cover
Contact Name
Fredi Setiawan
Contact Email
fredi@malahayati.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.analisfarmasi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Analis Farmasi
ISSN : 2503233X     EISSN : 26567598     DOI : -
Core Subject : Health,
Berisikan berbagai kara ilmiah kefarmasian obat dan makanan, mulai terbit tahun 2016, terbit 4 kali setahun.
Arjuna Subject : -
Articles 177 Documents
PENETAPAN KADAR KALSIUM PADA TERUNG UNGU (Solanum melongena L) SEGAR, KUKUS DAN REBUS DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Robby Candra Purnama; Niken Feladita; Nurul Maesaroh
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.963 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1156

Abstract

Terung ungu (Solanum melongena L) adalah tanaman yang berasal dari Asia yang mengandung beragam mineral seperti kalsium, magnesium, fosfor dan kalium, serta kandungan gizi lainnya seperti karbohidrat dan vitamin serta mengandung antioksidan. Berdasarkan kandungan gizi dari terung ungu maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu kandungan mineral dari terung ungu yaitu kalsium dan di tinjau dari cara pengolahan dan kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi terung baik secara kukus maupun rebus maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengolahan terhadap kadar kalsium. Sampel di ambil dari Pasar Tani Kemiling Bandar Lampung. Uji kualitatif kalsium pada terung ungu dilakukan dengan reaksi warna dan uji kuantitatif kalsium menggunakan metode spektrofotometri serapan atom dengan panjang gelombang 422,51 nm. Dari hasil kualitatif terung ungu menunjukan hasil positif kalsium dan dari uji kuantitatif diperoleh persamaan regresi linier y = 01306x+0,00991179 dengan koefisien korelasi 0,9990 didapat kan kadar terung ungu segar 1,7766 ± 0,05310 mg/100g dan terung ungu kukus 0,6754 ±0,04823 mg/100g dan terung ungu rebus 0,6053 ± 0,03331 mg/100g. Dari hasil penelitian ini terung ungu segar mengandung kalsium lebih tinggi dibandingkan dengan kalsium pada terung ungu kukus dan rebus. Penurunan kadar kalsium pada terung ungu k.ukus dan rebus dikarenakan kalsium hilang pada saat pemanasan yaitu perebusan dan pengukusan Kata kunci :   Terung ungu segar, kukus , rebus , kalsium, spektrofotometri serapan atom
FORMULASI DANPEMBUATANOBATGOSOK (Linimentum) MINYAK JAHE (Oleum Zingiberis) DAN MINYAK SEREH (Oleum Citronelae) Indra Gunawan
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.749 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i1.1306

Abstract

FORMULATION AND MAKING OF GINGER OIL LINIMENT (OleumZingiberis) AND LEMONGRASS OIL (OleumCitronelae)Liliniment is The pharmaceutical preparations commonly used by the community in order to reduce the pain, cold, and warmth of the body. The study was conducted to see the effect of different liniment formula on the sensation of comfort felt by the panelists by making liniment with 4 formulas, namely ginger oil 25% (F1), citronella oil 25% (F2), ginger oil 12,5% and citronella oil 12.5% (F3) and methyl salicylate 25% (F0) respectively as positive controls using the National Formulary standard formula.The results of the organoleptictest, homogeneity test, pH, displaced volume, viscosity, and stability test produced by each formula were analyzed using descriptive statistics, while the panelists sensed the comfort sensation for all liniment formulas using the visual analog scale (VAS) method and then non parametric statistical analysis, Friedman Test. The research hypothesis is that all four liniment formulas provide the same quality of comfort sensation.Organoleptic test results of liniment each formula; F0 is light yellow, typical gandapurasmell, and watery texture, yellow F1, distinctive smell of ginger, and watery texture, light yellow F2, lemongrass distinctive smell, and watery texture, yellow F3, lemongrass distinctive smell, and runny texture. The pH value of all formulas does not meet the requirements. The homogeneity of all formulas meets the requirements. Moved volumes that meet the requirements are F0 and F3. Viscosity that meets the requirements is F0, F2, and F3. The stability of all formulas meets the requirements. The formula that has the highest sense of comfort is F0 (control). Keywords: Liniment, Gungeroil, Lemongrassoil, National formulary Obat gosok adalah sediaan farmasi yang lazim digunakan oleh masyarakat dalam rangka swamedikasi meringankan nyeri, masuk angin, dan penghangat tubuh. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh perbedaan formula obat gosok terhadap sensasi rasa nyaman yang dirasakan panelis dengan cara membuat obat gosok dengan 4 formula yaitu minyak jahe 25% (F1), minyak sereh25% (F2), minyak jahe12,5% dan minyak sereh12,5% (F3) serta metil salisilat 25% (F0) sebagai kontrol positif menggunakan formula standar dari Formularium Nasional. Hasil uji sifatfisik (organoleptis), uji homogenitas, pH, volume terpindahkan, viskositas, dan uji stabilitas yang dihasilkan masing-masing formula dianalisis menggunakan statistic deskriptif, sedangkan uji sensasi rasa nyaman yang dirasakan panelis terhadap seluruh formula obat gosok menggunakan metode visual analog scale (VAS) kemudian dilakukan analisis statistik non parametric yaitu Uji Friedman. Hipotesis penelitian yaitu keempat formula obat gosok memberikan kualitas sensasi rasa nyaman yang sama. Hasil uji organoleptik masing-masing formula; F0 warna kuning muda, bau khas gandapura, dan tekstur encer, F1 warna kuning, bau khas jahe, dan tekstur encer, F2 warna kuning muda, bau khas sereh, dan tekstur encer, F3 warna kuning, bau khas sereh, dan tekstur encer. Nilai pH seluruh formula tidak memenuhi persyaratan. Homogenitas seluruh formula memenuhi persyaratan. Volume terpindahkan yang memenuhi persyaratan adalah F0 dan F3. Viskositas yang memenuhi persyaratan adalah F0, F2, dan F3. Stabilitas seluruh formula memenuhi persyaratan. Formula yang memiliki sensasi rasa nyaman paling tinggi adalah F0 (kontrol).Kata kunci: Obat gosok, Minyak Jahe, Minyahsereh, Formularium Nasional
PENGARUH MASSA DAN WAKTU PENYEDUHAN TERHADAP KADAR KAFEIN DARI KOPI BUBUK INDUSTRI RUMAH TANGGA SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV Niken Feladita; Nofita Nofita; Tyas Putri Wulandari
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.81 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i2.1173

Abstract

Kafein adalah salah satu alkaloid yang banyak terdapat pada biji kopi, daun teh, dan biji coklat. Pada pria maupun wanita dewasa asupan maksimal kafein kedalam tubuh yaitu 400 mg. Kelebihan mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gangguan pencernaan, insomnia, kegelisahan, dan ketidakterarturan detak jantung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar kafein dalam kopi bubuk industri rumah tangga yang biasa diminum masyarakat Perumahan Karunia Indah Bandar Lampung. Dengan memvariasikan massa dan waktu penyeduhan yaitu 3, 4,5, dan 6 gram masing-masing selama 5,7, dan 10 menit untuk melihat ada atau tidak nya peningkatan yang dipengaruhi oleh massa dan waktu penyeduhan tersebut. Pengukuran kadar kafein ditentukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV dengan panjang gelombang 274nm. Didapatkan kadar kafein dari bubuk kopi industri rumah tangga dengan massa Sampel 3 g yang diseduh selama 5, 7, 10 menit yaitu, 1,66 %, 4,67%, 5,42%. Sampel 4,5g yang diseduh selama 5, 7, 10 menit yaitu, 3,52%, 3,78%, 5,25%. Sampel 6g yang diseduh selama 5, 7, 10 menit yaitu, 3,32%, 3,66%, 5,89%. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin banyak massa dan semakin lama waktu penyeduhan maka kadar kafein semakin besar. Kata kunci : Kopi, Kafein, Spektrofotometri UV
UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK ETANOL AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides L.) SEBAGAI ANTIFEEDANT TERHADAP HAMA KUBIS-KUBISAN (Plutella xylostella) Tutik Tutik
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.766 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1161

Abstract

Akar wangi (Vetiveria zizanoides L.) merupakan salah satu tanaman yang diketahui memiliki aroma yang lembut dan halus yang dihasilkan oleh ester asam vetivenat, senyawa vetivenon dan vetivenol.  Senyawa tersebut diketahui mempunyai daya repelan terhadap nyamuk.  Aktivitas biologi tersebut disebabkan oleh adanya senyawa metabolit sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder dalam Akar wangi (Vetiveria zizanoides L.) dengan menggunakan uji fitokimia menggunakan pereaksi Lieberman Buchard, Dragendorf dan NaOH serta dianalisis dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan pereaksi visualisasi. Dari uji fitokimia dan uji KLT, diketahui bahwa dalam Akar wangi (Vetiveria zizanoides L.) mengandung senyawa metabolit sekunder golongan terpenoid.  Dari uji bioaktivitas diketahui bahwa ekstrak kasar Akar wangi (Vetiveria zizanoides L.) positif sebagai antifeedant terhadap hama kubis-kubisan (Plutella xylostella). Kata Kunci : Akar wangi, skrining fitokimia, senyawa bahan alam
IDENTIFIKASI NATRIUM DIKLOFENAK PADA JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI DEPOT JAMU WAY HALIM BANDAR LAMPUNG SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Gusti Ayu Rai Saputri; Annisa Primadiamanti; Gusti Ayu Putri Mei Restuti
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.378 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i2.1169

Abstract

Berdasarkan BPOM RI tahun 2004, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan. Jamu merupakan obat tradisional yang disediakan secara tradisional. Bahan kimia obat yang sering ditambahkan dalam jamu rematik adalah natrium diklofenak. Natrium diklofenak merupakan obat golongan anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dengan efek analgesik, anti-inflamasi, dan antipiretik.  Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat bahan kimia obat natrium diklofenak dalam jamu rematik yang beredar di depot jamu Way Halim Bandar Lampung. Jamu rematik yang digunakan pada penelitian ini yaitu 6 macam merek jamu rematik yaitu sampel A, B, C, D, E, F yang di jual di depot jamu Way Halim Bandar Lampung. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi jamu rematik ini adalah metode Kromatografi Lapis Tipis yang prinsipnya yaitu memisahkan senyawa multikomponen dengan menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Hasil penelitian menunjukkan dari 6 sampel jamu rematik yang digunakan tidak ada jamu yang mengandung natrium diklofenak. Hal ini ditunjukkan dari warna bercak dan selisih Rf sampel dengan Rf baku pembanding tidak saling mendekati. Kata kunci : Natrium diklofenak, Jamu rematik, Kromatografi Lapis Tipis
PENETAPAN KADAR KLORIN TOTAL PADA PEMBALUT WANITA YANG BEREDAR DI SUPERMARKET TELUK BETUNG BANDAR LAMPUNG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL Niken Feladita; Robby Candra Purnama
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.138 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1157

Abstract

Pembalut wanita pada saat ini umumnya terbuat dari katun, rayon, atau campuran rayon dan kapas. Rayon terbuat dari serat selulosa yang berasal dari pulp kayu. Umumnya untuk mendapatkan bahan baku rayon, perlu dilakukan proses pemutihan yang biasa dilakukan menggunakan klorin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui kadar klorin di dalam pembalut wanita. Penelitian ini merupakan penelitian purposive sampling dimana sampel yang digunakan memiliki kriteria tertentu. Sampel diambil sebanyak 7 sampel di Supermarket Teluk Betung Bandar Lampung dengan metode reaksi warna dan spektrofotometri ultraviolet-visibel. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 3 sampel pembalut wanita yang mengandung klorin. Kemudian 3 sampel ini dianalisis secara kuantitatif untuk mengukur kadar klorin yang terkandung didalamnya, dapat diketahui bahwa kadar yang terdapat pada pembalut wanita antara 0,01 mg – 0,04 mg dalam 1 gram pembalut. Dapat disimpulkan bahwa 3 dari 7 sampel pembalut wanita positif mengandung klorin dan masing-masing kadar klorin pada sampel merk C sebesar 0,042 mg/gram, sampel merk D sebesar 0,018 mg/gram dan pada sampel merk G sebesar 0,037 mg/gram. Kadar yang didapatkan tidak memenuhi standar ambang batas klorin dalam air minum sebesar 0,00625 mg/gram. Kata kunci : Pembalut wanita, Klorin, Spektrofotometri uv-vis
PERBANDINGAN KADAR PROTEIN SUSU CAIR UHT FULL CREAM PADA PENYIMPANAN SUHU KAMAR DAN SUHU LEMARI PENDINGIN DENGAN VARIASI LAMA PENYIMPANAN DENGAN METODE KJELDHAL Robby Candra Purnama; Agustina Retnaningsih; Indah Aprianti
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.061 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i1.1307

Abstract

COMPARISON OF THE PROTEIN CONTENT OF UHT FULL CREAM LIQUID MILK AT ROOM TEMPERATURE STORAGE AND REFRIGERATOR TEMPERATUREWITH VARIATIONS IN STORAGE TIME BY THEKJELDHAL METHOD This study aims to determine whether or not there is a decrease in the protein content of full cream liquid milk stored at room temperature and refrigerator temperature analyzed by the Kjeldahl method. The basic principle of Kjeldahl is the calculation of protein content by calculating the element N (nitrogen) based on the sample. From the results of the study the protein content of full cream liquid milk stored at room temperature in sample A from day 0 (2.43%),day 2nd (2.39%), day 4th (2.34%) , day 6th (2.34%), day 8th (2.34%), day 10th (2.32%) and day 12th (2.31%). Whereas in sample B from day 0 (2.41%), day 2nd (2.39%), day 4th (2.34%), day 6th (2.33%), day 8th (2.33%), 10th day (2.32%) and 12th day (2.32%). And the results of determining the protein content of full cream liquid milk stored at the refrigerator temperature in sample A from day 2nd (2.38%), day 4th (2.38%), day 6th (2.38 %), day 8th (2.37%), day 10th (2.36%) and day 12th (2.34%). Whereas in sample B from day 2nd (2.38%), day 4th (2.37%), day 6th (2.36%), day 8th (2.36%), day 10th (2.35%) and day 12th (2.33%). It was concluded that the decrease in protein levels was due to the temperature at the storage time.Keywords: Milk, Protein, Temperature, Kjeldahl Method Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penurunan kadar protein susu cair full cream yang disimpan pada suhu kamar dan suhu lemari pendingin yang dianalisis dengan metode Kjeldahl. Prinsip dasar Kjeldahl adalah perhitungan kadar protein dengan menghitung unsur N (nitrogen) berdasarkan sampel. Dari hasil penelitian kadar protein susu cair full cream yang disimpan pada suhu kamar pada sampel A dari hari ke-0 (2,43%), hari ke-2 (2,39%), hari ke-4 (2,34%), hari ke-6 (2,34%), hai ke-8 (2,34%), hari ke-10 (2,32%) dan hari ke-12 (2,31%). Sedangkan pada sampel B dari hari ke-0 (2,41%), hari ke-2 (2,39%), hari ke-4 (2,34%), hari ke-6 (2,33%), hari ke-8 (2,33%), hari ke-10 (2,32%) dan hari ke-12 (2,32%). Dan pada hasil penetapan kadar protein susu cair full cream yan disimpan pada suhu lemari pendingin pada sampel A dari hari ke-2 (2,38%), hari ke-4 (2,38%), hari ke-6 (2,38%), hari ke-8 (2,37%), hari ke-10 (2,36%) dan hari ke-12 (2,34%). Sedangkan pada sampel B dari hari ke-2 (2,38%), hari ke-4 (2,37%), hari ke-6 (2,36%), hari ke-8 (2,36%), hari ke-10 (2,35%) dan hari ke-12 (2,33%). Disimpulkan penurunan kadar protein tersebut dikarenakan oleh suhu pada lama waktu penyimpanan.Kata kunci: Susu, Protein, Suhu, Metode Kjeldahl
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL TANAMAN SARANG SEMUT (Myrmecodia pendes) TERHADAP JAMUR Candida Albicans DAN BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE SUMUR DIFUSI Agustina Retnaningsih; Risna Dayanti
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.053 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i2.1174

Abstract

Tanaman sarang semut merupakan salah satu tanaman yang telah dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit. Sifat dari tumbuhan ini adalah epifit. Tanaman ini disebut sarang semut karena umbinya bersimbiosis dengan semut yang pada akhirnya menghasilkan senyawa aktif dan bermanfaat untuk pengobatan. Secara umum, kegunaan tanaman obat sebenarnya disebabkan oleh kandungan kimia yang dimiliki flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dan mengganggu fungsi dari mikroorganisme bakteri atau virus. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur terutama Candida albicans. penyakit yang disebabkan oleh candida dikenal dengan  kandidiasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanaman sarang semut dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans  dan bakteri Escherichia coli. Populasi dari penelitian ini adalah Tanaman Sarang Semut yang di jual di beberapa Toko Herbal di Bandar Lampung. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah jamur Candida albicans dan jamur Escherichia coli  yang berasal dari UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung dan Tanaman Sarang Semut jenis Myrmecodia pendes didapatkan dari Toko Herbal Bandar Lampung. Dari hasil ini yang diperoleh maka ekstrak tanaman sarang semut (Myrmecodia pendes) dapat digolongkan ke dalam bahan yang mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.  Kata kunci : tanaman sarang semut, bakteri, jamur, sumur difusi
UJI STABILITAS ASETOSAL BENTUK SEDIAAN TABLET DAN TABLET SALUT ENTERIK Annisa Primadiamanti; Nofita Nofita; Davit Muhamad Muslim
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.069 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1162

Abstract

Uji stabilitas merupakan salah satu parameter kualitas dan dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu produk obat untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan. Suhu dan waktu penyimpanan termasuk faktor yang mempengaruhi stabilitas obat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya penurunan kadar asetosal sediaan tablet dan tablet salut enterik terhadap pengaruh suhu selama periode waktu tertentu. Dengan pengaruh faktor suhu dan waktu. dengan menggunakan dua sampel, sampel A (tablet) dan Sampel B (tablet salut enterik), faktor suhu yaitu 600C, periode waktu yaitu 24 jam. Analisis kadar menggunakan metode spektrofotometri UV. Hasil peneltian didapat lmaks 228nm, dan nilai a=-0,0331, b=0,06805 dan r=0,09979 dengan hasil kadar sebelum dan sesudah perlakuan sebesar A=94,45±1,1568%, A’=76,47±0,9295% dan B=104,54±0,4728%, B’=88,81±0,3722%. Kadar asetosal yang didapat setelah perlakuan penyimpanan pada suhu 600C selama 24 jam baik bentuk sediaan tablet ataupun tablet salut enterik keduanya sudah tidak memenuhi persyaratan FI IV, dengan persentase penurunan sebesar A=19,04% dan B=15,05,%. Katakunci : Stabilitas, Suhu, Penyimpanan, Asetosal, Tablet, Tablet Salut Enterik 
IDENTIFIKASISENYAWA EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa. L)DENGAN MENGGUNAKAN GC-MS Tutik Tutik; Vida Elsyana
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.18 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i2.2237

Abstract

Bawang merah (Allium cepaL.) telah lama digunakansebagaiobattradisional, akantetapipemanfaatannyamasihterbataspadaumbi/buahnyasaja sedangkan kulitnya masih belum dimanfaatkan.Penelitianinibertujuanmengidentifikasisenyawa dariekstrakkulitbawangmerahmenggunakaninstrumen GC-MS untuk mengetahui jumlah senyawa dan jenis senyawa yang terdapat dalam ekstrak tersebut. Kulit bawang merah dimaserasi menggunakan etanol 96% kemudian ekstrak yang diperoleh dindentifikasi menggunakan instrumen GC-MS. Hasil analisis GC-MS menunjukan bahwa dalam ekstrak etanol kulit bawang merah terdapat 30 jenis senyawa dan senyawa dengan konsentrasi tertinggi adalah asam N-heksadekanoat 22, 84% dan Dibutil ptalat 22,49%. Selain itu juga terdapat senyawa golongan terpenoid dan alkaloid dengan konsentrasi 6,49 % dan 6,27%.Kata kunci: Kulit bawang merah, GC-MS

Page 3 of 18 | Total Record : 177