrhoid normal. Gejala hemoroid yang paling umum adalah perdarahan rektum yang terkait dengan gerakan usus, dan benjolan pada luar anus. Pembengkakan bantalan hemorrhoi dan hiperplasia pembuluh darah memainkan peran penting dalam perkembangan wasir, dan bisa menjadi target potensial untuk perawatan medis. Wasir dapat diobati dan dicegah dengan terapi non-farmakologi seperti memakan makanan tinggi serat, banyak minum air putih, tidak menunda-nunda BAB, dan juga dapat diobati dengan salep pereda nyeri yang dijual secara bebas di apotek, maupun dengan resep dokter. Sebagai penderita wasir, terkadang sulit mengetahui sejauh mana wasir dapat diobati dengan pengobatan sederhana di rumah, ataukah sudah harus mendapatkan perawatan dari dokter maupun tindakan operatif lebih lanjut. Oleh karena itu artikel ini menguraikan penyebab wasir yang harus dihindari, tingkat keparahan wasir untuk menilai seberapa parah wasir yang diderita, dan tindakan yang sesuai, sampai pola makan yang disarankan untuk penderita wasir.Kata kunci: Wasir, Pola Makan, Terapi-Non Farmakologi, Terapi Farmakologi
Mekanisme Lipstik dalam Mewarnai dan Melembabkan Bibir Nagina Belali
Majalah Farmasetika Vol 2, No 2 (2017): Vol. 2, No. 2, Tahun 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.152 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v2i2.15887

Abstract

Lipstik adalah jenis kosmetik yang sangat populer pada wanita dan digunakan hampir oleh semua wanita setiap hari. Lipstik dirancang untuk memperbaiki penampilan alami bibir, menimbulkan perubahan warna, meningkatkan kilau dan menghaluskan garis keriput serta lipatan pada bibir. Dalam review artikel ini dijelaskan mengenai sejarah, mekanisme, komposisi dan formulasi lisptik dalam mewarnai dan melembabkan bibir.Keyword : lipstik, kosmetik, bibir 
Sensor Elektrokimia, Solusi Efektif Deteksi Merkuri dalam Kosmetik Hanifahzin Khatami; Gina Sabila; Hafiz Firnandi; Bunga Dacilia H; Izzatul Khoirunnisa
Majalah Farmasetika Vol 3, No 3 (2018): Vol. 3, No. 3, Tahun 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmasetika.v3i3.21628

Abstract

Merkuri merupakan salah satu logam berat yang sangat berbahaya. Saat ini, sedang marak ditemukan sediaan obat ataupun kosmetik yang di dalamnya mengandung merkuri terutama kosmetik ilegal yang tidak berizin edar. Padahal, FDA (Food and Drug Administration) telah melarang penggunaan merkuri pada bahan makanan, obat, ataupun kosmetik karena efek sampingnya yang dapat membahayakan konsumen, seperti penipisan kulit, kerusakan saluran pencernaan, kerusakan saraf, dan bahkan kematian.Pengembangan dalam pendeteksian senyawa merkuri dalam sediaan kosmetik sudah banyak dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan Silver ink Screen-Printed Electrode yang menerapkan prinsip sensor elektrokimia. Alat pendeteksi ini dianggap memiliki sensitifitas yang tinggi serta merespon dengan cepat terhadap senyawa uji, ekonomis, mudah dibuat, serta ramah lingkungan.Kata kunci : sensor, elektrokimia, merkuri, kosmetik
Apoteker Berperan Penting dalam Membantu Masyarakat Menurunkan Biaya Terapi Maria Maretta
Majalah Farmasetika Vol 1, No 5 (2016): Vol. 1, No. 5, Tahun 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.881 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v1i5.10734

Abstract

Bagaimana pemahaman masyarakat ketika mendengar kata apoteker? Sebuah pandangan konservatif hadir pada publik yang mengklasifikasikan apoteker sebagai pekerjaan yang tidak jauh dari istilah ‘tukang obat’, yang menjual dan memberikan obat kepada orang yang sakit. Salah satu penelitian terkait farmakoekonomi yang dilakukan oleh Maxwell, et al (2013) terkait perbandingan antara Pharmaceutical Care (PC) yang lebih mengutamakan patient-care dalam penata laksanaan Diabetes Tipe 2 dengan Usual Care (UC) yang merupakan suatu pengobatan dengan minimnya peranan apoteker sebagai tenaga kesehatan membuktikan bahwa PC memiliki biaya terapi yang lebih murah dibanding UC. Peran apoteker dalam PC memegang peranan penting sebagai upaya peningkatan kualitas hidup pasien melalui terapi yang lebih cost- effectiveness dari segi farmakoekonomi khususnya untuk penatalaksanaan pada penyakit degeneratif.

Page 5 of 28 | Total Record : 276


Filter by Year

2016 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 1 (2024) Vol 8, No 5 (2023) Vol 8, No 4 (2023) Vol 8, No 3 (2023) Vol 8, No 2 (2023) Vol 8, No 1 (2023) Vol 7, No 5 (2022): Vol. 7, No. 5, Tahun 2022 Vol 7, No 4 (2022): Vol. 7, No. 4, Tahun 2022 Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022 Vol 7, No 2 (2022): Vol. 7, No. 2, Tahun 2022 Vol 7, No 1 (2022): Vol. 7, No. 1, Tahun 2022 Vol 6, No 5 (2021): Vol. 6, No. 5, Tahun 2021 Vol 6, No 4 (2021): Vol. 6, No. 4, Tahun 2021 Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021 Vol 6, No 2 (2021): Vol. 6, No. 2, Tahun 2021 Vol 6, No 1 (2021): Vol. 6, No. 1, Tahun 2021 Vol. 6, Supl. 1, Tahun 2021 Vol 5, No 5 (2020): Vol. 5, No. 5, Tahun 2020 Vol 5, No 4 (2020): Vol. 5, No. 4, Tahun 2020 Vol 5, No 3 (2020): Vol. 5, No. 3, Tahun 2020 Vol 5, No 2 (2020): Vol. 5, No. 2, Tahun 2020 Vol 5, No 1 (2020): Vol. 5, No. 1, Tahun 2020 Vol 4, No 5 (2019): Vol. 4, No. 5, Tahun 2019 Vol 4, No 4 (2019): Vol. 4, No. 4, Tahun 2019 Vol 4, No 3 (2019): Vol. 4, No. 3, Tahun 2019 Vol 4, No 2 (2019): Vol. 4, No. 2, Tahun 2019 Vol 4, No 1 (2019): Vol. 4, No. 1, Tahun 2019 Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019 Vol 3, No 5 (2018): Vol. 3, No. 5, Tahun 2018 Vol 3, No 4 (2018): Vol. 3, No. 4, Tahun 2018 Vol 3, No 3 (2018): Vol. 3, No. 3, Tahun 2018 Vol 3, No 2 (2018): Vol. 3, No. 2, Tahun 2018 Vol 3, No 1 (2018): Vol. 3, No. 1, Tahun 2018 Vol 2, No 5 (2017): Vol. 2, No. 5, Tahun 2017 Vol 2, No 4 (2017): Vol. 2, No. 4, Tahun 2017 Vol 2, No 3 (2017): Vol. 2, No. 3, Tahun 2017 Vol 2, No 2 (2017): Vol. 2, No. 2, Tahun 2017 Vol 2, No 1 (2017): Vol. 2, No. 1, Tahun 2017 Vol 1, No 5 (2016): Vol. 1, No. 5, Tahun 2016 Vol 1, No 4 (2016): Vol. 1, No. 4, Tahun 2016 Vol 1, No 3 (2016): Vol. 1, No. 3, Tahun 2016 Vol 1, No 2 (2016): Vol. 1, No. 2, Tahun 2016 Vol 1, No 1 (2016): Vol. 1, No. 1, Tahun 2016 More Issue