cover
Contact Name
Arif Abadi
Contact Email
arifabadi15071978@gmail.com
Phone
+6289648003473
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Buahbatu no. 212 Bandung 40265
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya
ISSN : 24077143     EISSN : 27157350     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Pantun merupakan jurnal ilmiah seni dan budaya, ilmu pengetahuan, dan disiplin ilmu yang berkaitan dengan kedua wilayah kajian tersebut. Pantun memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan seni dan budaya lokal-tradisi, sekaligus perhatian terhadap dinamika seni dan budaya mutakhir (kontemporer) yang berlangsung di tengah-tengah tradisi kosmopolit.
Articles 111 Documents
Pembalikan Oposisi Biner Cerita Si Kabayan Ditinggal Kawin Pada Film Di Youtube Iwan Muhammad Ridwan; Yanti Heriyawati; Enok Wartika
PANTUN Vol 7, No 1 (2022): Ritual, Seni, dan Rekayasa Budaya
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i1.2036

Abstract

ABSTRACTThe figure of Si Kabayan has always been identified as a stupid, lazy but clever character who can always beat his rivals. However, his figure in a new genre film, namely a sketch film on youtube media, has a shift in character. Si Kabayan's bumpkin figure has been deconstructed into a Kabayan living in the city. Likewise, his stupidity has shifted into one who has religious values as the other side of the Si Kabayan character in the original story. Using Derrida's deconstruction analysis, it can be seen the symbols presented through the visual narration of the film entitled Si Kabayan Ditinggal Kawin published on Kampung Utan TV Youtube channel. The study was conducted through narrative and visual stories at the level of representational reality and ideology. The changes occuring in a number of visual narrative elements are seen as a form of rearranging the narrative of Si Kabayan's life in oral stories. Based on the results of the reading of the narrative in the film Kabayan Ditinggal Kawin, there is a reversal of the binary opposition hierarchy, namely; (1) reversal of the binary opposition hierarchy of smart and stupid, (2) reversal of the binary opposition hierarchy of men and women, (3) reversal of the binary opposition hierarchy of village and city.Keyword: si kabayan, binary opposition, filmABSTRAKSosok Si Kabayan selalu diidentikan dengan karakter pandir, pemalas namun cerdik yang sering kali bisa mengalahkan lawan-lawan dalam kehidupannya. Namun kemunculannya dalam film genre baru yakni film sketsa pada media baru youtube, sosok Si Kabayan telah mengalami pergeseran karakter dalam bentuk pembalikan oposisi biner. Sosok Si Kabayan yang udik telah didekonstruksi menjadi Kabayan yang tinggal di kota. Begitu juga dengan kepandirannya telah bergeser pada jiwa yang mimiliki nilai religius sebagai sisi lain dari tokoh Si Kabayan dalam cerita asalnya. Melalui analisis dekonstruksi Derrida nampak simbol-simbol yang dihadirkan melalui narasi visual dari film yang berjudul Si Kabayan Ditinggal Kawin pada channel youtube Kampung Utan TV. Kajian dilakukan melalui naratif cerita dan visual pada level reality representasional dan ideology. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam sejumlah unsur naratif visual terlihat sebagai bentuk penyusunan ulang dari narasi kehidupan Si Kabayan dalam cerita-cerita lisan. Berdasarkan hasil pembacaan terhadap narasi dalam film Kabayan ditinggal kawin, terdapat pembalikan hierarki oposisi biner yakni; (1) pembalikan hierarki oposisi biner pintar bodoh, (2) pembalikan hierarki oposisi biner laki-laki perempuan, (3) pembalikan hierarki oposisi biner kampung kota.Kata kunci: si kabayan, oposisi biner, film
Alternatif Media Pengenalan Tari Someah Melalui Augmented Reality Berbasis Android Muhammad Taufiq
PANTUN Vol 7, No 1 (2022): Ritual, Seni, dan Rekayasa Budaya
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i1.1973

Abstract

ABSTRACTContemporary dance is one part of the dance arts in West Java, especially in Bandung city. The contemporary dance in this work raises the issue of communication behavior which is the identity of the Sundanese, namely Someah. The creation of this Someah-themed contemporary dance is a form of collaborative creation of innovative products from the collaboration of culture and technology. Introducing dance art through conventional media in the form of books is starting to become less attractive, especially among the younger generations. This work is expected to be an alternative solution. The study uses the theory of Chris Atton’s Alternative Media (2002). Creating this work also applies the 4P method as an innovation phase which includes person, product, process and press. The research conducted in the process of creating the work includes selecting media for scanning objects, taking pictures and forming Augmented Reality main media. The result of the study of the innovation process as a form of cultural engineering is Someah-themed dance which is published in Augmented Reality as an alternative media for introducing dance. Producing Augmented Reality is considered as a medium to bridge between products and cultural values so that they can synergize in the midst of technological developments.Keywords: Dance, Someah, Alternative Media, Augmented RealityABSTRAKTari kontemporer adalah salah satu bagian dari seni tari di Jawa Barat khususnya di kota Bandung. Tari kontemporer pada karya ini mengangkat tentang prilaku komunikasi yang menjadi identitas dari suku Sunda yaitu Someah. Penciptaan tari kontemporer bertema Someah ini adalah wujud kolaborasi penciptaan produk inovasi dari kolaborasi kebudayaan dan teknologi. Pengenalan seni tari melalui media konvensional berupa buku mulai kurang diminati terutama di kalangan generasi muda. Karya ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif. Kajian ini menggunakan teori Alternatif Media dari Chris Atton (2002). Pembuatan karya ini juga menggunakan metode 4P sebagai fase inovasi yang meliputi person, product, process and press. Pembuatan karya ini melalui riset, pemilihan media untuk objek pemindai, pengambilan gambar dan pembentukan media utama Augmented Reality. Hasil kajian karya utama dari proses inovasi sebagai bentuk rekayasa budaya ini adalah Tari bertema Someah yang dimuat dalam bentuk Augmented Reality sebagai salah satu alternatif media pengenalan tari. Pembuatan Augmented Reality ini juga dipilih sebagai media untuk menjembatani produk serta nilai kebudayaan agar dapat bersinergi ditengah perkembangan teknologi.Kata Kunci: Tari, Someah, Alternatif Media, Augmented Reality
Potrait Fotografi Kehidupan Ma Ayu Shauma Silmi Faza; Andang Iskandar; Ismet Ruchimat
PANTUN Vol 7, No 1 (2022): Ritual, Seni, dan Rekayasa Budaya
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i1.1990

Abstract

ABSTRACTThe reality of Ma Ayu's life has become the trace of memory saved in the system of sensory memory. The information about Ma Ayu's life journey is divided into three dimensions, namely adolescence, productive period, and survival period. Ma Ayu's story stimulates to play a role of humans as homo narrans, namely the representation of individuals as the subject of the story through the medium of photography. This work is presented in the category of ethical photographs summarized in a series of documentary photos and essays so that they contain photos which can be evaluated ethically. The method applied to reveal Ma Ayu's figure is by using a humanitarian approach for social documentary. This work produces two findings, the first is the perspective of Ma Ayu's personal identity as a representation of Javanese woman who struggle in the social complexities of different cultures. The second is to produce visual aesthetic products in the form of photography showing Ma Ayu's characteristics as a hardworking, high-spirited, and independent woman.Keywords: Biography, Humanitarian, Visual AestheticABSTRAKRealitas kehidupan Ma Ayu telah menjadi jejak memori yang tersimpan dalam sistem ingatan sensorik. Informasi mengenai perjalanan hidup Ma Ayu terbagi menjadi tiga dimensi, yaitu masa remaja, masa produktif, dan masa survive. Kisah Ma Ayu menjadi stimulus untuk memainkan peran manusia sebagai homo narrans, yaitu keterwakilan individu sebagai subjek cerita melalui medium fotografi. Karya ini disajikan melalui kategori foto etik (ethically photographs), yang dirangkum dalam rangkaian foto dokumenter dan esai sehingga memuat foto-foto yang dapat dinilai secara etik. Adapun metode yang digunakan untuk membedah figur Ma Ayu yaitu dengan menggunakan pendekatan kemanusiaan (humanitarian approach for social documentary). Karya ini menghasilkan dua temuan, pertama berupa perspektif identitas personal Ma Ayu sebagai representasi perempuan Jawa yang berjuang dalam kompleksitas sosial yang berbeda kultur. Kedua menghasilkan produk estetika visual dalam bentuk fotografi yang menunjukkan karakteristik Ma Ayu dengan sifat pekerja keras, semangat yang tinggi, dan mandiri.Kata Kunci : Biografi, Humanitarian, Estetika Visual.
Konsep Defamiliarisasi Karakter Serta Komposisi Tanda Dalam Konstruksi Pertunjukan Ubrug Zanuar Eko Rahayu
PANTUN Vol 7, No 1 (2022): Ritual, Seni, dan Rekayasa Budaya
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i1.1972

Abstract

ABSTRACTInnovation is a strategic step taken to modernize ubrug. The innovation model is collaborating with other art disciplines. The purpose of writing this article is (1) to describe the elements of innovation in the ubrug show, and (2) to analyze the engineering results of the ubrug show. The technique used in writing this article is to conduct a literature review of articles or journals related to ubrug and apply the concept aesthetics of performing arts on ubrug performances, while the data collection method is by conducting interviews and appreciating ubrug performances. The results of writing this article show that (1) the formation of aesthetic harmony in the art form through the innovation elements presented, as well as (2) the formation of an innovative ubrug performance resulting from the engineering of performing arts. Keywords: Ubrug, Innovation, Novelty, Collaboration ABSTRAKInovasi adalah sebuah langkah strategis yang dilakukan untuk memodernkan ubrug. Model inovasi yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan disiplin ilmu seni lain. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah (1) mendeskripsikan elemen-elemen inovasi dalam pertunjukan ubrug, dan (2) menganalisis hasil perekayasaan pertunjukan ubrug. Teknik yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah dengan melakukan kajian pustaka terhadap artikel atau jurnal yang berkaitan dengan ubrug serta menerapkan konsep estetika seni pertunjukan terhadap pertunjukan ubrug, sedangkan metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan apresiasi pertunjukan ubrug. Hasil dari penulisan artikel ini menunjukan bahwa (1) terbentuknya harmoni secara estetika bentuk seni melalui elemen-elemen inovasi yang tersaji, serta (2) terbentuknya pertunjukan ubrug yang inovatif hasil dari perekayasaan seni pertunjukan. Kata kunci: Ubrug, Inovasi, Kebaruan, Kolaborasi  
Identitas Mamanda Banjarmasin Dalam Sejarah Teater Tradisional Di Kalimantan Selatan (1970 - 2022) Aminuddin Aminuddin; Een Herdiani; Retno Dwimarwati
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol 7, No 2 (2022): Keragaman Seni Tradisional & Media Baru
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i2.2222

Abstract

Mamanda Theatre is a traditional South Kalimantan theatre which has existed since 1897. This study aims to explain the history and identity of Banjarmasin version of Mamanda in South Kalimantan from 1970-2021. The historical method was used to collect data which was analyzed using Stuart Hall cultural identity approach. The concept of cultural identity is formulated as a process of being (internal factors) and as a process of becoming (external factors). Internal factors can be seen in the innovations and adaptations combining Mamanda Periuk and Tubau, as well as the creations on the use of modern theatre elements in the performances. The external factor is the demand from the community, especially in Banjarmasin, to package Mamanda’s performances in a short duration, and in terms of content highlight humor and up-to-date plays. In its development, Mamanda Theatre in Banjarmasin has been more dominated by the structure of modern theatre performances. These elements of modern theatre enable Mamanda in Banjarmasin, which was previously a traditional theatre, to develop into a popular theatre.Keywords: History, Identity, Mamanda, theatre. ABSTRAKTeater Mamanda merupakan teater tradisional khas Kalimantan Selatan yang sudah ada semenjak tahun 1897. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplanasi sejarah dan identitas Mamanda versi Banjarmasin di Kalimantan Selatan dari tahun 1970-2021. Menggunakan metode sejarah dan teori identitas budaya Stuart Hall yaitu identitas budaya sebagai sebuah wujud (faktor internal) dan identitas budaya sebagai proses menjadi (faktor eksternal). Faktor internal, inovasi yang telah dilakukan adalah hasil adaptasi yang menggabungkan Mamanda Periuk dan Tubau, dan kreasi yang telah dilakukan adalah mengadaptasi unsur-unsur teater modern. Sedangkan faktor eksternal, permintaan masyarakat terutama di Banjarmasin menjadikan Mamanda memiliki durasi pendek, menonjolkan humor, dan cerita lakon yang kekinian, sedangkan perkembangan zaman yang terjadi menjadikan Mamanda di Banjarmasin berkembang menjadi lebih modern dalam segi kemasan. Unsur-unsur teater modern tersebut yang kemudian menjadikan Mamanda di Banjarmasin yang sebelumnya merupakan teater tradisional kemudian berkembang menjadi teater populer. 
Rekayasa Budaya dalam Pertunjukan Teater Musikal “Kabayan Metropolitan” Chandra Jumara Mukti; Retno Dwimarwati; Yanti Heriyawati
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol 7, No 2 (2022): Keragaman Seni Tradisional & Media Baru
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i2.1992

Abstract

 Cultural engineering is currently growing, especially in the performing arts. Innovations and creations will continue to be explored so that various discoveries emerge. Art itself is dynamic, art can be collaborated with various disciplines, especially in an era that is increasingly sophisticated in technology, every work of art can grow. A work must be clearer and the meaning in the work can be conveyed to the audience through innovation and collaboration. Today's digital media can be used for the development of performing arts. Musical theater is a form of theater that combines song, speech dialogue, acting, and dance. Emotional content – humor, sadness, love, anger – and stories are communicated through words, music, movement, and the technical aspects of entertainment as a whole.Keywords: Cultural Engineering, Musical Monologue, Theatre ABSTRAKRekayasa budaya sekarang ini semakin berkembang, khususnya dalam seni pertunjukan. Inovasi dan kreasi akan terus tergali sehingga berbagai penemuan akan bermunculan. Di dalam seni itu sendiri bersifat dinamis, seni sangat bisa di kolaborasikan dengan berbagai macam disiplin ilmu, apalagi di zaman sekarang teknologi semakin canggih, setiap karya seni bisa lebih berkembang lagi. Suatu karya seharusnya akan semakin jelas dan makna didalam karya tersebut bisa tersampaikan kepada penonton melalui inovasi dan kolaborasi. Media digital zaman sekarang bisa dimanfaatkan untuk perkembangan seni pertunjukan. Teater musikal adalah bentuk teater yang menggabungkan lagu, dialog ucapan, akting, dan tarian. Konten emosionalnya – humor, pathos, cinta, kemarahan – serta ceritanya dikomunikasikan melalui kata-kata, musik, gerakan dan aspek teknis hiburan sebagai satu kesatuan utuh.
Struktur Tritangtu pada Siger Aksesoris Pengantin Sunda Priangan Fadly Fathul Ulum; Endang Caturwati; Heri Herdini
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol 7, No 2 (2022): Keragaman Seni Tradisional & Media Baru
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i2.2043

Abstract

The bride is a symbol of changes in the cycle of human life which is interpreted sacredly. One of the symbols of its sacredness is the use of siger as one of the accessories for Sundanese wedding costume. This paper aims to identify the concept of Sundanese Tritangtu philosophy in Siger Sunda Priangan accessories which cover Sumedang, Sukapura, and Galuh regions. The analysis applies Levi-Strauss structuralism theory, through the stages of elements, binary opposition, transformation and paradigmatic. The three models of Siger Sunda Priangan style, Sumedang style, Sukapura style, and Galuh style were used as the objects of study. The fndings show the same physical structure forms a similar patern, so that the basic structure of Siger crown forms a triple patern in the philosophy of Sundanese people. The same structure of the three Siger forms shows the concepts of surface structure and deep structure in the way of thinking of the Sundanese people. In this context, it means that the form of Siger and the use of Siger in Sundanese brides have standard rules, because they have a sacred meaning.Keywords: Siger Sunda, Tritangtu, Sundanese Bride, Siger  ABSTRAKPengantin sebagai simbol perubahan siklus kehidupan manusia yang dimaknai secara sakral. Salah satu simbol kesakralannya berada pada penggunaan siger sebagai salah satu aksesoris kostum pengantin sunda. Tulisan ini bertujuan mengidentifikasi konsep Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh sebagai komponen dari filsafat Sunda Tritangtu pada aksesoris Siger Sunda Priangan yang meliputi wilayah Sumedang, Sukapura, dan Galuh. Analisis menggunakan teori strukturalisme Levi-Strauss, melalui tahapan elemen-elemen, oposisi binner, transformasi dan paradigmatik. Tiga model Siger Sunda Priangan gaya Sumedang, gaya Sukapura, dan gaya Galuh yang dijadikan objek kajian ditemukan struktur fisik yang sama berbentuk segitiga, sehingga struktur dasar mahkota Siger membentuk pola tiga. Struktur yang sama dari ketiga ragam bentuk siger tersebut menunjukkan konsep surface struktur dan deep struktur filsafat Tri Tangtu. Hal ini dimaknai, bahwa bentuk siger dan penggunaan siger pada pengantin sunda memiliki tata aturan yang baku, karena memiliki makna yang sakral.
Kreatifitas Pengrajin Dalam Pengembangan Kerajinan Bambu Desa Selaawi Kecamatan Garut Sandi Rediansyah; Wanda Listiani; Dinda Satya Upaja Budi
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol 7, No 2 (2022): Keragaman Seni Tradisional & Media Baru
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i2.2257

Abstract

Bamboo crafts in Garut area, more precisely in Selaawi District, are a picture of empowering surrounding natural products to become something playing a very important role for Selaawi community. In addition to being used for personal needs, bamboo is also a source of livelihood for the surrounding community. The bamboo craft which becomes the pride of Selaawi people is a large bird cage. Some of the things becoming a problem in this study are how big the influence on the development of the shape and variety of lampshade decorations, both from the outside community and from the people of Selaawi Region itself. This study uses qualitative methods with interviews. The data analysis is conducted inductively from important themes to common themes. The expected contribution of this study is to encourage the creativity of the craftsmen to create a new and diverse form of crafts. Moreover, it is significant to introduce bamboo handicrafts to the wider community as a characteristic or identity originating from Selaawi District Region.Keywords: Selaawi, Bamboo Crafts, Decorative Lamp Covers, Creativity ABSTRAKKerajinan bambu di daerah Garut, lebih tepatnya di Kecamatan Selaawi merupakan gambaran pemberdayaan hasil alam yang ada di sekitar menjadi sesuatu yang sangat berperan penting untuk masyarakat Selaawi. Bambu selain dimanfaatkan untuk keperluan pribadi juga menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat sekitar. Kerajinan bambu yang menjadi suatu kebanggaan masyarakat Selaawi ialah sangkar burung yang berukuran besar. Beberapa hal yang menjadi masalah pada kajian ini adalah seberapa besar pengaruh terhadap pengembangan bentuk dan ragam hiasan tutup lampu, baik dari masyarakat luar maupun dari masyarakat Daerah Selaawi itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara. Kemudian analisis data secara induktif dari tema-tema yang penting ke tema yang biasa, serta mengartikan makna dari data. Hasil yang diharapkan pada kajian ini ialah kreativitas para pengrajin ini menjadi modal utama dalam menciptakan suatu kerajinan bentuk baru dan beragam sekaligus memperkenalkan kerajinan bambu ke masyarakat luas sebagai ciri khas atau identitas yang berasal dari Daerah Kecamatan Selaawi.
Intensitas Pacaduan dalam Pola Hidup Masyarakat Kampung Sarkanjut Hadianto Hadianto; Retno Dwimarwati; Dinda Satya Upaja Budi
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol 7, No 2 (2022): Keragaman Seni Tradisional & Media Baru
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i2.2254

Abstract

The patern of community life is the result of ancestral ideas for the future life of the community. This lifestyle is agreed upon by certain communities as a way of life and is passed on to the next generation. The patern of life in the Sundanese people is passed down from karuhun or ancestors to their descendants through oral tradition. This is intended to facilitate the process of inheritance. One of the oral traditions found in the lifestyle of the people of Sarkanjut village is pacaduan. Pacaduan or prohibition in the life of Sarkanjut people consists of cadu beunghar and cadu nyinghareup kaler. Those two pacaduan or prohibition have a deep message to convey. The method used in this study was qualitative by using the intensity approach of representation theory. This approach is aimed to reveal the reasons why cadu beunghar and cadu nyinghareup kaler exist in Sarkanjut community. This research tries to understand the conventions or rules mentioned in the races so that they can be understood and be implemented by the people of Sarkanjut todays.Keywords: Patern of life, oral tradition, competition, intensity, representation  ABSTRAKPola hidup masyarakat merupakan hasil pemikiran leluhur untuk kehidupan masyarakat yang akan datang, pola hidup ini disepakati oleh masyarakat tertentu sebagai pegangan hidup dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Pola hidup pada masyarakat Sunda diwariskan dari karuhun atau leluhur kepada keturunannya melalui tradisi lisan, hal ini dimaksudkan untuk dapat mempermudah proses pewarisannya. Tradisi lisan yang ditemukan dalam pola hidup masyarakat kampung Sarkanjut salah satunya adalah pacaduan, pacaduan atau larangan dalam kehidupan masyarakat Sarkanjut terdiri dari cadu beunghar dan cadu nyinghareup kaler, dari kedua pacaduan tersebut tentunya memiliki pesan mendalam yang ingin disampaikan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan intesitas dari teori representasi, pendekatan ini dimaksudkan agar dapat diketahui dapat ditemukan alasan-alasan mengapa hadirnya cadu beunghar dan cadu nyinghareup kaler pada masyarakat Sarkanjut. Penelitian ini diharapkan dapat memahami konvensi atau aturan yang sebutkan dalam pacaduan hingga dapat dipahami secara logis dan dapat dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat Sarkanjut saat ini.
Perancangan Cerita Rakyat Sangkuriang Menggunakan Teknik Video Mapping Andri Setiawan
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol 7, No 2 (2022): Keragaman Seni Tradisional & Media Baru
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v7i2.2255

Abstract

The story of Sangkuriang or known as the legend of Mount Tangkuban Parahu, is a folklore living and developing in Indonesian society, especially in West Java. Sangkuriang is a local wisdom of the Sundanese which is full of messages, meanings and morals which can be learned and applied in everyday life by children. The development of technology and digital media allows everyone toaccess unlimited information. The easy access provides an opportunity to preserve cultural wealth with local wisdom values in digital packaging. Video mapping model is used to package the famous Sangkuriang legend in West Java. Video mapping is a technique of playing with projected light intoa certain area so that it is expected to atract children’s interest with more relevant media. This work uses design thinking theory and uses the 4p innovation approach from Chris Aton (2002). The creative work in producing the video mapping of Sangkuriang legend provides an alternative model for preserving the local wisdom values of Sangkuriang folklore which is more atractive and more accessible digitally.Keywords: Sangkuriang Folklore, Video Mapping, New Media  ABSTRAKPesatnya perkembangan teknologi membuat setiap individu dapat mengakses sebuah informasi dengan mudah dan berbanding lurus dengan perkembangan media dalam menyampaikan sebuah informasi. Munculnya media - media baru (new media) yang berbasis teknologi dapat dijadikan sarana inovasi dalam mengembangkan cerita rakyat Sangkuriang menjadi bentuk yang lebih baru dan dapat menjadi nilai lebih dalam membangun minat anak untuk mendalami cerita rakyat Sangkuriang yang merupakan kearifan lokal masyarakat Sunda. Salah satu media baru (new media) yang dapat kolaborasikan dengan cerita rakyat Sangkuriang adalah video mapping, Video mapping merupakan salah satu teknik memainkan cahaya yang diproyeksikan terhadap bidang tertentu, dibuat dengan teknik-teknik tertentu sehingga menimbulkan ilusi optik. Metodelogi dalam perancangan video mapping menggunakan metode “Design Thingking” atau cara berpikir desain dalam mencari  inovasi.

Page 11 of 12 | Total Record : 111