cover
Contact Name
Miftahul Mitoharoh
Contact Email
miftakhulmuthoharoh@gmail.com
Phone
+6285733591295
Journal Mail Official
redaksitabyin@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Dukun No 21 A Dukun Gresik
Location
Kab. gresik,
Jawa timur
INDONESIA
Tabyin; Jurnal Pendidikan Islam
ISSN : -     EISSN : 26860465     DOI : -
TABYIN: Jurnal Pendidikan Islam diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Ihyaul Ulum Gresik Indonesia. Terbit setiap Juni dan Desember setiap tahun. Redaksi mengundang para akademisi, dosen, maupun peneliti untuk berkontribusi dalam jurnal ini. Redaksi mengundang para akademisi, dosen, maupun peneliti untuk berkontribusi memasukkan artikel ilmiahnya yang belum pernah diterbitkan oleh jurnal lain. Naskah diketik dengan spasi 1,5 cm pada kertas ukuran A4 dengan panjang tulisan antara 20-25 halaman, 5000-7000 kata. Naskah yang masuk dievaluasi oleh dewan redaksi dan mitra bestari. Redaktur dapat melakukan perubahan pada tulisan yang dimuat untuk keseragaman format, tanpa mengubah substansinya. Bahasa yang digunakan dalam bentuk bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. Jurnal ini bisa diakses secara terbuka yang berarti bahwa semua konten yang tersedia bebas diakses tanpa biaya, baik kepada pengguna atau pada lembaganya. Pengguna yang diizinkan untuk membaca, mendownload, menyalin, mendistribusikan, mencetak, mencari, atau mensitasi ke teks lengkap dari artikel tidak harus meminta izin terlebih dahulu dari penerbit atau penulis.
Articles 68 Documents
Model Penanaman Budaya Religius Bagi Siswa Mukhamat Saini
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i1.2

Abstract

Untuk mengatasi perubahan zaman yang selalu berkembang dan berubah, pada era globalisasi ini dunia pendidikan dihadapkan dengan berbagai tantangan diantaranya adalah penjajah baru dalam bidang kebudayaan dan tuntutan masyarakat akan perlunya penegakan hak asasi manusia serta perlakuan yang lebih adil, demokratis, manusiawi dan bijaksana. Penjajahan kebudayaan yang masuk antara lain ialah budaya barat yang bersifat hedonisme. Yang berakibat manusia menjadi meremehkan nilai-nilai budi pekerti dan juga agama karena dianggap tidak memberikan kontribusi secara material dan keduniaan. Oleh karena itu, budaya religius sekolah sangatlah diperlukan untuk mewujudkan pribadi manusia khususnya peserta didik agar tercipta generasi muda yang religius dan taat pada agamanya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan kredibilitas, transferabilitas, dependibilitas dan konfirmabilitas. Kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Budaya religius yang tertanam di SMAN 2 Nganjuk adalah: Budaya 5s (senyum, salam, sapa, sopan dan santun), saling hormat dan toleran, kajian-kajian ke-Islaman, tadarus bersama dan holat berjamaah budaya religius yang tertanam bagi siswa di MAN 1 Nganjuk adalah membangun rasa saling percaya dan terbuka dalam berfikir, dari kedua budaya tersebut sekolah memberikan kegitan-kegiatan keagamaan antara lain: istighosah sholat hajat dan dhuha berjamaah setiap dua minggu sekali pada hari Senin, bedah kitab kuning, kajian Islam kontemporer, baca tulis Qur’an (BTQ), mengaji dan bersholawat Nabi sebelum memulai pelajaran, peringatan-peringatan hari besar Islam, adanya ponpes kilat di pondok pesantren Miftahul ‘Ula dan adanya khotmil Qur’an setiap awal bulan minggu pertama. 2) Strategi sekolah dalam menanamkan budaya religius pada siswa SMAN 2 Nganjuk adalah dengan: a. Knowing yaitu dengan memberikan pemahaman materi PAI secara mendalam; b. Living yaitu seluruh elemen sekolah mulai dari kepala sekolah sampai dengan siswa semuanya saling memberikan contoh atau suri tauladan yang baik; c. Actualing Acting yaitu sekolah membiasakan murid dengan kegitan-kegiatan keagamaan yang nantinya bisa diterapkan di masyarakat. Sedangkan strategi MAN 1 Nganjuk: a. Pendekatan suri tauladan (Living); b. Pembiasaan (religius Activity); c. Mengawasi secara berkelanjutan (supervision); 3) Dampak pembentukan budaya religius terhadap perilaku keagamaan siswa SMAN 2 Nganjuk adalah jika siswa sudah terbiasa hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kebiasaan religius, kebiasaan itu pun akan melekat dalam dirinya dan diterapkan di mana pun mereka berada. Dampak pembentukan budaya religius terhadap perilaku keagamaan siswa MAN 1 Nganjuk adalah untuk menjadikan siswa memiliki moral dan akhlakul karimah. Dengan moral dan akhlakul karimah yang dimilikinya akan mampu mengarahkan minatnya untuk terus belajar mencari ilmu.
Pendidikan Behavioristik dan Aktualisasinya Muhtafi Muktar
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i1.4

Abstract

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa persoalan dalam dunia pendidikan tidak kunjung usai. Hingga akhirnya berbagai teori belajar muncul sebagai salah satu tawaran pemecahan problematika dalam kegiatan pembelajaran. Diantara berbagai teori yang banyak memberikan kontribusi adalah teori belajar Behavioristik. Terdapat beberapa tokoh yang memiliki andil dalam perkembangan teori ini, diantaranya: Ivan Pavlov dengan teori Clasical Conditioning, Edward Lee Thorndike dengan teori Koneksionisme, Burrhus Frederic Skinner dengan teori Operant Conditioning, John Broadus Watson dengan teori Conditioning, Edwin Ray Guthrie dengan teori Contiguous Conditioning Theory, dan Carl Leonard Hull dengan teori Drive Reduction Theory.
Pengaruh Literasi terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa di MI Roudlotul Falah Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo Saidur Ridlo
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i1.5

Abstract

Literacy is the ability to access, understand, and use something intelligently through various activities or activities, including reading, seeing, listening, writing and speaking. Science Process Skills (KPS) is a learning approach oriented to science learning. This study aims to study the Effect of Literacy on Science Process Skills of Students at MI Roudlotul Falah District of Sidoarjo, Sidoarjo Regency. This type of research is a quantitative approach. The type of research approach is descriptive quantitative, namely research to give a description of the symptoms, phenomena, or facts examined by describing the value of independent variables, without intending to connect or compare. Data collection methods used in this study were observation, interviews, documentation and questionnaires. From the results of the study, the Influence of Literacy on the development of Science Process Skill Students have a value of 78.190%, thus the variable shows sufficient category. This means demonstrating that Literacy Against the Development of Science Process Skill is quite influential for Students at MI Roudlotul Falah.
Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Keberhasilan Belajar Siswa di SMP Darul Ulum Wadungasri Waru Sidoarjo Ahmad Ahmad
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i1.6

Abstract

Tingkat Pendidikan Orang Tua adalah jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh oleh bapak kandung sebagai bekal agar dapat mendidik anak- anaknya dengan baik dan benar, misalnya: SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, dan Perguruan Tinggi. Hipotesis yang penulis kemukakan dari permasalahan tersebut terdiri hipotesis mayor dan hipotesis minor yaitu 1. Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap keberhasilan belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, 2. Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap keberhasilan belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Ulum Wadungasri Waru Sidoarjo. Kemudian hasil dari analisis data terdapat simpulan bahwa dapat diketahui nilai r 0,964 dan setelah dikonsultasikan pada tabel interprestasi maka dapat dikategorikan bahwa tingkat pendidikan orang tua tinggi pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Ulum Wadungasri Waru Sidoarjo.
Pengaruh Bimbingan Belajar Intensif terhadap Pencapaian Akademis Peserta Didik Kelas IV Mata Pelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013 di Mi Salafiyah Syafi’iyah II Abd. Hakim
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i1.7

Abstract

Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari disetiap jenjang pendidikan mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA sampai jenjang perguruan tinggi. Keberadaan ilmu Matematika begitu penting bagi perkembangan peserta didik untuk meningkatkan prestasinya, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lain. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal maka harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Proses pencapaian prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh bimbingan belajar intensif terhadap capaian akademis siswa kelas IV Mata Pelajaran Matematika pada Kurikulum 2013 di MI Salafiyah Syafi’iyah II” Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode analisis paired sampel t-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV yang berjumlah 44 siswa dan sampelnya sebesar 20 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan “ Simple Random Sampling”. Teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan berperan serta dan tes ujian. Teknik analisis data menggunakan paired sampel t-test untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah bimbingan belajar untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bimbingan belajar intensif terhadap prestasi belajar Matematika. Dari hasil analisis data diketahui terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara nilai matematika sebelum mendapatkan bimbel intensif dan sesudah mendapatkan bimbel intensif. Program bimbingan belajar intensif dapat mengatasi siswa yang tidak tuntas belajar guna mencapai ketuntasan belajar siswa serta dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah, maka ada pengaruh positif dan signifikan antara bimbingan belajar intensif terhadap capaian akademis siswa kelas IV mata pelajaran matematika di MI Salafiyah Syafi’iyah II. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan pada pihak sekolah terutama guru agar bimbingan belajar intensif dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu siswa mencapai ketuntasan belajar karena pada bimbingan belajar intensif siswa yang belum tuntas belajar akan mendapatkan lagi penjelasan materi yang sudah diajarkan. Bagi peneliti yang akan datang, apabila akan menggunakan variabel yang sama dalam penelitiannya disarankan agar mengambil jumlah sampel yang lebih besar sehingga hasil penelitian tersebut bisa bermanfaat bagi banyak pihak.
Implementasi Integrasi Pendidikan Salaf dan Khalaf dalam pemikiran KH. Najib Salimi di Pondok Pesantren Al-Luqmanniyyah Yogyakarta Suharno Noto Anom Indratmojo
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i2.14

Abstract

Al-Luqmaniyyah Islamic boarding school has a special phenomenon compared to other salaf Islamic boarding schools. Al Luqmaniyyah Islamic boarding school is located in an urban center area full of development and modernization in several social and cultural aspects. That is one of the supporting factors students in Al-Luqmaniyyah Islamic Boarding School. They are student who is studying on Yogyakarta's campus areas. Even though most of the santri are students, they are still have many other activities. They lives with a system of forgiveness, such as santri are encouraged to do ascetic practice, riyadoh and mujahadah. Things that more interesting are viewed from the figure of the kiyahi. KH. Najib Salimi, who have a less formal educational background, leads Al Luqmaniyyah become a great school. This is extraordinary, he was able to run the wheels of Islamic boarding school education with a state of santri that was so intellectually and modernly advance. This research is a qualitative research. Data was analyzed using inductive mindset. That is an analysis which tends to use words to explain phenomenas or datas that are still in general towards some conclusions that are more specific. The results of the study show that in order to maintain its existence among others, Al-Luqmaniyyah Islamic Boarding School integate liafe changes without eliminating the existence of noble traditions in order to maintain virtue of each and everyone of them. This was a caregiver policies in developing the curriculum and managerial of this school. That includes: allocation of learning time, learning strategies and methods, leadership and learning facilities.
Nalar Pendidikan Feminis Dalam Konstruksi Kesetaraan Gender Amina Wadud Muhammad Fahmi; Hanik Yuni Alfiyah
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i2.17

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa permasalahan: (1) Bagaimanakah konstruksi kesetaraan gender Amina Wadud? (2) Bagaimanakah nalar pendidikan feminis dalam konstruksi kesetaraan gender Amina Wadud? (3) Bagaimanakah implikasi nalar pendidikan feminis Amina Wadud bagi eksistensi pendidikan Islam? Permasalahan yang ada dijawab melalui penelitian kualitatif-literatur (library research) dengan metode pengumpulan data melalui inventarisir data-data primer, sekunder, dan pendukung. Data primer bersumber dari karya-karya Amina Wadud; data sekunder diambil dari karya orang tentang pemikiran Amina Wadud; dan data pendukung didapat dari karya-karya yang terkait dengan tema penelitian. Data-data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Konstruksi kesetaraan gender Amina Wadud didasarkan pada tafsir tauhid. Perempuan dan laki-laki hanya sebutan istilah spesies, keduanya memiliki peran yang setara dan seimbang. Keduanya dilahirkan dari jalan yang sama. Kemudian dimatikan dengan jalan yang masih bersifat rahasia. Lalu dibangkitkan di suatu tempat (padang mahsyar), diadili sesuai dengan amalan masing-masing. Hal utama yang membedakan peran antar manusia laki-laki dan perempuan adalah kapasitas ketaqwaannya, bukan jenis kelaminnya. Nalar pendidikan feminis begitu tampak dalam konstruksi kesetaraan gender Amina Wadud. Amina Wadud benar-benar memperjuangkan kesetaraan relasi antara perempuan dan laki-laki di ranah publik. Jenis kelamin tidak menjadi pijakan utama untuk merekomendasikan apakah seseorang itu layak berkarir ataukah tidak. Pijakan utama adalah capacity atau quality. Dengan paradigma ini, maka perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan yang sama untuk berkarir di ranah yang sesuai dengan kapasitasnya. Inilah nalar pendidikan feminis, pendidikan yang pro terhadap keadilan gender. Nalar pendidikan feminis, yakni pendidikan yang memperjuangkan kesetaraan relasi peran perempuan dan laki-laki, berimplikasi bagi eksistensi pendidikan Islam. Implikasinya, pendidikan Islam harus berpihak pada kesetaraan dan keadilan gender. Desain dan praktik pendidikan Islam yang berkeadilan gender harus dimulai dari kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, kontrol, evaluasi dan penganggarannya. Implikasi nalar pendidikan feminis bagi pendidikan Islam berarti pendidikan Islam harus berpihak pada upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
Konflik Klas dan Gender dalam Politik Agama Jainudin
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i2.20

Abstract

Agama dipandang sebagai sumber moral, sementara di sisi lain dianggap sebagai sumber konflik. Teori konflik beranggapan bahwa masyarakat adalah suatu keadaan konflik yang berkesinambungan diantara kelompok dan berkecenderungan ke arah perselisihan, ketegangan dan perubahan. Penganut suatu agama adalah manusia bagian dari masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menjadi lahan konflik sebagaimana diisyaratkan oleh teori konflik. Dan agama memiliki potensi yang dapat melahirkan berbagai konflik (intoleransi), baik antar agama maupun intra suatu agama. Namun masih ada masyarakat yang memandang agama sebagai suatu yang positif yang didasarkan pada pandangan kaum fungsional (fungsionalisme). Disisi lain agama dipandang sebagai sesuatu yang mengakibatkan adanya disfungsi dan terwujudnya disintegrasi sosial. Disisi lain disamping agama sebagai sumber konflik masih ada lagi sumber konflik yang lain yaitu peran jender dalam masyarakat, yang merupakan kultur yang menentukan harapan-harapan pada laki-laki dan perempuan dalam berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam masyarakat. Korelasi antara perbedaan jender dan status sosial. Semakin besar perbedaan semakin timpang pula status sosial, dan semakin kecil pula perbedaan status sosial itu. Karl Marx memahami seluruh kehidupan sosio budaya ditentukan oleh pertentangan antara dua kelas sosial yang terlibat dalam proses produksi yaitu kaum industriawan yang mengontrol alat produksi dan kaum proletar sebagai pekerja. Feminisme memandang secara khusus kedudukan perempuan ditengah-tengah masyarakat. Secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1. Feminis liberal kelompok ini berpendapat bahwa laki-laki maupun perempuan diciptakan seimbang tidak terjadi penindasan antara satu dengan lain. 2. Feminis Marxis-Sosialis; aliran ini berupaya menghilangkan struktur kelas dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Dengan melontarkan isu bahwa ketimpangan peran antara kedua jenis kelamin itu sesungguhnnya lebih disebabkab oleh faktor alam. 3. Feminis radikal dalam kelompok ini perempuan tidak harus bergantung pada laki-laki, bukan saja dalam hal kebendaan tetapi juga dalam hal pemenuhan kebutuhan sek. Perempuan bisa mendapatkan kepuasan sek dengan sesama perempuan. Gender dalam perspektif teori konflik bahwa perempuan sebagai kelompok penyumbang yang paling banyak dalam menyediakan tenaga murah dalam produksi yang sangat menguntungkan bagi kapitalis. Konstruksi jender sudah mengakar pada masyarakat sebagai inspirator munculnya persepsi masyarakat sistem patriarkhi sebagai bias jender. Agama dilihat dari sudut pandang konflik membuka celah lebar untuk menjadikan sebab munculnya ketegangan sosial dalam masyarakat. Namun di sisi lain bahwa konflik yang bersifat fungsional atau konsensus baru yang bermuara pada perbaikan.
Penerapan Nilai-Nilai Religiusitas Individu Dalam Mencapai Kepuasan Kerja Dosen Moch. Ikwan
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i2.21

Abstract

Idealnya, nilai religiusitas mampu membentuk paradigma baru tentang kepuasan kerja, karena agama merupakan motivasi hidup manusia dalam konteks Islam. Tentu saja agama di sini bukan hanya sekedar pengetahuan, melainkan sudah diimplementasikan dalam tataran praktis secara simultan, sehingga mampu meningkatkan kesehatan psikologi, kecerdasan emosional dan juga kecerdasan spiritual. Penerapan nilai-nilai religiusitas individu yang meliputi iman, islam dan ihsan yang dilakukan secara konsisten dan dengan cara yang benar akan dapat mempengaruhi mindset seorang dosen dalam hal reward atau kompensasi kerja. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki prinsip atau motivasi internal, bahwasanya bekerja sebagai dosen tidak selalu diukur dengan kompensasi material. Namun ada motivasi lain yang tidak kalah penting, yaitu balasan kebaikan dari amalnya di akhirat nanti dan juga kebaikan-kebaikan dunia yang bersifat immateri. Di samping itu, akan muncul juga kesadaran bahwa profesi dosen merupakan tanggungjawab moril sebagai akademisi untuk ikut mencerdaskan bangsa.
Multiple Intelligences dalam Pembelajaran yang menyenangkan Khoirunnisaa’
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i2.22

Abstract

Konsep multi-kecerdasan (multiple intelligences) bukan tujuan tetapi lebih pada cara untuk membantu siswa mencapai tujuan penting yaitu mampu bekerjasama antara siswa dan guru. Dalam teori multi-kecerdasan bagi pendidikan adalah merangsang guru dan siswa untuk imajinatif dalam kurikulum, memutuskan bagaimana kurikulum diajarkan atau disampaikan dan menentukan bagaimana pengetahuan siswa ditunjukkan. Terdapat tujuh jenis kecerdasan yang dapat membantu membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, yaitu : (1) kecerdasan verbal-linguistik, yaitu kemampuan dalam menggunakan bahasa; (2) kecerdasan logis-matematik, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan mengenal pola-pola, aturan dan rangkaian alasan; (3) kecerdasan visual-spasial, kemampuan untuk memahami bentuk dan gambar-gambar; (4) kecerdasan berirama-musik, yaitu kapasitas berpikir tentang musik seperti mampu mendengar, mengingat, mengenal, dan bahkan memanipulasi pola-pola musik; (5) kecerdasan jasmaniah-kinestetik, yaitu kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu; (6) kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan untuk membaca tanda dan isyarat sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, dan mampu menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat; (7) kecerdasan intrapersonal, yaitu kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara komprehensif guna menghadapi, merencanakan, dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.