cover
Contact Name
Muhammad Awal
Contact Email
daengngerang@gmail.com
Phone
+62085242770947
Journal Mail Official
mediafisio@poltekkes-mks.ac.id
Editorial Address
Jl. Paccerakkang No. 77 Makassar - Sulawesi Selatan
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
ISSN : 20865937     EISSN : 27157288     DOI : https://doi.org/10.32382/mf.v12i1
Core Subject : Health, Science,
Ruang lingkup media fisioterapi adalah jurnal kesehatan yang mengelola artikel kesehatan dalam rumpun ilmu fisioterapi : 1. Fisioterapi Muskuloskeletal 2. Fisioterapi Neuromuskular 3. Fisioterapi Kardiovaskular dan Respirasi 4. Fisioterapi Geriatrik 5. Fisioterapi Pediatrik 6. Fisioterapi Ergonomi dan Kesehatan Kerja 7. Fisioterapi Olahraga, dan 8. Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
Articles 45 Documents
PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE DENGAN TEKNIK EFFLURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI GASTROCNEMIUS PEMAIN FUTSAL CLUB FUTSAL DPC BONTOCANI arpandjam'an arpandjam'an; Muhammad Awal; H. Tiar Erawan
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.431 KB) | DOI: 10.32382/mf.v10i2.552

Abstract

Pada olahraga futsal terlalu banyak aktifitas pada gastrocnemius  sehingga dapat timbul kelelahan pada kedua tungkai yang menyebabkan nyeri pada gastrocnemius. Kelelahan adalah suatu keadaan yang relatif, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, CO2 dan kontraksi otot yang kuat dan lama. Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot yang hampir sempurna selama satu menit atau lebih karena kehilangan makanan terutama kehilangan oksigen.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efflurage terhadap penurunan nyeri gastrocnemius pada pemain futsal club futsal DPC Bontocani. Jenis penelitian ini bersifat pra eksperimen dengan rancangan penelitian one group pre tes – post tes desain.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian efflurage dapat menghasilkan penurunan nyeri dari 4,540 pada pre test menjadi 3,040 pada post tets pada skala VAS, dengan rata-rata penurunan nyeri sebesar 1,500. Kemudian hasil Uji Pairet t-sample menunjukkan bahwa pemberian efflurage dapat memberikan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri gastrocnemius dengan nilai p (0,000) < 0,05.Dengan demilian dapat disimpulkan bahwa pemberian efflurage dapat memberikan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri gastrocnemius pada pemain futsal club futsal DPC Bontocani.Kata Kunci : Efflurage, Nyeri Gastrocnemius 
BEDA PENGARUH PEMBERIAN CONTRAX RELAX DAN HOLD RELAX TERHADAP PENURUNAN NYER AKIBAT SYNDROME PIRIFORMIS DI RSUD ARIFIN NU’MANG SIDENRENG RAPPANG Muh Ihsan; Anshar Anshar
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.691 KB) | DOI: 10.32382/mf.v12i1.1590

Abstract

Latar Belakang. Syndrome piriformis merupakan sekumpulan gejala-gejala termasuk nyeri pinggang atau nyeri bokong yang menyebar ke tungkai. Masih ada perbedaan pendapat dari para ahli, apakah  merupakan kondisi yang jelas ada dan menyebabkan nyeri myofacial dari paha, hypertrofi dan nyeri tekan pada otot piriformis, atau apakah  merupakan kondisi kompresi dari saraf sciatic yang menyebabakan nyeri neuropatik.Metode : Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen yaitu penelitian percobaan semu yang melibatkan variabel perlakuan yaitu Contrax relax dan hold relax, sedangkan variabel respons adalah nyeri akibat Syndrome Piriformis. Penelitian adalah Quasy experiment dengan desain pretest-post test two group design. Populasi target adalah semua pasien Syndrome Piriformis selama penelitian sejumlah 20 orang, dengan menggunakan total sampling.Sampel dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, kelompok perlakuan dengan Contrax relax yang berjumlah 10 orang dan kelompok perlakuan dengan hold relax yang berjumlah 10 orang. Penelitian ini menggunakan Oswetry Disability Index (ODI) untuk mengukur nyeri sebelum dan sesudah pemberian pemberian perlakuan..Hasil. Pemberian intervensi Contrax relax memberikan pengaruh dan perubahan nyeri pada penderita Syndrome Piriformis dengan rata-rata perubahan sebesar 36,40 dari 60,40 menjadi 24,00. Pemberian intervensi hold relax  memberikan pengaruh dan perubahan nyeri pada penderita Syndrome Piriformis dengan rata-rata perubahan sebesar 33,20 dari 58,80  menjadi 25,60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa contrax relax maupun hold relax memiliki pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri pada penderita Syndrome Piriformis.  Kesimpulan. Uji t independen untuk pengujian hipotesis, mulai dari nilai post ODI diperoleh nilai p= 1,000 >0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pemberian contrax relax dengan pemberian hold relax. Sebaiknya fisioterapis menerapkan contrax relax atau hold relax untuk mengurangi nyeri pada penderita Syndrome Piriformis. Kata Kunci : Contrax Relax, Hold Relax, Nyeri, Syndrome Piriformis.1 Jurusan Fisioterapi Poltekkes kemenkes Makassar
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN FUNGSIONAL LUMBAL AKIBAT SPONDILOLISTESIS DI RSUP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Hasbiah Hasbiah; Nurul Fajriah
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.601 KB) | DOI: 10.32382/mf.v11i1.818

Abstract

Spondylosis lumbal merupakan gangguan degenerative yang terjadi pada corpus dan discus intervertebralis, yang ditandai dengan pertumbuhan osteofit pada corpus vertebra tepatnya pada tepi inferior dan superior corpus. Dari temuan radiografik 13% pada pria usia 30-an, dan 100% pada pria usia 70-an. Sedangkan pada wanita umur 40-an 5% dan umur 70-an 96%. Penyebabnya yaitu faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan dan obesitas. Gejala yang sering muncul yaitu nyeri, spasme otot.             Penelitian ini merupaka case study dengan menggunakan sampel tunggal untuk mengetahui perubahan nyeri dan spasme otot setelah diberikan intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) dan terapi latihan William Flexion Exercise . alat ukur yang digunakan adalah VAS. Penelitian ini dilakukan di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo.                   Pada kajian kasus ini, hasil pemeriksaan ditemukan problematik yaitu adanya nyeri dan spasme otot m. Erector spine. Penatalaksanaa fisioterapi dengan menggunakan MWD dan William Flexion Exercise mengalami penurunan nyeri mulai dari pre test minggu I sebesar 6,5 sampai terapi minggu ke 4 turun menjadi 4,5, pada nyeri tekan juga terjadi penurunan nyeri mulai dari pre test minggu I sebesar 7 sampai pada terapi minggu ke IV turun menjadi 5.  Kata kunci : Spondylosis lumbal, Micro Wave Diathermy (MWD), William Flexion Exercise
PENGARUH STRETCHING TERHADAP PERUBAHAN FLEKSIBILITAS OTOT PEMAIN FUTSAL CHERUBIM FC MAKASSAR Sitti Nurmin; Anwar Sarman
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.252 KB) | DOI: 10.32382/mf.v11i2.1593

Abstract

Stretching merupakan teknik untuk menurunkan kontraksi ketegangan otot secara fisiologis, untuk mengurangi aktifitas saraf simpatis yang mengembalikan tubuh dalam keadaan seimbang. Stretching merupakan suatu bentuk latihan yang dilakukan dengan tujuan mengulur otot agar dapat menjadi lebih rileks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stretching terhadap perubahan fleksibilitas otot Pemain Futsal Cherubim Fc. Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen yaitu penelitian percobaan semu yang melibatkan variabel perlakuan yaitu stretching, sedangkan variabel respons adalah fleksibilitas otot. Desain penelitian adalah Quasy experiment dengan desain pretest-post test two group design. Populasi target adalah pemain futsal Cherubim Fc sebanyak 20 orang, sedangkan sampel adalah semua pemain futsal Cherubim Fc dengan teknik total sampling. Sampel dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, kelompok perlakuan yang berjumlah 10 orang dan kelompok kontrol yang berjumlah 10 orang. Penelitian ini menggunakan sit and reach test untuk mengukur fleksibilitas sebelum dan sesudah pemberian stretching 2 kali seminggu selama 1 bulan.  Pemberian stretching menghasilkan peningkatan fleksibilitas sebesar 4,70 ± 0,823 sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan sebesar 3,80 ± 0,422, pada Uji Mann whitney didapatkan nilai beda nilai p = 0,003 < 0,05. Ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol. Disarankan kepada pelatih agar memberikan streching untuk meningkatkan fleksibilitas otot pemain futsal Cherubim Fc.Kata Kunci : Stretching, fleksibilitas, pemain futsal.
MANFAAT Mc. KENZIE CERVICAL DAN MUSCLE ENERGY TECHNIQUE TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI PADA PENDERITA CERVICAL FACET SINDROME Hasnia Ahmad; Tiar Erawan; Darwis Durahim
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.406 KB) | DOI: 10.32382/mf.v10i2.805

Abstract

Cervical facet syndrome merupakan salah satu kondisi nyeri tengkuk yang bisa menjalar ke occiput, upper thoracal, shoulder, atau middle thoracal tergantung pada segmen cervical yang terkena. Penelitian ini adalah  quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Mc.Kenzie Cervical dan Muscle Energy Technique (MET) terhadap peningkatan lingkup gerak sendi (LGS) cervical pada penderita cervical facet syndrome. Sebuah  penelitian yang dilakukan di Poliklinik Fisioterapi RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Sampel adalah penderita cervical facet syndrome. Pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 20 orang yang dibagi kedalam 2 kelompok masing-masing 10 orang. Hasil penelitian menunjukkan  cervical facet syndrome terbanyak usia 40 – 44 tahun,yaitu   4 orang (40%) dan usia 45 – 50 tahun yaitu 8 orang (80%),  lebih banyak perempuan yaitu 11 orang dan laki-laki  9 orang. Uji  Wilcoxon bahwa Mc.Kenzie berpengaruh  bermakna terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical dengan rata-rata peningkatan sebesar 2,80 dan nilai p = 0,004 (p < 0,05) untuk ekstensi, serta 5,50 dan nilai p = 0,005 (p < 0,05) untuk rotasi, kemudian pemberian Muscle Energy Technique dapat menghasilkan pengaruh yang bermakna terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical dengan rata-rata peningkatan sebesar 2,70 dan nilai p = 0,004 (p < 0,05) untuk ekstensi, serta 5,40 dan nilai p = 0,005 (p < 0,05) untuk rotasi. Berdasarkan hasil analisis Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara Mc.Kenzie dengan Muscle Energy Technique terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical dengan nilai p = 0,651 (p > 0,05) untuk ekstensi dan nilai p = 0,841 (p > 0,05) untuk rotasi. Dengan demikian  tidak ada perbedaan pengaruh  bermakna antara Mc.Kenzie dengan Muscle Energy Technique terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical. Kata Kunci : Mc.Kenzie, Muscle Energy Technique, LGS Cervical
PENGARUH PEMBERIAN INTERFERENSI DENGAN ULTRASOUND PADA PENERAPAN HOLD RELAX TERHADAP PERUBAHAN NYERI DAN JARAK GERAK SENDI LUTUT PASIEN OSTEOARTHRITIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS Anshar Anshar; Hasnia Ahmad; Sudaryanto Sudaryanto
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.18 KB) | DOI: 10.32382/mf.v11i1.816

Abstract

Osteoarthritis merupakan penyakit gangguan musculoskeletal yang degeneratif, dimana jumlah kejadiannya cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup penduduk. Fisioterapi merupakan salah satu faktor terpenting dalam penanganan osteoarthritis secara komprehensif.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode yang lebih efektif antara interferensi dan hold relax dengan ultrasound dan hold relax terhadap perubahan  nyeri penambahan jarak gerak sendi akibat osteoarthritis sendi lutut. Penelitian ini adalah quasy eksperimen menggunakan pretest-posttest two group design. Populasi penelitian adalah semua pasien osteoarthritis yang berkunjung di Poliklinik Fisioterapi RSUD Salewangan Maros  dari bulan Juni sampai dengan September 2013 yang berjumlah 31 orang. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik purposive sampling sehingga jumlah sampel 20 orang yang dibagi atas dua kelompok.Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian interferensi dan hold relax dengan selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 1.94 + 0.72 cm dan ROM sebesar 16.500 + 5.800 dengan hasil uji wilcoxon p=0.005 < α= 0.05. Sedangkan pada intervensi ultrasound dan hold relax diperoleh selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 1.41 + 0.21 cm dan ROM sebesar 10.80 + 3.150 dengan hasil uji wilcoxon p= 0.005 < α= 0.05. Pada uji Mann-Whitney diperoleh adanya perbedaan yang signifikan diantara kedua perlakuan, pada nilai rata-rata VAS dengan p= 0.029 < α= 0.05. Sedangkan pada luas gerak sendi tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok terhadap nilai  ROM dengan p= 0.74 > p= 0.05.Kesimpulan penelitian ini adalah ada perubahan aktualitas nyeri dan jarak gerak sendi (ROM) sebelum dan sesudah pemberian interferensi dan hold relax serta ultrasound dan hold relax pada pasien osteoarthritis sendi lutut. Tidak ada perbedaan perubahan jarak gerak sendi (ROM) diantara kedua kelompok perlakuan. Kata Kunci : Interferensi, Ultrasound, hold relax,  Nyeri dan Jarak Gerak Sendi Lutut  Pasien, Osteoarthritis
GAMBARAN TINGKAT VO2 MAKS MAHASISWA TINGKAT I PROGRAM STUDI D.III JURUSAN FISIOTERAPI POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR Aco Tang; Muh Thahir; Hasbiah Hasbiah
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.754 KB) | DOI: 10.32382/mf.v11i1.1214

Abstract

ABSTRAKGambaran tingkat VO2 maks Mahasiswa Tingkat I Program Studi D.III JurusanFisioterapi Poltekkes Kemenkes MakassarPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran tingkat VO2 maks MahasiswaTingkat I Program Studi D.III Jurusan Fisioterapi Poltekkes KemenkesMakassar.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah MahasiswaTingkat I Program Studi D.III Jurusan Fisioterapi Poltekkes KemenkesMakassar, sedangkan sampel adalah Mahasiswa Tingkat I Program Studi D.IIIJurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar yang berjumlah 40 orang,dengan teknik sampling secara purposif sampling. Penelitian ini menggunakan bleeptest untuk mengukur VO2 maks sampel, sedangkan untuk mengukur IMT digunakanmikrotoise untuk mengukur tinggi badan dan timbangan untuk mengukur beratbadannya. Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini adalah Blankupengukuran Vo2 Maks, Tabel kriteria pengukuran Vo2 maks, Alat pengukur tinggibadaan dan berat badan, Lapangan dengan panjang minimal 22 meter dengan lebarminimal 10 meter.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 orang sampel didapatkan bahwa subyekyang memiliki VO2 maks kategori kurang sekali sebanyak 34 orang dengan persentasi85 %, dan kategori kurang 6 orang dengan persentase 15%. Dari penelitiandisimpulkan bahwa tingkat VO2 maks berada dalam kategori sangat kurang dankurang, tidak ada dalam kategori, cukup, baik dan baik sekali.Kata Kunci : VO2 maks, IMT, jenis kelamin mahasiswa jurusan fisioterapi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN SENAM NIFAS Andi Halimah; Anshar Anshar
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.222 KB) | DOI: 10.32382/mf.v10i2.801

Abstract

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan  selesai  sampai  alat-alat  kandungan  kembali  seperti  pra-hamil, masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Rustam, 1998). Dalam masa nifas alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya disebut involusi (Sarwono, 2002).Berdasarkan penelitian  yang pernah dilakukan terhadap  78 orang ibu nifas yang ada di Rumah Sakit Siti Khadijah Kabupaten Pinrang Makassar tentang manfaat senam nifas, hanya terdapat 4 orang ibu yang  mengetahui manfaat, sedangkan 74 lainnya tidak mengetahui manfaat senam nifas dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesibukan dengan pekerjaan masing-masing (Abd. Latief S).Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan yang diambil dari beberapa referensi dan diketahui ada beberapa faktor yang memengaruhi pelaksanaan senam nifas, yaitu : (1) faktor pengetahuan,  lebih banyak ibu nifas yang tidak mengetahui tentang manfaat dari senam nifas; (2) pendidikan,  pendidikan yang tinggi mempengaruhi pelaksanaan senam nifas dibandingkan yang pendidikan rendah; (3) kesehatan ibu akan lebih cepat pulih apabila melakukan senam hamil daripada yang tidak melakukan; (4) motivasi yang kuat mendorong seorang ibu untuk dapat melaksanakan senam hamil; (5) Faktor budaya mempengaruhi pelaksanaan senam nifas karena merupakan anggapan yang keliru terhadap perilaku ibu setelah melahirkan;  dan (6) Faktor tenaga kesehatan sangat berperan dalam pelaksanaan senam nifas, baik di Puskesmas, Rumah Sakit dan di Rumah.Berdasarkan hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa senam  nifas sangat bermanfaat untuk pemulihan kondisi ibu setelah melahirkan dan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, pendidikan, kesehatan ibu, motivasi, budaya dan peran dari tenaga kesehatan. Kata kunci: senam, ibu nifas, senam nifas,
HUBUNGAN ANTARA TEKANAN PANAS DENGAN KETAHANAN KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PELEBURAN DI PT. ANEKA TAMBANG TBK. UBPN POMALAA 2013 Anwar Sarman; Anshar Anshar
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.895 KB) | DOI: 10.32382/mf.v10i2.804

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara tekanan panas dengan ketahanan kerja karyawan pada bagian peleburan di PT. Aneka Tambang Tbk. UBPN Pomalaa 2013. Sebuah penelitian observasional Analitik dengan desain Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 79  orang dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tekanan panas pada bagian peleburan sebagian besar melebihi nilai ambang batas yang diperkenankan, sedangkan ketahanan kerja karyawan memiliki ketahanan kerja yang rendah yakni sebanyak 28 orang (63,6%) dari jumlah sampel. Dari hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara tekanan panas dengan ketahanan kerja karyawan dengan nilai hasil X2 hitung (13,442) > X2 tabel (3,841), ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Saran pada penelitian ini adalah pengaturan menerapkan pengendalian secara teknik untuk penurunan suhu lingkungan kerja, penyediaan air minum pada tempat-tempat tertentu  dan pemberian waktu istirahat yang ditetapkan atas dasar ketentuan perundang-undangan yang bertujuan untuk mencapai tingkat ketahanan kerja yang optimal.
PENGARUH TEKNIK FRICTION TERHADAP NYERI PADA PENDERITA TENNIS ELBOW TYPE II DI RUMAH SAKIT UMUM LASINRANG PINRANG Muhammad Awal; hasbiah hasbiah
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.049 KB) | DOI: 10.32382/mf.v11i1.827

Abstract

 Tennis elbow adalah suatu keadaan di mana otot ekstensor pergelangan tangan mengalami kerobekan atau rupture di bagian myofacial atau origo sehingga muncul reaksi jaringan yang mengakibatkan rasa nyeri pada epycondylus lateralis humeri teruatam saat lengan bawah bergerak kea rah ekstensi wrist dan supinasi. Nyeri tennis elbow dapat ditangani dengan modalitas fisioterapi berupa massage dengan teknik friction.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh teknik friction terhadap nyeri pada penderita tennis elbow di rumah sakit Umum Lasinrang Pinrang. Penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan pretest posttest one group design yang membandingk dan nilai rata-rata antara nyeri pre test dan nyeri post test. Populasi penelitian adalah semua penderita tennis elbow yang datang berobat di rumah sakit Umum Lasinrang Pinrang dengan jumlah 20 orang. Sampel penelitian adalah semua penderta tennis elbow yang datang ke poliklinik Fisioterapi rumah sakit Umum Lasinrang Painrang berjumlah 15 orang yang memenuhi krteria penelitian. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata intensitas nyeri akibat tennis elbow sebelum pemberian friction sebesar 51.27 dan nilai rata-rata intensitas nyeri akibat tennis elbow sesudah pemberian friction sebesar 41.80. Ini berarti terjadi penurunan nyeri setelah intervensi dengan friction sebesar 9.46 dengan nilai p= 0.001.Berdasarkan hasil penelitinan, maka disarankan seyogyanya perlu diberikan intervensi friction untuk pasien yang menderita nyeri akibat tennis elbow agar nyeri yang diderita oleh pasien dapat dikurangi. Kata Kunci : Friction, nyeri, tennis elbow