cover
Contact Name
Efrin Firmansyah
Contact Email
efrinfirmansyah@unper.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
efrinfirmansyah@unper.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
AGROSCRIPT Journal of Applied Agricultural Sciences
ISSN : 26859505     EISSN : 26859491     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
AGROSCRIPT Journal of Applied Agricultural Sciences provides a forum for researchers on related science to publish the articles. This is a scientific journal published twice a year (June and December) by LPPM of Perjuangan University of Tasikmalaya. Covered issues in agronomy and horticulture, plant biotechnology, plant microbiology, plant breeding, soil science, plant protection and soilless cultivation / hydroponic system.
Arjuna Subject : -
Articles 55 Documents
Peran Perubahan Iklim terhadap Kemunculan OPT Baru Farriza Diyasti; Aceu Wulandari Amalia
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 3 No. 1 (2021): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v3i1.780

Abstract

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas penurunan produksi komoditas perkebunan. Perubahan iklim akibat pemanasan global berperan dalam memicu eksistensi OPT di alam. Fluktuasi suhu dan kelembaban udara mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan OPT. Perubahan ini dapat memengaruhi status OPT di lapangan. Isu munculnya hama baru Spodoptera frugiperda, penyakit Pestalotiopsis sp. pada karet, dan hama Pseudotheraptus sp. pada kelapa menjadi contoh OPT yang berkembang akibat adanya peran perubahan iklim global. Dengan demikian diperlukan informasi dan langkah antisipasi terhadap perubahan iklim yang terjadi untuk meminimalisir kerugian akibat serangan OPT tersebut. Adapun beberapa langkah yang dapat ditempuh antara lain membangun sistem peringatan dini, adanya kelembagaan yang tepat dan akurat, mengembangkan model tentang prediksi iklim dan OPT, serta penerapan sistem budidaya tanaman yang sehat dan diintegrasikan dalam teknologi pengelolaan hama dan penyakit tanaman secara terpadu
Respon Pertumbuhan Kecombrang (Etlingera elatior) pada Pemberian Fermentasi Urine Kelinci dan Air Kelapa Wildan Rabbani; Arrin Rosmala; Selvy Isnaeni
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v3i2.777

Abstract

Kecombrang merupakan salah satu tanaman rempah di Indonesia yang sering dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan pencipta rasa pada makanan juga untuk obat tradisional seperti menghilangkan dahak dan batuk. Urine kelinci merupakan cairan yang mampu memberikan suplai nitrogen yang cukup tinggi bagi tanaman, hal ini disebabkan oleh tingginya kadar nitrogen yang terdapat di dalamnya. Air kelapa merupakan produk tanaman dengan salah satu zat gizi yang mempunyai kadar tinggi yaitu kalium sebesar 3120 mg L-1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan fermentasi urine kelinci dengan air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman kecombrang dan untuk mendapatkan perlakuan yang paling optimal terhadap pertumbuhan tanaman kecombrang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 – Januari 2021 di Screen house Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Perjuangan Tasikmalaya dengan ketinggian tempat 359 mdpl. Penelitian menggunakan fermentasi urine kelinci dan air kelapa. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian fermentasi urine kelinci 25% menghasilkan jumlah akar paling banyak yaitu sebesar 5,2 helai. Perlakuan urine kelinci tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang daun, warna daun dan lebar daun.
Insidensi Penyakit Daun Keriting Kuning Beberapa Varietas Cabai pada Berbagai Tingkat Toleransi terhadap Intensitas Cahaya Rendah Zulfa Ulinnuha; Risqa Naila Khusna Syarifah
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v3i2.813

Abstract

Salah satu upaya peningkatan produksi cabai yakni dengan menanam secara tumpangsari atau agroforestry. Namun, terdapat kendala yaitu intensitas cahaya matahari yang rendah dan kelembapan tinggi yang mengakibatkan keparahan penyakit daun keriting kuning menjadi meningkat. Tujuan penelitian adalah untuk menyeleksi varietas yang tahan naungan dan tahan penyakit daun keriting kuning cabai. Percobaan dilaksanakan di Desa Karang Kemiri, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman pada bulan Agustus 2020 hingga Februari 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan faktor pertama adalah delapan varietas cabai yaitu Segana, Lada Hijau, Bara, Raya, Catas, Kerinci, Raya dan Sonar. Faktor kedua adalah dua intensitas cahaya yaitu tanpa naungan dan naungan 50%. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, luas daun, jumlah cabang, insidensi penyakit, keparahan penyakit, dan bobot cabai per petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Sonar termasuk varietas senang naungan dengan peningkatan produksi pada kondisi naungan 39,92% dan termasuk varietas agak rentan penyakit daun keriting kuning cabai dengan keparahan penyakit 11,67%. Varietas Bara, Raya, Genie termasuk dalam varietas toleran naungan dengan penurunan produksi berkisar 4,85% sampai 16,88% dan termasuk varietas agak rentan dengan tingkat keparahan penyakit 10,62 sampai 18,82% pada kondisi naungan.
Kajian Penggunaan Antibiotik pada Komoditas Perkebunan Farriza Diyasti; Eva Lizarmi
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v3i2.826

Abstract

Resistensi antimikroba (Antimicrobial Resistence/AMR) telah menjadi isu global yang mengkhawatirkan kesehatan masyarakat. Selain disebabkan penggunaan obat-obatan pada manusia dan hewan, pengaplikasian bakterisida yang mengandung antibiotik juga mengambil peran terjadinya AMR ini. Khusus pada komoditas perkebunan, diperoleh informasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri umumnya berasal dari kelompok Ralstoniaceae. Data penggunaan bahan pengendali berupa bakterisida yang mengandung antibiotik di lapangan masih sangat terbatas, sehingga menjadi kendala pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan terkait penggunaan antibiotik ini. Tulisan ini bertujuan mengkaji penggunaan antibiotik pada komoditas perkebunan dengan mengumpulkan dan menelaah informasi dari berbagai sumber. Berdasarkan data yang terhimpun, penggunaan antibiotik dalam mengendalikan penyakit bakteri pada komoditas perkebunan masih pada kategori risiko rendah, dan telah lama tidak direkomendasikan lagi sejak  diterapkannya Gerakan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada tahun 2018, dengan mengkombinasikan beberapa teknik pengendalian yang ramah lingkungan. Namun tindakan pengawasan tetap harus dilakukan secara ketat di lapangan untuk menghindari terjadinya resistensi antibiotik yang berdampak buruk bagi lingkungan.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt.) Mokh Bay'ul Maryo Khan; Ahmad Zainul Arifin; Ratna Zulfarosda
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v3i2.832

Abstract

Jagung manis merupakan salah satu tanaman yang mampu menggantikan peran padi sebagai penyedia karbohidrat dalam tubuh. Peningkatan hasil dan kualitas jagung manis salah satunya dengan kombinasi pupuk organik dan anorganik. Pupuk kandang sapi merupakan salah satu pupuk organik yang memilki banyak manfaat untuk tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kandang sapi yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil jagung manis. Tempat pelaksanaan di Desa Pateguhan, Gondangwetan, Pasuruan pada ketinggian ± 25 m dpl dan suhu lingkunganantara 25 - 33°C. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan sebagai berikut tanpa pupuk kandang sapi, pupuk kandang sapi 15 ton ha-1, pupuk kandang sapi 20 ton ha-1, pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 dengan enam kali ulangan. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F), apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada setiap parameter pertumbuhan dan hasil tanaman. Perlakuan pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 mampu membentuk bobot kering tanaman sebesar 10,20 g. Jagung manis yang tidak diberikan pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 mampu membentuk bobot kering tanaman sebesar 10,20 g, keadaan ini mengalami peningkatan sebesar 67% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk kandang sapi. Bobot tongkol per hektar perlakuan pupuk kandang sapi 15 ton ha-1 sebesar 11,47 ton ha-1 sedangkan perlakuan pupuk kandang sapi 25 ton ha-1 sebesar 17,09 ton ha-1 yang menandakan mengalami peningkatan sebesar 49%.
Optimasi Sterilisasi Eksplan Umbi dan Bulbil Porang (Amorphopalus muelleri Blume.) pada Kultur In Vitro Ayuni Adawiyah; Ateng Supriyatna; Nenden Nur Amalia; Muchfa Eprilia Muhsin; Reni Annisa; Sri Fitri Solihah
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v3i2.833

Abstract

Sterilisasi merupkan salah satu faktor penting keberhasilan kultur in vitro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan metode sterilisasi yang optimum dan tepat untuk perbanyakan porang secara in vitro. Eksplan yang digunakan adalah umbi dan bulbil. Penelitian ini melakukan lima model perlakuan sterilisasi dengan eksplan berupa umbi dan bulbil. hasil penelitian menunjukkan bahwa sterilisasi umbi dan bulbil yang paling optimal adalah perendaman menggunakan fungisida 3 g/l + bakterisida 3 g/l (12 jam), kemudian clorox 30% (15 menit) ditambah perlakuan didalam LAF berupa perendaman alkohol 70% (1 menit), asam askorbat 100 mg/l (1 jam), alcohol 70% (5-10 detik), clorox 1% (10 menit), betadine 10% (10 menit), dan betadine 15 tetes (10 menit) berturut-turut, dengan eksplan yang digunakan berupa bulbil dengan dilakukan teknik pengupasan kulit dan pemotongan menjadi bagian yang lebih kecil sebelum perlakuan sterilisasi didalam LAF. Ditunjukkan hasil eksplan yang bertahan hingga ± 90 HST tanpa adanya kontaminasi.
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA KUNING (Citrullus lanatus) AKIBAT PEMBERIAN Trichoderma harzanium Tedy Artha Wijaya; Sri Hariningsih Pratiwi; A Zainul Arifin
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 4 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v4i1.919

Abstract

Semangka kuning menjadi buah pilihan masyarakat Indonesia karena memiliki tekstur renyah dan cenderung keras namun lebih manis dari semangka merah. Pupuk organik Trichoderma sp. dapat menjadi alternatif penyubur tanah karena mampu mengurai bahan organik dan menstimulasi produktivitas tanaman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui respon pertumbuhan dan produksi semangka kuning akibat Trichoderma harzanium. Penelitian dilaksanakan di Desa Sidogiri, Kraton, Pasuruan pada bulan Maret – April 2021. Rancangan Acak Kelompok (RAK) menjadi metode penelitian ini dengan 1 faktor yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan dibagi seperti berikut: T0 = (Trichoderma harzanium 0 ml tanaman-1), T1 = Trichoderma harzanium 15 ml tanaman-1, T2 = Trichoderma harzanium 25 ml tanaman-1, T3 = Trichoderma harzanium 35 ml tanaman-1. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 35 ml tanaman-1 menjadi perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi semangka kuning, seperti panjang tanaman, jumlah dan luas daun masing-masing adalah 309.81 cm, 77.96 helai dan 2177.88 cm2 begitu juga bobot segar per hektar mencapai 68.07 ton.
Pengaruh Dosis Pupuk Silika Padat terhadap Pertumbuhan Padi Hitam Lokal Aksesi Tasikmalaya Diki Abdul Halim; Nasrudin Nasrudin; Efrin Firmansyah
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 4 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v4i1.938

Abstract

Garam merupakan cekaman abiotik yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui cekaman ionik, osmotik, dan ketidakseimbangan unsur hara. Penambahan hara silika berfungsi untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman abiotik. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji penambahan dosis hara silika padat terhadap pertumbuhan padi lokal aksesi Tasikmalaya pada kondisi salin. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial. Konsentrasi garam sebagai faktor ke-1 dengan 4 aras di antaranya 0 dS.m-1, 4 dS.m-1, 8 dS.m-1, dan 12 dS.m-1. Dosis hara silika padat sebagai faktor ke-2 dengan 3 aras di antaranya 300 mg.kg-1, 450 mg.kg-1, dan 600 mg.kg-1. Perlakuan konsentrasi garam berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk 56 HST namun tidak berpengaruh nyata terhadap warna daun dan jumlah anakan 70 HST serta panjang akar dan bobot kering akar 56 HST. Konsentrasi garam 8 dS.m-1 menghasilkan bobot kering tajuk yang lebih rendah dibandingkan konsentrasi garam lainnya. Intraksi konsentrasi garam dengan dosis hara silika berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan bobot kering akar 56 HST. Konsentrasi garam 0 - 4 dS.m-1 dengan dosis silika sebesar 300 mg.kg-1 menghasilkan tanaman tertinggi, sedangkan konsentrasi garam 0, 4, dan 12 dS.m-1 dengan dosis silika 300 - 600 mg.kg-1 menghasilkan bobot kering akar tertinggi. Semakin tinggi konsentrasi garam maka akan menurunkan tinggi tanaman dan bobot kering tajuk, sedangkan konsentrasi garam 8 dS.m-1 ditambah dosis hara silika menyebabkan penurunan terhadap bobot kering akar, tinggi tanaman, dan bobot kering tajuk.
Pengaruh Pupuk Organik (Abu Sekam dan Ampas Kopi Cair) dan Konsentrasi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Merah (Lactuca Sativa L.) Pramono Hadi; Fatiha Danu Ega
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 4 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v4i1.944

Abstract

Pemberian pupuk organik dapat mempengaruhi terhadap kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman selada. Penggunaan sekam padi mempengaruhi pertumbuhan tanaman akibat kandungan Si, sedangkan ampas kopi mempengaruhi sifat fisik tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik (abu sekam dan ampas kopi cair) dan konsentrasi pupuk daun pada budidaya tanaman selada merah. Penelitian ini menggunakan metode faktorial dengan pola Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu pupuk organik (abu sekam dan ampas kopi cair), terdiri dari 2 taraf yaitu tanpa pupuk organik dan pupuk organik. Faktor kedua yaitu konsentrasi pupuk daun, terdiri dari 4 taraf yaitu tanpa  pupuk  daun Gandasil-D, pupuk daun Gandasil-D 1g.L-1 air, pupuk  daun Gandasil-D 3g.L-1 air, dan pupuk daun Gandasil-D 5g.L-1 air. Analisis data menggunakan sidik ragam dengan uji F 5%. Bila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan’s Multiple Range Test..5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, berat brangkasan basah, dan berat brangkasan kering. Pemberian konsentrasi pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, berat brangkasan basah, dan berat brangkasan kering. Interaksi pupuk organik abu sekam dan ampas kopi cair dengan konsentrasi pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, berat brangkasan basah, dan berat brangkasan kering. Hasil terbaik diperoleh pada semua kombinasi perlakuan pupuk organik abu sekam dan ampas kopi cair dengan pemberian pupuk daun Gandasil-D 3 g.L-1 untuk semua parameter pengamatan.
Surveilans Insidensi Penyakit Gugur Daun Karet Pestalotiopsis sp. di Provinsi Kalimantan Barat Erwin Irawan Permana; Farriza Diyasti
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol. 4 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v4i1.971

Abstract

Kejadian penyakit gugur daun karet (GDK) Pestalotiopsis sp. yang ditemukan menyerang Sumatera pada tahun 2019 membuat perhatian banyak pihak karena serangan penyakit ini mampu menurunkan produktivitas karet hingga 80%. Berbagai informasi dikumpulkan terkait penyebaran serangan di Indonesia dan teknik pengendalian guna memperoleh pendekatan yang tepat dalam pengelolaan penyakit GDK Pestalotiopsis sp. Tulisan ini bertujuan mengkonfirmasi keberadaan Pestalotiopsis sp. penyebab penyakit GDK, dan mengetahui kejadian penyakit di wilayah Kalimantan Barat sebagai kantong serangan penyakit. Pengambilan sampel dilaksanakan pada sentra produksi karet di Kalimantan Barat, dengan metode survei kilat dengan cara mengamati secara intensif, mengidentifikasi gejala, dan menemukan/mendeteksi semua OPT yang ditemukan. Data luas serangan diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan dengan metode wawancara dengan pemilik kebun. Hasil surveilans menunjukkan penyakit GDK Pestalotiopsis sp. telah menyerang hampir di seluruh wilayah sentra tanaman karet dan wilayah lainnya di Kalimantan Barat, meliputi 9 (sembilan) kabupaten yaitu Sintang, Melawi, Sanggau, Landak, Kapuas Hulu, Mempawah, Bengkayang, Kubu Raya, dan Singkawang dengan hasil sekuensing DNA menunjukkan spesies Pestalotiopsis theae, dan Pseudopestalotiopsis theae. Faktor iklim dan cara budidaya petani diduga memengaruhi tingkat keparahan penyakit. Untuk menurunkan serangan penyakit dilakukan teknik pengendalian pada kantong serangan dalam bentuk kegiatan demplot sehingga diharapkan dapat mencegah perluasan serangan GDK pada wilayah lain.