cover
Contact Name
Imam Akhmad
Contact Email
jurnallayar.filmtv.isbibdg@gmail.com
Phone
+6285724844134
Journal Mail Official
jurnallayar.filmtv.isbibdg@gmail.com
Editorial Address
Jl. Buah Batu No.212, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat 40265
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam
ISSN : 24077992     EISSN : 28285379     DOI : http://dx.doi.org/10.26742/layar
Core Subject : Education, Art,
LAYAR merupakan jurnal ilmiah pada bidang seni media rekam. Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Jurnal ini terfokus ke dalam tulisan yang diangkat dari hasil kajian dan penelitian di bidang media rekam: 1) Film. 2) Televisi. 3) Fotografi. 4) Animasi. 5) Broadcast.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2023): BERTUTUR DALAM KARYA AUDIO-VISUAL" : 6 Documents clear
ANALISIS FILM “THE BATMAN”: ISU SOSIAL DAN PEMERINTAHAN DI KOTA GOTHAM Ajeng Ayu Milanti
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 1 (2023): BERTUTUR DALAM KARYA AUDIO-VISUAL
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i1.3104

Abstract

Abstract This article examines social and governmental issues in the film "The Batman". The film "The Batman" which will be released on March 2 2022 tells the story of Batman who becomes a reliable vigilante and detective in uncovering criminals in Gotham City. The method used in analyzing this film is a descriptive qualitative method. At the analysis stage, first the short story/synopsis, plot and characters in the film are examined. Next, the story in the film is analyzed in the form of issues of a dilapidated government system, issues of social inequality, rampant crime, and officials who behave in a corrupt and immoral manner. The Batman film is a depiction of the reality of social and government issues as well as a satire on real life depicted through films. Abstrak Artikel ini mengkaji isu sosial dan pemerintahan dalam film “The Batman”. Film "The Batman" yang rilis pada tanggal 2 Maret 2022 menceritakan seorang Batman yang menjadi vigilante dan detektif andal dalam mengungkap penjahat-penjahat di Kota Gotham. Metode yang dipakai dalam analisis film ini adalah metode kualitatif deskriptif. Pada tahap analisis, pertama diteliti cerita singkat/sinopsis, alur, serta karakter pada film. Selanjutnya, dianalisis cerita di dalam film berupa adanya isu bobroknya sistem pemerintahan, isu ketimpangan sosial, kejahatan yang merajalela, dan pejabat yang berperilaku korup dan amoral. Film The Batman merupakan gambaran realitas dari isu sosial dan pemerintahan serta sindiran terhadap kehidupan nyata yang digambarkan melalui karya film.
REPRESENTASI PESAN MORAL DALAM FILM “THE THEORY OF EVERYTHING” (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) Chafila Nursyifa Alifia
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 1 (2023): BERTUTUR DALAM KARYA AUDIO-VISUAL
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i1.3106

Abstract

ABSTRACT Film is not far from the word work of art, a film is not foreign to society by presenting entertainment, experiences, and new knowledge for the audience. The film directed by James Marsh entitled “The Theory Of Everything” is a genre film Biography, Drama, Romance which contains a lot of moral message to the first love story of Stephen Hawking’s life journey that led him to become a famous and successful physicist. The film is adapted from Jane’s 2007 book “Traveling to Infinity: My Life With Stephen”. The author aims (1) description of the meaning of Denotation in the film “The Theory Of Everything” by James Marsh (2) description of the meaning Connotation in the film “The Theory Of Everything” (3) Knowing myths in the film “The Theory Of Everything”. The theory used by the author is the theory of Roland Barthes using semiotic analysis consisting of Denotation, Connotation and Myth. The result obtained by the author are related to the representation of moral messages from Stephen Hawking in the film “The Theory Of Everything” the author finds a representation of Stephen Hawking’s life journey as a student majoring in Astrophysics by identifying the Denotation, Connotation and Myth in the scenes in the film “The Theory Of Everything” this research uses qualitative with Roland Barthes semiotic analysis approach. ABSTRAK Film tidak jauh dari kata karya seni, sebuah film bukan hal asing bagi masyarakat dengan menyajikan hiburan, pengalaman, dan pengetahuan baru bagi penonton. Film yang disutradarai oleh James Marsh berjudul “The Theory Of Everything” merupakan film bergenre Biography, Drama, Romance yang mengandung banyak tentang pesan moral hingga kisah cinta pertama dari Stephen dengan berbagai lika-liku perjalan hidup Stephen Hawking yang membawanya menjadi seorang fisikawan terkenal dan sukses. Film ini diadaptasi dari buku yang ditulis oleh Jane tahun 2007 lalu yang berjudul “Traveling to Infinity: My Life With Stephen”. Penulis bertujuan (1) deskripsi makna Denotasi dalam film “The Theory Of Everything” karya James Marsh (2) deskripsi makna Konotasi dalam film “The Theory Of Everything” (3) Mengetahui mitos dalam film “The Theory Of Everything”. Teori yang digunakan penulis adalah teori Roland Barthes dengan menggunakan analisis semiotika yang terdiri dari Denotasi, Konotasi dan Mitos. Hasil yang diperoleh penulis berkaitan dengan representasi pesan moral dari Stephen Hawking dalam film “The Theory Of Everything” penulis menemukan representasi perjalanan hidup Stephen Hawking sebagai mahasiswa jurusan Astrofisika dengan mengidentifikasi Denotasi, Konotasi dan Mitos yang ada dalam scene-scene dalam film “TheTheory Of Everything” penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes.
TRADISI DAN TEKNOLOGI: STRATEGI KOMUNIKASI SOSIALISASI ANALOG SWITCH OFF (ASO) TELEVISI MELALUI PERTUNJUKAN RAKYAT Citra Meidyna Budhipradipta
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 1 (2023): BERTUTUR DALAM KARYA AUDIO-VISUAL
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i1.3107

Abstract

ABSTRACT This article reviews the communication strategies employed by the Ministry of Communication and Information Technology (Kominfo) in promoting the policy transition from analog to digital television in Indonesia. This transition process, known as Analog Switch Off (ASO), represents a crucial step in the development of broadcasting technology in Indonesia. However, ASO also faces various challenges, including resistance from some segments of the population. The research methodology involves desk study and literature review, based on official reports from Kominfo regarding the ASO communication campaign and relevant literature in the fields of public communication and social behavioral change communication. The findings from the study indicate that Kominfo has utilized a cultural and storytelling approach as the primary tools in communicating social and behavioral change to address public resistance. This approach integrates local cultural values, regional languages, and cultural humor in folk art performances tailored to the cultural characteristics of different regions in Indonesia and vividly depicts the benefits of using Digital TV. This article underscores the importance of understanding and leveraging cultural capital in developing successful communication strategies to achieve desired social and behavioral changes while merging cultural traditions with technological innovation. ABSTRAK Artikel ini mengulas strategi komunikasi yang digunakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam sosialisasi kebijakan transisi dari televisi analog ke televisi digital di Indonesia. Proses peralihan ini, dikenal sebagai Analog Switch Off (ASO), merupakan langkah penting dalam pengembangan teknologi siaran di Indonesia. Namun, ASO juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk penolakan dari sebagian masyarakat. Metodologi penelitian ini melibatkan desk study dan tinjauan literatur, berdasarkan laporan resmi Kominfo terkait kampanye komunikasi ASO dan literatur relevan di bidang komunikasi publik dan komunikasi perubahan perilaku. Temuan dari studi menunjukkan bahwa Kominfo telah menggunakan pendekatan budaya dan storytelling sebagai alat utama dalam komunikasi perubahan sosial dan perilaku untuk mengatasi tantangan penolakan publik. Pendekatan ini memadukan nilai-nilai budaya lokal, bahasa daerah, dan humor kebudayaan dalam pertunjukan kesenian rakyat yang disesuaikan dengan karakteristik budaya setiap daerah di Indonesia dan menggambarkan manfaat penggunaan TV Digital secara hidup dan menarik. Artikel ini menggarisbawahi pentingnya memahami dan memanfaatkan modal budaya dalam mengembangkan strategi komunikasi yang sukses untuk mencapai tujuan perubahan sosial dan perilaku yang diinginkan, sambil menggabungkan tradisi budaya dengan inovasi teknologi.
ANALISIS SCENE FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN DALAM MENCIPTAKAN PROSES IDENTIFIKASI YANG MENUNJANG DRAMATIKA FILM Sustia Mei Darta
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 1 (2023): BERTUTUR DALAM KARYA AUDIO-VISUAL
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i1.3108

Abstract

ABSTRACT Film stories are built from a combination of several actions carried out by film characters. Actions carried out by film characters can create an identification process. The identification process generally occurs in the audience when the audience feels sympathy for the main character, emotionally the audience feels what they are experiencing. One of the identification processes occurred in the film "Perempuan Berkalung Turban". The film is a research object in the research activities carried out. The research uses a qualitative method with a descriptive approach which aims to explore extensively and explain the objects and subjects of research as they are. This aims to provide a systematic picture, facts and characteristics of the object being studied accurately and obtain a conclusion from the results of the analysis. In the research process, indicators are determined to search for and assess the identification process, which then creates a description of the conclusions of the analysis results. The results of the description of the analysis process are packaged into a conclusion which is expected to increase understanding of film drama and the importance of creating an identification process in film stories. It was found that the stronger the identification process and the greater the interference, the more the film will have an interesting story to enjoy (watch). ABSTRAK Cerita film dibangun dari gabungan beberapa aksi yang dilakukan oleh tokoh film. Aksi yang dilakukan tokoh film dapat menciptakan proses identifikasi. Proses identifikasi umumnya terjadi pada penonton ketika penonton merasakan rasa simpati kepada tokoh utama tersebut, secara emosional penonton ikut merasakan apa yang dialami. Proses ientifikasi tersebut, salah satunya terjadi pada Film “Perempuan Berkalung Sorban”. Film tersebut sebagai objek penelitian pada kegiatan penelitian yang dilakukan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif bertujuan untuk menggali secara luas dapat memaparkan objek maupun subjek penelitian secara apa adanya, hal ini bertujuan guna memberikan gambaran sistematis, fakta dan juga karakteristik objek yang diteliti secara tepat dan mendapat suatu kesimpulan dari hasil analisis. Pada proses proses penelitian ditentukan indikator untuk mencari dan menilai proses identifikasi, yang selanjutnya membuat deskripsi kesimpulan hasil analisis. Hasil deskripsi proses analisis dikemas menjadi sebuah kesimpulan yang diharapkan dapat menambah pemahaman tentang dramatika film, pentingnya menciptakan proses identifikasi di dalam cerita film. Ditemukan fakta bahwa semakin kuat proses identifikasi dan semakin besar gangguan maka film akan semakin memiliki cerita yang menarik untuk dinikmati (ditonton).
IMPLEMENTASI GAYA PENYUTRADARAAN KOORDINATOR DALAM PROGRAM ACARA FEATURES JELAJAH NUSANTARA (EPISODE 1: “PUNTANG YANG TERKENANG” ) Muhammad Abdul Aziz Arief Bawono
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 1 (2023): BERTUTUR DALAM KARYA AUDIO-VISUAL
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i1.3109

Abstract

ABSTRACT This article discusses innovations in updating the narrative style of the feature documentary television program "Jelajah Nusantara" (Episode: Puntang Yang Terkenang). A combination of expository and interactive narrative styles, presented with a 3 in 1 concept in a coordinator directing style. The purpose of combining these two narrative styles is to ensure that the roles of the narrator and presenter, who usually stand alone, actively interact with each other, combined with the narrator providing information with visualized images as confirmation of the existing information. The 3 in 1 concept in each episode of this television program displays elements of recreation, education and sensation in one tourist attraction. The creation of this Documentary Features Event Program began with research using qualitative research methods, and creation methods with pre-production, production and post-production stages. As a result, the team was able to realize the event program concept by using a coordinator directing style which places the director/event director in the position of the person who coordinates the crew and talent involved to be able to realize the event program concept according to the event director's description. ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang inovasi pembaharuan gaya penuturan program televisi features dokumenter dalam program acara “Jelajah Nusantara” (Episode: Puntang yang Terkenang). Penggabungan gaya penuturan ekspositori dan interaktif, disajikan dengan konsep 3 in 1 dalam gaya penyutradaraan koordinator. Penggabungan antara 2 gaya penuturan ini bertujuan agar peran narator dan presenter yang biasanya berdiri sendiri-sendiri, menjadi aktif berinteraksi satu sama lain dipadukan dengan narator yang memberikan informasi dengan visualisasi gambar sebagai penegas dari informasi yang ada. Konsep 3 in 1 dalam setiap episode program televisi ini menampilkan unsur Rekreasi, Edukasi dan Sensasi dalam satu tempat wisata. Penciptaan Program Acara Features Dokumenter ini dimulai dengan riset yang menggunakan metode penelitian kualitatif dan metode penciptaan dengan tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi. Hasilnya team dapat mewujudkan konsep program acara dengan menggunakan gaya penyutradaraan koordinator yang menempatkan posisi sutradara/pengarah acara sebagai orang yang mengkordinir crew dan talent yang terlibat untuk dapat merealisasikan konsep program acara sesuai gambaran pengarah acara.
PENGGUNAAN GAYA BAHASA PADA TOKOH DALAM FILM “MENCURI RADEN SALEH” Elsa Siti Novera; Ines Indriani Putriana; Laila Fitri Nurjanah
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 1 (2023): BERTUTUR DALAM KARYA AUDIO-VISUAL
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i1.3103

Abstract

ABSTRACT This research contains an analysis of the use of language styles of the characters in the film "Mencuri Raden Saleh". This film depicts the life of a final year art student named Piko and the theft of a historical painting, namely the painting "The Kidnapping of Prince Diponegoro" which sparked various conflicts. This research focuses on how to use language styles, namely Slang and language politeness in dialogue. The analytical method used in this research uses a qualitative research method with a descriptive analysis approach and applies thematic techniques. This analysis method helps understand how language style as a whole shapes the narrative, shapes dialogue, and describes the character's journey. The results of the analysis show that the use of language styles in the film "Mencuri Raden Saleh" uses a lot of Slang or Gaul. The language used not only enriches the main characters, but also helps the audience to understand the characters and the storyline. This stylistic analysis is how films use language to explore internal conflicts and social dynamics at that time. More than just a tool to convey stories, the language in this film is a means to deepen understanding of the main characters in the story. ABSTRAK Penelitian ini berisi analisis penggunaan gaya bahasa para tokoh dalam film “Mencuri Raden Saleh”. Film ini menggambarkan kehidupan mahasiswa seni tingkat akhir bernama Piko serta peristiwa pencurian lukisan bersejarah, yakni lukisan “Penculikan Pangeran Diponegoro” yang mengundang berbagai konflik. Penelitian ini berfokus pada bagaimana penggunaan gaya bahasa, yaitu bahasa Slang dan kesantunan berbahasa dalam dialog. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dan menerapkan teknik tematik. Metode analisis ini membantu memahami bagaimana gaya bahasa secara keseluruhan membentuk narasi, membentuk dialog, dan menggambarkan perjalanan karakter. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan gaya bahasa pada film “Mencuri Raden Saleh” banyak menggunakan bahasa Slang atau bahasa Gaul. Bahasa yang digunakan tidak hanya memperkaya karakter-karakter utama, tetapi juga mambantu para penonton untuk memahami karakter dan juga alur cerita. Analisis gaya bahasa ini adalah bagaimana film menggunakan bahasa untuk mengeksplorasi konfilk internal dan dinamika sosial pada masa itu. Lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan cerita, bahasa dalam film ini menjadi sarana untuk memperdalam pemahanan dari tokoh-tokoh utama dalam cerita.

Page 1 of 1 | Total Record : 6