KURVATEK
Jurnal KURVATEK diterbitkan pertama kali tahun 2016 oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian masyarakat pada Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Jurnal ini mempunyai misi sebagai media pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang geologi, pertambangan, elektro, sipil, material teknik,konversi energi, enegi terbarukan, serta perencanaan wilayah dan kota. Area tulisan dalam jurnal ini cukup luas. Cakupan penulisan mulai dari kajian pustaka maupun ekperimen yang ditulis dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah yang baik dan benar.
Articles
12 Documents
Search results for
, issue
"Vol 2 No 2 (2017): November 2017"
:
12 Documents
clear
DIAGENESYS STAGE ANALYSIS OF SANDSTONE INTERVAL ON WELL DAR-24, GABUS FORMATION, ANOA FIELD, WEST NATUNA BASIN
Hanindya Ramadhani
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.529
Stage of diagenesis of a rock will effect the quality of the rock as a reservoir. Hence, it is a necessary to analyze the diagenesis stage of sandstone at Anoa Field, West Natuna Basin, since the diagenesis stage has not been identified properly. The analysis is carried out using thin section method in five different depths. The product of diagenesis is observed for its cementation level, compaction, recrystallization, dissolution, replacement, and type of porosity wich developed in the rock. The appearance of quartz overgrowth cement and pore filling and pore lining calcite cement show a diagenesis stage which are recrystallization and cementation. The appearance of bent mica mineral and suture grain contact can be a sign of late stage compaction. Dissolution of matrix, cement and grain in the sample show that the rock has come to mesodiagenesis stage. As a result of the observation, the conclusion can be made that the rock has passed the eodiagenesis and mesodigenesis phase. Porosity of the section is both primary porosity (interparticle) and secondary porosity (dissolved) with a range 15%-20% (medium to good). Crossplot depth vs porosity show a linear distribution, which when the depth is increase the porosity will decrease. So it can be concluded that the process of diagenesis is very influential on the quality of reservoir rocks in the study area.Keyword: Gabus Formation, sandstone diagenesis, stage of diagenesis.
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA PADA PEKERJAAN INSTALASI VERTICAL DRAIN DAN GEOTEXTILE DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL
Retna Kristiana
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.533
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui nilai risiko potensi bahaya kerja dan level risiko potensi bahaya kerja serta mengetahui potensi bahaya kerja dominan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja pada proyek Instalasi Vertical Drain dan Geotextile di Kawasan industri Kendal. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode HIRA (Hazard Identification and Risk Assesment) dan FTA (Fault Tree Analysis). Hasil dari analisis dengan metode FTA didapat potensi bahaya kerja pada proyek tersebut yang dominan adalah melempar, melompat, memanjat, berlari, bergurau (X5), membetulkan mesin pada keadaan mesin masih berjalan (X11), jalan akses tidak bersih dan tidak rata (X15), membetulkan mesin pada keadaan mesin masih berjalan (X11), jalan akses tidak bersih dan tidak rata (X15), dan lokasi kerja licin (X17) dengan penyebabnya adalah terpeleset, terjatuh, terkena benda tajam (P2) dan menabrak atau tertabraknya pekerja dengan objek yang diam atau bergerak (P6).
MORPHOLOGICAL ASPECTS AT GIRIMULYO AND ITS SURROUNDING AREA, WEST PROGO
Budiadi Budiadi
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.540
AbstrakPenelitian tentang mataair dilakukan melalui survei geologi airtanah secara langsung di lapangan dengan penekanan pada aspek geomorfologi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik pengaliran di daerah penelitian. Lokasi penelitian adalah daerah Girimulyo dan sekitarnya, khususnya yang termasuk dalam Kubah Kulon Progo, yang termasuk dalam Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei geomorfologi dengan melakukan pendataan bentang alam yang meliputi lereng, elevasi dan karakteristik mataair secara langsung di lapangan. Hasil survei menunjukkan bahwa beberapa mataair merupakan mataair depresi dimana pemunculannya dikontrol oleh morfologi/topografi, sebagai contoh yaitu mataair Semurup dan Njuboh. Beberapa mataair kontak juga dijumpai di daerah penelitian, dimana mataair jenis ini tidak selalu dikontrol oleh morfologi daerah setempat, walaupun kadang-kadang berada di suatu lereng yang cukup terjal.. Dengan demikian, hubungan lereng dan elevasi tidak selalu signifikan terhadap pemunculan mataair. Kata kunci: geomorfologi, mataair, lereng
GEOMETRI PERLAPISAN BATUPASIR KONGLOMERATAN SEBAGAI SISIPAN PADA FORMASI NANGGULAN DI KALI WATUPURU DAN KALI SONGGO, PEGUNUNGAN KULON PROGO, YOGYAKARTA
siti nuraini
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.543
Nanggulan Conglomeratic Sandstone is one of important part of Nanggulan Formation which is deposited during Middle Eocene to early Late Eocene (Saputra & Akmaluddin, 2015) or Late Oligocene (Rahardjo, 1995). The grain composition of Nanggulan conglomeratic sandstone is characterized by various rock fragments (metamorphic, igneous, sedimentary rocks) which mixture up to fine to coarse sand-sized matrix. Other materials present within the Nanggulan conglomerathic sandstone are shell fragments, coal remains, siderithic concretions which is deposited within high energy condition. Geometry of conglomeratic sandstone stratification is still being a question among the researchers due to discontinuous sand body character. To study external form of sandstone body needs to combine with internal characters such are grain texture, grain or fragment composition, sedimentary structures to predict a depositional facies. This research is dedicated to study the character of the Nanggulan conglomeratic sand body. Field geological observation was conduct to two rivers i.e Kali Watupuru and Kali Songgo where transecting the Nanggulan beds. The grain or fragments concentration of Nanggulan conglomeratic sandstone displays in various condition for example lying above an erosional surface to the bottom position, or concentrate to the upper layer. It also appears to be engaged in coarser size matrix, or displays a dense grain composition to elsewhere. Geometry of the Nanggulan conglomeratic sandstone represents a lens geometry which pinching-out to the edge of body. However, to the top of lens geometry were found steep joints cross cutting the sand layers. Initial geometry of Nanggulan conglomeratic sandstone indicates a channel fill shape due to filling sediments into the erosional feature of underlying beds. When lithification and compaction process occurred along the burial and uplifting tectonic phase, a channel fill geometry becomes lens geometry. Bulging to the centre part and thinning to the edge of sandstone body, is caused by differential compaction process. Lens geometry is believed as one example of structural trap model for sandstone reservoir. The occurrences of vertical joints to the Nanggulan conglomeratic sandstone need to be considered as seal potential within clossure trap or even more causing hydrocarbon leakings. If development of vertical joint occurs along migration process, it may be potentially leak. However, if joints already sealed parts of hydrocarbon pool may create a compartmentalization reservoir body. By doing this investigation could predict an advance reservoir modelling study using outcropp analogues. Keyword: Nanggulan conglomeratic sandstone, lens geometry, sandstone body.
ENVIRONMENTAL GEOLOGY POTENTIAL OF KALIGESING, PURWOREJO
Dianto Isnawan
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.544
AbstrakPenelitian ini dimaksudkan sebagai survei geologi lingkungan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik geologi lingkungan daerah Kaligesing, meliputi potensi sumber daya maupun bencana alam. Daerah Kaligesing termasuk dalam Kubah West Progo pada peta RBI Lembar Purworejo. Metode penelitian berupa survei geologi lapangan, untuk memperoleh data geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi serta tata guna lahan. Analisis potensi pengembangan daerah dilakukan berdasarkan karakteristik geologi lingkungan setempat. Sumber daya alam ang potensial adalah pasir dan batu, serta tanah dan lahan yang relatif subur. Air permukaan didukung oleh sungai Jogobesan, bersama anak-anak sungainya. Airtanah dapat diperoleh dari mataair maupun sumur gali, dengan muka airtanah yang relatif dangkal. Mataair berdebit kecil hingga sedang (≤ 1 liter/detik). Bencana alam yang cukup potensial adalah erosi dan gerakan tanah. Banjir hanya berpotensi pada wilayah yang sempit dan setempat-setempat. Secara umum, geologi lingkungan daerah penelitian terbagi menjadi zona geologi lingkungan Pegunungan Gunungapi Purba dan Kars Jonggrangan yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri. Kata kunci: sumber daya alam, bencana alam, geologi lingkungan
ANALIS POTENSI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GEDONG SONGO UNGARAN JAWA TENGAH
fatimah Fatimah
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.548
Panas bumi adalah energi terbarukan dan berkelanjutan yang dapat digunakan untuk menggantikan energi fosil di masa depan. Energi panas bumi dapat digunakan, harus memenuhi sistem panas bumi, sistem panas bumi adalah istilah umum yang digunakan untuk membahas interaksi antara sistem batuan dengan suhu air yang tinggi. Indikasi sistem panas bumi biasanya ditandai dengan munculnya manifestasi permukaan, bisa termasuk sumber air panas, fumarol, kolam lumpur dll. Kehadiran mata air panas dan fumarol di kawasan Gunung Ungaran merupakan indikasi kuat potensi panas bumi bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui energi panas bumi di bawah permukaan dan membuat model sistem panas bumi berdasarkan analisis survei geologi, geokimia dan geomagnetik. Geologi Ungaran itu sendiri disusun oleh batuan vulkanik Tersier dari Miosen sampai Pleistosen, yang diduga sumber panas di Ungaran adalah sisa-sisa dari kaum muda Holosen Ungaran. Struktur di Ungaran dikendalikan oleh patahan yang mengarah ke barat daya - timur laut, yang merupakan bagian dari struktur keruntuhan, struktur ini diduga sebagai daerah pelepasan, sehingga cairan dan uap dari reservoir keluar melalui zona lemah dan muncul di permukaan. Analisis geokimia dengan pengambilan sampel fluida di Klepu dan Gedongsongo menunjukkan perbedaan, Gedongsongo menunjukkan kadar belerang (alkali) lebih tinggi. Dari peta Geomagnetik yang menunjukkan tingkat magnetik rendah berkisar antara -185 sampai -3,3 nT yang ditafsirkan sebagai sumber panas di Ungaran, setelah menggunakan penyaringan dengan distribusi perpanjangan ke atas sumber panas meluas ke utara Gedongsongo.
PENENTUAN KRITERIA CADANGAN BATUAN ANDESIT DI DAERAH KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
hidayatullah sidiq
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.549
Pemerintah Indonesia saat ini tengah meningkatkan pembangunan infrastuktur jalan baik jalan tol, jalan raya, bandara. Sejalan dengan itu pemerintah telah melibatkan pihak swasta dalam pengusahaan penyediaan pembuatan beton tersebut. Batu andesit merupakan salah satu bahan untuk membuat readymix ataupun concrete beton yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pengerasan jalan, konstruksi pondasi, dan lain sebagainya. Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor termasuk wilayah yang memiliki sumberdaya alam beragam, termasuk salah satunya sumber daya batuan beku andesit maupun batuan hasil kegiatan vulkanik. Sumberdaya alam tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan dan diusahakan. Dalam mengusahakan penambangan andesit perlu dilakukan perhitungan sumberdaya dan cadangan. Penentuan kriteria cadangan andesit didaerah Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor sangat penting. Karena dengan tingkat penentuan cadangan yang baik maka sumberdaya alam andesit yang ada didaerah tersebut akan dapat menambah sumber pemasukan asli daerah dibidang pertambangan dan khususnya akan dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat disekitar. Penentuan cadangan batuan andesit termasuk dalam KCMI yaitu pada Standar Nasional Indonesia (SNI 2011) penentuan sumberdaya dan cadangan mineral industri. Dalam perubahan dari sumberdaya dan cadangan harus melalui proses penentuan berdasarkan kriteria kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan. Parameter yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dari segi kelayakan ekonomis. Kelayakan ekonomis yang digunakan antara lain adalah nilai BESR (Break Ivent Striping Ratio), NPV (Nett Present Value). Sedangkan aspek teknis dan lingkungan hanya akan dibahas beberapa bagian saja. Hasil penelitian dari pertimbangan faktor teknis, ekonomi, lingkungan, dan sosial menunjukan bahwa andesit didaerah Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor termasuk dalam kriteria sumberdaya tetunjuk dengan jumlah volume sebesar 49.468.998 m3. Kriteria cadangan terkira sebesar 6.935.233 m3.
ISOTOPIC CHEMICAL CHARACTERISTICS OF GROUNDWATER IN BANJARARUM AREA, WEST PROGO
sri ning peni
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.551
Survei airtanah di bidang kimia isotop dilakukan di daerah Banjararum Kabupaten Kulon Progo. Pengamatan mataair Degan dan Dukuh dan sampling dua contoh airtanah dari mataair secara langsung di lapangan dilakukan untuk mengetahui karakteristik isotop airtanah di daerah tersebut. Metode penelitian adalah survei airtanah dan uji laboratorium isotop. Data yang dibutuhkan meliputi data fisik/kimia dan kandungan isotop airtanah. Analisis kandungan isotop airtanah dilakukan guna mendukung pemahaman genetika airtanah dengan melihat variasi kandungan hidroisotopnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah penelitian diketahui adanya airtanah dengan karakter isotop stabil yang ringan maupun berat. Kandungan isotop yang ringan di daerah Degan menunjukkan bahwa presipitasi sangat berperan dalam mempengaruhi kualitas airtanah setempat. Sementara itu, mataair di daerah Dukuh menunujukkan genetik airtanah yang lebih kaya isotop, dan dapat diinterpretasikan adanya interaksi water-rocks yang lebih kuat, khususnya dari batuan karbonat Formasi Jonggrangan yang kemungkinan dilewati aliran airtanah setempat.
PERKEMBANGAN RUANG ISLAMI KAMPUS SEBAGAI BENTUK SPASIALISASI NILAI ISLAM DALAM LINGKUP CIVITAS AKADEMIKA STTNAS YOGYAKARTA
Ogi Dani Sakarov
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.556
Perkembangan ruang Islami dipengaruhi oleh perkembangan aktivitas islami dalam suatu daerah atau wilayah. Semakin berkembang aktivitas islami maka akan semakin besar kebutuhan ruang yang muncul. Dalam konteks ruang Islami kampus, perkembangan ruang aktivitas islami, tergantung pada seberapa besar civitas akademika mengembangkan aktivitas keislaman kampus, walaupun pada dasarnya ruang Islami ini merupakan kebutuhan yang belum tentu dengan sengaja disediakan atau dikembangkan. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi keberadaan ruang aktivitas islami kampus dan perkembanganya, sebagai bentuk spasialisasi nilai Islam dalam lingkup civitas akademika.Penelitian ini mengambil lokus di lingkungan kampus STTNAS Yogyakarta, dengan fokus pada ruang-ruang aktivitas Islami, baik ruang khusus peruntukan islami ataupun ruang-ruang yang diisi oleh aktivitas Islami kampus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Induktif kualitatif dengan pendekatan pada fenomena-fenomena terbentuknya ruang Islami dalam lingkup kampus.Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa perkembangan ruang Islami Kampus dimulai dari aktivitas-aktivitas keislaman seperrti shalat dan ibadah rutin harian dan pada tahap selanjutnya terus berkembang menjadi aktivitas yang lebih umum dan incidental seperti kajian atau pembinaan keislaman dan berbagai agenda peringatan hari besar Islam. Semua aktivitas keislaman ini didasari oleh nilai Islam yang dipegang oleh setiap civitas akademika muslim dimana setiap aktivitas keislaman membutuhkan ruang sebagai wadah aktivitasnya.
PEMODELAN 2D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH GUNUNG KUKUSAN KULON PROGO
Rizqi Prastowo
KURVATEK Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33579/krvtk.v2i2.565
Infrastruktur pembangunan bandara Internasional Yogyakarta berdasarkan rencana strategis Dirjen Perhubungan tersebut sangat besar sehingga perlu adanya material-material pembangunan untuk menunjang keterlaksanaan pembangunan bandara tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai resistivitas, kedalaman, sebaran nilai resistivitas, dan interpretasi batuan andesit dari model 2D resistivitas di Gunung Kukusan, Desa Hargorejo, Kokap, Kulon Progo. Metode penelitian ini menggunakan metode geolistrik dipole-dipole dengan bentangan 200 m. Berdasarkan model 2D resistivitas, kedalaman batuan andesit segar di Gunung Kukusan, Desa Hargorejo, Kokap, Kulon Progo berkisar antara 3-15 m. Sebaran nilai resistivitas batuanandesit melalui hasil penampang model model 2D resistivitas yaitu nilai >522 Ωm, sedangkan nilai resistivitas batuan andesit yang telah mengalami pelapukan berkisar antara 179-659 Ωm. Interpretasi berdasarkan nilai resistivitas batuan terdapat 3 jenis batuan yaitu batuan lempung sebagai batuan yang diterobos intrusi, batuan andesit lapukan dan andesit segar.