cover
Contact Name
Chairunnisa Murniati
Contact Email
chairunnisa.murniati@bkkbn.go.id
Phone
+6281932570347
Journal Mail Official
e-jurnal@bkkbn.go.id
Editorial Address
Jl. Permata No. 1, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Keluarga Berencana
ISSN : 25273132     EISSN : 25033379     DOI : -
Jurnal Keluarga Berencana (JKB) awal merupakan berupa Jurnal Kependudukan dan Keluarga Berencana, seiring dengan perkembangan teknologi yang awalnya diterbitkan secara manual, sekarang Jurnal Kependudukan dan Kependudukan tidak diterbitkan lagi dengan cetakan kertas tapi di terbitkan secara online. Akhirnya nama Jurnal Kependudukan dan Keluarga Berencana berubah menjadi Jurnal Keluarga Berencana.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Demografi
Articles 53 Documents
POLA PENGGARAPAN PROGRAM KB DI WILAYAH TERTINGGAL, TERPENCIL DAN PERBATASAN Desi Nuri
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 3 No. 1 (2018): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v3i1.3

Abstract

Tingginya angka kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) secara nasional diduga merupakan konsekuensi dari kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi di wilayah-wilayah khusus. Prioritas penggarapan Program KB di wilayah khusus diarahkan melalui upaya pembinaan kesertaan ber-KB diantaranya di daerah galciltas. Selain untuk menurunkan angka unmet need dan meningkatkan kesertaan KB pria, pembinaan kesertaan ber-KB di wilayah dan sasaran khusus bertujuan meningkatan kesertaan KB MKJP, penurunan proporsi ibu hamil, peningkatan Usia Kawin Pertama (UKP) serta penurunan angka kelahiran pada kelompok umur 15-19 tahun (ASFR15-19). Kajian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah galciltas yang memiliki persentase pemakaian kontrasepsi modern rendah dan angka unmet need tinggi, mengetahui wilayah galciltas dengan persentase pemakaian MKJP rendah dan angka kelahiran kelompok umur 15-19 tinggi, mengetahui wilayah galciltas dengan angka kelahiran tinggi pada kelompok umur 15-19 dan UKP rendah, mengetahui wilayah galciltas dengan angka unmet need tinggi dan kesertaan MOP rendah, serta ingin mengetahui pencapaian indikator Program KB tersebut di 70 kabupaten yang termasuk dalam kategori terentaskan. Metode analisis yang digunakan adalah pemetaan melalui analisis kwadran. Hasil kajian menyimpulkan terdapat 85 kabupaten galciltas yang harus diprioritaskan untuk digarap karena persentase pemakaian kontrasepsi modernnya rendah, sedangkan angka unmet need KB sangat tinggi. Sebanyak 54 wilayah galciltas perlu perhatian lebih karena persentase pemakaian MKJP-nya rendah dan angka kelahiran kelompok umur 15-19 tinggi. Terdapat 57 wilayah galciltas dengan angka kelahiran tinggi (umur 15-19 tahun) dan UKP rendah, dan 4 kabupaten yang harus diintervensi karena memiliki angka unmet need tinggi dan kesertaan pada MOP rendah. Sebagian kabupaten yang dinyatakan terentaskan masih perlu untuk diintervensi karena capaian program belum maksimal.
KEINGINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI MASA MENDATANG PADA WUS YANG TIDAK BER-KB DI INDONESIA Sari Kistiana
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 3 No. 1 (2018): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v3i1.4

Abstract

Pemakaian kontrasepsi merupakan suatu upaya untuk mengendalikan angka kelahiran di Indonesia, sehingga PUS yang tidak ber-KB menjadi salah satu sasaran penggarapan Program KB dalam peningkatan pemakaian kontrasepsi. Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran keinginan pemakaian kontrasepsi pada WUS bukan peserta KB di masa yang akan datang, dengan menggunakan data PMA2020 tahun 2015. Analisis dilakukan pada WUS agar perencanaan dan penyusunan strategi Program KB juga mencakup wanita belum kawin dalam merencanakan kelahiran. Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran dari seluruh variabel yang digunakan. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara sosial, ekonomi dan demografi serta pengetahuan dan pengalaman KB dengan keinginan pemakaian kontrasepsi di masa mendatang pada WUS yang tidak ber-KB. Temuan hasil analisis menunjukkan bahwa WUS dengan kelompok umur lebih muda (<25 tahun) lebih besar keinginannya dalam memakai kontrasepsi di masa mendatang. Keinginan pemakaian kontrasepsi juga semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pendidikan. Keinginan pemakaian kontrasepsi di masa mendatang semakin menurun seiring dengan semakin meningkatnya jumlah anak lahir hidup. Pengetahuan tentang alat/cara KB dan sumber memperoleh alat/cara KB berkorelasi positif dengan keinginan pemakaian kotrasepsi di masa mendatang. Kunjungan petugas/kader kesehatan dalam 12 bulan terakhir mempengaruhi besarnya keinginan WUS untuk memakai kontrasepsi di masa mendatang.
Pola determinan fertilitas Menurut provinsi, indonesia: 2007-2012 Titut Prihyugiarto; Diahhadi Setyonaluri
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 3 No. 1 (2018): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v3i1.5

Abstract

Tujuan analisis ini adalah untuk mengestimasi determinan proksi fertilitas di Indonesia dan melihat pola perubahan tingkat fertilitas dari tahun 2007-2012 di tingkat nasional dan tingkat provinsi. Analisis pola fertilitas diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat fertilitas yang stagnan di Indonesia selama tahun 2007-2012. Sumber data utama yang digunakan dalam analisis ini adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan 2012. Analisis ini mengaplikasikan rumus Proximate Determinants of Fertility dari Bongaarts mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat fertilitas. Analisa determinan proksi dilakukan di tingkat nasional dan tingkat propinsi. Hasil dekomposisi faktor penentu fertilitas dengan menggunakan rasio perbandingan indeks tahun 2007 dan 2012 menunjukkan bahwa angka fertilitas total Indonesia menjadi stagnan karena peningkatan proporsi faktor penghambat fertilitas, yaitu pemakaian kontrasepsi dan menyusui terlalu kecil untuk menekan kenaikan fertilitas yang disumbang oleh kenaikan proporsi perempuan menikah. Meningkatnya jumlah perempuan menikah berasosiasi dengan meningkatnya jumlah anak karena periode reproduksi perempuan pada umumnya dimulai sejak mereka menikah. Meningkatnya proporsi perempuan menikah di usia muda juga dapat mempengaruhi stagnannya angka fertilitas di Indonesia. Implikasi kebijakan, perlunya perhatian khusus untuk meningkatkan usia kawin pertama diantara perempuan serta peningkatan akses layanan kontrasepsi dalam rangka menekan angka fertilitas agar tidak mengalami kenaikan di masa depan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI, KEIKUTSERTAAN REMAJA DALAM PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) DAN PENGGUNAAN NAPZA DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA DI INDONESIA: (ANALISIS LANJUT SURVEI INDIKATOR RPJMN REMAJA 2015) Fiitri Rahayu; Sukarno
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 4 No. 1 (2019): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v4i1.6

Abstract

Remaja mengalami orientasi seksual ditandai dengan rasa ingin tahu dan kebutuhan informasi tentang seks yang meningkat, untuk itu remaja mengadakan eksperimen dalam kehidupan berpacaranseperti berciuman, meraba, meangsang sampai melakukan hubunga seksual pranikah. Remaja yang melakukanperilaku seksual pranikah meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini menganalisis hubungan pegetahuan kesehatan reproduksi, keikutsertaan remaja dalam kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M), penggunaan NAPZA dengan perilaku seks pranikah di Indonesia tahun 2015. Penenlitian ini menggunanakan data survei indikator kinerja RPJMN Remaja 2015 dengan desain cross sectional dimana sampel pada penelitian sebanyak 42.243 remaja usia 15-24 tahun dan belum menikah. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang masa subur (p = 0,01; OR= 0,7; 95%CI= 0,6-0,9), pengetahuan tentang risiko hamil (p= 0,020; OR= 0,8; 95%CI = 0,7 – 0,9), keikutsertaan remaja dalam kegiatan PIK R/M (p= 0,004; OR= 1,5; 95%CI = 1,1 – 2,1) dan penggunaan NAPZA (p= 0,001; OR= 5,6; 95%CI = 4,6 – 6,7) dengan perilaku seksual pranikah remaja di Indonesia. Instansi pemerintah terkait diharapkan lebih gencar memberikan informasi tentang masalah kessehatan remaja terutama pengetahuan tentang masa subur dan risiko kehamilan, serta di harapkan instansi diharapkan melakukan aktivitas pencegahan, pembertantasan dan rehabilitasi terhadap penyalahgunaan NAPZA sehingga perilaku seks pranikah tidak meningkat.
PERAN SUMBER INFORMASI MEDIA MASSA DAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KEPENDUDUKAN PENDUDUK DI SULAWESI UTARA Ardiansa A.T. Tucunan; Brigitte Inez Maitimo
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 3 No. 1 (2018): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v3i1.7

Abstract

Media informasi adalah satu wadah membangun pemahaman dan pengetahuan bagi masyarakat tentang kependudukan. Peran penting dari media massa dan media luar ruang menjadi sangat penting karena di era informasi seperti sekarang, pengetahuan tentang kependudukan banyak diperoleh dari media-media tersebut. Media mempunyai peranan penting dalam penyebarluasan informasi, baik media massa maupun media luar ruang. Tujuan penelitian yaitu mengetahui peran sumber informasi kependudukan terhadap pengetahuan masyarakat tentang kependudukan. Jenis penelitian yaitu deskriptif analitik menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian menggunakan data sekunder yang berasal dari Survei Indikator Kinerja RPJMN Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2014. Responden adalah ibu atau bapak atau dua-duanya, berstatus PUS maupun bukan PUS usia kurang dari 70 tahun. Instrumen berupa kuesioner Survei Indikator RPJMN. Data dianalisis dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mendapat informasi tentang kependudukan dari media massa yaitu 97,4 persen, informasi dari media luar ruang sebesar 60,7 persen. Media massa dan media luar ruang mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengetahuan tentang kependudukan dengan p value masing-masing 0.000.
PROFIL KELUARGA YANG AKTIF DALAM POKTAN BINA KELUARGA BALITA DAN PENGASUHAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 0-6 TAHUN Hadriah Oesman
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v3i2.11

Abstract

Studi ini mempelajari karakteristik keluarga yang memiliki anak usia 0-6 tahun dilihat dari faktor-faktor sosiodemografi, pengasuhan tumbuh kembang anak dan sumber informasi keluarga yang berpartisipasi aktif dalam Poktan (Kelompok Kegiatan) Bina Keluarga Balita (BKB) di Indonesia. Sumber data yang digunakan adalah Survei Indikator Kinerja Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2012. Hasil analisis diskriptif menunjukkan, dari 2.234 keluarga yang aktif dalam poktan BKB pada umumnya berada pada kelompok usia ibu di atas 30 tahun, berpendidikan tamat SD ke atas, berdomisili di perdesaan, tidak bekerja, memiliki anak 1-2 orang dan berada pada tingkat kesejahteraan kurang mampu (pra KS dan KS1). Proporsi kesertaan ber KB, keterpaparan terhadap berbagai sumber informasi serta pola pengasuhan tumbuh kembang anak dengan katagori ‘baik’, persentasinya relatif lebih tinggi dibanding dengan keluarga yang tidak aktif dalam BKB. Rasio kecenderungan keluarga ikut BKB yang diperoleh dengan menggunakan tabel kontingensi dua arah menunjukkan bahwa sumber informasi dari petugas, teman dan keluarga, tingkat pendidikan serta pekerjaan ibu menunjukkan hubungan asosiasi yang signifikan pada keluarga yang aktif dalam BKB. Pengasuhan tumbuh kembang anak, terutama pengasuhan dari aspek fisik dan sosial juga memperlihatkan hubungan yang signifikan pada nilai p<=0,0001 pada keluarga yang aktif dalam BKB. The Research studies the characteristics of families with children 0 to 6 years of age who participate actively in groups of Family with Children Under Five Empowerment (FCUFE). The variables studied in this analysis include socio-demographic factors of families, parenting skills as well as family information source on early childhood development. The data used in this study is the result of survey indicators of Long Term Development Plans, 2012. The study result shows that most of 2,234 families who are active in the groups of FCUFE are in the age group of 30 years. Education level of the most of families are primary school and above, living in rural area, unemployed, having 1-2 children, and lower economic status. They are more likely to use contraception, more exposure to information, and better parenting skills than those who do not participate actively in FCUFE.
MENGINTEGRASIKAN KELUARGA BERENCANA DAN PENDEWASAAN USIA NIKAH PADA PROGRAM PARTAI POLITIK DAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF DI INDONESIA: STUDI KASUS DI KOTA MEDAN Heru Susetyo
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v3i2.12

Abstract

Dalam menggalakkan program pendewasaan usia nikah dan keluarga berencana, BKKBN tidak dapat berjalan sendiri karena DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat wajib memberikan dukungannya secara berkesinambungan. Di tingkat daerah, isu program Pendewasaan Usia Perkawinan dan Keluarga Berencana membutuhkan adanya perhatian khusus dari legislator dan partai politik. Pasalnya, program-program tersebut selama ini memiliki kesulitan mendapatkan penganggaran dari APBD. Padahal seperti yang telah dijelaskan di atas, isu mengenai kependudukan memiliki peran penting terhadap pembangunan daerah dan dalam konteks lebih luas, dalam pembangunan Indonesia. Isu mengenai program Pendewasaan Usia Perkawinan dan Keluarga Berencana akan menggambarkan bagaimana para calon legislatif dan partai politik mengerti dan memiliki rasa sensitif yang tinggi terhadap permasalahan yang terjadi di masyarkat, utamanya permasalahan mendasar mengenai kependudukan. Partai politik dan calon legislator harus mengerti bahwa masalah kependudukan merupakan kunci dasar bagi negara dalam arti luas untuk menjamin hak-hak warga negara dan menciptakan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Partai Politik di sisi lain berfungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Artikel ini mendeskripsikan urgensi calon anggota legislatif dan partai politik untuk memahami dan mengarustamakan pendewasaan usia nikah dan keluarga berencana dalam program politiknya, dengan mengambil studi kasus di Kota Medan.
DAMPAK SOSIAL URBANISASI: PERUBAHAN RUANG KAWASAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT BUMI SERPONG DAMPAI (CBS-BSD) DENGAN PENDEKATAN PRODUKSI RUANG SOSIAL HENRI LEFEBVRE Ignatius Bayu Sudibyo
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v3i2.13

Abstract

Reorganisasi ruang telah mengubah wajah perkampungan dan perkebunan karet menjadi pusat hunian modern, bisnis, dan gaya hidup. Muncul kontradiksi dengan terpinggirnya warga karena ruang komunalnya berubah menjadi bisnis properti. Lepasnya tanah ke pengembang menyebabkan warga tercabut dari akar budayanya, terhapusnya jejak ingatan kolektif, sehingga tanah kehilangan makna historisnya. Penelitian ini berjalan dalam dua alur eksplorasi. Pertama, pembangunan ruang kota dalam menghadirkan wajah baru pada kawasan CBD BSD. Kedua, terpinggirnya warga, baik secara fisik dan simbolik akibat pembangunan ruang di sekitar CBD BSD. Peneliti meletakkan kasus ini dengan pendekatan produksi ruang sosial Lefebvre dengan metode kualitatif obeservasi, wawancara dan visualisasi obyek ruang di CBD-BSD. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa reorganisasi ruang telah mengubah wajah perkampungan dan perkebunan karet menjadi pusat hunian modern, bisnis, dan gaya hidup. Di balik semakin meluasnya pembangunan ruang kota dan image yang ditampilkan, ruang memiliki kontradiksinya, yakni terpinggirnya warga (relokasi), baik secara fisik dan simbolik, dan tereliminasinya pengalaman kolektif, aktivitas sosial, bahkan nilai historis dari ruang.
PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PARTISIPASI PEMILIHAN KONTRASEPSI PRIA DI PROVINSI GORONTALO Dewi Wahyuni K. Baderan
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v3i2.14

Abstract

Rendahnya partisipasi laki-laki dalam Program KB dan kesehatan reproduksi di Provinsi Gorontalo tidak terlepas dari sasaran operasional program yang selama ini ditujukan untuk perempuan, termasuk dalam penyediaan alat kontrasepsi. Selain, itu faktor demografi, struktur sosial dan budaya, serta lingkungan masih menganggap partisipasi laki-laki belum atau tidak penting dilakukan, di samping faktor dukungan pasangan (kesehatan istri dan dukungan istri), informasi dan faktor ketersediaan sumber daya kesehatan cenderung menyerahkan tanggung jawab KB sepenuhnya kepada para istri. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik demografi, ekonomi dan lingkungan sosial terhadap partisipasi pemilihan kontrasepsi laki-laki di Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan 150 responden pria pengguna KB vasektomi yang diperkuat dengan metode kualitatif melalui wawancara dan FGD terhadap informan kunci. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi pemilihan kontrasepsi pria dipengaruhi oleh karakteristik demografi, ekonomi, dan lingkungan sosial budaya; kedua, karakteristik demografi berpengaruh terhadap partisipasi pemilihan kontrasepsi pria; ketiga, variabel ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi pemilihan kontrasepsi pria; keempat, lingkungan sosial budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi pemilihan kontrasepsi pria, bahwa lingkungan sosial budaya masyarakat serta pelayanan KB, menentukan partisipasi pria dalam memilih kontrasepsi yang tepat.
PENERAPAN MODEL OPTIMALISASI RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT DI KAMPUNG KB MAWAR, KABUPATEN BOGOR Hidayati Fatchur Rochmah
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.001 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v3i2.15

Abstract

Pada penulisan ini, penulis mengemukakan perlunya optimalisasi RTHP untuk memenuhi beberapa kebutuhan dasar penghuninya. Optimalisasi RTHP pada penelitian ini diterapkan di Kampung KB Mawar untuk mendapatkan hasil terbaik pemanfaatan RTHP. Salah satu kriteria penetapan kriteria kampung KB adalah tingkat kepadatan penduduk, yaitu wilayah padat. Hal ini yang menjadi hal menarik untuk kajian RTHP, mengingat kepadatan penduduk merupakan salah satu hal yang mengakibatkan pergesaran atau penyempitan RTH. Populasi dalam penelitian adalah keluarga yang tinggal di lokasi Kampung KB Mawar. Sampel adalah sebagian dari individu (20 keluarga) dari populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Jenis tanaman yang dibudidayakan pada RTHP Kampung KB Mawar meliputi tanaman sayuran semusim, bumbu dan obat serta tanaman buah. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, Desa Rancabungur termasuk daerah padat penduduk, dengan 73% penduduknya termasuk dalam kisaran usia produktif. Masyarakat Kampung KB Mawar memiliki pendapatan yang rendah dibawah UMK dan pada umumnya membeli bahan pangan untuk dikonsumsi sehari-hari. Optimalisasi RTHP mampu di Kampung KB Mawar mampu memberikan manfaat jasa penyediaan, pengaturan, pendukung serta jasa kultural