cover
Contact Name
Rizaldy Purnamo Pedju
Contact Email
-
Phone
+6282346016601
Journal Mail Official
jurnal.potretpemikiran@iain-manado.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. SH Sarundajang, Kawasan Lingkar I, Malendeng Manado Kode Pos 95128
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Potret Pemikiran
ISSN : 16931874     EISSN : 25280376     DOI : -
Potret Pemikiran terdaftar dengan nomor ISSN 1693-1874 (Cetak), ISSN 2528-0376 (Online) adalah jurnal peer-review yang diterbitkan dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado. Potret Pemikiran mulai menerbitkan artikel-artikel versi cetak pada tahun 2000. Potert Pemikiran adalah jurnal pertama di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Manado yang sekarang bertranformasi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado. Saat itu, Potret Pemikiran melingkupi cangkupan ilmu secara umum, yaitu ilmu politik, hukum, ekonomi, pendidikan, serta agama hingga tahun 2018. Sejak tahun 2019, Jurnal Potret Pemikiran fokus dan jangkauannya terkait Pemikiran Islam di bidang: Filsafat, Tasawuf, Politik Islam dan sosial Keagamaan, serta terjadi perubahan gaya selingkung yaitu menjadi APA 6th Edition (American Psychological Association).
Articles 106 Documents
PERAN KOMUNIKASI ASERTIF KONSELOR ALAM PROSES LAYANAN KONSELING UNTUK EMBANTU MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KONSELING Ekawati S Rukmana
Potret Pemikiran Vol 21, No 1 (2017)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v21i1.734

Abstract

Abstract. Professional counseling is expected to assist in solving the problems of the counselee, the counselee generally come to the counselor with the problem, whether it was about family, friends, romance or love, career, and life during the difficult issues in the world and the fear of the afterlife. Counselor as a facilitator should be able to master the theory and practice of counseling either counseling west and counseling Islamic approach in order to counselee feel comfortable in the counseling process that is undertaken, so that the counselee very open to all the problems he faced, and counselee can independently solve the issue and be able to develop themselves to a better way. With the help of a counselor as a facilitator, using existing counseling skills including assertive communication skills expected counselee can get out of the difficulties she experienced and can happily live their lives. Keywords: assertive communication, counselor, counselee, the counseling process. Abstrak. Konseling professional diharapkan dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan konseli, konseli umumnya datang kepada konselor dengan membawa permasalahannya, baik itumasalah keluarga, teman, asmara atau cinta, karir maupun masalah kesulitan hidup selama di dunia dan ketakutan akan kehidupan akhirat. Konselor sebagai fasilitator harus mampu menguasai teori dan praktek konseling baik itu praktek konseling barat maupun konseling islam agar konseli merasa nyaman dalam proses konseling yang dijalani, sehingga konseli sangat terbuka terhadap semua permasalahan yang ia hadapi, dan konseli secara mandiri dapat menyelesaikan permasalahan dan dapat mengembangkan dirinya kea rah yang lebih baik. Dengan bantuan konselor sebagai fasilitator, dengan menggunakan ketrampilan konseling yang ada termasuk ketrampilan komunikasi sertif di harapkan konseli dapat keluar dari kesulitan yang ia alami dan dapat bahagia menjalani kehidupannya. Keywords: Komunikasi asertif, Konselor, Konseli, Proses konseling.
KONSEP EPISTEMOLOGI AKAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM Nur Shadiq Sandimula
Potret Pemikiran Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i1.970

Abstract

This article trying to analyze the concept of intellect according to Islamic scholar (ulama). Based on a library research, this research uses a descriptive analysis method to derive the data and information from the books of Islamic authoritarive scholar about the topic. The research shows that intellect according to Islamic scholar is an accidental abstract potential that placed in the heart, and the one who posses it have a capabililty to contemplate about a reality and meaning of everything and at once to justify and consider the value of the meaning and reality itself. Intellect is not just a cognitive faculty but also intuitive capability, it is not just a rational analysis, but also moral choice, it is not just a conceptual faculty towards empirical world, but also spiritual capability towards sprititual and ideal or imaginal world. For the conclusion, Islamic way of thinking is integrative or unified based on Tauhidic concept. In Islamic concept of rational and intellectual thinking, there is no dichotomy or separation between internal (batin) and external (zahir) reality, cognitive and intuitive, material and spiritual, rational and moral, knowledge and deed, sacral and profane, ideality and reality, and also this world and the hereafter. This concept is known as the Tauhidic Concept of Knowledge.Keywords: Epistemology; intellect; cognitive; intuitive Artikel ini hendak menganalisis pendapat para ulama Islam berkenaan dengan konsep akal. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research), penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif atas data dan informasi yang diperoleh dan diderivasi dari buku-buku para ulama Islam yang otoritatif berkenaan dengan topik tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa akal menurut ulama Islam adalah suatu potensi abstrak berwujud aksiden yang bertempat pada hati yang dengannya ia dapat melakukan kontemplasi dan perenungan terhadap hakekat dan makna sekaligus justifikasi dan pertimbangan mengenai nilai yang baik maupun yang buruk. Akal bukan sekedar suatu kepahaman secara kognitif namun juga mengandung unsur intuitif, bukan sedekar analisis rasional namun termasuk juga pilihan moral, dan bukan sekedar kemampuan konseptual terhadap alam fisik namun juga merupakan kemampuan spiritual terhadap alam metafisik. Kesimpulannya, Cara berpikir dalam Islam bersifat integratif atau terunifikasi berdasarkan konsep tawhid Islam tidak mengenal dikotomi atau pemisahan antara aspek internal (batin) dan eksternal (lahir), kognisi dan intuisi, material dan spiritual, rasional dan moral, ilmu dan amal, sakral dan profan, idealitas dan realitas, serta dunia dan akhirat.Kata kunci: Epistemologi; akal; kognitif; intuitif
PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA Nasruddin Yusuf; Faradila Hasan; Fitria Ayu Lestari Niu
Potret Pemikiran Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i1.973

Abstract

This chapter focuses on Mohammad Hatta's thoughts on Sharia Economics embodied in the 1945 Constitution, namely articles 33 and 34. The method used in this study is library research using a nomative approach. The concepts implicit in these Articles give birth to important points including the concept of Community Economy, where Hatta is very upholding the values of justice and prosperity in society and economic activities must be carried out by all Indonesian people by creating a spirit of kinship, mutual support mutual cooperation and no interference from the colonial nation, this is intended so that the Indonesian people free from the shackles of the invaders. the realization of this People's Economy is in line with the word of Allah in QS. Al-Haysr: 7; QS. Al-Maidah: 120; QS. Al-Humazah; 1-3; QS. Al-Ma’un: 1-7; QS. At-Taubah: 34 and 71Keywords: Mohammad Hatta; 1945 Constitution; Islamic Economics.Tulisan ini fokus pada pemikiran Mohammad Hatta tentang Ekonomi Syariah yang diejawantahkan dalam UUD 1945 yaitu pada pasal 33 dan 34. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research dengan menggunakan pendekatan nomatif. Konsep-konsep yang tersirat dalam Pasal-Pasal ini melahirkan poin-poin penting diantaranya konsep Ekonomi Kerakyatan, dimana Hatta sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan serta kemakmuran dalam bermasyarakat dan kegiatan perekonomian harus dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia dengan cara menciptakan semangat kekeluargaan, gotong-royong dan tidak ada campur tangan dari bangsa kolonial, hal ini dimaksud agar rakyat Indonesia terbebas dari belenggu penjajah.  Wujud implementasi Ekonomi Kerakyatan ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Haysr: 7; QS. Al-Maidah: 120; QS. Al-Humazah; 1-3; QS. Al-Ma’un: 1-7; QS. At-Taubah: 34 dan 71Kata kunci: Mohammad Hatta; Undang-Undang Dasar 1945; Ekonomi Syariah.
MUKTI ALI DAN TRADISI PEMIKIRAN AGAMA DI INDONESIA Almunauwar Bin Rusli
Potret Pemikiran Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i1.929

Abstract

This article discusses the religious ideas tradition of Mukti Ali. As a Muslim scholar, he has a concern for the future of religions in Indonesia. This phenomenon is caused by missunderstanding of peoples about the history and faith of other religions. That is why, there is a negative labeling, prejudice and discrimination. Mukti Ali filed four concepts to understand religions namely motivatif, creative, sublimatif and integration concepts. Mukti Ali also import three practical methodology in applying those concepts. First, a personal document. Second, an interview. Third, the participant observation. Thus, the concepts and methodologies can help Indonesian society in creating, managing and disseminating the values of peace.Keywords: Mukti Ali; Religions; Indonesia Artikel ini membahas tradisi pemikiran agama Mukti Ali. Sebagai cendekiawan Muslim, dia memiliki kepedulian terhadap masa depan agama-agama di Indonesia. Fenomena ini disebabkan oleh kesalahpahaman masyarakat tentang sejarah dan iman agama lain. Oleh sebab itu ada pelabelan negatif, prasangka serta diskriminasi. Mukti Ali mengajukan empat konsep untuk memahami agama-agama yaitu konsep motivatif, kreatif, sublimatif dan integrasi. Mukti Ali juga mengajukan tiga metodologi praktis dalam menerapkan konsep tersebut. Pertama, personal document. Kedua, interview. Ketiga, participant observation. Dengan demikian, konsep dan metodologi ini dapat membantu masyarakat Indonesia dalam menciptakan, mengatur dan menyebarluaskan nilai-nilai perdamaian. Kata kunci: Mukti Ali; Agama; Indonesia
KONSEP TOLERANSI DAN KEMATANGAN AGAMA DALAM KONFLIK BERAGAMA DI MASYARAKAT INDONESIA Anwar Hafidzi
Potret Pemikiran Vol 23, No 2 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i2.1003

Abstract

Tolerance may through tensions between religious communities and give rise to a different sense of Brotherhood. Tolerance in life is seen from two controversies, namely Islam and social psychology. A literary review with a descriptive analysis is the method used in this study. Two theories are discussed here, i.e. the internal and external discussion. Internally, address and maintain the agreed convictions of the principle of pluralism. In the mean time, existing behaviors may be given in compliance with the maturity or mature agreement of the religion. The idea embedded in society's definition of tawazun and tasamuh. Keywords: Concept; Tolerance; Islamic approach; Psychology of Religion Toleransi merupakan suatu hal yang dapat mengurangi konflik antar umat beragama dan memunculkan rasa persaudaraan meski berbeda keyakinan. Toleransi dalam kehidupan ini ditinjau dari dua pendekatan, yaitu dalam Islam dan psikologi agama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah kepustakaan dengan kata kunci toleransi bermasyarakat dan berakidah. Pendekatan ini setidaknya akan menemukan dua teori pendekatan, yaitu pendekatan toleransi internal dan eksternal. Secara internal, toleransi dalam pendekatan agama mengakui adanya konsep pluralisme  dalam memilih keyakinan dan menjalankannya. Adapun secara eksternal, toleransi dapat diyakini berdasarkan kematangan sikap dalam beragama atau mampu dalam beradaptasi secara matang. Konsep yang ditemukan adalah konsep tasamuh dan tawazun dalam bermasyarakat dan berakidah. Kata kunci: Konsep; Toleransi; Pendekatan Islam; Psikologi Agama
PERKEMBANGAN RELIGIOUS STUDIES DI BARAT (PANDANGAN ORIENTALIS DAN PEMAKNAAN ATAS AGAMA) Rahman Mantu; Siti Aisa
Potret Pemikiran Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i1.998

Abstract

Western intellectuals are so concerned about religious studies. Their arguments are the subject of criticism and studies that continue to this day. the debate is about the position of religion whether as a way of life, belief, belief in something that is supernatural or religion as an object of study that can be interpreted with a logical scientific approach. This article will answer questions regarding the interpretation of religion by orientalists. Some names such as Max Muller to Charles Adams contributed thought. By using a comparative library analysis, the writer maps the ideas, ideas, and concepts of western scholars to the meaning of religion and the results of each orientalist express their thoughts that religion can function in accordance with the approach used, be it cultural, social, political , and economics. Keywords: Orientalist; West; Religion; Scientific; Confidence.  Intelektual Barat begitu memberikan perhatian terhadap studi agama. argumentasi mereka menjadi bahan kritikan dan kajian yang berlangsung terus menerus hingga hari ini. perdebatannya ada pada soal kedudukan agama apakah sebagai pedoman hidup, kepercayaan, keyakinan atas sesuatu yang gaib sifatnya ataukah agama sebagai objek studi yang bisa di maknai dengan pendekatan ilmiah yang logis. Artikel ini akan menjawab pertanyaan berkenaan dengan pemaknaan atas agama oleh para orientalis. Beberapa nama seperti Max Muller sampai Charles Adams memberikan sumbangsih pemikiran. Dengan menggunakan analisis kepustakaan yang komparatif, penulis melakukan pemetaan atas ide, gagasan, serta konsep para sarjanawan barat terhadap pemaknaan atas agama dan didapati hasilnya masing-masing orientalis mengemukakan pikirannya bahwa agama bisa berfungsi sesuai dengan pendekatan yang digunakan, baik itu budaya, sosial, politik, maupun ekonomi. Kata kunci: Orientalis; Barat; Agama; Ilmiah; Keyakinan
MULTICULTURALISM AND TRANSDISCIPLINARITY: AN EPISTEMOLOGICAL PROPOSAL FOR IAIN MANADO’S MULTICULTURALISM Sulaiman Mappiasse
Potret Pemikiran Vol 23, No 2 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i2.1000

Abstract

Since 2017, IAIN Manado has embraced multiculturalism as a core value for its vision to become an excellent Islamic higher education institution in Southeast Asia in 2035. This policy has however been taken without prior wide scholarly discussions. Consequently, the internalization and translation of this value into IAIN’s processes of education are facing some difficulties. This paper proposes a conceptual framework around multiculturalism and transdisciplinarity for IAIN Manado in its attempt to develop competitiveness. It argues that the notion of multiculturalism is always political so that IAIN Manado may develop its own concepts and practices of multiculturalism. It also argues that in order for IAIN Manado to accomplish the implementation of its multiculturalism as a culturally epistemological vision, it should consider the espousal of transdisciplinarity as an academically epistemological vision. Keywords: Multiculturalism; Transdisciplinarity; Vision; IAIN Manado Sejak 2017, IAIN Manado telah memilih multikulturalisme sebagai nilai utama dari visinya untuk menjadi perguruan tinggi Islam unggul di Asia Tenggara pada tahun 2035. Namun demikian, kebijakan ini telah diambil tanpa didahului diskusi-diskusi luas yang melibatkan para ahli. Akibatnya, internalisasi dan realisasi nilai ini ke dalam proses pendidikan di IAIN Manado mengalami berbagai kesulitan. Artikel ini mengajajukan kerangka konseptual tentang multikulturalisme dan transdisiplinaritas untuk IAIN Manado dalam usahanya mengembangkan daya saing. Artikel ini berargumen bahwa konsep multikulturalisme selalu bersifat politis sehingga IAIN Manado dapat mengembangkan konsep dan praktik multikulturalnya sendiri. Selain itu, untuk menyempurnakan implementasi visi multikuluralnya sebagai sebuah visi epistemologis secara budaya, IAIN Manado sebaiknya mempertimbangkan untuk mengadopsi transdisiplinaritas sebagai sebuah visi epistemologis secara akademik. Kata Kunci: Multikulturalisme; Transdisiplinaritas; Visi; IAIN Manado
KONTROVERSI KEMAKSUMAN RASUL ÛLU Al-'AZMI DALAM PERSPEKTIF SYI’AH DAN SUNNI (STUDI KOMPARATIF TAFSIR AL- THABARSI DAN AL-QURTHUBI) Muhammad Tajuddin
Potret Pemikiran Vol 23, No 2 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i2.997

Abstract

The prophets from the class of Ûlu Al-’Azmialso got warnings from Allah although this is the highest class. Those warnings emerged different ulama from different classes. Those warnings in Al-Qur’an need interpretation and explanation to avoid misinterpretation. Because when a prophet is claimed guilty, the followers will be hesitating. This thesis uses interpretation with comparative method that is done by Al-Thabarsidan Al-Qurthubi that is explained in Majma’ Al-BayandanAl-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an. Al-Thabarsi from Syi’ah tries to understand ayahs by interpreting in ‘saver’ way when there are ayahs that against prophets’ holiness. Al-Qurthubi from Sunni class understands the ayahs that against Prophets’ holiness as wrong deeds for Prophets. These different interpretations are caused by their differences and similarities of backgrounds in interpretation methods, education, teachers, etc. The result of this research of Al-Thabarsi and Al-Qurthubi’s interpretations which are relatively similar are expected to be a window in understanding Syiah and Sunni’s faiths in general, especially related to Prophets’ holiness. Their interpretations are also expected to be one alternative for those who are hesitating the warnings for Prophets.Keywords: Controversy; Holiness; Prophet; Ulu Al-‘Azmi; Al-Qur’an Para Rasul dari golongan Ûlu Al-’Azmi tidak luput dari teguran-teguran yang Allah SWT alamatkan kepada mereka. Meskipun golongan tersebut adalah golongan yang memiliki derajat yang paling tinggi diantara Rasul yang lainnya dan pada umat manusia pada umumnya. Teguran-teguran yang terdapat dalam Al-Qur’an tersebut tentulah membutuhkan penafsiran dan penjelasan dari kalangan mufassir agar tidak terjadi pemahaman yang salah. Tulisan ini bertujuan untuk mengetengahkan penafsiran dengan metode komparatif yang dilakukan oleh Al-Thabarsi dan Al-Qurthubi yang mereka tuangkan dalam tafsir Majma’ Al-Bayan dan Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an. Perbandingan ini dimaksudkan ketika berhadapan dengan ayat-ayat yang seolah bertentangan dengan kemksuman para Rasul, Al-Thabarsi dari kalngan Syi’ah berusaha memahami ayat-ayat dengan memalingkan makna kalimat pada ayat tersebut kepada makna yang lebih “aman”, sedangkan Al-Qurthubi dari kalangan Sunni memahami ayat-ayat yang seolah bertentangan dengan kemaksuman para Rasul tersebut adalah perbuatan keliru para Rasul yang sebenarnya memang tidak dianggap dosa jika dilakukan oleh orang selain beliau, semua ini karena adanya perbedaan dan persamaan latar belakang keduanya dari segi metode penafsiran, mazhab yang mereka anut, guru-guru, dan lain-lain. Hasil dari penelitian ini terhadap penafsiran Al-Thabarsi dan Al-Qurthubi yang relatif sama diharapkan sanggup menjadi jendela untuk memahami aqidah golongan Syiah dan Sunni pada umumnya, terutama yang berhubungan dengan kemaksuman para Rasul. Penafsiran mereka berdua ini juga mungkin sanggup menjadi salah satu alternaif bagi mereka yang merasa risih dengan adanya tuduhan kesalahan-kesalahan yang dialamatkan kepada para Rasul.  Kata kunci: Kontroversi; Kemaksuman; Rasul; Ulu Al-‘Azmi; Al-Qur’an
SEMANTIK AL-QUR’AN (PENDEKATAN SEMANTIK AL-QUR’AN THOSHIHIKO IZUTZU) Derhana Bulan
Potret Pemikiran Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i1.801

Abstract

Al-Qur'an as a text (signs) of the holy book, can always be interpreted and the opportunity is always open to be studied and thought about the meaning of the verses, according to its position as "tibyãn li kulli syai" (reference interpretation of everything) . Regarding the Semantic approach that was initiated by Tashihiko Izutzu became an influential part in tracing the true meaning of a word contained in the Qur'an. The semantic approach has many branches of scientific theory, however, the semantic branch of Toshihiko Izutzu's theory is structural semantics, in this theory there are two operational steps it offers to study aspects of the basic meaning of a word and study the relational meaning (new meaning), from researching this rational aspect of emergence some analysis about that.Keywords: Semantics; Al-Qur’an;  Thoshihiko Izutzu. Al-Qur’ãn sebagai teks (tanda-tanda) kitab suci, senantiasa dapat ditafsirkan dan selalu terbuka peluang untuk dikaji dan dipikirkan makna ayat-ayat-nya, sesuai dengan posisinya sebagai “tibyãn li kulli syai” (referensi penafsiran terhadap segala sesuatu). Perihal pendekatan Semantik yang digagas oleh Tashihiko Izutzu menjadi bagian yang berpengaruh dalam penelusuran hakikat sebuah makna kata yang terdapat pada al-Qur’an. Pendekatan semantik memiliki banyak cabang teori keilmuwan akan tetapi, cabang teori semantik Toshihiko Izutzu ialah semantik struktural, dalam teori ini ada dua langkah operasional yang ditawarkannya yaitu mengkaji aspek makna dasar suatu kata dan mengkaji makna relasional (makna baru), dari meneliti aspek ralasional ini munculnya beberapa analisis tentang itu.Kata kunci: Semantik; Al-Quran; Thoshihiko Izutzu.
ANALISIS PESAN DAKWAH ISLAM DALAM KOMUNIKASI TRADISIONAL KATOBA PADA MASYARAKAT MUNA Hadirman Hadirman; Ardianto Ardianto; Musafar Musafar
Potret Pemikiran Vol 23, No 2 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v23i2.999

Abstract

The purpose of this article is to describe  at the text of the katoba tradition as a medium for Islamic propaganda in the Muna community. The tradition of katoba as a traditional communication medium that is believed to be effective in conveying Islamic values to the child being tested. The purpose of this study is to describe the forms of Islamic da'wah messages in the katoba tradition to the Muna community. The method used in this research is descriptive-qualitative. Based on the results and language, it appears that one of the katoba traditions in the Muna community is one of which functions as an Islamic transmission messages of Islamic da’wah. The messages of Islamic da'wah in the katoba tradition are packaged in ritual language related to fundamental values in Islam, namely the creed, prayer, fasting, pilgrimage, and zakat. Keywords: Da'wah Message, Katoba Tradition, Muna Community. Tujuan artikel ini adalah mendeksripsikan bentuk-bentuk pesan dakwah Islam dalam komunikasi tradisional katoba pada masyarakat Muna. Tradisi katoba sebagai media komunikasi tradisional yang diyakini efektif  dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah Islam pada anak yang di-katoba berdasarkan agama yang diyakininya orang tua seorang anak. Metode penelitian yang dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah deskriptif-kualitatif. Berdasakan hasil dan pembahasan tampak bahwa komunikasi tradisional katoba pada masyarakat Muna salah satunya berfungsi sebagai transmisi pesan dakwah Islam. Pesan-pesan dakwah Islam  dalam dalam komunikasi tradisional katoba berkaitan dengan sahadha ’syahadat’, sambahea ‘salat’, poasa ’puasa’, hadhi ‘haji’, dan zakati ‘zakat’.  Kata kunci: Pesan Dakwah; Tradisi Katoba; Masyarakat Muna.

Page 5 of 11 | Total Record : 106