cover
Contact Name
Moh. Farhan Qudratullah
Contact Email
aching_lo@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi@jbs.or.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi
ISSN : 25489593     EISSN : 26548348     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi contains original research about the results of community service activities. The community service activities include the implementation of research results, the application of appropriate technology, the dissemination of innovations, conceptual ideas, study and application of theory, and the development of community empowerment models; in the fields of science and technology and based on Islamic values.
Arjuna Subject : -
Articles 66 Documents
Rekayasa Jahe Merah Pada Lahan Kering Girisuko Gunung Kidul Untuk Optimalisasi Kelompok Tani Wanita Sukosari Guna Meningkatkan Perekonomian Keluarga Miskin Noor Saif Muhammad Mussafi; Ika Nugraheni; Malahayati Malahayati
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2592.707 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1129

Abstract

Jahe Merah merupakan komoditas rempah yang masih sangat dibutuhkan oleh dunia industri di Indonesia. Namun pada kenyataannya kemampuan produksi belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya atau rekayasa untuk pengolahan dan pemeliharaan jahe merah agar dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen sesuai standar mutu industri. Secara umum metodologi kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek makro yaitu aspek produksi, aspek pemasaran, dan studi literatur. Adapun aspek produksi dalam pengabdian masyarakat ini mencakup teknis pelatihan budidaya jahe merah, pengadaan bibit, pembuatan sumur, dan penanaman bibit. Sedangkan aspek pemasaran lebih fokus kepada strategi untuk memasarkan hasil panen. Di samping itu pada aspek studi literatur dilakukan kajian-kajian teoritis dan praksis tentang rekayasa penanaman jahe merah agar mendapat hasil panen optimal. Pengabdian masyarakat ini menghasilkan suatu percontohan menarik bahwa budidaya jahe merah sebenarnya memiliki prospek bisnis yang baik di masa depan, mudah untuk ditanam dalam skala rumahan, dan juga dapat bekerjasama dengan mitra yang siap membeli kembali hasil panen jahe merah. Dengan demikian kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian keluarga miskin khususnya di Girisuko, Gunung Kidul.
Pengembangan Produktivitas dan Kewirausahaan Bagi Usaha Kecil di Kelurahan Sukaramai Kecamatan Pekanbaru Kota Prama Widayat; Noprizal Noprizal; Ryan Pahlawan
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.58 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1217

Abstract

Keterbatasan pengetahuan dan ilmu yang dimiliki oleh ibu-ibu yang menjalankan usaha rumahan maupun usaha kecil lainnya, membuat usaha yang mereka jalankan cenderung berjalan ditempat bahkan sulit untuk pengembangan. Ketika mereka hendak melakukan pengembangan usaha dan melakukan pinjaman kepada perbankan, kendala utama yang mereka hadapi adalah manajemen keuangan usaha yang tidak ada sehingga sulit bagi perbankan mencairkan pinjaman. Maka dari itu diberikan pembekalan kepada ibu-ibu tersebut bagaimana mengelola usaha dengan baik termasuk pengelolaan keuangan harian yang sesuai kaidah keuangan sederhana.[The limited knowledge and knowledge of mothers who run home-based businesses and other small businesses, making the business they run tend to run in places even difficult to develop. When they want to do business development and lend to banks, the main obstacle they face is the lack of business finance management that makes it difficult for banks to disburse loans. Hence, given the provision to the mothers how to manage the business properly including the daily financial management in accordance with simple financial rules.]
Peningkatan Daya Saing Produk Melalui Kreasi Makanan Berbahan Baku Hasil Pertanian Lokal Zulia Khairani; Faizah Kamilah; Aznuriyandi Aznuriyandi
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.456 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1175

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Mitra program ini yaitu Kelompok PKK di Kelurahan Palas dan Kelompok Ibu-Ibu Pengajian di Desa Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Permasalahan mitra antara lain kurangnya motivasi berwirausahaa, kurangnya pengetahuan menentukan jenis produk atau jasa yang akan dijual, dan kendala biaya bahan baku yang tinggi berdampak pada harga jual yang mahal. Adapun solusi yang yang ditawarkan yaitu mempraktekkan teknik pembuatan makanan olahan berbahan baku singkong, memperkenalkan teknik produksi yang praktis dan mudah, peningkatan motivasi usaha, dan pemasaran produk. Pada umumnya peserta mengikuti kegiatan pelatihan dengan baik dan bersemangat hal ini didasarkan antara lain dari hasil praktik yang dicapai. Setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat memiliki pengetahuan tentang makanan dengan bahan, jenis dan teknik olah yang bervariasi. Peserta pelatihan dapat mengola kreasi makanan dari singkong yang menggunakan bahan baku singkong dengan variasi teknik olah. Peserta pelatihan dapat menerapkan cara-cara memasarkan produk dengan tepat.[This community service activity was held in Palas Village, Rumbai Sub District, Pekanbaru City. Partners of this program are PKK Group in Palas Village and Mother-Study Group in Palas Village, Rumbai Sub District, Pekanbaru City. Partner problems include lack of entrepreneurship motivation, lack of knowledge determining the type of product or service to be sold, and high raw material cost constraints affecting the expensive selling price. The solution offered is to practice the manufacture of processed food made from raw cassava, introducing practical and easy production techniques, increased business motivation, and product marketing. In general, participants participate in training activities well and eagerly this is based among others from the results of the practice achieved. After participating in this activity the participants can have knowledge about food with various materials, types and techniques. Training participants can manage the creation of food from cassava using cassava raw material with variation of technique though. Training participants can apply the ways to market the product properly.]
Go Organic-Gerakan Kelompok Petani Pesanggem Dalam Biokonversi Kulit Kopi Menjadi Kompos dan Pupuk Organik Granule Syahrul Kurniawan; Sugeng Riyanto; Wisynu Ari Gutama; Novalia Kusumarini; Noval Adieb; Nur Azizah; Gabryna Auliya Nugroho
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1506.883 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1400

Abstract

Sejak tahun 2016, Universitas Brawijaya memperoleh mandat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengelola hutan seluas 544 ha di lereng Gunung Arjuno menjadi hutan Pendidikan dan Pelatihan, yang diberi nama UB Forest. Di dalam UB forest terdapat petani penggarap yang menanam kopi dibawah tegakan pinus. Setiap tahun, produksi kopi di UB Forest mencapai 600 kg ha-1, dengan potensi limbah sisa panen kulit kopi antara 50–60%. Limbah sisa panen kulit kopi tersebut hanya ditumpuk saja dan berpotensi menimbulkan pencemaran. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani hutan UB Forest di dalam mengolah sisa panen kulit kopi menjadi pupuk kompos dan pupuk organik granul (POG). Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Penyuluhan; 2) Pembuatan rumah produksi kompos; 3) Introduksi mesin granulator; 4) Pelatihan pembuatan kompos dan POG; 5) Pengemasan produk, dan 6) analisa kualitas kompos dari kulit kopi. Hasil kegiatan meliputi 1) tersedianya rumah produksi pupuk organik granul beserta alat pembuat pupuk organik granule (granulator); 2) 85% dari petani hutan peserta penyuluhan dan pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan di dalam mengolah sisa panen kulit kopi menjadi kompos dan pupuk organik granul; 3) kelompok tani hutan memiliki modul dan SOP pembuatan kompos dan pupuk organik granul.[Since 2016, Brawijaya University received a mandate from the Indonesian Ministry of Environment and Forestry to manage 544 hectares (ha) of forest, located in the slopes of Mount Arjuno, as a forest for Education and Training, which is named UB Forest. In UB forest, there are forest farmer who planted coffee under the pine trees. Every year, coffee production in UB Forest reaches 600 kg ha-1, with 50-60% of them is coffee peel. The waste of the remaining coffee peel is only stacked and potentially cause pollution. This activity is aimed to increase the knowledge and skills of forest farmer groups (UB Forest) in processing the remaining coffee peel into compost and granular organic fertilizer (POG). The activities included: 1) Counseling; 2) Creating compost production houses; 3) Introducing of granulator machines; 4) Training in composting and POG; 5) Product packaging, and 6) analysis of the quality of compost. The results of the activities included: 1) the availability of houses for the production of compost and POG along with the tools for processing granule organic fertilizers (granulators); 2) 85% of forest farmers participating in counseling and training experience increased knowledge and skills in processing the remaining coffee peel into compost and granule organic fertilizer; 3) forest farmer groups have modules and SOPs for composting and granule organic fertilizer.]
Pendampingan Penguasaan Bahasa Inggris dan Penguatan Akidah Pada Remaja Masjid Sebagai Pemandu Wisata Desa Wisata Towil, Kulonprogo, dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Niken Puspitasari; Fatma Dian Pratiwi; Siantari Rihartono; Lukman Nusa; Diah Ajeng Purwani; Rika Lusri Virga
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.254 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1154

Abstract

Pengabdian yang dilaksanakan di desa Bantar Kecamatan Sentolo Kulonprogo Yogyakarta ini dilakukan oleh Tim dosen Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga dalam upayanya memberikan pemahaman mengenai penguatan akidah serta keterampilan berbahasa inggris bagi remaja mesjid sebagai pemandu desa wisata Towilfiets yang merupakan komunitas mitra pengabdian dalam menyongsong era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Berbasis Community Development (pengembangan masyarakat) sebagai landasan teori, pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui 4 tahap yaitu sosialisasi program kerja, pendampingan penguasaan bahasa asing, pendampingan penguatan akidah, dan evaluasi kegiatan pengabdian. Ikut terlibat pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kepercayaan penggunaan lokasi pendampingan, dalam hal ini Kepala Desa dan takmir masjid. Evaluasi kegiatan dilihat melalui keterampilan berbahasa inggris berupa “role play” dengan memberikan greeting kepada wisatawan asing, kemudian menjelaskan spot-spot wisata yang biasa dijadikan sebagai objek wisata serta menjelaskan secara sederhana komponen-komponen sepeda yang digunakan saat melakukan kegiatan wisata desa. Evaluasi penguatan akidah berupa penanaman pengetahuan agama yang meliputi keimanan yang berimplikasi terhadap akhlak. penguatan selanjutnya adalah pada bagian peribadatan yang sifatnya lebih psikomotorik, seperti halnya shalat, wudlu, dan bacaan surat-surat pendek dan lain-lain.
Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada Produksi Brownies UMKM 3 Sekawan Cake and Bakery Jeremiah Irwan; Anastasia Virginia; Daniel Gerti; Jennica Fidelia; Kevin Reynaldo; Yosua Wira Adi Nugroho; Warsono El Kiyat
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.775 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1306

Abstract

Indonesia memiliki banyak industri rumah tangga. Akan tetapi, kebanyakan industri tersebut belum sepenuhnya memerhatikan aspek sanitasi dan keamanan produksinya. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan menerapkan hazard analysis and critical control point (HACCP) pada proses produksi brownies di UMKM 3 Sekawan Cake and Bakery. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi observasi secara langsung dan wawancara kepada pemilik industri rumah tangga dan pekerjanya. Kegiatan ini menghasilkan temuan bahwa terdapat 3 jenis potensi bahaya yang ditinjau dari segi biologi, fisik, dan kimia terhadap aspek produksi pada pembuatan brownies. Hasil dari HACCP ini menunjukkan bahwa 3 tahapan yang dianggap sebagai CCP di antaranya: proses penerimaan bahan baku, pemanggangan, dan pengemasan.[Indonesia has many home industries, but most of them do not enough attention to aspects of sanitation and production safety. This community service was carried out by the application of HACCP on brownies production in home industry 3 Sekawan Cake and Bakery. This activity was carried out by observation and interview with the owner and the workers. The results of the activity found that there were 3 types of potential hazards in terms of biological, physical, and chemical aspects of the production of brownies. The result of HACCP showed that the 3 processing stages such as receiving raw materials, baking, and packaging processes were considered as CCP.]
Pendampingan Komunitas Muslim Kelompok Tani Makmur Sangiran Katekan Gantiwarno Klaten Melalui Program Pompanisasi Tenaga Kincir Angin Nur Untoro; Frida Agung Rakhmadi; Joko Purwanto
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.63 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1130

Abstract

Pengabdian masyarakat berupa pendampingan komunitas muslim Kelompok Tani Makmur dilaksanakan di Dusun Sangiran Desa Katekan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten. Komunitas Muslim Kelompok Tani Makmur perlu mendapat bantuan pendampingan karena mengalami kesulitan air untuk mengolah lahan pertanian pada musim kemarau. Pada musim kemarau Kelompok Tani harus menyediakan irigasi dengan pompa air tenaga motor bensin yang membutuhkan biaya Rp 200.000-Rp 300.000 tiap petak lahan dalam satu kali musim tanam. Kesulitan dalam bercocok tanam berdampak pada berkurangnya pendapatan petani. Pendampingan komunitas muslim Kelompok Tani Makmur bertujuan memberikan percontohan pompanisasi tenaga kincir angin dan mendorong semangat kehidupan beragama, terutama kegiatan TPA. Metode yang digunakan adalah pelatihan membuat pompa PVC dan merakit kincir angin untuk pompanisasi. Sedang dibidang keagamaan, dilakukan pembinaan TPA dengan pengajian, pemberian bantuan buku-buku agama dan menunjuk ustad pengelola TPA. Hasil pengabdian kepada masyarakat berhasil dibuat dua unit kincir angin penggerak pompa air dengan kondisi: pompa PVC yang didigerakkan kincir angin mulai bekerja kecepatan angin 2,8m/s dengan debit 4,4 liter/menit dan pada kecepatan angin 3,5m/s debitnya menjadi 5,3 liter/menit. Kincir angin penggerak pompa tangan Dragon mulai bekerja pada kecepatan angin 2,9 m/s dengan debit 6,3 liter/menit dan pada kecepatan angin 3,5m/s debitnya menjadi 8,0 liter/menit. Dengan hasil pompanisasi tenaga kincir angin ini, diharapkan  cukup digunakan untuk irigasi tanaman palawija sekitar 1000m2 serta menjadi contoh bagi masyarakat petani yang akan membangun kincir angin penggerak pompa air. Di bidang keagamaan telah diadakan pengajian pendorong motivasi anak belajar di TPA, dan pengajian TPA rutin dilakukan tiap Ahad sore setelah sholat Ashar.
Pengolahan Sampah Plastik Memakai Teknologi Pirolisis Untuk Pembelajaran dan Konservasi Lingkungan di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, Jawa Tengah Fadli Kasim; Mohammad Kholid Ridwan; M. Yayan Adi Putra
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.078 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1230

Abstract

Jumlah santri yang mencapai 4.986 orang di ketiga Pondok Pesantren Al-Anwar menyebabkan produksi sampah di lingkungan pondok lebih dari satu ton per harinya. Sejumlah 239,93 kg sampah merupakan sampah plastik yang tidak mudah terurai di lingkungan karena sifatnya yang nonbiodegradable. Hal ini menimbulkan pencemaran lingkungan, terlebih ketika sampah dibakar di udara terbuka dan dibuang ke laut seperti metode penanganan sampah yang dilakukan oleh pengurus pondok saat ini. Dalam penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal pembelajaran pelestarian lingkungan dengan teknologi pirolisis. Penelitian dilakukan dengan membuat model mesin pirolisis Plastic to Oil Machine (PeTOM), berkapasitas 30 liter. Dengan mesin ini, minyak mulai dihasilkan pada menit ke-45 yang mana setiap 1 kg sampah plastik menghasilkan 0,4-0,49 kg minyak bakar. Potensi minyak bakar yang dihasilkan di Pondok Pesantren Al Anwar adalah 239,33 liter per hari dengan potensi ekonomi setara dengan Rp. 35.899.200,00 per bulan.[The number of students who reached 4,986 people in the three Pondok Pesantren Al Anwar cause waste production in the cottage neighborhood more than one ton per day. A total of 239.93 kg of waste is a plastic waste that is not easy to decompose in the environment because it is nonbiodegradable. This causes environmental pollution, especially when garbage is burned in the open air and discharged into the sea such as methods of handling waste made by the current cottage board. In this study is expected to be the first step of environmental conservation learning with pyrolysis technology. The research was done by making the model of pyrolysis machine of Plastic to Oil Machine (PeTOM), with 30 liters capacity. With this engine, oil began to be produced in the 45th minute of which every 1 kg of plastic waste produced 0.4-0.49 kg of fuel oil. The potential of fuel produced at Pondok Pesantren Al Anwar is 239.33 liters per day with economic potential equivalent to Rp. 35.899.200,- per month.]
Pembibitan Tusam (Pinus merkusii Jungh & de Vriese) Oleh Kelompok Tani Hutan di Lereng Pegunungan Gawalise Desa Uwemanje Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah Yusran Yusran; Erniwati Erniwati; Sustri Sustri; Risnawati Risnawati
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1210.379 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1209

Abstract

Desa Uwemanje terletak pada ketinggian >400 m dpl dan merupakan salah satu desa berpotensi di lereng pegunungan Gawalise. Karena berada di pegunungan maka desa ini memiliki topografi berbukit terjal dimana sebagian besar lahan memiliki tingkat kemiringan lereng lebih dari 40%, sehingga praktek pertanian termasuk agroforestri di desa ini sangat rawan terhadap erosi dan degradasi lahan lainnya. Komoditas utama terpenting di desa ini adalah Hasil Hutan Bukan Kayu seperti tegakan tusam yang telah berumur lebih dari 35 tahun dan merupakan hasil reboisasi oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala pada lahan kritis yang berada di desa ini. Tegakan tusam berperan penting dalam konservasi tanah dan penyimpan air (water reservoir) bagi sumber mata air. Namun, kondisinya saat ini sangat mengkhawatirkan, selain berumur tua, tegakan tusam banyak mati karena diserang oleh hama dan patogen. Salah satu kegiatan dalam program Ipteks Bagi Desa Mitra (IbDM) ini adalah pembibitan tusam (Pinus merkusii Jungh & de Vriese) bekerjasama dengan mitra tiga kelompok tani hutan di desa tersebut. Bibit tusam dari pembibitan ini diharapkan menjadi pengganti tegakan tusam yang telah tua atau akan ditanam pada lahan-lahan kritis yang masih luas di desa ini. Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat serta usaha konservasi hutan dan perlindungan tanah dan air di desa ini, perlu dilakukan program pengabdian dalam hal teknik pembibitan tusam bagi anggota kelompok tani hutan tersebut. Metode-metode pendekatan yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah dalam bentuk pendidikan dan pelatihan bagi anggota kelompok tani mitra dengan menggunakan metode penyuluhan dan pendampingan yang berupa bimbingan teknis dan pembinaan kelompok tani dalam pembibitan tusam. Hasil pelaksanaan program yang telah dilaksanakan yaitu tersedianya ±3000 bibit tusam yang berkualitas yang siap ditanam oleh para anggota kelompok tani dan areal pembibitan tusam bagi kelompok tani. Selain itu, terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani hutan terutama dalam hal teknik pembibitan tusam.[The village of Uwemanje lies at an altitude of >400 m asl and is one of the potential villages on the slopes of the Gawalise mountains. Because it is located in the mountains, the village has a steep hilly topography where most of the land has a slope of more than 40%, so agricultural practices including agroforestry in this village are very vulnerable to erosion and other land degradation. The most important commodities in this village are Non-Timber Forest Products such as pine (Pinus merkusii Jungh & de Vriese) stands that have been more than 35 years old, and are the result of reforestation by the Forestry Service of Donggala District on the critical land located in this village. Pine stand plays an important role in soil conservation and water reservoir (water reservoir). However, the pine trees current condition is very worrying, in addition to old age, many pine trees die because of being attacked by pests and pathogens. One of the activities in science and technology program for Desa Mitra (IbDM) is a tusam nursery in collaboration with partners of three forest farmer groups in the village. The pine seedlings are expected to be a substitute for old pine stands or to be planted on the vast critical lands in the village. Therefore, in order to increase community income and forest conservation and soil and water protection in this village, it is necessary to do devotion program in the technique of pine nursery for members of forest farmer group. The methods of approach offered in this activity are in the form of education and training for members of partner farmer groups by using counseling and mentoring methods in the form of technical guidance and guidance of farmer groups in pine nurseries. The results of the implementation of the program that has been implemented is the availability of ± 3000 pine seedlings that are ready to be planted by members of farmer groups and pine nursery areas for farmer groups. In addition, there is an increased knowledge and skills of members of forest farmer groups, especially in terms of pine nursery techniques.]
Peningkatan Kemandirian Kelompok Petani Pengembang Agensia Hayati Dadi Makmur Untuk Memproduksi Aktivator Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana Skala Rumah Tangga Siti Nur Aisyah; Agung Astuti
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.464 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1410

Abstract

Kelompok petani pengembang agensia hayati (KPPAH) Dadi Makmur merupakan salah satu kelompok tani di Kabupaten Sleman yang secara aktif menerapkan pengendalian biologis dengan memanfaatkan jamur entomopatogen Beauveria bassiana. Permasalahannya adalah produksi agensia hayati ini terkendala oleh ketersediaan kultur aktivator yang disuplai dari pihak lain. Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan peningkatan kemandirian dalam bentuk pelatihan dan pendampingan terkait proses pembuatan aktivator B. bassiana menggunakan prosedur yang dapat diaplikasikan pada skala rumah tangga. Tujuan program ini untuk memperkenalkan prosedur produksi aktivator B. bassiana sehingga dapat meningkatkan pemahaman, kemampuan teknis dan kemandirian dari KPPAH ini. Tahapan kegiatannya meliputi pemetaan level pengetahuan dasar melalui aktivitas focus group discussion (FGD), pelatihan laboratorium dan pendampingan produksi aktivator B. bassiana di lokasi mitra. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kemandirian yang sangat signifikan dalam produksi aktivator (inokulum F2 dan F3) (100%), inkubasi inokulum F2 dan F3 (73,4%), dan mengamati karakteristik inokulum yang siap untuk diaplikasikan (75%). Ditinjau dari segi kemampuan teknis, anggota KPPAH Dadi Makmur menunjukkan tingkat kecakapan yang berbeda, terutama dalam kegiatan produksi inokulum F2 dan F3.[Dadi Makmur is one of farmer communities in Sleman Regency that has applied the biological control actively and continously by utilizing the entomopathogenic fungus, Beauveria bassiana. The main problems found are this fungus production was constrained by the limited supply of activator culture from other party. Therefore, an independency improvement activity, in the form of training and supervision, is urgently needed, particularly related to the production of B. bassiana starter culture using an applicable method for home industry. This program was aimed to introduce the procedure used in the production of starter culture, thus it could improve the understanding, technical skill and the independency of this community. This activity consisted of several steps, such as mapping of basic understanding level through focus group discussion, laboratory training and on-site supervision of B. bassiana starter production. The results recorded a significant increase on people’s independency in the preparation of activator culture (F2 and F3) (100%), incubation of activator culture (73.4%) and characterization of a ready-to-apply inoculum (75%). Based on the technical skill, each member performed various levels of performance, particularly during the preparation of starter culture.]