cover
Contact Name
Muhammad Zukhrufuz Zaman
Contact Email
m_zukhruf@staff.uns.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalthp_uns@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
ISSN : 19790309     EISSN : 26147920     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal “Teknologi Hasil Pertanian”, publishes original articles, review articles, and short communications on the fundamentals, applications and management of Agricultural Product Technology areas. The journal's aim is to offer scientist, researchers and other related professionals the opportunity to share their finding and disseminate knowledge in all the related topics of biotechnology, quality management, and technologies associated with production or product development.
Arjuna Subject : -
Articles 207 Documents
APLIKASI EKSTRAK ABU SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PENGENYAL DAN PENGAWET ALAMI DALAM PEMBUATAN MIE BASAH Rachmad Abraham Firdaus; Rohula Utami; Edhi Nurhartadi
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.699 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12898

Abstract

STUDI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN CUKA BERBASIS BUAH ANGGUR BALI (Vitis vinifera) UTUH DAN TANPA KULIT Elok Zubaidah; Christina Veronica
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.837 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13012

Abstract

Anggur Bali (Vitis vinifera) selama ini kurang diminati oleh konsumen karena rasanya yang sangat asam. Beberapa kandungan senyawa dalam buah anggur Bali memiliki potensi sebagai antioksidan antara lain vitamin C, flavonoid, dan polifenol. Pengolahan anggur bali menjadi cuka buah diharapkan akan dihasilkan produk yangmemiliki efek kesehatan yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kulit buah dan penambahan air terhadap aktivitas antioksidan cuka anggur Bali. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah perlakuan anggur utuh dan anggur kupas. Sedangkanfaktor kedua adalah proporsi buah: air (1:1, 1:2, 1:3). Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA. Perlakuan terbaik cuka anggur Bali diperoleh pada perlakuan buah utuh dan proporsi buah:air 1:1, memiliki parameter kimia seperti total asam 5,74%, pH 3,27 dan aktivitas antioksidan 59,49%. Kata Kunci : anggur bali, antioksidan, cuka, kulit buah
PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN SENSORI TEPUNG TEMPE"BOSOK" Martina Andriani; Baskara Katri Anandito; Edhi Nurhartadi
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1476.986 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13522

Abstract

Tempe “bosok”,sering kali disebut tempe “over ripe” atau “over fermented”, sangat digemari oleh masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah karena memiliki rasa dan aroma yang khas dan dipakai sebagai bahan pembangkit cita rasa alami dalam masakan. Mengingat manfaat yang begitu besar dari tempe “bosok” sebagai bumbu penyedap masakan dan ketersediaannya masih dalam bentuk segar, maka diperlukan suatu teknologi untuk memperpanjang umur simpan dan mempermudah penggunaannya yaitu dengan teknik pengeringan dan penepungan.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu suhu pengeringan (55°C, 60°C, dan 65°C). Anallisis data menggunakan uji analisis varian (ANOVA), jika ada perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan analisis Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada tingkat signifikansi α = 0,05.Karakteristik fisik tepung tempe “bosok” pada berbagai suhu pengeringan adalah: Rendemen berkisar 26,46-29,40%, bulk density 0,52-0,59 g/cm3, kelarutan tepung 99,9956-99,9972%, dan daya serap air 1,39-2,35 ml/g. Berdasarkan karakteristik fisik dan sensoris, tepung tempe “bosok” yang disukai panelis adalah tempe “bosok” yang dikeringkan pada suhu 60°C. Tepung tempe “bosok” dengan suhu pengeringan 60°C menghasilkan rendemen 28,10%, bulk density 0,53 g/cm3, kelarutan tepung 99,9972%, daya serap air 1,96 ml/g, kadar air 8,45%. Karakteristik sensoris tepung tempe “bosok” dengan suhu pengeringan 60°C yang disukai panelis adalah tepung tempe “bosok” yang memiliki warna coklat, aroma khas tempe “bosok” yang tidak terlalu menyengat, dan tekstur yang halus dan kering atau tidak lembab.
PENGARUH LAMA FERMENTASI MOROMI TERHADAP VISKOSITAS, KADAR PROTEIN TERLARUT, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, DAN SENSORI KECAP BUNGKIL WIJEN PUTIH SANGRAI DAN NON SANGRAI Reny Fajri Pratiwi; Rohula Utami; Edhi Nurhartadi
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.071 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13560

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi moromi terhadapviskositas, kadar protein terlarut, aktivitas antioksidan, dan sensori dari kecap bungkil wijen putih sangrai dannonsangrai, dan untuk mengetahui perlakuan yang menghasilkan kecap dengan kualitas terbaik dari parameterpengujian yang dilakukan. Perancangan Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu lamafermentasi 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu kecap bungkil wijen putih sangrai dan nonsangrai. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pengaruh lama fermentasi moromi dari 0 sampai 8 minggu memberikan perbedaan yangnyata pada 5% terhadap viskositas, kadar protein, antioksidan kecap bungkil wijen sangrai dannonsangrai. Namun untuk sensori tidak begitu memberikan perbedaan yang nyata. Hasil yang didapat viskositasterbesar pada fermentasi 4 minggu sebesar 977 cP, kadar protein terlarut pada fermentasi 6 minggu sebesar 3,03% dan 2,97 %, aktivitas antioksidan pada fermentasi moromi 6 minggu sebesar 6,96%/mg dan 6,02%/mg.Perlakuan lama fermentasi moromi 6 minggu dipilih sebagai perlakuan lama fermentasi moromi yangmenghasilkan kecap yang terbaik. Untuk perlakuan penyangraian, pada penelitian ini memberikan pengaruh,dimana pada kecap bungkil wijen putih sangrai memberikan viskositas, dan aktivitas antioksidan yang lebihtinggi dibandingkan tanpa penyangraian
UJI ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGI MINUMAN SINBIOTIK DARI EKSTRAK CINCAU HIJAU (Premna oblongifolia Merr) A. S. Suharyono; Fibra Nurainy; Samsul Rizal; Muhamad Kurniadi
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.517 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13594

Abstract

Telah dilakukan uji organoleptis dan mikrobiologi minuman sinbiotik hasil ekstrak cincau hijau (Premnaoblongifolia Merr). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi penambahan sukrosa pada minumansinbiotik dari ekstrak cincau hijau yang menghasilkan karakteristik organoleptik dan mikrobiologi yang sesuaidengan standar minuman laktat supaya dapat diterima konsumen. Penelitian ini menggunakan satu faktorperlakuan dengan tiga pengulangan. Faktor tersebut adalah konsentrasi penambahan larutan sukrosa terhadappembuatan minuman sinbiotik dari ekstrak cincau hijau. Perlakuan penambahan sukrosa (PS) terdiri dari 0%(PS0), 5% (PS5), 10% (PS10), dan 15% (PS15) (b/v). Produk disimpan selama 28 hari, pengamatan dilakukansetiap satu minggu sekali terhadap penerimaan rasa, meningkatnya total bakteri asam laktat dan tingkat stabilitas.Data dari hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa karakteristik minuman sinbiotik dari ekstrak cincau hijau masih mampumemenuhi standar minuman laktat untuk dapat diterima konsumen selama penyimpanan (28 hari). Berdasarkanuji organoleptik minuman sinbiotik ekstrak cincau hijau pada setiap pengamatan selama penyimpanan, produkyang paling disukai panelis yaitu produk dengan penambahan larutan sukrosa 65% (b/v) sebanyak 15% (v/v),produk masih memenuhi standar total bakteri asam laktat minimal 1,0x107 cfu/ml dan penerimaan tertinggiterhadap skor uji organoleptik. Semakin banyak larutan sukrosa dan lama waktu penyimpanan maka nilai tingkatkekeruhan produk semakin tinggi, berarti produk minuman sinbiotik tersebut semakin tidak stabil.
KAJIAN KADAR KURKUMINOID, TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN OLEORESIN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN WARNA KAIN PENUTUP Kawiji Kawiji; Windi Atmaka; Agung Adi Nugraha
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.169 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13638

Abstract

Penelitian dengan judul Kajian Kadar Kurkuminoid, Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan OleoresinTemulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Dengan Variasi Teknik Pengeringan dan Warna Kain Penutup inibertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik pengeringan dan warna kain penutup serta interaksi keduanyaterhadap kadar kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan oleoresin temulawak. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu variasi teknik pengeringan (solar dryerdan sinar matahari langsung) dan warna kain penutup (tanpa penutup, kain hitam & kain putih). Hasil penelitianmenunjukan bahwa penggunaan solar dryer dan kain penutup berpengaruh terhadap kadar kurkuminoid, totalfenol dan aktivitas antioksidan oleoresin temulawak. Selain itu, terjadi interaksi antara teknik pengeringan danwarna kain penutup pada kadar total fenol tetapi tidak terjadi interaksi pada kadar kurkuminoid dan kadarantioksidan oleoresin temulawak. Sedangkan kombinasi solar dryer kain penutup putih merupakan teknikpengeringan yang efektif yang dapat meminimalkan kerusakan pada senyawa aktif temulawak (kurkuminoid,total fenol dan antioksidan) jika dibandingkan dengan kombinasi lainnya.
KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK VEGETABLE LEATHER CABAI HIJAU (Capsicum annuum var. annuum) DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI PEKTIN Putri Devi Permatasari; Nur Her Riyadi Parnanto; Dwi Ishartani
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.374 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v10i1.17488

Abstract

Vegetable leather is a thin sheet-shaped product made of vegetables (puree) are processed by drying method. Green chilli contains high vitamin C, low calories value 23 cal/100 gr and contain fibers which is quite high as 1.3 g/100 g. In this study, pectin hydrocolloid was added to improve less plastic texture in vegetable leather. The purpose of this research is to identify the influence of the variation concentration of pectin against physical characteristics (tensile strength), chemical (water activity, moisture content, ash contain, vitamin C, fiber and calories value) and organoleptic (colour, flavour, taste, texture, and overall) vegetable leather green chilies as well as knowing the best concentration of pectin that based on physical, chemical and organoleptic characteristics of vegetable leather green chilies. Experimental design used in this research was Completely Randomized Design (CRD) based upon one factor which was the effects of pectin concentration addition. Research data were analyzed by one way ANOVA method and continued using DMRT analysis on the significance level α = 0.05,  if there were significant differences between the means. The result showed that variations in the concentration of pectin have significant effect on water activity, moisture content, ash contain, and fiber. However, the variations of pectin concentration does not affect the value of tensile strength, vitamin C and calories value. Based on the analysis of physical, chemical, and organoleptic shows the vegetable leather green chili with the addition of 0.3% pectin is the best formula. Vegetable leather green chilies with 0.3% pectin concentration has tensile strength 4.6866 N, water activity 0.55, moisture content (wb) 14.959%, ash contain (db) 19.209%, food fiber (db) 15.795%, calories value 3.015,551 cal/g.  
TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, NILAI pH, DAN ADHESIVENESS SUSU BIFIDUS BERBAHAN BAKU SUSU DARI PETERNAKAN YANG BERBEDA DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH-BUAHAN LOKAL Faradilla Bunga Tiska; Ani Sustiyah; Ahmad Ni’matulah Al-Baarri
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.764 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12800

Abstract

Kualitas susu yang dihasilkan setiap ternak berbeda-beda tergantung faktor fisiologis dan lingkungan. Hal ini akan berpengaruh pada kandungan nutrisi dalam susu yang dapat menentukan kualitas produk olahan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas susu yang difermentasikan dengan Bifidobacterium longum dan ditambah ekstrak buah dilihat dari total bakteri asam laktat, nilai pH, dan daya lekat (adhesiveness) yang berasal dari peternakan berbeda. Analisis yang digunakan yaitu Uji-T dengan sampel bebas. Terdapat dua peternakan yang akan dibandingkan untuk mengetahui kualitas susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu bifidus yang berasal dari peternakan yang berbeda tanpa penambahan ekstrak buah memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap penurunan nilai pH tetapi tidak pada pertumbuhan total Bakteri Asam Laktat (BAL) dan adhesivenes.Jumlah total BAL pada susu bifidus yang berbahan baku susu segar dari peternakan yang berbeda berada pada kisaran normal yaitu 10 7 log CFU/ml. Nilai pH susu bifidus dari kedua peternakan masih diatas 5 dan adhesiveness masih rendah (belum menggumpal). Terjadi peningkatan pertumbuhan total BAL, nilai pH, danadhesiveness setelah diberi ekstrak buah. Penambahan buah berguna untuk menyetarakan kualitas susu bifidus yang berbahan baku susu sedengan kualitas rendah sehingga menjadi lebih baik. Kata kunci: kualitas susu segar, susu bifidus, total BAL, pH, adhesiveness
PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKOLOID TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN SENSORIS NORI FUNGSIONAL DAUN SINGKONG Nur Wahyu Sholitan; Afrianita Fitriani; Gesti Annisa Innayatuhubbah; Desi Anisa Nurlaily; Esti Widowati
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 10, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.984 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v10i2.29078

Abstract

The present research sought to find out appropriate type and concentrations of hydrocolloids in the production of nori derived from cassava leaves, and the influence on physical, chemical, and sensory properties of the produced nori. The research is useful to optimize the use of cassava leaves as alternative raw materials for the production of nori. Hydrocolloids with concentrations of 1%, 3%, and 5% were added in boiled and blended cassava leaves, with the addition of 1 gram of salt and 100 ml of water. Such processes as molding, drying, and frying were subsequently done. The given concentrations of hydrocolloids were proved to influence smell, texture, overall, and thickness, instead of color. The functional food of nori derived from cassava leaves appropriate with commercial nori seaweed is that with the addition of pectin concentration of 3%.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI VELVA TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) DENGAN PEMANIS MADU Raisa Sapriyanti; Edhi Nurhartadi; Dwi Ishartani
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.352 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12920

Abstract

Page 3 of 21 | Total Record : 207