cover
Contact Name
Rosnani Ginting
Contact Email
rosnani_usu@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
jsti@usu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Sistem Teknik Industri
ISSN : 14115247     EISSN : 25279408     DOI : -
Jurnal Sistem Teknik Industri (JSTI) of Universitas Sumatera Utara, Faculty of Engineering, Department of Industrial Engineering, was published in 1998. Until now, the number of publications has reached 21 volumes, each of which is published by TALENTA Publisher twice a year . Each volume has two publishing numbers, namely January issue numbers and July issue numbers.
Arjuna Subject : -
Articles 140 Documents
PERANCANGAN FASILITAS KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN MACROERGONOMIC ANALYSIS AND DESIGN (MEAD) Mangara M Tambunan; Dini Wahyuni; Joseph Kristanto
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2016): JSTI Volume 18 Number 1 January 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.494 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i1.330

Abstract

Fasilitas kerja yang baik merupakan salah satu faktor terpenting dalam kemajuan perusahaan dan merupakan kunci utama keberhasilan dalam rangka mengurangi risiko cidera. Perbaikan fasilitas kerja yang bersifat makro meliputi perbaikan lingkungan kerja, organisasi kerja perusahaan, alat kerja dan postur kerja. Pada penelitian yang dilakukan di PT. XYZ yang bergerak dalam bidang produksi barang plastik seperti jeriken plastik dan celengan plastik. Permasalahan terlihat pada posisi duduk operator ketika menginspeksi produk-produk yang dihasilkan mesin injection moulding. Operator duduk dengan postur kerja yang dapat melelahkan operator. Menurut Grandjean, posisi duduk rendah dengan tanpa sandaran dapat memberikan pengaruh ke tulang belakang lebih besar daripada posisi berdiri tegak. Hal ini dapat memberikan pengaruh ke tulang lumbran 3 dan lumbran 4 yang dapat mengakibatkan terjadinya kifosis ataupun lordosis terhadap tulang belakang operator dalam jangka panjang. Hasil wawancara menyatakan 13 dari 15 operator mengeluh sakit punggung yang disebabkan kursi kerja. Dengan menggunakan metode Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) terdapat 9 langkah yang akan dihubungkan dengan penelitian ini untuk menilai dan meningkatkan sistem kerja. Sehingga diperoleh usulan perbaikan fasilitas kerja yaitu kursi kerja memiliki spesifikasi berbentuk kursi kaki tetap, bahan rangka dari kayu, bahan sandaran dari kain, bahan alas dari kain, warna rangka coklat, warna sandaran biru, warna alas biru, daya tahan kursi minimal 3 tahun dan fungsi tambahan sebagai wadah peletakan produk. Dimensi kursi kerja mesin besar memiliki spesifikasi yang hampir sama dengan kursi mesin kecil dengan perbedaan pada tinggi kaki kursi yaitu 89,5 cm pada kursi mesin besar dan 40,3 cm untuk kursi mesin kecil. Meja kerja mesin besar memiliki spesifikasi yang hampir sama dengan meja kerja mesin kecil dengan perbedaan pada tinggi kaki meja yaitu 117,5 cm pada meja mesin besar dan 62,8 cm pada meja mesin kecil. Pada metode kerja usulan, operator mengangkat keranjang yang berisikan produk ke meja untuk diinspeksi. Hal tersebut dapatmenghilangkan aktivitas membungkuk yang terjadi pada kondisi aktual karena wadah peletakan produk berada di lantai. Keluhan operator yang mengeluh pada bagian punggung, pinggang dan leher juga telah berkurang setelah terjadinya perbaikan fasilitas kerja.
PERANCANGAN KONSEP DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING (DRP) DALAM MENDUKUNG SISTEM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PT. XYZ Sukaria Sinulingga; Nazaruddin Matondang; Donni Syahrial Hanafi Daulay
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2016): JSTI Volume 18 Number 1 January 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.419 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i1.336

Abstract

PT. Gold Coin Indonesia-Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pakan ternakmemiliki rantai distribusi dari Central Supply Facilities (CSF) di Medan ke Distribution Center (DC) yangberada di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau serta Kepulauan Riau. Proses pendistribusianmengalami kendala dalam proyeksi permintaan pada masing-masing DC pada masa yang akan datang sebabmasih cenderung menggunakan metode estimasi dan trial and error. Hal ini menyebabkan terjadinyaketerlambatan pengiriman dan kekurangan jumlah produk pada DC sehingga tidak terpenuhinya permintaanpelanggan. Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) yang ada tidak berjalan lancar karenamengalami kendala pada rantai pasok manufaktur dan distribusi tersebut. Oleh karena itu, penulis mengambiljudul penelitian “Perancangan Konsep Distribution Resource Planning (DRP) Dalam Mendukung Sistem SupplyChain Management (SCM) Pada PT. Gold Coin Indonesia – Medan.”Penyelesaian permasalahan pendistribusiandilakukan dengan melakukan peramalan (forecasting) data permintaan pada setiap DC, melakukan perhitunganorder quantity, perhitungan frekuensi pemesanan, perhitungan safety stock, dan penyusunan DRP worksheet.Konsep DRP memberikan aliran produk dari CSF ke setiap DC pada waktu dan jumlah yang sudah terintegrasi,sehingga dapat menjaga kelancaran pengiriman produk dalam memenuhi kebutuhan atau permintaan sertameningkatkan pelayanan terhadap pelanggan melalui perencanaan pendistribusian yang memproyeksikankebutuhan yang akan datang sehingga dapat mengurangi stock out. Penggunaan Distribution Resource Planning(DRP) menyebakan penurunan biaya distribusi sebesar Rp. 58,443,442;- atau 10 % dari kondisi aktualperusahaan selama ini. Perhitungan safety stock dilakukan sebagai acuan pemesanan kembali pada masingmasingDC. Hasil perhitungan safety stock untuk masing-masing DC adalah DC 1 sebanyak 46 ton, DC 2sebanyak 58 ton, DC 3 sebanyak 58 ton, dan DC 4 sebanyak 120 ton. Sedangkan untuk order quantity yangdiperoleh untuk masing-masing DC adalah DC 1 sebanyak 852 ton, DC 2 sebanyak 504 ton, DC 3 sebanyak 470ton, dan DC 4 sebanyak 360 ton. Dengan jumlah pemesanan sebagai berikut Jumlah pemesanan untuk masingmasingDC selama 13 periode yaitu DC 1 sebanyak 4 kali, DC 2 sebanyak 4 kali, DC 3 sebanyak 4 kali, dan DC4 sebanyak 8 kali. Hal ini dapat meminimalkan biaya distribusi.
ANALISA PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KERUPUK AMPLANG PRODUKSI TOKO OBIC DI KABUPATEN KETAPANG Muh Anhar; Adha Panca Wardanu
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2016): JSTI Volume 18 Number 1 January 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.988 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i1.337

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelianamplang merek OBIC, Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelianamplang merek OBIC dan menganalisis sikap konsumen terhadap amplang merek OBIC. Jenis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengambilan sampel yangdigunakan adalah convenience sampling (pengambilan sampel secara kebetulan) yang termasuk ke dalam teknikpengambilan sampel non peluang. Karakteristik konsumen berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, jenispekerjaan, pengeluaran per bulan, ketertarikan konsumen mengkonsumsi Amplang, asal informasi mengenaiAmplang merek obic dan tempat konsumen biasa membeli Amplang merek obic dianalisis secara diskriptif.Penilaian sikap konsumen dianalisis dengan menggunakan Model Fishbein. Hasil Analisis diketahui bahwakarakteristik responden didominasi oleh perempuan. Usia terbanyak pada usia 21-30 tahun, tingkat pendidikandidomonasi oleh SLTA dan sebagian besar konsumen belum menikah. Pembelian Amplang OBIC olehresponden terjadi di tampat produksi. Setelah melakukan pembelian, konsumen mengevaluasi hasil pembeliandan hasilnya responden menyatakan puas terhadap Amplang OBIC. Reaksi konsumen apabila OBIC tidaktersedia di lokasi pembelian adalah membeli merek lain, dan apabila harga OBIC naik, maka konsumen akanmemilih merek lain. Atribut yang dinilai positif adalah atribut higienis, rasa, aroma, harga dan kemasan.Atribut yang dinilai netral adalah atribut volume, warna dan kemudahan dalam memperoleh produk. Atributproduk yang netral, agar dinilai positif maka perlu terus meningkatkan pelaksanaan atau kinerja dari atributtersebut. Secara keseluruhan atribut produk amplang OBIC dinilai positif oleh konsumen dengan nilai sikapsebesar 157,31. Hal ini menunjukkan bahwa atribut dari amplang OBIC diterima oleh konsumen.
ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT YANG DIALAMI PEKERJA PADA UKM SEPATU KULIT DI KOTA DENGAN MENGGUNAKAN KUESIONER SNQ Rosnani Ginting; Alfin Fauzi Malik
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2016): JSTI Volume 18 Number 1 January 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.68 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i1.338

Abstract

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan sumber ekonomi potensial di masyarakat yang mampumenggerakkan roda ekonomi sampai pada tataran masyarakat bawah. Berbagai keunggulan yang ada di UKMterdapat juga hal-hal yang perlu ditingkatkan salah satunya adalah metode kerja operator. UKM Bersaudara Jaya danUKM Pak Sepatu Pak Alex yang memproduksi sepatu kulit juga merupakan UKM yang perlu mendapatkanperbaikan pada sistem kerjanya. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) merupakan alat yang dapat mengetahuibagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari Tidak Sakit (TS), agak sakit (AS),Sakit (S) dan Sangat Sakit. Perbaikan diawali dengan mengidentifikasi keluhan operator melalui penyebarankuisioner Standard Nordic Questionnaire (SNQ). Hasil dari identifikasi ini diketahui para operator mengalamikeluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Kondisi ini terjadi dikarenakan seringnya operator bekerja denganpostur kerja yang janggal, yaitu postur membungkuk, duduk dan jongkok. Postur kerja ini memicu timbulnyagangguan pada otot, kesemutan, pegal, dan sakit pada sendi sehingga meninbulkan keluhan-keluhan operator.Keadaan ini mengindikasikan bahwa aktivitas tersebut tergolong kedalam kategori berbahaya dan dapatmenyebabkan risiko MSDs. Pembuatan sepatu kulit dilakukan secara manual mulai dari proses penggambaran pola,pemotongan kulit dan penyesepan, pengeleman dan penjahitan potongan kulit, pemasangan busa dan lapisan kaindalam, pemotongan bagian karet alas/texon, pemasangan kulit dengan karet alas, penggerindaan sol, pengeleman solhingga menjadi sepatu. Melihat kondisi di UKM ini dilakukanlah penelitian untuk mengetahui keluhan yangdirasakan pekerja dan selanjutnya dilakukan analisis dan perbaikan aktivitas serta postur kerja. Hal ini sebagai upayauntuk mengurangi MSDs dan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh operator selama bekerja.
REKAYASA PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN GREEN ENGINEERING PADA PT. ABC Sukaria Sinulingga; Abdul Rahim Matondang; Yusnia Sinambela
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2016): JSTI Volume 18 Number 1 January 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.728 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i1.339

Abstract

PT.ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi pembuatan pintu. Dalam melakukanproses produksi perusahaan ini memiliki potensi untuk menghasilkan limbah. Permasalahan yang dialamiperusahaan adalah banyaknya limbah padat berupa scrap kayu yaitu sebanyak 23% dari bahan baku setiapbulannya dan nilai produktivitasnya cendrung tidak stabil. Melalui pendekatan Green Engineering yangdigunakan dalam penelitian ini diharapkan usaha reduksi limbah yang dilakukan dapat berpengaruh terhadapperbaikan kondisi lingkungan sekaligus meningkatkan produktivitas perusahaan. Penelitian diawali denganmengidentifikasi sumber penyebab masalah, menentukan tujuan dan target, menyusun alternatif sertamengestimasi kontribusi alternatif terpilih terhadap produktivitas dan kinerja lingkungan. Alternatif perbaikandirumuskan dan dipilih berdasarkan kelayakan dari segi ekonomi, segi lingkungan, dan segi social, kemudiandilakukan usulan perencanaan implementasi alternatif di dalam lokasi. Hasil penelitian, didapatkan alternatifsolusi untuk mengatasi permasalahan perusahaan dengan melakukan rekayasa berbasis teknologi danpemanfaatan kembali scrap kayu menjadi briket arang kayu. Alternatif ini memberikan kontribusi terhadappeningkatan produktivitas penggunaan material sebesar 17%, manusia 24%, modal 7%, energi 25%, pajakkarbon menurun sebesar 53,29% dan waste menurun sebesar 87,44%. Penerapan Green Engineering danpemantauan rona lingkungan secara keseluruhan dapat membantu perusahaan memenuhi salah satu persyaratanISO 14001.
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PRODUKSI GREEN TEA DENGAN PENDEKATAN THEORY OF CONSTRAINT PADA PT. XYZ Humala Napitupulu; Meilita T Sembiring; Nurul Asmah Hidayah
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2016): JSTI Volume 18 Number 1 January 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.804 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i1.340

Abstract

Perencanaan produksi dalam proses produksi manufaktur merupakan salah satu bagian dari sistemproduksi. Perencanaan produksi menentukan pengukuran kemampuan perusahaan dalam penyediaan produk.Pengaturan perencanaan produksi yang tidak baik akan menyebabkan terjadinya penumpukan (bottleneck).Bottleneck stasiun kerja mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan. PT. XYZ adalahsebuah perusahaan manufaktur dalam bidang produksi green tea yang mengalami masalah tidak mampumemenuhi permintaan akibat adanya bottleneck pada salah satu stasiun. Hal ini dapat dilihat dari jumlahproduksi green tea lebih kecil dari jumlah permintaan produk green tea. Penelitian ini bertujuan untukmenghasilkan penjadwalan produksi green tea dengan menggunakan pendekatan theory of constraint (TOC)untuk menghilangkan kendala (constraint) yang menghambat aliran produksi. Metode penjadwalan denganprinsip-prinsip dasar theory of constraint (TOC) adalah sistem penjadwalan drum buffer rope (DBR) denganmenggunkan time buffer, dimana stasiun kerja yang mengalami bottleneck diperbaiki sehingga menjadi stasiunkerja non bottleneck. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa stasiun kerja IV merupakan stasiun kerjabottleneck. Penyebab bottleneck pada stasiun kerja IV adalah kurangnya kapasitas tersedia (CA).
ANALISIS KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN MERK FRUIT TEA Sukaria Sinulingga; Humala Napitupulu; Ferdyanta Sitepu
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2016): JSTI Volume 18 Number 1 January 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.332 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i1.342

Abstract

Penelitian Ini bertujuan melakukan mengidentifikasi dan menganalisis faktor–faktor Ekuitas Merek(Brand Equity), yang terdiri dari Brand Awareness, Brand Association dan Perceived Quality – Marketing Mix,yang mempengaruhi loyalitas konsumen (Brand Loyalty) didalam membeli suatu produk minuman teh rasa buahdalam kemasan, sehingga diketahui faktor faktor Brand Equity yang paling menentukan keunggulan dankelemahan produk merek Fruit Tea yang diproduksi oleh PT. Sinar Sosro dibandingkan dengan merek Fresteayang diproduksi oleh PT. Coca-Cola Indonesia, berdasarkan preferensi konsumen di didalam memilih merekminuman teh rasa buah dalam kemasan.Dua ratus Responden Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dilibatkandalam penelitian yang dipilih menggunakan Teknik Non probability sampling, dimana pemilihan sampelditentukan dengan model Purposive dan Judgment sampling dengan pertimbangan tertentu yaitu pernahmengkonsumsi produk dengan merek Fruit Tea maupun produk merek Fres Tea kemasan apa saja. Pengumpulandata dilakukan dengan menyebar kuesioner, dan metode analisis data dilakukan dengan Analisis Regresi LinierBerganda, Koefisien Determinasi, Signifikansi Simultan (Uji F), Signifikansi Parsial (Uji T), PerbandinganBerpasangan (Paired – Samples t Test), Customer Satisfaction Index, Analisis Tingkat Kepentingan dan KinerjaAtribut Dimensi Kualitas Produk, dan Analisis Loyalitas Konsumen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secaragaris besar dari 3 pembentuk variable Brand Equity, diketahui merek Fres Tea unggul pada Brand Awarenessdan Perceived Quality, sedangkan merek Fruit Tea unggul pada Brand Association. Secara keseluruhan atribut–atribut pembentuk Brand Equity produk merek Fres Tea lebih unggul dibanding dengan merek Fruit Teatermasuk tingkat Loyalitas Responden (Brand Loyalty) didalam membeli produk merek Frestea.
DESAIN EKSPERIMEN EKSTRAKSI DNA BAWANG PUTIH Elisabeth Ginting; Khalida Syahputri
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2016): JSTI Volume 18 Number 1 January 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.236 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i1.343

Abstract

Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yangberhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan. Percobaan yangdibuat adalah percobaan ekstraksi DNA bawang putih. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui berapabanyak takaran garam, sabun, dan kadar alkohol yang efektif agar menghasilkan volume DNA bawang putih yangsebanyak mungkin untuk keperluan medis lanjutan, seperti klonning, untuk menangani kelainan-kelainan genetik danpenemuan obat-obat baru, pada bidang pertanian, peternakan, kehutanan untuk meningkatkan produk-produk baiktanaman maupun hewan unggul maupun di bidang lingkungan dalam hal mengatasi polutan serta perannya dalamkemajuan produksi pangan. Data diperoleh dari percobaan yang dilakukan dengan melihat berapa banyak volumeDNA bawang putih yang keluar. DNA bawang putih yang diamati berupa benang-benang putih dan halus yangmengapung ke permukaan cairan. Volume yang didapat merupakan data primer yang akan digunakan untukpengolahan data keterkaitan antara taraf faktor jumlah garam, jumlah sabun, dan kadar alkohol terhadap volumeDNA bawang putih yang dihasilkan. Hasil pengujian kenormalan data dengan uji Anderson Darling maka diperolehbahwa nilai p-value=0,2540 sedangkan α = 0,05 sehingga data yang didapat berdistribusi normal. Dalam pengujianhomogenitas varians terhadap jumlah sabun, jumlah garam dan kadar alkohol dapat digunakan uji Bartlet. Pengujianhomogenitas varians melalui uji Bartlett, diperoleh bahwa varians untuk interaksi faktor jumlah sabun, jumlahgaram, dan kadar alkohol adalah sama. Hasil perhitungan ANAVA menunjukkan untuk setiap perlakuan didapatkanHo diterima yang artinya setiap taraf faktor tidak memberikan efek signifikan terhadap perubahan volume DNAbawang putih. Persamaan regresi yang digunakan adalah regresi linear berganda, sehingga diperoleh persamaanregresi Y = 9,367+ (-0,079)X1 + 0,975 X2 + 0,625 X3. Dari perhitungan persamaan regresi didapat untuk hubunganjumlah sabun(X1), jumlah garam(X2), dan kadar alkohol (X3). Koefisien korelasi antara jumlah sabun (X1) denganperubahan volume DNA bawang putih (Y) sebesar -0,8679 yang artinya bahwa untuk faktor jumlah sabun memilikihubungan terbalik terhadap perubahan volume DNA bawang putih. Sebaliknya, koefisien korelasi jumlah garam (X2)dan kadar alkohol (X3) dengan perubahan volume DNA bawang putih (Y) didapatkan sebesar 0,411 dan 0,2635 yangartinya bahwa untuk faktor jumlah garam memiliki hubungan searah dengan perubahan volume DNA bawang putih.
PERBAIKAN SISTEM PERAWATAN MESIN PADA PT XYZ Tiara Rahmania; Abdul Rahim Matondang; Nazaruddin Matondang
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 2 (2016): JSTI Volume 18 Number 2 July 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.365 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i2.344

Abstract

PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pakan ternak. Proses produksi pada perusahaan ini sering mengalami kendala seperti adanya kerusakan mesin. Hal ini mengakibatkan terjadinya downtime dengan rata-rata per bulan yang terjadi tahun 2014 sampai Oktober 2015 sebesar 11,21% atau 43,05 jam. Perbaikan sistem perawatan mesin dapat dilakukan untuk mengurangi downtime tersebut. Sistem perawatan (maintenance) yang berjalan pada perusahaan ini menerapkan metode corrective maintenance dan preventive maintenance. Sistem perawatan usulan yang diberikan yaitu jadwal penggantian spare part berdasarkan perhitungan Total Minimum Downtime. Interval penggantian yang diusulkan untuk komponen kritis Hammer Mill yaitu Beater PCD 80mm (5x50x150xØ17mm) 288 jam, Screen 695x1120x3DxØ3mm 320 jam, Screen 695x1120x3DxØ8mm 416 jam dan Hammer Bolt 700-2D 480 jam. Selain itu, untuk mendukung sistem perawatan yang diusulkan maka diperlukan persediaan spare part yang optimal. Dengan menerapkan sistem perawatan usulan terjadi penurunan downtime pada perusahaan yang cukup signifikan sebesar 29,97% dan peningkatan nilai keandalan sebesar 37,05%.
EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN SDM MELALUI KETERAMPILAN KERJA DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA Nani Vivi Yanti; Sukaria Sinulingga; Harmein Nasution
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 2 (2016): JSTI Volume 18 Number 2 July 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.749 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i2.348

Abstract

Peningkatan kinerja perusahaan merupakan suatu keharusan bagi perusahaan agar dapat berdaya saing. Dalam meningkatkan kinerjanya perusahaan dituntut membekali karyawannya supaya semakin terampil dalam bekerja. Untuk meningkatkan keterampilan kerja karyawan salah satunya dapat dilakukan dengan pelatihan. Penyelenggaraan pelatihan dikatakan berhasil jika berdampak bagi peningkatan keterampilan kerja karyawan yang pada akhirnya juga meningkatkan kinerja. Ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelatihan, yaitu: instruktur pelatihan, bahan pelatihan, metode pengajaran, dan fasilitas pelatihan. Penelitian ini ingin mengetahui dampak pelatihan terhadap keterampilan kerja dan kinerja. Untuk mengetahui dampaknya dilakukan evaluasi pelatihan. Evaluasi diawali dengan menyusun instrumen penilaian kemudian dilanjutkan dengan penilaian dalam lima tahapan, yaitu: 1) evaluasi penyelenggaraan pelatihan, 2) evaluasi proses pembelajaran, 3) evaluasi aplikasi pada pekerjaan, 4) evaluasi dampak bagi kinerja perusahaan, dan 5) evaluasi dampak biaya pelatihan dengan pendapatan perusahaan. Data penelitian diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap 68 karyawan yang mengikuti pelatihan, pengumpulan dokumen dan laporan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen pelatihan yang mempengaruhi keterampilan kerja adalah instruktur pelatihan (0,277), bahan pelatihan (0,575), metode pengajaran (0,545), dan fasilitas pelatihan (0,423). Hal ini sesuai dengan hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata instruktur pelatihan 2,5%, bahan pelatihan 3,5%, metode pengajaran 1,8%, dan fasilitas pelatihan 3,9% tiap tahunnya juga meningkatkan keterampilan kerja sebesar 0,4%. Dari uji statistik diketahui bahwa keterampilan kerja mempengaruhi kinerja sebesar 0,282. Namun, berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa pelatihan yang mempengaruhi keterampilan tidak berpengaruh terhadap kinerja. Peningkatan keterampilan kerja sebesar 0,4% tiap tahunnya, menghasilkan kinerja yang fluktuatif tiap tahunnya.

Page 1 of 14 | Total Record : 140