cover
Contact Name
Kadek Hengki Primayana
Contact Email
hengkiprimayana@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmahawidya@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. buleleng,
Bali
INDONESIA
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya
ISSN : 26211025     EISSN : 26544903     DOI : -
Core Subject : Education,
MAHA WIDYA BUWANA : Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya dikelola oleh Program Pascasarjana STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang dijadikan referensi dan kajian ilmiah dalam menganalisis serta memecahkan berbagai masalah pendidikan, Agama Hindu dan budaya yang semakin kompleks.
Arjuna Subject : -
Articles 139 Documents
DETERMINASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMECAHAN MASALAH TIDAK TERSTRUKTUR DENGAN KOVARIABEL LITERASI NUMERASI Ni Nyoman Lisna Handayani
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2580

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan pendidikan matematika realistik terhadap pemecahan masalah tidak terstruktur dengan kovariabel literasi numerasi pada siswa kelas IV SDN 1 Banjar Tegal. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan The Posttest-Only Control-Group Desain. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SDN 1 Banjar Tegal yang terdiri dari 50 siswa. Sebanyak 50 siswa dipilih sebagai sampel penelitian. Data literasi numerasi dikumpulkan dengan tes literasi numerasi dan pemecahan masalah tidak terstruktur menggunakan tes pilihan ganda. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kovarian berbantuan SPSS 17.00 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, terdapat perbedaan pemecahan masalah tidak terstruktur antara siswa yang mengikuti pendekatan matematika realistik dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (F = 18,235 dengan p < 0,05). Kedua, terdapat perbedaan pemecahan masalah tidak terstruktur antara siswa yang mengikuti pendekatan matematika realistik dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional setelah kovariabel literasi numerasi dikendalikan (F= 30,464 dengan p<0,05). Ketiga, terdapat kontribusi literasi numerasi sebesar 38,4%terhadap pemecahan masalah tidak terstruktur siswa.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RESOLUSI KONFLIK BERBASIS CATUR PARAMITHA TERHADAP SIKAP SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDIPEKERTI SISWA KELAS VI GUGUS VI BATURITI Gusti Ayu Agung Sri Wahyuni; I Made Sedana
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2846

Abstract

The aim of the study was to determine the effect of the chess paramitha-based conflict resolution learning model on social attitudes and learning outcomes of Hinduism for class VI Cluster VI Baturiti students. Data were analyzed using MANOVA with the help of SPSS 17.0 for windows. A total of 73 students were selected as samples by random sampling technique. The data collected is data on social attitudes and learning outcomes. The results showed that: first, there were differences in social attitudes between students who took the Catur Paramitha-based conflict resolution learning model and students who took conventional learning with an F value of 5.071 with a significance less than 0.05. second, there are differences in learning outcomes of Hinduism between students who take the Catur Paramitha-based conflict resolution learning model and students who take conventional learning with an F value of 10.829 with a significance less than 0.05. Third, there are simultaneous differences in social attitudes and learning outcomes of Hinduism between students who follow the Catur Paramitha-based conflict resolution learning model and students who take conventional learning in class VI SD Gugus VI Baturiti with an F value of 79.39
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) BERBASIS TRI KAYA PARISUDHA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 SINGARAJA Ni Luh Rediti; Nyoman Dantes
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2584

Abstract

Penelitian ini meneliti tiga permasalahan utama: (1) pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar IPA, (2) pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA, (3) pengaruh interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Singaraja Tahun pelajaran 2022/2023 sebanyak 52 orang. Eksperimen menggunakan pengukuran dua faktor dengan versi faktorial non-equivalent post-test only control group design dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis Tri Kaya Parisudha terhadap hasil belajar IPA dengan tingkat motivasi belajar yang berbeda. Data hasil penelitian dikumpulkan dengan tes. Selajutnya data penelitian dianalisis secara deksriptif dan dengan menggunakan ANAVA faktorial 2×2. Apabila pengaruh interaksi signifikan dilanjutkan dengan uji Tukey untuk menguji efek sederhana (simple effect), dan uji-t untuk menguji efek utama (main effect).Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan hasil-hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis Tri Kaya Parisudha dan kelompok model pembelajaran langsung (F = 51,178; p<0,001). Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok motivasi belajar tinggi dan kelompok motivasi belajar rendah (F = 7,973; p<0,001). Ketiga, dalam pencapaian hasil belajar IPA, model pembelajaran dan motavasi belajar berinteraksi secara signifikan (F = 134,379; p<0,001).
KEARIFAN LOKAL BALI DALAM MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR Ni Ketut Erna Muliastrini; I Gusti Ayu Adi Rahayuni
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2847

Abstract

The purpose of this study is to convey thoughts about the role of Balinese local wisdom in developing character education. Indonesia, which is currently experiencing a degradation of character values as shown by the low manners of teenagers, brawls, cheating culture and the behavior of corrupt officials, illustrates that implementing good education in schools, families and communities does not build the character of this nation. To overcome this problem, one way that can be done is to explore the national character, especially the integration of local Balinese wisdom in implementing education in schools. (a) Local wisdom integrated into character education is: (1) Tumpek Uduh, (2) Tumpek Kandang, (3) tattwan asi, (4) subak, (5) salunglung sebaya taka, (6) asta kosala-kosali, (7) Shanti greetings, (8) Nyepi Day, (9) ngopin, (10) medelokan, (11) resik, (12) menyama beraya, (13) eling, (14) swadharma, and (15) other cultures. (b) Balinese local wisdom can be integrated into character education by: (1) integrating in building school culture, (2) integrating in building class culture, and (3) integrating in learning, both in carrying out education and promoting Balinese culture that appropriate or relevant to the subject matter in learning.Keywords: Character, Balinese Local Wisdom, Elementary School Students
TELAAH ATAS PEMIKIRAN HENRY ARMAND GIROUX TENTANG PEDAGOGI KRITIS DAN RELEVANSINYA DENGAN PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Gede Agus Siswadi
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2796

Abstract

Pendidikan dewasa ini hanya diartikan sempit sebagai pengajaran. Artinya, pendidikan telah selesai ketika anak didik mampu untuk menghafal materi pelajaran, pendidikan juga dikatakan telah selesai ketika anak didik mampu untuk menjawab semua tes dan ujian yang diberikan oleh guru. Anak didik juga akan lebih dihargai ketika patuh dan tunduk pada semua perintah guru. Demikian juga bagi seorang pendidik bahwasanya semua tugas mendidik telah selesai apabila telah melengkapi seluruh administrasi pendidikan. Sehingga gaya pendidikan konservatif ini justru akan memenjarakan anak didik hingga kepada guru untuk tidak dapat bebas dalam melakukan kreativitas. Di samping itu, orientasi pendidikan hanya untuk memenuhi industri kapital serta dunia kerja, bukan pada aspek menumbuhkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak didik. Dengan demikian, pedagogi kritis dari Henry A. Giroux ini hadir untuk membongkar gaya pendidikan yang konservatif. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan hermeneutik filosofis, maka hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gagasan pedagogi kritis ini bermula dari kekhawatiran Giroux mengenai pendidikan yang telah kehilangan esensinya untuk menumbuhkan segenap potensi yang dimiliki oleh anak didik, dan justru pendidikan telah dipengaruhi oleh unsur kapital, neoliberal, politik dan juga kekuasaan. Pedagogi kritis dalam pandangan Giroux ini dapat diimpelemtasikan dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia yakni untuk membongkar bentuk-bentuk formalisme dan fundamentalisme agama dalam pendidikan dengan menghadirkan kembali demokrasi dalam pendidikan di Indonesia.
STRATEGI PEMBELAJARAN DHARMA GITA DALAM MENINGKATKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER HINDU DI PASRAMAN SWASTA PRANAWA Eka Suci Arini; Ni Komang Wiasti; I Wayan Rudiarta
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2850

Abstract

 The existence of the Regulation of the Minister of Religion of the Republic of Indonesia Number 56 of 2014 has an impact on the development of non-formal pasraman which stipulates that Hindu Religious Education is needed in order to form a Hindu community that has competence and knowledge, quality and competitiveness in the field of Hinduism. In this context, the role of pasraman is very important, especially in the field of educational development. This research focuses on two things, namely the learning strategy of Dharma Gita in increasing the values of Hindu character education and the obstacles encountered in implementing the learning strategy of Dharma Gita. The theory used to analyze the problems in this study is the theory of behaviorism by Albert Bandura and the theory of Humanism by Abraham Maslow. This research is a qualitative research with descriptive data presentation. Data collection was carried out using non-participant observation techniques, structured interviews and documentation studies. The data that has been collected is then analyzed through three steps, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the research that has been done, the following results are obtained, 1) The Dharma Gita Learning Strategy is applied in learning at the Pasraman Swasta Pranawa, namely, using Cooperative Learning Strategies and Expository learning Strategies. 2) The obstacles encountered in implementing the Dharma Gita learning strategy are internal and external factors. Internal factors include 1) children have difficulty processing notes, 2) students lack focus in learning activities, and 3) low student motivation. External factors include factors from the community environment, in a community environment children learn about norms, rules and customs in society.Keywords: Learning, Strategies, Dharma Gita, Pasraman.
KAJIAN FILOSOFI KERIS BROJOL I Made Ardika Yasa
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2833

Abstract

Melalui artikel ini penulis menerangkan secara kualitatif tentang bagaimana Keris brojol yang merupakan salah satu karya seni budaya sakral warisan adhi luhung nenek moyang bangsa Indonesia yang memiliki makna filosofi tentang cara menjalani hidup dengan sukses. Berdasarkan hasil kajian pustaka makna filosofi, keris brojol juga memiliki kesakralan sebab setiap keris pusaka yang dijadikan sebagai piandel, dibuat melalui sebuah prosesi ritual khusus sehingga memiliki daya magis yang dapat memberikan suatu tuah atau manfaat secara sekala dan niskala kepada si pemilik keris tersebut,sehingga pada artikel ini akan membahas dan mengulas tentang bagaimana keris brojol memberikan sugesti kepada si pemilik keris tersebut agar mampu menjalani hidup dengan sukses dan memperoleh solusi untuk dapat keluar dari permasalahan hidup. Sebab Keris Brojol dengan tuah magisnya dapat menjadi media sugesti untuk memprogram alam bawah sadar si pemilik untuk dapat menjadi lebih baik dan positif. Sebelum membuat sebilah keris seorang Empu menjalani beberapa tahapan yakni tahap pertama melakukan penyucian diri, tahap kedua melakukan pemilihan hari yang tepat untuk memulai pengerjaan bilah keris, tahap ketiga sang empu memilih bahan ataupun pesikutan yang tepat untuk si pemesan sesuai dengan tujuan dibuatnya bilah keris, tahap keempat memulai proses pembuatan bilah keris, tahap kelima setelah bilah keris jadi maka sang empu membuat sandangan dan tahap keenam yaitu tahap terakhir sang empu memfinishing bilah keris dengan mewarangi agar muncul pamor keris lalu melakukan proses sakralisasi yang sering dikenal dengan istilah Sidhikoro/Pasupati dengan maksud agar keris tersebut memiliki jiwa sehingga menghasilkan kekuatan magis sehingga mampu mewujudkan harapan si pemilik keris tersebut dalam menjalani hidup.
BUNYI BAHASA SEBAGAI SIMBOL MANIFESTASI TUHAN DAN KOSMOS DALAM BUDAYA HINDU DI BALI I Made Suweta; Made Susila Putra; Putu Wulandari Tristananda
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2856

Abstract

Eksistensi Agama Hindu di Bali tidak terpisahkan dengan budaya, khususnya yang berkaitan dengan bunyi bahasa aksara suci. Karena itu, dalam kajian ini penting dibahas: bagaimana bentuk bunyi bahasa aksara suci sebagai manifestasi Tuhan dan kosmos?, bagaimana fungsi bunyi bahasa aksara suci sebagai manifestasi Tuhan dan kosmos?, dan apa makna bunyi bahasa aksara suci sebagai manifestasi Tuhan dan kosmos dalam budaya Hindu di Bali.Bentuk-bentuk bunyi bahasa aksara suci pada budaya Hindu di Bali yaitu: Ongkara, Dwyaksara, Tryaksara, Pancabrahma, Pancaksara, Dasaksara, dan Sodasaksara. Fungsi bunyi bahasa aksara suci adalah: fungsi referensial, fungsi emotif (ekspresif), dan fungsi magis. Makna bunyi bahasa aksara suci adalah: makna pemujaan kepada Tuhan dalam berbagai manifestasinya dan kosmos (buana agung dan buana alit)   dan makna permohonan kepada Tuhan dalam berbagai manifestasinya dan kosmos (buana agung dan buana alit). 
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI KEGIATAN MESATUA Gusti Ayu Nanik Ardhiani; Ni Ketut Erna Muliastrini; Ni Kadek Depi Dumaini
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i1.2837

Abstract

This research is aimed at exploring the listening skills processing activity of class I students in SDN 1 Selat and investigating to what extend the processing result of listening skills can be improved through mesatua activities. This study is a classroom action research using Kemmis and Mc. Taggart research model. This study was conducted in 2 cycles with 8 meetings in cycle 1 and 8 meetings in last cycle where every cycle consisted of the following steps: planning, action, observation and reflection. The sample of this study was 21 class I students comprissing of 12 male students and 9 female students. The instruments used in this study was observational sheet of students activities using masatua activities. The data in this study were quantitative and qualitative data. Quantitative data were analyzed by using descriptive statistic to compare the result from the first and second cycle. While qualitative data from field notes and interview were analyzed through the following steps: data reduction, data display and data verification. The results of this study depicts that there was the improvement of listening skills through mesatua activities, proven by the listening skills mean score in pre-intervention which was 48,64 % gained 16,17 % improvement to 64,81 % in cycle I and keep increasing the gain into 17,50 % and become 82,31 % in cycle II.
IMPLEMENTASI AJARAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM MEMBANTUK KARAKTER SISWA DI SD NEGERI 16 CAKRANEGARA Ratu Agung Ayu Alit Laksmi Dewi; I Nyoman Wijana
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v6i2.3326

Abstract

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Pendidikan karakter menjadi bagian yang sangat utama dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk membangun dan menumbuhkan karakter masyarakat dilakukan pengalian dan pengkajian nilai-nilai agama Hindu. Salah satunya dengan mengimplementasikan Tri Kaya Parisudha dalam pendidikan karakter. Dengan mengimplementasikan Tri Kaya Parisudha dalam pendidikan karakter siswa SD Negeri 16 Cakranegara dapat dijadikan sebagai landasan atau pondasi membangun karakter, memberi arahan untuk pembangunan karakter, Tri Kaya Parisudha merupakan cerminan karakter. Dalam pengimplementasian Tri Kaya Parisudha dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu : membiasakan berpikir yang baik, membiasakan berkata dengan baik, membiasakan bertindak yang baik.