cover
Contact Name
Ani Tjitra Handayani
Contact Email
ani.tjitra@sttnas.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jalan Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, Indonesia 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
KURVATEK
ISSN : -     EISSN : 24777870     DOI : https://doi.org/10.33579/krvtk.v4i1
Jurnal KURVATEK diterbitkan pertama kali tahun 2016 oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian masyarakat pada Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Jurnal ini mempunyai misi sebagai media pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang geologi, pertambangan, elektro, sipil, material teknik,konversi energi, enegi terbarukan, serta perencanaan wilayah dan kota. Area tulisan dalam jurnal ini cukup luas. Cakupan penulisan mulai dari kajian pustaka maupun ekperimen yang ditulis dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah yang baik dan benar.
Articles 201 Documents
ANALISIS KERENTANAN BENCANA LONGSOR DI LERENG GUNUNG WILIS KABUPATEN NGANJUK Lulu Mari Fitria
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.104

Abstract

Bencana longsor yang terjadi di Lereng Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk meliputi Desa Ngetos dan Sawahan. Bencana longsor yang terdapat di Lereng Gunung Wilis tersebut telah mengakibatkan kerugian baik materi maupun jiwa. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menilai tingkat kerentanan bencana longsor di Lereng Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk. Penilaian faktor-faktor yang menjadi variabel tingkat kerentanan ini dilakukan dengan metode impact assessment. Analisis tingkat kerentanan bencana longsor dilakukan dengan menggunakan metode overlay. Berdasarkan hasil analisis kerentanan diketahui bahwa kerentanan bencana longsor dinilai berdasarkan kerentanan fisik, kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, dan kerentanan lingkungan. Tingkatan kerentanan bencana longsor dibagi menjadi tiga tingkatan yakni ringan, sedang, berat.  Kata kunci: longsor, kerentanan, fisik, sosial, ekonomi, lingkungan
PERUBAHAN UNSUR GEOKIMIA BATUAN HASIL ALTERASI HIDROTERMAL DI GUNUNG WUNGKAL, GODEAN, YOGYAKARTA Okki Verdiansyah
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.198

Abstract

Daerah Godean merupakan daerah perbukitan yang terdiri dari batuan beku yang diikuti oleh adanya alterasi hidrotermal dan pelapukan batuan yang cukup intensif. Litologi daerah Gunung Wungkal terdiri dari Andesit dasitik sampai dasit hornblenda, yang teralterasi lemah (klorit-pirit ) sampai kaolinit-smektit kuat kemudian terlapukan. Perubahan batuan terlihat dari adaya perubahan mineral, massa, volume dan geokimia mineral yang selanjutnya dihitung dengan metode Isocon - Grant (1986, 2005). Kemiringan (slope) isocon diperoleh dari nilai unsur ‘immobile’  (Ga, Y, Dy, Tm, Th) sebesar 1.01. Geokimia batuan alterasi lemah menuju argilik menunjukan adanya perubahan massa sebesar -0.76% , perubahan volume +13.29 %, dengan penambahan oksida utama P2O5, TiO2, Fe2O3, Al2O3 mencapai 0.24, penurunan  oksida utama Na2O, K2O, MnO, MgO, CaO mencapai 0.65 serta diikuti perubahan signifikan unsur tanah  jarang Ho, Lu, Yb dan Er mencapai 0.24, sedangkan penurunan unsur tanah jarang Ce, Nd, Pr, La mencapai 0.15, sedangkan penabahan unsur jejak Pb, Tl, As, Cs mencapai 2.24. Perubahan unsur – unsur diinterpretasi sebagai faktor adanya perubahan mineralogi dari peningkatan pengaruh hidrotermal yang diikuti pelapukanl dengan bukti keberadaan sulfida (pirit) yang teroksidasi menjadi limonit, pengkayaan mineral lempung berupa kaolinit dan halloysit pada daerah Godean. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai pembuktian adanya alterasi hidrotermal, serta dapat digunakan untuk penelitian mengenai hal terkait lebih lanjut pada daerah Godean, ataupun daerah setipe lainnya.  Kata kunci: Geokimia, Isocon, Alterasi hidrotermal, Mineral, Yogyakarta
MODEL GRANULOMETRI ENDAPAN AWAN PANAS MERAPI TAHUN 2010 DI KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN Hita Pandita; Setyo Pambudi
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.199

Abstract

Analisis granuolometri pada proses sedimentasi dapat memberikan gambaran tentang mekanisme sedimentasi tersebut. Luncuran awan panas Merapi tahun 2010 telah mengejutkan sejumlah pakar kebencanaan. Hal ini dikarenakan jangkauannya luncuran yang mampu mencapai 13 km dari puncak Merapi. Karena itu luncuran tersebut menarik untuk dikaji sebagai model bagi pemahaman sejarah luncuran awan panas masa lampau. Salah satu model yang dapat disusun adalah karakteristik granulometrinya. Lokasi yang menarik adalah dari luncuran awan panas tahun 2010 yaitu di desa Argomulyo dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan. Metode penelitian berupa penyelidikan lapangan dan analisis granulometri di laboratorium. Hasil penyelidikan menunjukkan ukuran diameter fragmen antara 2 sampai 20 cm,dengan distribusi mencapai 40%. Distribusi ukuran butiran ke arah hilir menunjukkan sortasi yang lebih buruk. Model granulometri secara keseluruhan didominasi arus saltasi.
THE USE OF STATED PREFERENCE TECHNIQUE TO MODEL MODAL CHOICES Resdian syah
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.205

Abstract

Public transportation especially bus services in Kuching City, Malaysia are relatively old and most of the buses are in state of dilapidation. This gives a very bad image on Kuching city and poor perception especially from the tourists and local consumers. To achieve a sustainable public transport industry, the old buses need to be regenerated and replaced with modern buses. The aim of the study is to explore the consumer’s travel behavior by employing modal choice modelling. Consequently, a study was conducted in Kuching City Area by using stated preference technique, analyzed and compiled by using SPSS.17 multiple linear regressions analysis. In this context, discrete choice analysis was used to examine the relationship between independent variables (travel time, waiting time, fares and comfort) and dependent variables (choice of respondent whether to consume old bus or choose new bus services). A total of 2000 respondents were interviewed. The findings showed that for the trips purpose, fares and comfortability were the primary factors that reflected the decision or behavior of the respondents asked. It was discovered that there is a significant relationship between the choice of the respondents and comfortability. For the trips purpose to school, recreation, shopping and others, most of the respondents preferred to opt for scenario 5 (travel time 20 min, frequency 20 min, fare RM 2.00, and the level of comfort is good with AC system) which gave the highest demand with the percentage of 75.4%, 55.1%, 70.3% and 69.1% respectively. On the other hand, scenario 3 (travel time 30 min, frequency 15 min, fare RM 2.00, and the level of comfort is good with AC system) was chosen for the purpose of working trips with the percentage of 50.5% respectively. Thus, it can be concluded that scenario 5 is the most appropriate condition to be implemented for the future bus services to serve the consumers in Kuching city subjected to a condition whereby the bus operators need to deliver a better, comfortable and reasonable fares bus services. It also appeared that longer travel time did not affect for the travelers choice at this stage. Hence, the study suggests that the local authority and the bus operators should establish a “quality partnership” and working together in order to come out with a much better and appropriate transport policy and schemes for the existing public transportation systems, especially bus services. 
ANALISIS KEKUATAN PADA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL (VAWT) SUDU DATAR DENGAN SOFTWARE Fatkur Rachmanu
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.206

Abstract

Prinsip kerja turbin angin adalah energi kinetik angin yang diterima oleh sudu turbin diteruskan menjadi energi putar yang memutar alternator sehingga menghasilkan energi listrik. Metode elemen hingga merupakan suatu metode perhitungan atau komputasi matemetika diskrit untuk menemukan penyelesaian. Dewasa ini Metode Elemen Hingga (MEH) menggunakan bantuan software komputer untuk mempercepat proses perhitungan dalam jumlah banyak dan perhitungan yang melibatkan elemen berupa matriks yang banyak. Pemodelan turbin angin sumbu vertikal sudu bidang datar bertingkat dua dengan jumlah sudu 10 buah dengan data kecepatan angin 6,1 m/detik yang menghasilkan. Torsi putar sebesar 0,44 Nm, tegangan maksimum yang terjadi sebesar 3,8 kPa,  defleksi sebesar 3,88 x 10-3 mm serta angka kemanan 26, Material sudu menggunakan Aluminium 1060. Menjadi aman karena nilai maksimum yang terjadi masih dibawah yield strength dan safety faktor lebih dari 2. Perhitungan tidak melibatkan berat sudu, getaran, sambungan las.
DESAIN DAN IMPLEMENTASI MODEL KOMUNIKASI DATA PADA SISTEM ROBOTSOCCER MINDIT ERIYADI
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.212

Abstract

Sepakbola robot adalah sebuah proyek internasional yang bertujuan untuk mendukung penelitian-penelitian di bidang Sistem Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), Robotika, Independent Agent, dan disiplin ilmu lain yang mempunyai keterkaitan dengan hal-hal tersebut di atas. Pada sistem robotsoccer dibutuhkan model komunikasi untuk mengirimkan data berupa identitas robot, posisi, perintah, dan lainnya. Dalam penelitian ini digunakan model komunikasi data dengan merancang komunikasi model komunikasi yang terdiri dari lapisan fisik dan lapisan jaringan. Lapisan fisik bertugas melakukan komunikasi data antara data yang diterima receiver dengan prosesor. Lapisan jaringan bertugas melakukan komunikasi antara data hasil pengolahan citra dari kamera dengan transmitter server. Dari penelitian ini dihasilkan format lapisan fisik dengan elemen : start, id, (sign l), vl[0], vl[1], vl[2], (sign r), vr[0], vr[1], vr[2], end. Sedangkan format lapisan jaringan menggunakan framework IOCP.
FILTER ADAPTIF GPS PADA SISTEM DOWNLINK DATA agus basukesti
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.214

Abstract

GPS (Global Positioning System)  adalah sebuah sistem yang digunakan untuk navigasi dan posisi dengan bantuan 32 satelit yang mengitari bumi. Satelit GPS memancarkan gelombang radio untuk mengaktifkan receiver gps yang ada di bumi untuk menentukan lokasi yang tepat, kecepatan dan waktu untuk semua kondisi cuaca. GPS saat ini memiliki peran yang cukup vital dalam navigasi pesawat tanpa awak. Akan tetapi gps memiliki banyak noise sehingga diperlukan filter untuk mengatasi noise pada GPS. Dalam penelitian ini dilakukan sebuah simulasi algoritma adaptif dalam mengekstrak data dari sensor GPS. Metode yang digunakan adalah kalman filter. Dari hasil identifikasi dan simulasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa algoritma adaptif yang dirancang dapat bekerja dengan baik dan perlu diimplementasikan pada sistem downlink yang dirancang. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa error dari argoritma memiliki sifat konvergen yaitu semakin lama semakin mengecil.
EVOLUSI GEOMORFIK MATAROMBEO: DARI CEKUNGAN MESOZOIKUM MENJADI PEGUNUNGAN HOLOSEN Saptono Budi samodro
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.215

Abstract

Pegunungan Matarombeo merupakan salah satu pegunungan di lengan Tenggara Pulau Sulawesi, dibatasi oleh Sesar Matano di bagian utara dan Sesar Lawanopo di bagian Baratdaya – Selatan  yang menghasilkan struktur geologi yang sangat kompleks. Penelitian ini bertujuan  melakukan kajian geologi, berupa pengamatan morfologi, stratigrafi dan struktur geologi untuk mengetahui evolusi geomorfik yang bekerja di Pegunungan Matarombeo. Metode yang dilakukan adalah  interpretasi terhadap citra ifsar, pengamatan geologi lapangan, dilanjutkan dengan pengamatan petrografi, paleontologi, dan analisis struktur geologi. Berdasarkan kajian stratigrafi, terutama lingkungan pengendapan batuan serta digabungkan dengan hasil analisis struktur geologi dan evolusi tektonik yang terjadi, diperkirakan evolusi geomorfik di daerah Matarombeo diawali pada masa Mesozoik berupa cekungan dasar laut hingga sekarang menjadi pegunungan.
PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM Ade Irvan Tauvana
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.216

Abstract

The objectives of this research are to determine the influence the voltage and time variations of nickel plating against braightness, hardness, and surface roughness of aluminum specimen and to determine the optimum conditions of coating, so that the condition was obtained plating process copper, nickel and chromium are the most effective which can produce the highest brightness and hardness. Materials Testing square with a length of 5cm, 5cm wide and 0.5 cm thick. Specimen coated copper (12V, during 5 second), then coated with nickel (1V, 2V, 3V, 4V, during 5,10,15,20,25 minutes) variation of voltage and time in the nickel plating is an independent variable of this research, and then coated with chromium (12V during 5 second). Tests conducted to determine surface brightness, hardness and surface roughness. Brightness test conduct with Luxmeter, hardness test with micro Vickers method with a 10gr load, and surface roughness test with roughness test. Brightness test result shows that specimen (2V,25 minutes) have the highest brightness (78%), and specimen (1V, 5 minutes) have the lowest brigthness(50%). Hardness test results show that the raw material surface have the hardness of is 38.3 VHN, shown at the highest hardness of specimens (2V, 25 minute) = 229 VHN and specimens (3V, 20 minute) = 229 VHN, an increase of 497.9% compared to the basic specimen hardness.
REKAYASA PERALATAN PENDETEKSI DINI KERUSAKAN PADA MOTOR LISTRIK BERBASIS KOMPUTER tugino tugino tugino; harianto harianto harianto; Widian Cahyo Widian Cahyo
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.219

Abstract

Motor listrik banyak digunakan di industri. Apabila terdapat kerusakan, sejak dini dapat dideteksi dari suhu getaran dan arusnya. Perubahan suhu getaran dan arus  motor listrik yang abnormal terjadi disebabkan karena  adanya kerusakan diantaranya kerusakan pada bearing, ketidak seimbangan beban, miss alighment, kegagalan isolasi pada lilitan motor dan lain-lain.          Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat monitoring suhu getaran dan arus pada  motor listrik berbasis Bahasa Program Labview. Penelitian ini dapat digunakan untuk membantu mendeteksi secara dini terjadinya kerusakan awal pada motor listrik yang dapat menyebabkan pola suhu getaran dan arusnya  yang cenderung naik, sehingga dapat medukung program  pemeliharaan pada motor listrik.  Peralatan  tersebut terdiri dari  sensor suhu getaran dan arus yang diletakkan pada motor listrik. Keluaran sensor kemudian masuk ke Data Akuisisi kemudian ke komputer dengan komunikasi USB serta komputer yang diprogram dengan Labview.         Setelah melakukan pengujian  maka didapat bahwa alat telah dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Pengujian pola suhu getaran dan arusnya  pada motor listrik yang mengalami gangguan akan cenderung lebih tinggi dari pada motor bekerja normal. Pada pengujian juga terlihat bahwa jika kenaikan suhu getaran dan arus tersebut melebihi batas yang telah diseting maka alat akan menyalakan alarm..

Page 1 of 21 | Total Record : 201