cover
Contact Name
Sani Ega Priani, M.Si., Apt.
Contact Email
-
Phone
jurnal.farmasyifa@gmail.c
Journal Mail Official
jurnal.farmasyifa@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Farmasi - Universitas Islam Bandung Jalan Rangga Gading No. 8, Kota Bandung, Jawa Barat
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
ISSN : 25990047     EISSN : 25986376     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa (JIFF) merupakan Jurnal ilmiah yang memuat artikel hasil penelitian di ruang lingkup Farmasi meliputi Farmakologi dan Toksikologi, Farmasi Klinik dan Komunitas, Biologi Farmasi, Farmasetika, Farmasi Mikrobiologi dan Bioteknologi, dan Farmakokimia. Disamping penelitian, jurnal ilmiah Farmasyifa juga memuat artikel hasil review terkait perkembangan ilmu kefarmasian di Indonesia berbasis penelitian.
Articles 110 Documents
AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEREHAU (Callicarpa longifolia Lamk.) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Elis Susilawati
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v2i1.4059

Abstract

Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk.) adalah tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri, antiinflamasi dan analgetik. Tetapi, belum ada yang penelitian kerehau sebagai antidiabetes. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dari ekstrak etanol daun kerehau. Metode penelitian yang digunakan adalah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dan defisiensi insulin dengan menggunakan mencit galur swiss webster yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, kontrol pembanding (glibenklamid 0,65 mg/KgBB), dosis I (75 mg/KgBB), dosis II (150 mg/KgBB), dosis III (300mg/KgBB). Pada metode TTGO mencit diberikan glukosa monohidrat 3g/KgBB sebagai kontrol positif dan di ukur kadar glukosa darah setiap 30 menit selama 150 menit. Sedangkan pada metode defisiensi insulin mencit dinduksi aloksan dosis 55-60 mg/KgBB. Pemberian bahan uji dilakukan selama 14 hari dan diukur kadar glukosa darah pada hari ke-7 dan ke-14. Hasil TTGO menunjukkan bahwa dosis 150 dan dosis 300 dapat menurunkan KGD pada menit ke-30. Pada defisiensi insulin semua dosis dapat menurunkan KGD pada hari ke-7. Kesimpulannya yaitu ekstrak etanol daun kerehau memiliki aktivitas antidiabetes dan dosis yang paling efektif yaitu dosis 75 mg/KgBB.
FORMULASI PERMEN JELI SARI BUAH SINGI (Dillenia serrata Thunbr) KOMBINASI MADU MENGGUNAKAN GELATIN Nirwati Rusli
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v1i2.3707

Abstract

Singi fruit is a fruit that contains citric acid compound vitamin C and beta carotene which can have an effect for health. Honey nutritious produce energy, increase endurance and stamina. Gelatin as gelling agent can produce the chewy candy. This research aims to make preparations jelly candy fruit juice Singi honey combination using gelatin and gelatin choose the most optimum concentration and see if candy is unfit for consumption. Research conducted experiment, the sample series then made into 3 formulas with gelatin concentration variation 9%, 10% and 11%. The results showed that the candy is made of orange-brown, distinctive smell, with a sweet and sour taste and chewy texture. Preparations candy jelly with gelatin optimum concentration is candy with a concentration of 10% gelatin. Microbiological test results showed that the jelly candy qualify Total Plate Count is 3 x 103 and Figures Fungus Yeast 1 x 102 qualified food SNI namely Total Plate Count 3 x 103 and Figures Fungus Yeast 1 x 102
POTENSI EKSTRAK BUAH KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.) SEBAGAI ANTIOSTEOPOROSIS DENGAN PARAMETER PENINGKATAN ALKALIN FOSFATASE PADA TIKUS WISTAR BETINA YANG DIINDUKSI DEKSAMETASON Nurmala Nurmala; Fetri Lestari; Ratu Choesrina
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v1i1.3082

Abstract

Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.) merupakan tanaman polong-polongan (Fabaceae) yang mengandung fitoestrogen, berperan dalam mencegah kehilangan massa tulang akibat defisiensi estrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol buah kecipir sebagai antiosteoporosis berdasarkan kadar ALP (Alkaline phosphatase) plasma pada tikus yang diinduksi deksametason. Tikus dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kontrol positif, kontrol negatif dan kelompok uji (ekstrak dosis 500 mg/kg BB). Kelompok kontrol positif dan kelompok uji diberi induksi deksametason 0,1 mg/kg BB. Pemberian induksi dilakukan selama 29 hari, dan pemberian sediaan uji untuk kelompok uji dilakukan selama 18 hari. Pengukuran kadar ALP dilakukan sebanyak tiga kali yaitu ALP awal, ALP pascainduksi dan ALP pascaterapi. Keberhasilan induksi osteoporosis ditandai dengan adanya penurunan kadar ALP pascainduksi dibandingkan kadar ALP awal. Keberhasilan terapi ditandai dengan adanya peningkatan kadar ALP  pascaterapi dibandingkan kadar ALP pascainduksi. Berdasarkan adanya peningkatan kadar ALP plasma pascaterapi pada kelompok uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah kecipir dosis 500 mg/kg BB berpotensi sebagai antiosteoporosis.Kata Kunci: buah kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), antiosteoporosis, ALP (Alkaline phosphatase), fitoestrogen.
AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH MENCIT PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA Novia Sinata
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v2i2.4795

Abstract

ABSTRAK Hiperurisemia suatu kondisi terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah. Penimbunan kristal asam urat pada persendiaan menimbulkan rasa sakit dan nyeri yang dikenal sebagai penyakit gout. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan asam urat adalah daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg). Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antihiperurisemia fraksi etil asetat dari daun sukun terhadap kadar asam urat darah mencit putih jantan hiperurisemia. Metode penelitian ini dilakukan dengan penginduksian hiperurisemia menggunakan Makanan Diet Purin Tinggi (MDPT ) jus hati sapi segar 0,6 mL/20gBB selama 28 hari menggunakan mencit galur swiss webster yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol normal, kontrol negatif,  kontrol positif (allopurinol 13 mg/kgBB), dosis 100 mg/kgBB, kelompok dosis 200 mg/kgBB dan  dosis 400 mg/kgBB. Pemberian bahan uji dilakukan selama 14 hari dimulai pada hari ke 15 sampai ke 28. Pengukuran kadar asam urat dilakukan pada hari ke-0, 15, 22 dan 29 menggunakan alat digital Easy Touch® GCU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg) dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB dapat menurunkan kadar asam urat dan memberikan efek menurunkan kadar asam urat  yang hampir sama dengan allopurinol dosis 13 mg/kgBB. Kesimpulan nya fraksi etil asetat dari daun sukun memiliki aktivitas dalam menurunkan kadar asam urat dan dosis yang paling efektif yaitu dosis 100 mg/kgBB.Keywords: Antihiperurisemia, sukun, fraksi etil asetat, MDPT ABSTRACT Hyperuricemia is a condition when there is an increase in uric acid levels in blood. Hyperuricemia can cause accumulation of urate crystal in joints, causing pain dan pain known as gout. One of the plants that can be used as a traditional medicine gout is breadfruit leaves (Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg. This study aimed to evaluate the antihyperuricemia activity of ethyl acetate fraction of breadfruit leaves. The research was conducted by inducing hyperuricemia using a High Purine Diet Food (MDPT) of  0.6 ml / 20gBW juice of  fresh beef liver for 28 days by using swiss webster mice devided into 6 groups normal control, negative control, positive control (allopurinol 13 mg/KgBW), dose 100 mg/ KgBW, dose 200 mg/KgBW, dose 400mg / KgBW. Treatment was performed for 14 days starting on days 15 to 28. Uric acid levels was measured on the 0, 15,22, and 29 th days  using a digital tool Easy Touch® GCU. The results showed that ethyl acetate fraction of breadfruit leaves (Artocarpus altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg) dose 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB and 400 mg/kgBB might decrease uric acid levels almost the same as allopurinol 13 mg/kgBB and the effective dose in 100 mg/kgBBKeywords: Antihyperuricemia, sukun, ethyl acetate fraction, MDPT
POTENSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN JAMBU AIR [Eugenia aqueum (Burn F.) Alston] TERHADAP STHAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Ratu Choesrina; Suwendar Suwendar; Lanny Mulqie; Dieni Mardliyani
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v2i1.4230

Abstract

Staphylococcus aureus (S. Aureus) is a constituent of the Gram positive type of normal flora. But if the amount is excessive it will become a pathogen in humans. Likewise with Escherichia coli (E. coli) which is a gram negative bacterium.Antibacterials that are available generally have a broad spectrum, so that side effects can damage normal flora if used long-term, according to the results of a study by Hariyati et al. The ethanol extract has great potential as an antimicrobial source. flavonoids, phenolic compounds and tannins have antibacterial properties. This antibacterial activity test uses agar diffusion method with wells to determine MIC, work spectrum, and work type against test bacteria (with turbidimetry method), the series of ethyl acetate fraction concentrations used is 50%; 25%; 12.5%; 6.25%; 3.13%; 1.56%; 0.78%; 0.31%. Then compared with the comparative antibiotic tetracycline using regression analysis. Ethyl acetate fraction of guava leaves has anti-bacterial activity against S. aureus and E. coli with KHM values of 12.50%. The working type of ethyl acetate fraction tends to be bactericidal in both S. aureus and E. coli. Equality of activity against S. aureus from 1 g of ethyl acetate fraction to tetracycline was 0.0295 g whereas for E. coli it was 0.0186 g.Keywords: antibacterial, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
Optimasi Pereaksi Warna Carik Uji untuk Analisis Kualitatif Kalium Bromat pada Makanan Riesma Azhar Falahul Alam; Hilda Aprilia Wisnuwardhani; Rusnadi Rusnadi
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v1i1.3077

Abstract

ABSTRAK Bahan tambahan pangan biasanya ditambahkan untuk meningkatkan mutu makanan. Namun, sering pula dijumpai penambahan zat yang dilarang penggunaannya dalam makanan. Salah satunya adalah kalium bromat. Untuk itu diperlukan suatu pereaksi untuk pendeteksian kalium bromat yang dapat dijadikan carik uji agar pendeteksian kalium bromat menjadi lebih mudah. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi volume nanopartikel Ag dan konsentrasi acid red 14 sebagai pereaksi untuk carik uji kalium bromat. Acid red 14 ini akan teroksidasi menjadi tidak berwarna dengan adanya kalium bromat. Dari hasil penelitian ini, setiap 25 mL pereaksi terdiri dari 10 mL nanopartikel Ag; 0,002 mM acid red 14; dan 1 mL H2SO4 0,2 M.Kata kunci: Kalium bromat, nanopartikel Ag, acid red 14.ABSTRACT Food additives are usually added to improve food quality. But banned substance are often found e.g potassium bromate. Therefore we need a reagent to analyze the presence of potassium bromate and the reagent will be used to make a strip test for practical uses in detection potassium bromate. In this study, optimization of Ag nanoparticles volume and acid red 14 concentration has been done. Acid Red 14 was oxidized to colorless in the presence of potassium bromate. Result showed that each 25 mL reagent consist of 10 mL Ag nanopaticles; 0,002 mM acid red 14; and 1 mL 0,2 M H2SO4.Key words: Potassium bromate, Ag nanopaticles, acid red 14.
PERBANDINGAN PROFIL FAST DISINTEGRATING ORAL TABLET DARI GLIMEPIRID DALAM KOMPLEKS INKLUSI MENGGUNAKAN BETASIKLODEKSTRIN TERHADAP GLIMEPIRID MURNI Fitrianti Darusman
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v2i1.4154

Abstract

Fast Disintegrating Oral Tablet (FDOT) merupakan pengembangan dari sistem penghantaran sediaan tablet oral yang dimaksudkan agar bahan aktif farmasi dapat segera dilepaskan tanpa menggunakan air minum dan diabsorbsi ke dalam tubuh melalui rongga mulut sehingga lebih mudah ditelan terutama bagi pasien yang mengalami kesulitan menelan obat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. Glimepirid termasuk dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS) kelas II yang mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Telah dilakukan pembentukan kompleks inklusi menggunakan senyawa betasiklodekstrin untuk meningkatkan sifat kelarutan sekaligus menutup rasa pahit dari glimepirid pada perbandingan mol 1:1, 1:2 dan 2:1 dengan metode solvent evaporation. Berdasarkan hasil karakterisasi fisika menggunakan metode Differential Scanning Calorimeter  (DSC) dan Melting Point Apparatus (MPA), Powder X-ray Diffraction (PXRD), Fourier Transform Infrared (FT-IR) serta Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan terbentuknya kompleks inklusi glimepirid-betasiklodekstrin pada perbandingan mol 1:2. Pada penelitian ini, formulasi FDOT dibuat dalam dua formula yang masing-masing mengandung glimepirid murni dan glimepirid dalam kompleks inklusi menggunakan betasiklodekstrin (1:2) sebagai bahan aktif, crospovidone 5% sebagai superdisintegran dan laktosa bentuk granul sebagai bahan pengisi hasil optimasi formula, yang ditabletasi dengan metode kempa langsung. Evaluasi sediaan FDOT meliputi evaluasi umum tablet dan evaluasi khusus FDOT. Formulasi FDOT yang mengandung zat aktif glimepirid dalam kompleks inklusi menggunakan betasiklodekstrin (1:2) terbukti memiliki rasa yang manis dengan laju disolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan formula FDOT yang mengandung zat aktif glimepirid murni.
IDENTIFIKASI DAN ISOLASI ISOLAT NON POLAR, SEMIPOLAR DAN NON POLAR DARI FRAKSI HEKSANA EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L.) DENGAN METODE TLC SCANNER DAN GC-MS Ahwan Abdul
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v1i2.3746

Abstract

Tanaman daun sirih (piper betlle L.) merupakan tanaman yang banyak digunakan pada jaman nenek moyang dulu sebagai campuran inang, sabun, dan bumbu masakan. Daun sirih tersebut banyak mengandung metabolik sekunder yang mempunyai aktifitas sebagai obat. Dalam daun sirih mengandung komponen senyawa kimia yang dapat diisolasi dan mempunyai efek atau aktifitas tertentu terhadap pengobatan (antikanker, antimikroba dan  radikal bebas).Penelitian ini menerangkan isolat yang mempunyai struktur kimia yang bertanggungjawab terhadap aktifitasnya dengan cara proses ekstraksi (maserasi), fraksinasi (kromatografi cair vakum), identifikasi (KLT preparatif, densitometry dan GC-MS). Hasil yang diperoleh berupa isolat non polar, semipolar dan polar dari fraksi heksana.Isolat tersebut di identifikasi dengan KLT, TLC scanner dan GC-MS. Hasil yang diperoleh isolat nonpolar: Alkana (9,43%); alkohol (1,34); asam karboksilat (2,57); turunan fenol (32,09); furan (0,16) dan terpena (2,21), Isolat semipolar: alkana (7,77); alkohol (1,25); aldehide (2,88); turunan fenol (31,96); furan (0,26) dan terpena (0,64) sedangkan isolat polar: alkana (10.03); alkohol (2,73); asam karboksilat (14,10); benzopiren (30,73); turunan fenol (26,32) dan organo sulfur (4,20). Senyawa yang mempunyai aktifitas adalah komponen fenol; kavikol, eugenol (non polar dan semipolar); cinamomil klorida (polar) dan senyawa terpena: geraniol, citronella propionate (non polar); cis-pinene (semipolar).
UJI AKTIVITAS ANALGETIKA EKSTRAK n-HEKSANA DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Delile) TERHADAP MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN Cici Delisma; Sri Peni Fitrianingsih; Suwendar Suwendar
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v1i1.3109

Abstract

ABSTRAKNyeri merupakan persepsi sensorik mengganggu yang dapat ditangani dengan analgetika. Daun afrika (Vernonia amygdalina Delile) secara tradisional digunakan untuk mengobati nyeri seperti sakit gigi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan aktivitas analgetika ekstrak n-heksana daun afrika dengan 2 metode pengujian dan menentukan dosis efektifnya. Metode Tail Flick Test untuk menguji aktivitas analgetika sentral dan metode Writhing Test untuk menguji aktivitas analgetika perifer. Mencit dibagi ke dalam 5 kelompok. Kelompok kontrol yang diberi CMC Na, kelompok uji yang diberi ekstrak n-heksana daun afrika dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB serta kelompok pembanding yang diberi tramadol (metode Tail Flick Test) dan aspirin (metode Writhing Test). Analisis data dilakukan dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan LSD pada taraf kepercayaan 95% (p ≤ 0,05). Pada metode Tail Flick Test mencit diinduksi nyeri dengan panas suhu 50±2oC dan parameter yang diamati adalah total waktu yang dibutuhkan mencit untuk menjentikkan ekor. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak dengan dosis 400 mg/kg BB secara signifikan memperpanjang waktu mencit menjentikkan ekor dibandingkan terhadap kontrol (p=0,006), tetapi aktivitasnya tidak sebanding dengan tramadol dosis 6,5 mg/kg BB (p=0,000). Pada metode Writhing Test mencit diinduksi nyeri dengan asam asetat 0,6%(v/v) dan parameter yang diamati adalah total geliat mencit selama pengamatan. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak dengan dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB secara signifikan menurunkan total geliat mencit dibandingkan terhadap kontrol (p=0,000), dengan nilai persen efektivitas sebesar 32,01%, 51,60% dan 82,41% yang lebih lemah dibandingkan aspirin dosis 65 mg/kg BB dengan persen efektivitas 100%.Kata kunci:  Daun afrika, Vernonia amygdalina Delile, analgetika, Tail Flick Test, Writhing Test. ABSTRACTPain is a disturbing sensory perception that can be treated with analgesics. Bitter leaf (Vernonia amygdalina Delile) has traditionally noun to treat pain such as toothache. This study aims to evaluate the analgesic activity of n-hexane extract of bitter leaf with 2 testing methods and determine the effective dose. The first method to test central analgesic activity is Tail Flick Test method and the second method is Writhing Test method to test peripheral analgesic activity. The test was done on mice were divided into 5 groups. The control group that was administered to CMC Na, the test group was administered n-hexane extract of bitter leaf dose 100, 200 and 400 mg/kg BW and the comparable group was administered tramadol (for Tail Flick Test method) and aspirin (for Writhing Test method). Data were analyzed by ANOVA test, followed by LSD test at 95% confidence level (p ≤ 0,05). In the Tail Flick Test method, the mice were induced by pain by heat at 50 ± 2℃ and the observed parameters were the total time required of the mice to flick the tail. The results showed that the extract at dose 400 mg/kg BW significantly prolonged the mice's flicking time compared to the control (p=0,006), but the activity was not comparable with tramadol dose of 6,5 mg/kg BW (p=0,000). In the Writhing Test method, the mice were induced by pain by acetic acid 0,6%(v/v) and the observed parameters were the total writhing of mice. The results showed that extracts with doses of 100, 200 and 400 mg/kg BW significantly decrease the total writhing of mice compared to control (p=0,000), with the effectivity percentage of 32,01%, 51,60% and 82,41% which are weaker than 65 mg/kg BW dose aspirin effectivity percentage 100%.Keywords:  Bitter leaf, Vernonia amygdalina Delile, analgesics, Tail Flick Test, Writhing Test.
NANOENKAPSULASI MINYAK BIJI KELOR Muhammad Dzakwan
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v2i2.4660

Abstract

Minyak biji kelor merupakan golongan edible oil berasal dari biji tanaman kelor yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antiaging, emolient, perawatan rambut dan pencerah kulit. Nanoenkapsulasi adalah proses melapisi suatu zat sebagai bahan inti dalam suatu membran polimer yang berukuran 1-1000 nm. Penelitian ini bertujuan  mengembangkan nanokapsul minyak biji kelor dan mendapatkan formula terbaik berdasarkan derajat ukuran partikel dan stabilitas sistem nanokapsul. Nanoenkapsulasi minyak biji kelor dilakukan dengan metode emulsifikasi-evaporasi menggunakan polimer polivinil alkohol (PVA), asam polilaktat (PLA) dan Na alginat dan surfaktan polisorbat 80. Karakterisasi nanokapsul meliputi kejernihan, ukuran partikel, zeta potensial, morfologi partikel dan stabilitas nanokapsul. Selanjutnya dipilih formula dengan ukuran partikel nanometer dan yang paling stabil. Formula I dengan polimer PVA-polisorbat 80 merupakan  formula terpilih dengan ukuran partikel 187 nm ± 13,05, polidispersitas indeks 0,210 ± 0.11 dan zeta potensial -36,7 ± 4,99 mV, homogen dan stabil secara fisik. Minyak biji kelor berhasil dikembangkan menjadi nanokapsul dengan metode emulsi- evaporasi. Nanokapsul minyak biji kelor dengan jenis polimer PVA dan surfaktan 80 menghasilkan sistem nanokapsul paling stabil selama penyimpanan pada suhu kamar selama 8 minggu.

Page 2 of 11 | Total Record : 110