cover
Contact Name
Imam Akhmad
Contact Email
jurnallayar.filmtv.isbibdg@gmail.com
Phone
+6285724844134
Journal Mail Official
jurnallayar.filmtv.isbibdg@gmail.com
Editorial Address
Jl. Buah Batu No.212, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat 40265
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam
ISSN : 24077992     EISSN : 28285379     DOI : http://dx.doi.org/10.26742/layar
Core Subject : Education, Art,
LAYAR merupakan jurnal ilmiah pada bidang seni media rekam. Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Jurnal ini terfokus ke dalam tulisan yang diangkat dari hasil kajian dan penelitian di bidang media rekam: 1) Film. 2) Televisi. 3) Fotografi. 4) Animasi. 5) Broadcast.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 2 (2023): MENELISIK PERFILMAN INDONESIA" : 6 Documents clear
REJUVENATING SCRIPT FORMAT: THE USE OF EMOJI IN SCRIPTWRITING (A CASE STUDY ON "KENAPA GUE?" IN OTT VIDIO SERIES) Baskoro Adi Wuryanto; Eurico Kevin Pratama
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 2 (2023): MENELISIK PERFILMAN INDONESIA
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i2.3115

Abstract

ABSTRACT This research explores the rejuvenation of script format through the innovative incorporation of emojis in scriptwriting. Despite their widespread use in digital communication, emojis have not been conventionally integrated into film scripts. This study aims to investigate the strategic use of emojis as visual elements to enrich communication and evoke emotions effectively in the film narrative. A key case study analyzed in this research is the Indonesian web series, "Kenapa Gue?", produced by Vidio Originals. This series dominantly capture lives on computer and smartphone screens, adeptly weaving together various digital platforms to craft a captivating mystery. Emojis play a pivotal role in "Kenapa Gue?" by visually conveying character emotions and enhancing the authenticity of dialogue. Through an in-depth examination of the impact of including emojis in scripts, this study examines the potential benefits and challenges. By conducting surveys and analyzing the case study, we explore how the creative integration of emojis fosters a more engaging and collaborative environment during production, ultimately elevating the film narrative. This research introduces a novel perspective on scriptwriting, highlighting the seamless blend of emojis with contemporary storytelling. By advocating for the inclusion of emojis as expressive tools within scripts, this study positions emojis as valuable assets in the film industry, rejuvenating the art of scriptwriting and elevating cinematic expression. In conclusion, this study bridges the gap in conventional scriptwriting practices, inspiring filmmakers and scriptwriters to harness the communicative power of emojis. Embracing emojis as an integral part of the script format unlocks exciting possibilities for invigorating storytelling in the digital age, making it a key catalyst for modern cinematic innovation. ABSTRAK Penelitian ini mengeksplorasi peremajaan format naskah dengan adanya pemakaian emoji dalam penulisan naskah. Meskipun penggunaannya luas dalam komunikasi digital, emoji belum diintegrasikan secara konvensional ke dalam naskah film. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki strategi penggunaan emoji sebagai elemen visual untuk memperkaya komunikasi dan membangkitkan emosi secara efektif dalam narasi film. Studi kasus utama yang dianalisis dalam penelitian ini adalah serial web berbahasa Indonesia, “Kenapa Gue?”, yang diproduksi oleh Vidio Originals. Serial ini secara dominan menampilkan kehidupan di layar komputer dan ponsel pintar, dengan lihai merangkai berbagai platform digital untuk menciptakan sebuah misteri yang menawan. Emoji memainkan peran penting dalam "Kenapa Gue?" dengan menyampaikan emosi karakter secara visual dan meningkatkan keaslian dialog. Melalui kajian mendalam mengenai dampak penyertaan emoji dalam skrip, penelitian ini mengkaji potensi manfaat dan tantangannya. Dengan melakukan survei dan menganalisis studi kasus, dieksplorasi bagaimana integrasi kreatif emoji menumbuhkan lingkungan yang lebih menarik dan kolaboratif selama produksi, yang pada akhirnya meningkatkan narasi film. Penelitian ini memperkenalkan perspektif baru tentang penulisan naskah, menyoroti perpaduan antara emoji dan pengisahan cerita kontemporer. Dengan menganjurkan penyertaan emoji sebagai alat ekspresi dalam naskah, penelitian ini memposisikan emoji sebagai aset berharga dalam industri film, meremajakan seni penulisan naskah, dan meningkatkan ekspresi sinematik. Kesimpulannya, penelitian ini menjembatani kesenjangan dalam praktik penulisan naskah konvensional, menginspirasi pembuat film dan penulis naskah untuk memanfaatkan kekuatan komunikatif emoji. Menggunakan emoji sebagai bagian integral dari format naskah, membuka kemungkinan menarik untuk memperkuat penyampaian cerita di era digital, menjadikannya hal utama bagi inovasi sinematik modern.
ANALISIS POTRET HEGEMONI MASKULINITAS PADA FILM MIRACLE IN CELL NO.7 (2022) SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO Muhamad Fajar Rizkia; Anly Maria
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 2 (2023): MENELISIK PERFILMAN INDONESIA
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i2.3110

Abstract

ABSTRACT The digital era is currently very facilitate the public in many ways, including in search of entertainment as a movie. Film is one medium that will influence the emotionally. Also a film that is able to convey a message to an audience and a growing condolences and empathy. One film quite popular and having message in it is 7 no. miracle in cells. On this movie raised the man in a way unusual, there is a portrait of hegemony masculinity. The research is the method qualitative descriptive of the literature study to analyze hegemony masculinity in movie miracle in cell no. 7. On this movie shows there are a number of things with masculinity in which a figure of a man is not just work it, but able to care for and raise a child alone on the identical with women. The hegemony masculinity indicated the principal character can be seen from the, behavior, and the story illustrated clearly and points the man very concern for his daughter. ABSTRAK Era digital saat ini sangat memudahkan masyarakat dalam berbagai hal, termasuk dalam mencari hiburan seperti menonton film. Film merupakan salah satu media yang bisa mempengaruhi masyarakat secara emosional. Film juga menjadi suatu wadah yang mampu menyampaikan pesan kepada penonton dan menumbuhkan rasa simpati serta empati. Salah satu film yang cukup populer dan memiliki pesan di dalamnya adalah Miracle in Cell No. 7. Pada film ini mengangkat tokoh lelaki dengan cara tidak biasa, yaitu terdapat potret hegemoni maskulinitas. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif kualitatif dengan adanya studi pustaka untuk menganalisis hegemoni maskulinitas pada film Miracle in Cell No. 7. Pada film ini terdapat beberapa hal yang menunjukkan sisi maskulinitas di mana sosok seorang pria bukan sekadar bekerja saja, tetapi mampu merawat dan membesarkan seorang anak seorang diri yang pada masyarakat identik dengan perempuan. Sisi hegemoni maskulinitas yang ditunjukkan tokoh utama terlihat dari sikap, perilaku, dan arah cerita yang tergambarkan dengan jelas serta menunjukkan sosok laki-laki yang sangat sayang terhadap anak perempuannya.
TECHNICAL IMMERSION ON LEARNING BASIC LIGHTING IN VIRTUAL REALITY FILM CAHAYA CINTA PERLAHAN MENYILAUKAN Frans Sahala Moshes Rinto
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 2 (2023): MENELISIK PERFILMAN INDONESIA
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i2.3111

Abstract

ABSTRACT The film Cahaya Cinta Perlahan Menyilaukan was developed as an alternative way of learning vocational skills, especially in a film production environment. The purpose of this research was to find how the technical immersion which includes visual cues, audio cues, orientation cues, and disorientation cues associated with the competencies in SKKNI No. 154/2020 for national competence of film lighting operator, including key functions, main functions, and basic functions in the delivery of lighting learning materials through virtual reality media which is also a contemporary media that is currently widely used. Immersion in practice itself is an attempt to involve the audience so that they can go in depth and be able to absorb. This film has two episodes and three different interactive levels in order to learn the basics of film lighting. The research uses qualitative characteristics which are applied through analysis of the technical immersion. The material of interactivity, visual and audio show that technical immersion provides direction in learning and attracts the attention of the audience without reduce the substance of the learning content based on competencies in SKKNI No. 154/2020. ABSTRAK Film Cahaya Cinta Perlahan Menyilaukan dikembangkan sebagai salah satu cara alternatif pembelajaran keterampilan kejuruan, khususnya dilingkup produksi film. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknik perendaman yang meliputi isyarat visual, isyarat audio, isyarat orientasi, dan isyarat disorientasi dikaitkan dengan kompetensi dalam SKKNI No. 154/2020 untuk kompetensi nasional operator lighting film, meliputi fungsi pokok, utama fungsi, dan fungsi dasar dalam penyampaian materi pembelajaran pencahayaan melalui media virtual reality yang juga merupakan media kekinian yang saat ini banyak digunakan. Immersion dalam praktek sendiri merupakan upaya untuk melibatkan penonton agar dapat mendalami dan mampu menyerap. Film ini memiliki dua episode dan tiga level interaktif berbeda untuk mempelajari dasar-dasar pencahayaan film. Penelitian ini menggunakan karakteristik kualitatif yang diterapkan melalui analisis teknis imersif. Materi interaktivitas, visual dan audio menunjukkan bahwa teknis imersif memberikan arahan dalam pembelajaran dan menarik perhatian penonton tanpa mengurangi substansi isi pembelajaran berdasarkan kompetensi pada SKKNI No.154/2020.
IMPLEMENTASI ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN FESTIVAL FILM SOLO DOCUMENTARY Dimas Erdhinta Pratama Putra; Anggra Agastyassa Owie
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 2 (2023): MENELISIK PERFILMAN INDONESIA
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i2.3112

Abstract

ABSTRACT This research aims to analyze internal and external factors in the management of the Solo Documentary Film Festival and develop appropriate development strategies for the management and poverty of the Solo Documentary Film Festival. The location of this research is Surakarta City, Central Java Province. The research uses qualitative methods. The data analysis technique uses SWOT analysis by processing Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE). This research aims to formulate a strategy for developing the Solo Documentary film festival. The internal factors for managing the Solo Documentary Film Festival are a wide communication and friendship network, competence in managing a documentary film festival, consistency in achieving goals and carrying out established work programs. Meanwhile, external factors that can support the success of the Solo Documentary Film Festival are the stronger support from the people of Surakarta for the documentary film festival and increasingly improving technology that can support performance. Based on the EFE matrix and IFE matrix tables, the total EFE score is 3.2506 and the total IFE score is 2.8337, which places the Solo Documentary Film Festival in cell II position, namely Growth and Build. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan faktor eksternal pengelolaan Festival Film Solo Documentary serta merumuskan strategi pengembangan yang tepat untuk pengelolaan dan keberlanjutan Festival Film Solo Documentary. Lokasi penelitian ini di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis SWOT dengan mengolah Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan formulasi strategi pengembangan festival film Solo Documentary. Faktor internal pengelolaan Festival Film Solo Documentary adalah jaringan komunikasi dan pertemanan luas, kompetensi dalam pengelolaan festival film dokumenter, konsisten mencapai tujuan dan jalankan program kerja yang ditetapkan. Sedangkan faktor eksternal yang dapat menunjang keberhasilan Festival Film Solo Documentary adalah adanya dukungan masyarakat Surakarta semakin kuat terhadap festival film dokumenter dan semakin baiknya teknologi yang mampu menunjang kinerja. Berdasarkan tabel matrik EFE dan matrik IFE diperoleh hasil total skor EFE 3.2506 dan total skor IFE 2.8337 yang menempatkan Festival Film Solo Documentary di posisi sel II yakni Growth and Build .
ANALISIS PROSES KREATIF PENULISAN SKENARIO “JALAN PERKAWINAN” KARYA ARTHUR S. NALAN Imam Akhmad; Anggit Surya Jatnika
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 2 (2023): MENELISIK PERFILMAN INDONESIA
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i2.3113

Abstract

Abstract The creative process of a work is something that needs to be studied in order to produce a comprehensive understanding of the creation of a work. With in-depth study, the creative process can be used as a lesson and carried out by other people who are interested in the creative process of a work. The work examined in this research is the screenplay for the film "Jalan Perkawinan" by Arthur S. Nalan which was the first winner of the screenplay writing competition held by the Ministry of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia in 2006. The scenario "Jalan Perkawinan" contains a travel story with a romance theme/wedding of different religions and nationalities with the background of a journey along Jalan Daendels from Anyer to Parukan. The research method uses qualitative research with data collection in the form of observation, interviews and literature study. After the data was collected, the scenario text was also studied in depth. The research findings showed that the "Pekawinan Road" scenario was written in the sequence, namely determining the idea, structuring the conflict and resolution, character development, determining the structure and writing stage, and the editing stage. Abstrak Proses kreatif sebuah karya merupakan hal yang perlu dikaji agar menghasilkan pemahaman yang komprehensif dalam penciptaan suatu karya. Dengan sebuah pengkajian yang dalam, proses kreatif tersebut dapat dijadikan pembelajaran dan dilakukan pula oleh orang lain yang berminat dalam proses kreatif suatu karya. Karya yang diteliti pada penelitian ini yaitu skenario film “Jalan Perkawinan” karya Arthur S. Nalan yang merupakan pemenang pertama dari sayembara penulisan skenario yang diadakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia pada Tahun 2006. Skenario “Jalan Perkawinan” berisi cerita perjalanan bertema kisah asmara/pernikahan berbeda agama dan kewarganegaraan dengan latar perjalanan menyusuri Jalan Daendels dari Anyer sampai Parukan. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi Pustaka. Setelah pengumpulan data dikumpulkan, dikaji pula teks skenario secara mendalam. Dihasilkan temuan penelitian bahwa Skenario “Jalan Pekawinan” ditulis dengan urutan yaitu penentuan ide, penyusunan konflik dan penyelesaian, pengembangan karakter, penentuan struktur dan Tahap Penulisan, serta tahap editing.
REPRESENTASI RAJA DANGDUT RHOMA IRAMA DALAM FILM “SATRIA BERGITAR” Ika Sartika; Jaeni B. Wastap; Retno Dwimarwati
LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam Vol 10, No 2 (2023): MENELISIK PERFILMAN INDONESIA
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/layar.v10i2.3114

Abstract

Abstrak Film-film Rhoma Irama seakan menjadi ruang temu maya antara penggemar yang ingin melihat sosok sang idola dengan Rhoma Irama yang berjuang dakwah melalui teknologi media populer. Naratologi, sinematik, serta mise-en-scene sebagai analisis utama dalam kajian ini untuk mengkaji data-data penelitian yang didapatkan melalui observasi, studi pustaka, dan wawancara. Pendekatan teori Struart Hall dan Paul Du Gay, tentang lima unsur yang saling berkaitan dalam bentuk identity, representation, production, regulation and consumption. Tinjauan sosiologis memperkenalkan tiga pendekatan utama untuk menjelaskan representasi bekerja pada kebudayaan. Pertama the reflective, kedua the intentional, dan ketiga constuctionist. Film musikal Satria Bergitar Rhoma Irama merupakan representasi atas perjalanan karir bermusik dan dakwah Rhoma dan Soneta Group. Peneliti memandang bagaimana struktur naratif film dan keislaman direpresentasikan oleh timur tengah (global) diupayakan untuk dilokalkan dalam film musikal Satria Bergitar Rhoma Irama. Alur disusun dan disesuaikan dengan cerita lagu pengiring, tampil dengan pelbagai karakter dan seting yang berbeda beda dalam setiap filmnya serta menggambarkan nuansa kolosal. Abstract Rhoma Irama's films become meeting point of the fans who want to see the figure Rhoma Irama as their idol doing who are struggling to preach through popular media technology. Narcotology, cinematic, and mise-en-scene as the main analysis in this study to study the research data obtained through observation, literature study, and interviews. The approach of Struart Hall and Paul Du Gay, about the five interrelated elements in the form of identity, representation, production, regulation and consumption. Sociological reviews introduce three main approaches to explain the representation of work in culture. First the reflective, second the intentional, and third the constuctionist. The musical film Satria Bergitar Rhoma Irama is a representation of the career journey of music and preaching of Rhoma and Soneta Group. The researcher looked at how the narrative and Islamic structure represented by the Middle East (global) was sought to be localized in the musical film Satria Bergitar Rhoma Irama. The plot is arranged and adapted to the accompaniment song story, appearing with various characters and settings that are different in each film and illustrate colossal feelings.

Page 1 of 1 | Total Record : 6