cover
Contact Name
Maya Nuriya Widyasari
Contact Email
medica.hospitalia@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
medica.hospitalia@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Medica Hospitalia
ISSN : 23014369     EISSN : 26857898     DOI : https://doi.org/10.36408/mhjcm
Core Subject : Health,
Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan RSUP Dr. Kariadi dan menerima artikel ilmiah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang diharapkan dapat menjadi media untuk menyampaikan temuan dan inovasi ilmiah dibidang kedokteran atau kesehatan kepada para praktisi dan akedemisi di bidang kesehatan dan kedokteran.
Arjuna Subject : -
Articles 446 Documents
Amyand's Hernia Dengan Curiga Akut Appendicitis : Laporan Kasus Yang Jarang Rizky Aditya Fardhani; Avriana Pety Wardani
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 1 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.341 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i1.708

Abstract

Pendahuluan: Amyand hernia merupakan salah satu kasus yang langka didunia. Angka kejadiannya berkisar antara 0,19-1,7% dari seluruh kejadian hernia. Amyand hernia yang dapat didefinisikan sebagai kondisi kantung hernia inguinalis lateralis yang berisi appendiks. Amyand hernia merupakan suatu kondisi yang membutuhkan penanganan segera karena dapat menimbulkan komplikasi peritonitis hingga sepsis. Tantangan yang dihadapi pada kasus ini adalah menegakkan diagnosis sesegera mungkin dan dilakukan tindakan pembedahan. Kontroversi yang dihadapi adalah metode tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Tujuan : Mengetahui penanganan Amyand hernia secara komprehensif berdasarkan literatu-literatur yang ada. Laporan Kasus: Seoarang anak 2 tahun yang dirujukan dari RS Ken Saras dengan keluhan benjolan pada scrotum kanan. Benjolan tidak dapat masuk kembali disertai dengan nyeri sekitar perut kanan bawah. Pada pemeriksaan fisik tampak scrotum yang membesar dan memerah. Diskusi: Amyand hernia merupakan jenis hernia inguinalis indirect yang sangat langka dengan sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak. Ciri khas penyakit ini ditemukan benjolan pada lipat paha ataupun kantung scrotum yang disertai gejala appendicitis. Amyand Hernia pada kasus ini termasuk dalam Kriteria Lossanof dan Basson Type II yang penangannya seharusnya dilakukan repair hernia dan appendectomy. Shaknovsky et al menyebutkan, appendectomy pada amyand hernia dapat merugikan dan resiko terjadinya rekurensi hernia. Pada pasien ini tidak dilakukan appendectomy karena kondisi appendiks yang diyakini masih baik dan menghindari komplikasi post operasi. Namun mengingat komplikasi lain yang juga mungkin muncul di kemudian hari sehingga butuh evaluasi secara rutin angka kekambuhan terhadap pasien. Kesimpulan: Tindakan appendectomy pada hernia ingunalis sisi kanan akan lebih menguntungkan dari pada tidak dilakukan appendectomy.
Full Text Volume 9 Nomor 1 Maret 2022 Kariadi General Hospital
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 1 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8316.179 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i1.724

Abstract

Full Text Volume 9 Nomor 1 Maret 2022
Gangguan Penghidu dan Gangguan Pengecapan pada Kasus COVID 19: Prevalence, Onset, and Duration of Olfactory and Gustatory dysfunction on COVID 19 case Desy Iriani; Anna Mailasari Kusuma Dewi; Riece Hariyati; Yanuar Iman Santosa
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 2 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.299 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i2.688

Abstract

LATAR BELAKANG : Kasus gangguan olfaktori dan gustatori meningkat pada pandemi COVID 19, hal ini dihubungkan dengan sel epitel pernapasan dan sel epitel penyokong olfaktori mengekspresikan banyak protein ACE2 yang merupakan reseptor virus SARS-Cov2 untuk menginfeksi sel. Pasca infeksi virus memang sudah dikenal sebagai salah satu penyebab anosmia/hiposmia. Penelitian lanjut masih dibutuhkan untuk menambah bukti sebagai bahan pertimbangan mempelajari prevalensi, pola gangguan olfaktori dan gustatori, penyembuhan, tatalaksana dan prognosisnya TUJUAN : Mengetahui prevalensi, onset dan durasi gangguan olfaktori dan gustatori pada subyek yang terkonfirmasi positif COVID 19 dengan pemeriksaan swab PCR.  METODE : Penelitian observasional dengan metode belah lintang pada pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dengan pemeriksaan swab PCR di RSUP Dr.Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel diminta pengisian data lewat googleform HASIL : Prevalensi gangguan olfaktori dan gustatori pada pada subyek yang terkonfirmasi positif COVID 19 dengan pemeriksaan swab PCR yaitu 61% (115 orang), onset gejala terjadi sebelum terkonfirmasi COVID 19 yaitu pada 75% (86 orang) dan 71% (82 orang) sembuh kurang dari 2 minggu, terbanyak pada 5-8 hari yaitu 32% (37 orang). KESIMPULAN : Prevalensi gangguan olfaktori dan gustatori cukup tinggi sehingga temuan gejala ini merupakan gejala penting untuk deteksi dini kasus COVID 19.
DETEKSI DINI KEJADIAN OTOTOKSIK PADA ANAK DENGAN KEGANASAN YANG MENDAPAT KEMOTERAPI PLATINUM BASED: Ototoxicity Incidence in Children with Malignancy Who Received Platinum-Based Chemotherapy Ismiar Asthika; Dwi Marliyawati; Muyassaroh Muyassaroh
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 2 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.345 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i2.690

Abstract

Latar belakang : Kejadian ototoksik pada anak dengan keganasan yang mendapatkan kemoterapi cisplatin 60–70%. Ototoksik pada anak menyebabkan gangguan perkembangan bahasa, kemampuan verbal dan komunikasi pada anak sehingga dapat menurunkan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kejadian ototoksik pada anak dengan keganasan yang mendapat kemoterapi platinum based. Metode : Penelitian observasional analitik dengan design belah lintang pada anak dengan keganasan yang diberi kemoterapi platinum based periode Agustus – September 2020. Data diambil dari rekam medik pasien Klinik Onkologi Kasuari RSUP dr. Kariadi Semarang, ototoksik bila hasil OAE refer pada frekuensi ≥ 8KHz pada satu atau kedua telinga. Analisis data dengan uji Chi-Square. Hasil : Didapatkan 38 sampel terdiri dari 22 laki-laki (57,89%) dan 16 perempuan (42,11%), dengan jenis kemoterapi cisplatin sebanyak 21 pasien (55,26%) dan jumlah pemberian kemoterapi ≥ 3 kali sebanyak 23 pasien (60,53%). Kejadian ototoksik lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki, banyak terjadi pada pemberian kemoterapi cisplatin dan banyak terjadi pada pemberian ≥ 3 siklus. Jenis kelamin (p=0,248) dan Jenis kemoterapi (p=0,344) tidak berhubungan dengan kejadian ototoksik. Frekuensi siklus kemoterapi (p = 0,0005) berhubungan dengan kejadian ototoksik. Simpulan : Kejadian ototoksik banyak pada anak laki laki, dengan keganasan yang mendapat kemoterapi cisplatin, banyak terjadi ototoksik pada pemberian ≥ 3 siklus, frekuensi siklus kemoterapi berhubungan dengan kejadian ototoksik
PENINGKATAN KADAR BILIRUBIN TOTAL SERUM DAN KAITANNYA DENGAN DERAJAT KLINIS PASIEN COVID-19: Elevation of Total Bilirubin Serum and Its Correlation with Clinical State of Covid-19 Patient Tiene Rostini; Laila Kurnia Pramono; Anna Tjandrawati; Raja Iqbal Mulya Harahap
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 2 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.579 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i2.697

Abstract

Latar belakang : Reseptor utama SARS-CoV-2, yaitu Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE-2) diekspresikan secara luas pada tubuh manusia. Derajat klinis infeksi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) bervariasi, dan diklasifikasikan menjadi asimtomatik, sakit ringan, sakit sedang, sakit berat, dan kritis. Peningkatan kadar bilirubin total serum sering dihubungkan dengan derajat klinis penyakit serta mortalitas COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kadar bilirubin total serum dan hubungannya dengan derajat klinis infeksi COVID-19 Metode : Desain penelitian adalah cross sectional dengan pengambilan data secara simple random sampling. Data yang dikumpulkan sebanyak 73 sampel yang berasal dari RSUP Dr. Hasan Sadikin dalam periode Mei–Desember 2020. Data bilirubin total dan derajat klinis infeksi COVID-19 dianalisis menggunakan Uji Mann-Whitney dan Uji Spearman untuk mendapatkan hubungan antara kedua variabel. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan laki-laki lebih banyak dari perempuan, dengan dominasi subjek berusia 46–65 tahun, yaitu sebanyak 47,9% dari keseluruhan sampel. Median kadar bilirubin total serum pada infeksi COVID-19 derajat klinis berat-kritis lebih tinggi dibandingkan derajat klinis sedang (0,8 mg/dl vs 0,4 mg/dl), dengan koefisien r sebesar 0,463 (p<0,05). Simpulan : Peningkatan kadar bilirubin total serum berhubungan dengan derajat klinis infeksi COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan secara kohort prospektif yang mengukur kadar bilirubin total serum secara serial dan menilai outcome subjek penelitian.
Pengaruh Dark Chocolate Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Pada Penderita Hipertensi Usia 45-55 Tahun di RW.04 Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang: The Effect of Dark Chocolate on Controlling Systolic Blood Pressure in Hypertensive Patients Eko Novianto; Lilla Maria; Risna Yekti Mumpuni
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 2 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.614 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i2.700

Abstract

Latar belakang : Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai. Hipertensi yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan penderitanya mengalami komplikasi seperti serangan jantung, gagal ginjal, stroke, gangguan penglihatan, gangguan kognitif seperti penurunan kemampuan otak, sulit fokus, sulit mengingat. Penanganan non–farmakologi salah satunya dengan mengkonsumsi dark chocolate, makanan ini mengandung flavanol yang dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dark coklat terhadap penurunan tekanan darah systolic pada penderita hipertensi. Metode : Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan pretest–posttest dengan kelompok kontrol (pretest–posttest with control group). Populasi seluruh penderita hipertensi usia 45–55 tahun di Desa Banjarejo pada bulan Januari 2021 sebanyak 75 responden. Sampel penelitian sebanyak 42 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok, 21 responden kelompok perlakuan dan 21 responden kelompok kontrol. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan 11 responden dari kelompok perlakuan didapatkan penurunan tekanan darah sistolik 2,4mmHg setelah mengkonsumsi dark chocolate 80% sebanyak 100gr selama 7 hari. Simpulan : Terdapat pengaruh pemberian dark chocolate terhadap perubahan tekanan darah systolic pada penderita hipertensi.
Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pengetahuan dan Perilaku tentang Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Cerebral palsy Studi di Pediatric and Neurodevelopmental Therapy Centre Karanganyar: Relationship of Mother's Characteristics with Knowledge and Behavior about Oral Health in Children with Cerebral Palsy Vellyta Fadhlina Loesiono; Avina Anin Nasia; Diah Ajeng Purbaningrum; Nadia Hardini
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 2 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.64 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i2.703

Abstract

Latar belakang : Kesehatan anak masih rentan sehingga membutuhkan partisipasi ibu dalam kegiatan menjaga kesehatan umum maupun kesehatan gigi dan mulutnya, begitu juga anak cerebral palsy yang mengalami kelemahan pengendalian otot dan tingkat keparahan neurologis yang menyebabkan risiko penyakit oral. Kesehatan gigi dan mulut anak cerebral palsy mengandalkan kesadaran pengetahuan dan perilaku ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan pengetahuan dan perilaku tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak cerebral palsy. Metode : Penelitian menggunakan design belah lintang. Sampel diambil dengan total sampling didapatkan 30 ibu dari anak cerebral palsy berumur 1–17 tahun sesuai kriteria inklusi di Pediatric and Neurodevelopmental Therapy Centre Karanganyar Jawa Tengah. Data diambil pada bulan September hingga Oktober 2021. Pengambilan data dengan kuesioner yang berisi karakteristik responden dan masing-masing 16 pertanyaan pengetahuan dan perilaku tentang kesehatan gigi dan mulut. Data ditabulasi dan dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan pengetahuan (p=0,444), sebaliknya terdapat hubungan signifikan antara usia dengan perilaku (p=0,024). Pendidikan dengan pengetahuan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p=0,287), sedangkan terdapat hubungan antara pendidikan dengan perilaku (p=0,021). Hubungan pekerjaan dengan pengetahuan (p=0,033) dan perilaku (p=0,019) memiliki hasil yang signifikan. Status ekonomi dengan pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan (p=0,012). Antara status ekonomi dengan perilaku tidak menunjukkan hasil yang signifikan (p=0.480). Pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku (p=0,011). Simpulan : Usia dan tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan pengetahuan, Usia dan tingkat pendidikan berhubungan dengan perilaku. Pekerjaan berhubungan dengan pengetahuan dan perilaku. Status ekonomi berhubungan dengan pengetahuan, tetapi tidak berhubungan dengan perilaku. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku.
Pengaruh Obat Kumur Povidon Iodin 1% terhadap Kekerasan Semen Ionomer Kaca Diperkuat Zirkonia: The Effect of 1% Povidone Iodine Mouthwash on The Hardness of Zirconia Reinforced Glass Ionomer Cement Monica Brenda Christy Primasari; Gustantyo Wahyu Wibowo; Muflihatul Muniroh; Diah Ajeng Purbaningrum
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 2 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.233 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i2.731

Abstract

Latar belakang : Semen ionomer kaca diperkuat zirkonia adalah bahan restorasi generasi baru yang memiliki kekuatan setara amalgam sekaligus mempertahankan kemampuan pelepasan fluorida. Kekerasan restorasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan obat kumur. Obat kumur yang direkomendasikan selama pandemi COVID-19 adalah povidon iodin 1%. Penelitian terbaru membuktikan obat kumur povidon iodin 1% dapat menurunkan kekerasan resin komposit nanohibrid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh obat kumur povidon iodin 1% terhadap kekerasan semen ionomer kaca diperkuat zirkonia. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian true experimental laboratories dengan rancangan penelitian pre-test and post-test control group design. Sampel penelitian terdiri dari 36 sampel semen ionomer kaca diperkuat zirkonia dengan diameter 6 mm dan tinggi 2 mm. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol yang direndam dalam saliva buatan dan kelompok perlakuan direndam dalam obat kumur povidon iodin 1% selama 24 jam. Uji kekerasan menggunakan alat Vickers Hardness Tester. Data dianalisis menggunakan uji Paired T-Test dan Independent T-Test. Hasil : Hasil uji Paired T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah perendaman dengan nilai p>0,05 dan terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah perendaman dengan nilai p<0,05. Hasil uji Independent T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kekerasan yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan nilai p<0,05. Simpulan : Obat kumur povidon iodin 1% berpengaruh terhadap penurunan kekerasan semen ionomer kaca diperkuat zirkonia.
Korelasi antara Indeks Massa Tubuh, Jenis Kelamin, Usia dan Hipermobilitas Sendi pada Anak Usia Sekolah Dasar: Correlations between Body Mass Index, Gender, Age, and Joint Hypermobility in Elementary School Students Wahyu Tri Sudaryanto; Yuni Sandra Repisalta; Nur Juniarti Bintari
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 2 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.469 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i2.747

Abstract

Latar belakang : Hipermobilitas sendi (joint hypermobility) merupakan suatu faktor risiko yang mendasari berbagai jenis gangguan muskuloskeletal pada anak-anak. Keterlambatan dalam diagnosis pada hipermobilitas sendi berisiko terhadap rasa nyeri dan gangguan fungsional dan kemampuan akademis anak di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara indeks massa tubuh, jenis kelamin, dan usia, terhadap hipermobilitas sendi pada Anak Usia Sekolah Dasar. Metode : Penelitian cross-sectional dilakukan di Sekolah Dasar Kleco 1, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Subjek penelitian sebanyak 261 siswa sekolah dasar dipilih dengan purposive sampling. Variabel dependen adalah hipermobilitas sendi. Variabel independen adalah indeks massa tubuh, jenis kelamin, dan usia. Hipermobilitas sendi diukur dengan skor Beighton. Data dianalisis dengan regresi logitik ganda dengan software Stata 13. Hasil : Analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih rendah mengalami hipermobilitas sendi daripada perempuan, tetapi secara statistik tidak signifikan (OR= 0,89; CI 95%= 0,53 hingga 1,48; p= 0,656). Usia anak yang lebih tua (≥9 tahun) memiliki risiko lebih rendah mengalami hipermobilitas sendi daripada daripada anak dengan usia lebih muda dan secara statistik signifikan (<9 tahun) (OR= 0,52; CI 95%= 0,31 hingga 0,89; p= 0,016). Anak dengan berat badan lebih (overweight) menurunkan risiko hipermobilitas sendi daripada anak dengan berat badan normal, dan secara statistik mendekati signifikan (OR= 0,78; CI 95%= 0,60 hingga 0,89; p= 0,066). Simpulan : Tidak ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan hipermobilitas sendi. Usia dan indeks massa tubuh mempengaruhi hipermobilitas sendi pada anak usia sekolah dasar.
Apolipoprotein E Polymorphism and Carotid Intima Medial Thickness Progression in Post Ischemic Stroke Patient: Apolipoprotein E Polymorphism and Carotid Intima Medial Thickness Progression in Post Ischemic Stroke Patient Aditya Kurnianto; Retnaningsih Retnaningsih; Dodik Tugasworo; Yovita Andhitara; Rahmi Ardhini; Jethro Budiman
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 2 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.471 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i2.750

Abstract

Background : Apolipoprotein E (APOE) gene is believed to associate with cholesterol level, a risk factor of ischemic stroke. CIMT (carotid intima-media thickness) can be used to determine the degree of atherosclerosis. Increased CIMT may predict ischemic stroke recurrence. This study aimed to determine association between increased CIMT in post ischemic stroke patients and APOE genotype. Methods : This was an epidemiological prospective study involving 71 post ischemic stroke patients (1 month from onset), admitted from 2012 to 2013. CIMT was examined with carotid duplex ultrasound at 1st, 6th, and 12nd month after stroke onset. APOE gene polymorphism was examined using HRM (high-resolution melting) which is a simple method, accurate, and sensitive for genotyping. Results : We found 5 APOE gene variation categories, i.e. E2E3, E2E4, E3E3, E3E4, and E4E4. The most common allele was E3 and genotype groups E3E3 was the majority of the population. E2E4 allele had the highest CIMT level among others, in the 1st month, 6th month, and 12nd month after stroke, with no association with hypertension, diabetes, and hypercholesterolemia. E3E3 allele was most often associated with hypertension, diabetes mellitus, dyslipidemia, and hyperhomocysteinemia. Conclusion : The results showed that APOE genotype E2E4 may independently constitute risk factor for atherosclerosis progression (CIMT) in post ischemic stroke patients. While the E3E3 genotype was often associated with hypertension, diabetes mellitus, dyslipidemia, and hyperhomocysteinemia. Our results suggest that APOE E4 was not an important risk factor for carotid atherosclerosis in post ischemic stroke patient.