cover
Contact Name
Harry Noviardi
Contact Email
harry.noviardi@gmail.com
Phone
+622518323819
Journal Mail Official
lppm@sttif.ac.id
Editorial Address
Jl. Kumbang No.23, Bogor, Jawa Barat, 16151
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
ISSN : 25026011     EISSN : 26864487     DOI : https://doi.org/10.47219/ath
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Farmamedika dikelola oleh Lembag Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor. Frekuensi penerbitan jurnal sebanyak 2 kali dalam satu tahun pada bulan Juni dan Desember. Kategori tulisan berupa hasil penelitian dari peneliti maupun akademisi dalam bidang Kimia Bahan Alam, Analisis Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Kimia Medicinal, Biologi Molekular dan Bioteknologi, Farmakoterapi, Farmasi Klinis, Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Biologi Farmasi, Manajemen Farmasi, Farmakoekonomi.
Articles 94 Documents
AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN (Mus musculus) Eem Masaenah; Inawati; Fhima Rizky Annisa
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.43 KB) | DOI: 10.47219/ath.v4i2.79

Abstract

Diabetes Melitus (DM) termasuk kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Hal ini disebabkan oleh gagalnya pankreas menghasilkan insulin atau kerja insulin yang terganggu (resistensi insulin). Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70 % buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit jantan (Mus musculus) galur Swiss Webster yang diinduksi aloksan. Sebanyak 30 ekor mencit jantan dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol normal, kontrol negatif (Na CMC), kontrol positif (Metformin 65 mg/kg bb), kelompok ekstrak buah belimbing wuluh 250 mg/kg bb, 500mg/kg bb, dan 750 mg/kg bb. Data diperoleh dari pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan glucometer easytouch®, yaitu kadar glukosa darah puasa sebelum induksi, setelah diinduksi, dan setelah pemberian ekstrak pada masing-masing kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan buah belimbing wuluh dengan dosis 250 mg/kg bb, 500mg/kg bb, dan 750 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit jantan yang diinduksi aloksan. Diduga senyawa aktif ekstrak etanol 70 % buah belimbing wuluh berperan dalam meningkatkan sensitifitas reseptor insulin dan mengakibatkan glukosa dapat diambil oleh sel untuk dimetabolisme. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% buah belimbing wuluh dengan dosis 750 mg/kg bb merupakan dosis yang paling efektif terhadap penurunan kadar glukosa darah
ANALISIS SIFAT FISIK, DAN KIMIA PADA TANAMAN PADI (Oriza sativa L.) YANG TERDAPAT DI DAERAH INDUSTRI MODERN CIKANDE Diana Sylvia
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.805 KB) | DOI: 10.47219/ath.v4i2.80

Abstract

Kawasan Industri Modern Cikande, merupakan daerah yang padat penduduknya, dan masih berada dalam tingkatan yang layak untuk aktivitas pertanian di kawasan urban, seperti pengolahan tanaman padi. Penduduk di sekitar kawasan industri ini memanfaatkan lahan yang ada untuk aktivitas pertanian, dimana pada lahan ini berdekatan dengan industri yang berpotensi mencemari hasil pangan. Sumber terbesar polusi di lahan ini adalah kontaminasi industri air yang digunakan untuk irigasi. Serta penggunaan pupuk anorganik juga dapat berpotensi terhadap adanya bahan pencemar yang terdapat pada tanaman padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisika (warna, dan bau) dan sifat kimia (pH, dan kandungan logam) dari beras yang di tanam di sekitar kawasan industri. Pengambilan sampel beras diambil dengan metode random sampling dari tiga lokasi dekat dengan anak sungai yang digunakan sebagai tempat pembuangan limbah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna dan bau dari beras adalah putih keruh dan berbau khas beras, sedangkan pengukuran pH dengan menggunakan pH meter didapatkan hasil nilai pH rata-rata 6.5, dan pengukuran logam menggunakan metode Spektofotometri Serapan Atom (SSA) di Laboratorium Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) didapatkan nilai logam Pb sebesar < 0,04 ppm, logam Cd 0,045-1,676 ppm, logam Cr sebesar < 0,005 ppm, logam Hg sebesar <0,002 ppm, dan logam Fe 9,638-112,196 ppm. Hasil kadar tersebut terdapat batas maksimum yang diperbolehkan oleh FAO & WHO, Permenkes RI No 492/menkes/per/IV/2010 dan Standar Nasional Indonesia 7387:2009 yaitu untuk logam Fe dan Cd, sedangkan untuk logam Pb, Hg, dan Cr masih di bawah ambang batas yang ditentukan. Seluruh beras pada ketiga sampel menunjukkan adanya tingkat bahaya konsumsi apabila ditinjau dari nilai hazard quotient (HQ) karena lebih dari satu untuk kandungan logam Fe dan Cd dalam beras.
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGOBATAN DIARE PADA PASIEN BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT AZRA BOGOR Muhammad Afqary; Garnies Kurnia H; Sischa
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.689 KB) | DOI: 10.47219/ath.v4i2.81

Abstract

Diare merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi Buang Air Besar lebih dari 3 kali dalam satu hari disertai dengan konsistensi tinja cair dan disertai ada atau tidaknya darah atau lendir. Dalam penatalaksanaan diare balita yang menjalani perawatan akan berdampak munculnya masalah dalam pemberian obat Drug Related Prolems (DRPs). Telah dilakukan penelitian pada penderita diare balita yang dirawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Azra Bogor periode 1 Januari 2018 sampai 31 Desember 2018. Dengan teknik pengumpulan data secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif, metode yang dipakai menggunakan rumus Slovin dan didapat sampel sebanyak 152 pasien dengan rentan usia 0-5 tahun. Hasil pengumpulan dan pengolahan data menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Azra Bogor Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki 85 orang dan perempuan 67 orang. Terapi obat yang paling banyak diterima oleh penderita diare adalah golongan probiotik yaitu 100% sedangkan obat lain yang digunakan bersamaan dengan obat diare untuk terapi diare adalah antibiotik 90,78%. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa DRPs yang potensial yaitu interaksi obat yang dengan interaksi bermakna klinik 0,00% dan tidak bermakna klinik 48%, terapi tanpa indikasi 20%, indikasi tanpa terapi 7%, overdosis 25%, dosis subterapetik 10%, pemilihan obat yang kurang tepat 0,00%, reaksi obat yang tidak dikehendaki 0,00%, kegagalan menerima obat 0,00%.
FORMULASI LOSION EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella Asiatica (L.) Urban) DAN UJI MUTU SERTA STABILITASNYA Triyani Sumiati; Ferry Effendy; Eva Riani
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.35 KB) | DOI: 10.47219/ath.v4i2.82

Abstract

Pegagan merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku perawatan kulit. Pegagan dapat meregenerasi tingkat jaringan dengan mensintesis kolagen juga bermanfaat untuk perawatan kulit muka yang kering dan bersisik. Tujuan penelitian ini untuk memformulasikan ekstrak kental herba pegagan (Centella asiatica (L.) urban) menjadi sediaan losion serta menguji mutu, stabilitas dan aktivitas antioksidannya. Ekstraksi herba pegagan dilakukan dengan cara maserasi, formula losion dibuat dengan konsentrasi ekstrak herba pegagan 5%. Sediaan yang dihasilkan diuji mutu, stabilitas selama 8 minggu pada suhu kamar (25-30ºC) dan menguji aktivitas antioksidannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula 2 losion herba pegagan memiliki mutu fisik warna, aroma, kehomogenan, pH, viskositas, daya sebar dan daya lekat yang lebih baik dari formula 1 dan 3. Hasil uji stabilitas pada formula 2 losion herba pegagan memiliki stabilitas yang baik.
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAPPENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI ANTIBIOTIKA DI KELURAHAN SRENGSENG SAWAH JAGAKARSA JAKARTA SELATAN Silvi Nurafni; Syamsudin; Sesilia A. Keban
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.313 KB) | DOI: 10.47219/ath.v4i2.83

Abstract

Penyuluhan tentang antibiotika merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menambah pengetahuan tentang antibiotika dengan tujuan mengubah perilaku dalam penggunaan antibiotika. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengetahuandan perilaku masyarakat sebelum dan sesudah penyuluhan, dan merupakan penelitian Quasi-Experimental Nonrandomized Control Group Pretest Postest Design. Pengambilan sampel secara acak dengan teknik Cluster sampling pada Kader PKK di Kelurahan Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan. Pada kelompok perlakuan berjumlah 106 orang diberikan penyuluhan tentang antibiotika, sedangkan pada kelompok kontrol berjumlah 111 orang tidak diberikan penyuluhan. Gambaranpengetahuandan perilakudianalisismenggunakan ujidistribusiFrekuensi, perbedaanantarakelompokperlakuan dan kontroldigunakan uji Independent Sample T-test, perbedaan sebelum dan setelah penyuluhan digunakan uji paired T-test, pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan, dan perilaku digunakan uji Regresi Linear. Hasil penelitian menunjukkan gambaran pengetahuan, perilaku responden sebelum dilakukan penyuluhan antara kelompok perlakuan dan kontrol tidak berbeda bermakna. Namun, setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan persentase responden yang menjawab dengan tepat pada kelompok perlakuan. Setelah penyuluhan terjadi perbedaan bermakna pada pengetahuan dan perilaku antara kelompok perlakuan dan kontrol (P<0,001). Peningkatan nilai pengetahuan sebesar 47,2% pada kelompok perlakuan dan 1,4% pada kontrol, perilaku sebesar 29,5% pada kelompok perlakuan dan 0,7% pada kontrol. Hasil analisis regresi linier menunjukkan pengetahuan dan usia mempunyai pengaruh yang erat dengan perubahan perilaku (p<0,05). Sehingga disimpulkan semakin tinggi tingkat pengetahuan responden maka perilaku semakin baik. Namun, semakin tua usia responden perilaku semakin buruk.
Potensi Tanaman Indonesia sebagai Antidiabetes melalui Mekanisme Penghambatan Enzim α-glukosidase Rinieta Sausan Margono; Triyani Sumiati
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.661 KB) | DOI: 10.47219/ath.v4i2.84

Abstract

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit akibat gangguan metabolisme yang ditandai oleh keadaan hiperglikemia dan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Salah satu cara untuk mengatasi hiperglikemia adalah dengan mengurangi jumlah glukosa yang dapat diserap tubuh dengan menekan proses pencernaan karbohidrat oleh inhibitor enzim α-glukosidase. Terapi antidiabetes dapat dilakukan dengan menggunakan obat sintetik maupun menggunakan tanaman. Popularitas dan perkembangan obat tradisional tersebut semakin meningkat seiring dengan adanya kecendrungan masyarakat kembali ke alam. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan-bahan alam hayati dan jenisnya sangat bervariasi terutama tumbuhan sehingga banyak peneliti yang tertarik untuk meneliti tumbuhan di negeri ini. Dalam tulisan ini dibahas mengenai mekanisme terapi antidiabetes melalui mekanisme α-glukosidase dan mengeksplorasi potensi tanaman di Indonesia sebagai antidiabetes.
AKTIVITAS ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL 96% DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) TERHADAP Ascaridia galli SECARA In Vitro Herson Cahaya Himawan; Sofyan Ramani; Andi Hamonangan
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v5i1.85

Abstract

Infeksi cacing usus yang utama disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides, infeksi ini memiliki tingkat prevalensi cukup tinggi di Indonesia sehingga memerlukan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antelmintik ekstrak etanol 96% daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap cacing Ascaridia galli dengan berbagai konsentrasi ekstrak yaitu 5%, 10% dan 15%. Penelitian uji aktivitas antelmintik ini dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, Konsentrasi 5%, 10% dan 15% dari ekstrak etanol 96% merupakan kelompok perlakuan.Kelompok perlakuan kontrol positif dengan Pirantel pamoat 0,25% dan NaCl 0.9% merupakan kelompok kontrol negatif. Masing-masing kelompok perlakuan dilakukan dengan metode perendaman pada cacing Ascaridia galli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antimiltik ekstrak etanol dengan konsentrasi 15 % dari daun sukun (Artocarpus altilis) lebih baik dari ekstrak daun sukun yang memiliki konsentrasi 5% dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi yang lebih besar dari ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis) akan menghasilkan aktivitas antelmintik yang lebih baik terhadap cacing Ascaridia galli, sktivitas yang lebih baik ini ditunjukkan dari data aktivitas pada konsentrasi i 5%, 10% dan 15%.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN METODE ATC/DDD DI PUSKESMAS BEJI DEPOK PERIODE JANUARI-JUNI 2019 Ferry Effendi; Anastasia Evelin
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v5i1.89

Abstract

Prevalensi ISPA yang cukup tinggi di Indonesia mempengaruhi pola penggunaan obat, terutama antibiotik di fasilitas kesehatan. Sekitar 30-80% pasien diresepkan antibiotik dan penggunaannya tidak rasional, Laporan Tahunan Puskesmas Beji tahun 2018 menunjukkan ISPA merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan, yaitu sekitar 30,97% kasus. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien ISPA di Puskesmas Beji dengan metode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD). Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan desain studi potong lintang (cross sectional). Metode pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Rekam Medis pasien yang memenuhi kriteris inklusi dan eksklusi sebanyak 104 Rekam medis. Hasil analisis bedasarkan sosiodemografi pasien ISPA terbanyak berjenis kelamin perempuan dan kelompok usia remaja akhir 17-55 tahun. Diagnosa ISPA terbanyak Acute pharyngitis, unspecified. Antibiotik yang digunakan Amoxicillin 500 mg, Ciprofloxacin 500 mg, Cotrimoxsazole 480 mg, Cotrimoxsazole 960 mg, Erythromycin 500 mg, dan Thiamphenicol 500 mg. Penggunaan Obat dinyatakan nilai DDD/1000/pasien yaitu Amoxicillin 500 mg (16,2062); Ciprofloxacin 500 mg (1,1039); Cotrimoxsazole 480 mg (0.460); Cotrimoxsazole 960 mg (0.3683); Erythromycin 500 mg 0,2762); dan Thiamphenicol 500 mg (0,5524). Obat yang menyusun segmen DU90%, yaituAmoxicillin 500 mg (85.44%) dan Ciprofloxacin 500 mg (5.83%).
PENGARUH FRAKSINASI BUNCIS (PHASEOLUS VULGARIS L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS L.) YANG HIPERKOLESTEROLEMIA Lilik Sulastri; Putri Syafalia; Achmad Fauzi Isa
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v5i1.90

Abstract

Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar lipid darah yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida dalam darah yang melebihi batas normal. Sampai saat ini telah banyak obat yang digunakan untuk penanganan hiperlipidemia baik obat sintetik dan obat herbal. Salah satu obat herbal yang telah digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah buncis (Phaseolus vulgaris L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa ekstrak (n-heksan, etilasetat dan air) buah buncis terhadap penurunan kadar kolesterol tikus jantan galur Sprague Dawley yang telah diinduksi kuning telur puyuh, PTU 0,02% dan asupan pakan aterogenik selama 14 hari. Pengukuran kadar kolesterol dilakukan secara enzimatis dengan alat kolesterolmeter Easy Touch®. Hasil fraksinasi ekstrak etanol buncis dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air diujikan selama 7 hari dengan dosis 50 mg/kg BB diperoleh fraksi air sebagai fraksi yang paling aktif menurunkan kadar kolesterol darah. Pada uji lanjutan fraksi air dilakukan terhadap 5 kelompok perlakuan (5x5 ekor), yaitu kelompok 1 (Na CMC 0,5%) sebagai kontrol negatif, kelompok 2 (simvastatin 0,18 mg/200 g BB) sebagai kontrol positif dan variasi dosis fraksi air 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB serta 150 mg/kg BB (kelompok 3, 4, dan 5). Selama 21 hari perlakuan tikus tetap diberikan pakan aterogenik dan pengukuran kadar kolesterol dilakukan pada hari ke 0, 14, 21, 28, dan 35. Hasil uji lanjutan menunjukkan bahwa fraksi air ekstrak buncis pada dosis 50 dan 100 mg/kg BB tidak memiliki perbedaan yang nyata dengan simvastatin, sedangkan pada dosis 150 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang nyata dangan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTAK MENCIT (Mus musculus L) SETELAH PEMBERIAN FRAKSI DAUN SEMBUNG RAMBAT (Mikania micrantha Kunth) SEBAGAI AKTIVITAS NEUROPROTEKTAN Agdes Amelia; Yuni Andriani; Lili Andriani
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v5i1.91

Abstract

Sembung rambat (Mikania micrantha Kunth.) diduga memiliki aktivitas neuroprotektan terhadap penyakit demensia, tanaman ini memiliki metabolit sekunder flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fraksi daun sembung rambat memiliki aktivitas neuroprotektan berdasarkan gambaran histopatologi otak mencit. Metode yang digunakan yaitu ekstraksi lalu dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan metode ekstrak cair-cair dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan n-butanol kemudian diuji dengan menggunakan 25 ekor mencit jantan yang terdiri atas 5 perlakuan. Pada perlakuan ini terdiri dari kontrol negatif (diazepam), kontrol positif (piracetam), dan perlakuan fraksi T1, T2 & T3 dengan dosis 500 mg/kgBB dalam waktu pemberian selama 14 hari. Pengamatan histologi otak dilakukan dengan cara mengeutinasi dihari ke-15 setelah pemberian masing-masing perlakuan. Potongan otak bagian hipokampus diamati dengan pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (HE). Hasil pengamatan histopatologi otak terhadap sel neuron pada kelompok uji kontrol negatif (diazepam), fraksi etil asetat (T2), dan fraksi n-heksan (T1) menunjukkan banyaknya nekrosis sel (kematian sel) neuron. Sementara pada kelompok uji fraksi n-butanol (T3) dan piracetam menunjukkan sedikitnya nekrosis sel (kematian sel) neuron. Nekrosis sel (kematian sel) ditandai dengan sel neuron otak dengan inti yang mengkerut dan sitoplasma berwarna lebih eosinofilik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Fraksi daun sembung rambat memiliki aktivitas sebagai neuroprotektan.

Page 5 of 10 | Total Record : 94