cover
Contact Name
A Yunastiawan Eka Pramana
Contact Email
yunasekapramana@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
rekaruang@sttnas.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
REKA RUANG
ISSN : -     EISSN : 26215926     DOI : -
Reka Ruang is a scientific journal focusing on fundamental and applied science in the field of urban and regional studies. We encourage submission of research in the areas of: Regional development; Spatial planning policy; Disaster management; Urban planning and design; Housing development; Public space Urban management; Spatial modeling; Integrated transportation system; Natural resources, ecosystem, and environment.
Arjuna Subject : -
Articles 52 Documents
Identifikasi Pola Pemanfaatan Ruang Publik di Embung Langensari Yogyakarta Dwi Kunto Nurkukuh
REKA RUANG Vol 1 No 1 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i1.773

Abstract

Embung Langensari merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau publik di Kota Yogyakarta yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Selain sebagai konservasi  juga bisa digunakan untuk ruang publik. Agar ruang publik Embung Langensari terus berlanjut dan berkembang maka aktivitas pemanfaatan ruangnya perlu diatur dan direncanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemannfaatan ruang publik Embung Langensari dengan melihat terlebih dahulu kondisi eksisting dan aktivitas di ruang publik tersebut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif menggunakan analisis interaktif meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Dari hasil penelitian terlihat kondisi eksisting ruang publik Embung Langensari saat ini sudah cukup memadahi, ditunjukkan dengan lingkungan yang masih asri dan sarana prasarana yang kondisinya masih baik. Kelebihannya yaitu ketersediaan kolam air yang luas, gedung  edukasi, area panggung yang atraktif, sirkulasi yang mengelilingi kolam dan taman yang banyak. Kekurangannya yaitu masih banyaknya sampah di dalam kolam, kurangnya event, belum aktifnya gedung edukasi, dan tanaman untuk taman yang kurang banyak dan berwarna-warni. Aktivitas yang dilakukan di ruang publik tersebut yaitu memancing, olahraga, bersantai, diskusi dan belajar.  Pola pemanfaatan ruang publik Embung Langensari yaitu kolam air sebagai pusat di tengah, gedung edukasi di sebelah utara, sirkulasi yang mengelilingi kolam, area panggung di sebelah timur, area parkir di timur utara sebelah gerbang utama.
Tingkat Aksesibilitas Transportasi Publik di Kota Yogyakarta A. Yunastiawan Eka Pramana
REKA RUANG Vol 1 No 1 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i1.775

Abstract

Aksesibilitas merupakan faktor utama di dalam pertumbuhan fisik suatu kota. Kawasan-kawasan dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi merupakan kawasan dengan tingkat permintaan yang tinggi. Kawasan-kawasan tersebut kemudian akan dialokasikan sesuai dengan prinsip the highest and best use. Hal ini menyebabkan identifikasi terhadap tingkat aksesibilitas di area perkotaan menjadi suatu hal yang penting. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat aksesibilitas transportasi publik di Kota Yogyakarta. Pendekatan location based accessibility dipergunakan untuk mengidentifikasi kondisi aksesibilitas transportasi publik di Kota Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kawasan-kawasan yang didominasi oleh aktivitas perdagangan dan jasa merupakan kawasan dengan tingkat aksesibilitas transportasi publik yang tinggi. Sementara kawasan dengan fungsi dominan permukiman justru merupakan kawasan dengan tingkat aksesibilitas transportasi publik yang rendah.
Analisis Tingkat Kerentanan Sosial Akibat Perkembangan Permukiman di Kawasan Perkotaan Yogyakarta Lulu Mari Fitria
REKA RUANG Vol 1 No 1 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i1.776

Abstract

Penelitian ini diangkat berdasarkan latar belakang perkembangan kawasan permukiman di KPY yang berhubungan dengan adanya perkembangan jumlah penduduk. KPY merupakan kawasan yang dikelilingi oleh berbagai bencana yakni gunung berapi, gempa, banjir, kekeringan dan lainnya. Dengan adanya perkembangan permukiman ini pula mengakibatkan tingkat kerentanan kawasan di KPY. Berdasarkan Perka BNPB No.2 tahun 2012 diketahui bahwa tingkat kerentanan sosial diidentifikasi berdasarkan variabel kepadatan penduduk, jumlah penduduk rentan, keretanan penduduk berdasarkan jenis kelamin, penduduk miskin. Akibat perkembangan permukiman tersebut diperlukan analisis terhadap kerentanan sosial di KPY melalui analisis GIS. Kerentanan sosial tingkat tinggi terdapat pada 31 desa, kerentanan sosial tingkat sedang terdapat pada 36 desa, dan kerentanan sosial  tingkat rendah terdapat pada 5 desa. Adapun kecamatan yang memiliki tingkat kerentanan sosial tinggi adalah Kecamatan Banguntapan, Danurejan, Gamping, Gedongtengen, Gondomanan, Kotagede, Kraton, Mantrijeron, Mergangsan, Ngampilan, Pakualaman, Tegalrejo, Umbulharjo, Wirobrajan.
Identifikasi Potensi Ekonomi Wilayah di Kabupaten Bantul Yusliana Yusliana
REKA RUANG Vol 1 No 1 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i1.777

Abstract

Proses pengembangan wilayah merupakan proses yang dilakukan oleh seluruh komponen yang berperan dalam pengembangan wilayah yang bersangkutan. Potensi ekonomi merupakan salah satu upaya untuk mengetahui arahan pembangunan wilayah. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang bagian utaranya berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta, hal ini mempengaruhi perkembangan wilayah bagian utara kabupaten dibandingkan wilayah selatan kabupaten padahal sektor yang potensial tidak sepenuhnya terdapat dibagian utara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 17 sektor PDRB atas dasar Harga Konstan tahun 2010 dengan tujuan untuk mengetahui sektor potensial dalam pengembangan ekonomi di Kabupaten Bantul dengan manfaat yang pertama adalah dapat mengetahui sektor basis di Kabupaten Bantul dan yang kedua adalah mengetahui sektor potensial di Kabupaten Bantul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu dengan menggunakan analisis location quotient (LQ) dan analisis shift share. Analisis LQ digunakan untuk mengetahui sektor basis, sedangkan shift share digunakan untuk mengetahui sektor potensial. Hasil kombinasi antara LQ dan shift share digunakan untuk mengetahui sektor ekonomi yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bantul. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor yang potensial dalam pengembangan ekonomi di Kabupaten Bantul adalah 1) Pengadaan Listrik dan Gas, 2) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, 3) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.
Strategi Penghidupan Berkelanjutan Petani Lahan Pasir Berbasis Aset Natural dan Aset Fisikal di Pesisir Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulonprogo Candra Ragil; Vita Alusia Eris
REKA RUANG Vol 1 No 1 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i1.778

Abstract

Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo terletak di pesisir selatan Pulau Jawa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Walaupun lahannya cenderung berpasir dan rentan banjir, tetapi pertanian di Desa Bugel memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani. Beberapa bentuk nyata dari peningkatan kesejahteraan tersebut yang dapat dilihat dari semakin baiknya kondisi rumah, kendaraan, kesehatan, pendidikan, kepemilikan lahan pertanian yang cukup luas. Para petani menggunakan metode dan teknologi yang lebih modern daripada petani tradisional pada umumnya, sehingga strategi petani dalam menghadapi keterbatasan kondisi alam inilah yang akan menjadi latar belakang perlunya dilakukan penelitian ini sehingga dapat dikembangkan untuk diterapkan pada lahan pertanian di daerah lain.  Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif kualitatif dengan penentuan sampel secara purposif dan snowball, kemudian validitas data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset natural dan aset fisikal sangat berperan dalam menentukan kemajuan pertanian di Desa Bugel.
JARAK LAYANAN, KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN KERAGAMAN CAPAIAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA Doddy Aditya Iskandar
REKA RUANG Vol 1 No 2 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i2.1037

Abstract

ABSTRAKArtikel ini membahas peran kebijakan pemerintah didalam melaksanakan otonomi daerah untuk mengurangi ketertinggalan dan ketimpangan antar wilayah. Jika pendekatan otonomi daerah dipandang mampu mengurangi jarak dan cakupan layanan pemerintah kepada masyarakat, seyogyanya seluruh daerah di Indonesia akan berkembang serta tidak lagi ada ketimpangan antar wilayah. Fokus kajian diarahkan kepada bagaimana kebijakan menghasilkan capaian hasil pembangunan daerah yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Dua kelompok amatan yang berisikan wilayah berstatus daerah tertinggal dan non-tertinggal dikembangkan untuk melihat variasi dan faktor penyebabnya. Hasil kajian mengindikasikan kebijakan yang selama ini ditempuh oleh pemerintah belum mampu menghilangkan derajat ketertinggalan dan ketimpangan antar wilayah di Indonesia.Kata kunci: otonomi daerah, ketimpangan antar wilayah, daerah tertinggal ABTRACTThis article evaluates the role of government policy in addressing regional disparity through the lens of local autonomy. If local autonomy is perceived as capable in reducing span of control and the coverage area of government service provision to the local community, the application of such a policy would lead to the reduction of regional disparity. Two groups with different development achievement were created and evaluated in order to identify why there were variations between the two and what factors contribute to such variations. The result indicates the existing government policy was incapable in alleviating lagging regions and regional disparity.  Keywords: local autonomy, regional disparity, lagging regions
INTELLIGENT TRANSPORT SYSTEM DALAM PENGEMBANGAN SMART CITY DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Citra Desy Aisyah Alkis
REKA RUANG Vol 1 No 2 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i2.1075

Abstract

Transportasi sejatinya merupakan salah satu komponen penting penunjang aktifitas perkotaan, termasuk juga di Daerah Istimewa Yogyakrta (DIY), yang merupakan daerah dengan kawasan perkotaan yang berkembang pesat. Transportasi yang baik tidak hanya diperlukan untuk menunjang mobilitas penduduk perkotaan, tetapi sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia, penyediaan layanan transportasi yang baik juga diperlukan untuk menunjang mobilitas wisatawan Yogyakarta. Startegi perencanaan dan pengelolaan transportasi DIY terus dikembangkan sesuai dengan trend bermobilisasi penduduk DIY, yang saat ini tidak bisa dilepaskan dari peranan Teknologi Informasi. Peningkatan permasalahan transportasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, khusunya dikawasan perkotaan DIY dipengaruhi dengan peningkatan jumlah kendaraan yang semakin pesat dari tahun ke tahun. Pembaruan dan pengembangan dalam pelayanan transportasi untuk menangani berbagai permasalah tersebut terus dilakukan Pemda DIY, salah satunya dengan pengembangan Intelligent Transport System (ITS). Pemda DIY melalui SKPD Dinas Perhubungan DIY telah dan sedang terus mengembangkan sistem transportasi berbasis teknologi informasi dalam penerapan prasarana pendukung pengaturan lalu lintas.Pengembangan ITS dalam konteks Smart City di DIY merupakan salah satu alternatif pengembangan layanan transportasi daerah yang sesuai dengan perkembangan DIY saat ini. Pemanfaatan dan pengintegrasian Teknologi Informasi kedalam strategi perencanaan dan pengelolaan daerah khususnya di bidang transportasi merupakan suatu strategi cerdas di era Information Technology (IT) saat ini. Penelitian melalui metode studi kasus ini merangkum bagaimana proses perkembangan ITS tersebut dalam konteks perkembangan Smart City yang sedang menjadi isu hangat di DIY saat ini.
PENILAIAN KUALITAS RUANG TERBUKA PUBLIK UNTUK LIVABILITAS MASYARAKAT DISEKITARNYA MELALUI PERSEPSI PENGGUNA : STUDI KASUS KOTA MAGELANG, INDONESIA Sri Purwanti; Achmad Djunaedi; Wanglin Yan
REKA RUANG Vol 1 No 2 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i2.1076

Abstract

Taman merupakan salah satu bentuk ruang terbuka publik yang memiliki peran penting di daerah perkotaan dalam rangka penyediaan layanan ekologis untuk penduduk. Taman adalah fasilitas penting yang mendorong kelayakan hidup perkotaan. Liveability berarti kualitas hidup yang dialami oleh penduduk suatu lingkungan melalui berbagai layanan / fasilitas yang ditawarkan oleh kota dan kondisi yang membuat mereka nyaman tinggal di sana. Masyarakat cenderung berkunjung ketaman private, taman berbayar, dan tempat hiburan komersil lainnya dan kurang memperhatikan taman publik yang ada disekitarnya untuk dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan fisik dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor utama yang mempengaruhi persepsi masyarakat tentang taman di Kota Magelang. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas taman dalam hal liveability. Untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan persepsi penduduk ditaman, maka dilakukan observasi, wawancara dengan para pemangku kepentingan dan kuesioner dengan sampel 158 rumah tangga disekitar 3 taman sebagai studi kasus dengan radius 0 – 150 m dari taman. Berdasarkan bentuk / tipologi, 2 taman adalah taman berbentuk kantong, dan satu taman adalah taman memanjang. Berdasarkan lokasi 2 taman diletakkan di dekat jalan utama dan satu taman yang terletak di tengah kawasan pemukiman. Analisis deskriptive digunakan untuk menganalisis faktor – faktor yang mendukung dan menghambat masyarakat untuk berkunjung ketaman. Berdasarkan studi kasus ini, bentuk dan lokasi yang berbeda memiliki pengaruh terhadap minat responden sebagaimana Usia, Gender, Pendidikan, dan Pekerjaan Orang Dewasa yang berbeda juga mempengaruhi preferensi responden.Kata Kunci : ruang terbuka publik; kualitas taman; persepsi pengguna taman; kelayakan hidup komunitas.
ANALISA PILIHAN MODA ANTARA MOBIL PRIBADI, TRANSJAKARTA (BRT) DAN KRL COMMUTER LINE MENGGUNAKAN MULTINOMIAL LOGIT MODEL DAN LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI KOMUTER (STUDI KASUS : BEKASI-JAKARTA KOMUTER) Rahmat Hidayat
REKA RUANG Vol 1 No 2 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i2.1080

Abstract

Kota Bekasi adalah kota urban yang dekat dengan Jakarta, ibukota Indonesia. Lebih dari setengah orang Bekasi melakukan kegiatan di Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan preferensi pilihan moda penduduk Bekasi yang pergi berkomuter ke Jakarta. Pilihan modanya adalah antara mobil pribadi, Transjakarta (BRT) dan KCL (Kereta Api). Empat atribut diidentifikasi sebagai pertimbangan pilihan moda  yaitu biaya perjalanan, waktu perjalanan, frekuensi dan keterlambatan perjalanan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan Stated Preference survei. Selanjutnya, data dianalisis dan dimodelkan dengan multinomial logit model menggunakan software R untuk menghasilkan model terbaik dalam menggambarkan pilihan moda. Meskipun sebagian pengguna mobil pribadi ingin mengubah moda transportasinya ke Transjakarta dan KCL tetapi waktu perjalanan, biaya perjalanan, frekuensi dan penundaan perjalanan bukanlah atribut penting yang dapat mengubah preferensi mereka. Pengguna KCL adalah kelompok yang paling mungkin yang akan mengubah modenya menjadi Transjakarta dengan pertimbangan waktu perjalanan dan frekuensi perjalanan. Probabilitas kemungkinan akan terjadi pada pengguna dengan usia di atas 50 dengan 0,29 dan pengguna di bawah 50 tahun dengan 0,099.
Kerentanan Fisik Terhadap Bencana Banjir di Kawasan Perkotaan Yogyakarta Lulu Mari Fitria; Novi Maulida Ni'mah; Leonardus K. Danu
REKA RUANG Vol 2 No 1 (2019): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v2i1.1048

Abstract

Analisis risiko bencana dapat diniliai berdasarkan tingkat ancaman bahaya dan kerentanan. KPY berada di kawasan yang rawan terhadap bencana banjir. Berdasarkan InaRisk BNPB (2016) diketahui bahwa tingkatan bahaya banjir di KPY yakni meliputi bahaya banjir rendah dan tinggi. Pengukuran risiko bencana melalui pemetaan tingkat keretenanan juga dapat dinilai berdasarkan karakteristik fisik. Kerentanan fisik ini meliputi parameter rumah, fasilitas umum dan fasilitas kritis. Adapun penilaian terhadap kerentanan fisik ini diukur berdasrkan standar dari BNPB yang meliputi kelas dan bobot masing-masing parameter. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat keretanan fisik di KPY memiliki tingkatan rendah, sedang, dan tinggi yang tersebar di sekitar kawasan terbangun KPY. kerentanan, fisik, KPY, bencana