cover
Contact Name
Eka Jelita Lubis
Contact Email
ekajelita14@gmail.com
Phone
+6281215445700
Journal Mail Official
rifajuniartika@gmail.com
Editorial Address
kecamatan kotanopan kabupaten mandailing natal, Sumatera Utara Medan
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Psikologi Islam
ISSN : 20858647     EISSN : 2686326x     DOI : https://doi.org/10.15548/alqalb
This journal accepts scientific articles or research reports in general areas of psychology such as education, clinical, industrial and organizational, and religious social psychology. However, the main focus of this journal is the development of Islamic psychology so that this topic will dominate the articles in Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam
Articles 138 Documents
FAHAM MAHABBAH DAN MA’RIFAH DALAM TASAUF ISLAM Hasnawati, Hasnawati
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v6i2.818

Abstract

This study aimed to examine the fenomenon of Mahabbah and Ma’rifah and the development of it in lates and today, and the relationship with the educatioanal of islamic future way of thinking. The purpose of this study is to show the teaching of the fenomenon Mahabbah and Ma’rifah. This study using descriptive kualitative methode, historical approach with library research technic. This descriptive type of research used document. Having analyzed the existing sample, writer found firstly Mahabbah and Ma’rifah was influenced by Rabi’ah al-Adawiyah and Zunnun al-Misri. The concept of Mahabbah and Ma’rifah are the key to close and love God in the same time. Secondly Mahabbah and Ma’rifah are the highest level of “hub” to God, someone need to see it as a global,  and not part by part. The result of this study found the idiology and the teaching of Rabi’ah al-Adawiyah and Zunnun al-Misri was suitable and in the line with principle of Islam.
WESTERN PSYCHOLOGY AND ISLAMIC PSYCHOLOGY IN DIALOGUE; COMPARISONS BETWEEN ISLAMIC THEORY AND WESTERN THEORY OF PERSONALITY Sudirman, Subhan Ajrin
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v8i1.870

Abstract

In the mid-1960s, humanistic psychological figures such as Abraham Maslow, Antonio Sutich, Charles Tart, Stanislav Grof began to reconsider the dimensions of spirituality and the object of ontology-metaphysical into the field of psychological research. By opening up to a spiritual experience and adopting it into the discipline of psychology through therapeutic techniques. They view that the perspective of modern psychology tends to be partial-particular, so that in its implementation it is often unable to cope with the full humanitarian crisis. As the teachings of monotheism, Islam certainly emphasizes the importance of the foundation of monotheism in all its dimensions, including in it concerning the systematics of thought associated with the religious dimension. This concept is also the main foundation for the principles of epistimology in Islam, as well as the principle of unifying and strengthening the integration of science. So the allegation that Islamic psychology has no epistymological foundation is an unfounded claim, apt to be ahistorical and a priori.
GAMBARAN PERILAKU PEMAAFAN DALAM KONFLIK PERSAHABATAN Elfi Shabrina; Hasnawati Hasnawati; Fadhilah Fadhilah
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v10i2.957

Abstract

Penelitian ini mengungkap Gambaran Perilaku Pemaafan dalam Konfilk Persahabatan pada dua remaja akhir. Teori pemaafan yang dipakai terdiri dari empat fase yaitu fase pengungkapan (uncovering phase), fase keputusan (decision phase), fase tindakan (work phase) dan fase pendalaman (outcome phase) (Nashori, 2008). Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara. Subjek penelitian/informan penelitian ini adalah dua remaja akhir di Batuang Taba Kelurahan Batuang Taba Kecamatan Lubuk Begalung. Teknik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling karena sampel disesuaikan dengan tujuan pengambilan data penelitian. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data, koding, dan tahap Interprestasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan gambaran proses memaafkan yang dilakukan oleh kedua remaja akhir secara keseluruhan hampir sama namun faktor pendorong untuk melakukan tindakan memaafkan kedua subjek berbeda, “M” terdorong untuk memaafkan lebih didominasi oleh faktor religiusitas yang dimilikinya serta dorongan oleh teman-teman sedangkan “I” di dorong oleh di dorong oleh motivasi dan nasehat-nasehat yang di berikan teman-temanya. Kedua remaja melakukan tindakan memaafkan dalam waktu kurang lebih satu tahun. Setelah memaafkan mereka merasakan adanya perasaan positif, manfaat dan hikmah yang dapat diambilnya. Bentuk konflik dalam hubungan persahabatan ini adalah pengkhianatan kepercayaan yaitu sahabat menjalin hubungan dekat dengan orang yag dikasihi oleh sahabatnya. Sedangkan tingkatan kondisi perilaku memaafkan kedua remaja ialah pada tingkat Al-afw sebab masih ada luka yang membekas dan masih teringat akan kejadian tersebut, walaupun kedua subjek telah membuka lembaran baru dengan teman-teman barunya.
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRIMINALITAS DALAM PSIKOLOGI ISLAM Arifin, Muhammad Syamsul; Nashori, Fuad
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v7i1.836

Abstract

Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, akan tetapi ironisnya Indonesia juga merupakan salah satu negara yang tingkat kriminalitasnya tinggi. Bahkan menurut survei Economist Intellegence Unit, Jakarta sebagai ibukota Indonesia menjadi kota yang paling tidak aman di dunia (cnnindonesia.com, 29/1/15). Para ahli psikologi, hukum, dan sosial telah banyak membahas tentang kriminalitas dan penanganannya, namun pencegahan dan penanganan kriminalitas dalam perspektif psikologi Islam tampaknya belum banyak dikaji. Artikel ini akan memberi gambaran tentang pencegahan kriminalitas sejak dini melalui pendidikan di sekolah dan rumah, serta penanganan kriminalitas yang lebih efektif, khususnya dalam perspektif psikologi Islam berlandaskan al-Qur’an dan Hadis.
SUBJECTIVE WELL BEING MAHASISWI SAAT MENGALAMI GANGGUAN MENSTRUASI Hasnawati, Hasnawati; Ulfah, Elyusra; Anggraini, Putri Dewi
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v9i2.858

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya mahasiswi yang mengalami gangguan menstruasi. Mahasiswi mengalami gangguan menstruasi seperti merasakan sakit dan nyeri yang berlebihan, merasakan takut dan cemas saat menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui subjective well being pada mahasiswi saat mengalami menstruasi ditinjau dari komponen kepuasan hidup secara keseluruhan, komponen afek positif dan komponen afek negatif.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model penelitian fenomenologi. Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling (sesuai tujuan penelitian) yaitu dua orang mahasiswi yang mengalami gangguan menstruasi. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara. Analisis data dalam penelitian ini mengacu kepada analisis model interaktif menurut Miles & Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari komponen kepuasan hidup secara keseluruhan, subjek yang mengalami gangguan menstruasi dapat menerima kondisi yang dirasakannya dan berpikir positif terhadap diri, serta memiliki harapan yang tinggi untuk menghilangkan rasa sakit saat mengalami gangguan menstruasi. Dilihat dari komponen afek positif, subjek berusaha untuk berpikir positif dan mendapat dukungan serta arahan dari orangtua saat mengalami gangguan menstruasi seperti dengan meminum obat herbal saat mengalami gangguan menstruasi. Dilihat dari komponen afek negatif, subjek merasakan takut can cemas saat mengalami gangguan menstruasi dan khawatir memeriksakan kondisinya ke dokter.
INDIVIDU BERBAKAT (GIFTEDNESS): TINJAUAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN Fitriana, Dewi
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v6i1.813

Abstract

Anak berbakat ini merupakan langkah yang visioner dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Cara pendidik peserta didik, orang tua dan masyarakat dapat saling mendukung dalam program pendidikan. Perlunya wadah belajar bagi anak berbakat pada akhir-akhir ini akan dipandang sebagai langkah maju dalam dunia pendidikan. Keberadaan individual yang beragam perlu mendapat perhatian khusus agar mencapai kemampuan yang optimal.
GAMBARAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING NARAPIDANA KASUS PEMBUNUHAN Mardenny, Mardenny
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v8i1.864

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena yang peneliti temukan dilapangan seorang narapidana dengan kasus pembunuhan yang memiliki hubungan yang baik dengan sesama narapidana lain, memiliki pengendalian lingkungan yang baik, serta aktif dalam Lapas, dan memiliki tujuan dan arah hidup yang jelas. Hal ini erat kaitannya dengan Psychological Well Being yang dimiliki oleh narapidana. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan gambaran psychological well being narapidana kasus pembunuhan di Lapas Kelas II A Padang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data, koding, dan tahap Interprestasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dua orang subjek yang peneliti wawancarai memiliki gambaran psychological well being yang jauh berbeda. Subjek I memiliki gambaran psychological well being yang positif atau baik, namun subjek II memiliki gambaran psychological well being yang negative. Berdasarkan hasil wawancara peneliti sarankan kepada subjek untuk lebih meninggkatkan psychological well being kedepannya. Kemudian bagi Lembaga Pemasyarakatan lebih memberikan pembinaan-pembinaan yang lebih meningkatkan psychological well being seorang narapidana seperti pelatihan kesehatan mental, pelatihan kemandirian lainnya dan lebih perhatian terhadap narapidana yang bermasalah.
HUKUM DAN PENGENDALIAN PRILAKU SOSIAL Bakhtiar, Bakhtiar
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v8i2.881

Abstract

Manusia dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan pengakuan terhadap keberadaannya memerlukan upaya interaksi dengan sesama dan lingkungannya yang tercakup dalam sistem aturan, adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Di samping itu alam lingkungan yang mengitarinya sangat memberikan kontribusi dan berpengaruh besar terhadap pembentukan prilaku, karakter dan pisik seseorang. Pada wilayah demikian hukum sangat diperlukan bagi pengaturan hubungan interaksi tersebut guna menjamin kelangsungan kehidupan, sarana mengatur, jaminan kepastian, memberikan predikbilitas, sarana bagi pemerintah untuk mengontrol, sarana bagi pendistribusian sumber daya dan menjamin adanya keteraturan dan stabilitas dalam masyarakat serta mempertahankan eksistensinya untuk mencapai kemaslahatan sebagaimana yang dikehendaki tujuan syara’. Hal ini dioperasionalkan oleh kekuasaan negara yang diwujudkan dalam bentuk pemidanaan, konpensasi dan terapi atau konsiliasi dengan menggunakan standar “remedial”
APAKAH MAHASISWA PSIKOLOGI ISLAM BAHAGIA? GAMBARAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN RASCH Kurniawan, Rizal
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v7i1.839

Abstract

Psikologi Islam (PI) merupakan salah satu jurusan yang masih baru di indonesia. Banyak tantangan yang dihadapi sejak berdiri. Tantangan tersebut dapat menjadi stressor bagi mahasiswa yang dapat berdampak pada kebahagiaan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana kebahagiaan mahasiswa PI dengan menggunakan pemodelan Rasch. Teori psychological well-being (PWB) dari teori Ryff (1989) yang terdiri dari 6 dimensi digunakan untuk melihat kebahagiaan mahasiswa pada penelitian ini. Dari ke enam dimensi tersebut dirancang kondisi-kondisi tertentu yang harus direspon oleh mahasiswa dari tingkat mudah sampai sulit dengan respon semantic differensial. Sebanyak 193 responden dengan umur 19 tahun dengan range 17 sampai 23 tahun ikut terlibat dalam penelitian ini. Hasilnya estimasi Rasch menunjukkan sebagian besar mahasiswa Psikologi Islam memiliki kebahagiaan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya nilai logit responden dibandingkan logit aitem untuk semua dimensi PWB. Dimensi PWB yang sulit dihadapi oleh mahasiswa PI adalah penerimaan diri terutama menerima pengalaman buruk dari masa lalu. Dimensi yang paling mudah dihadapi oleh mahasiswa PI adalah relasi yang positif terutama menikmati bercerita dengan teman. Tidak ada perbedaan ke enam dimensi PWB berdasarkan jenis kelamin. Mahasiswa yang ikut organisasi memiliki penerimaan diri, perkembangan pribadi dan tujuan hidup lebih baik dibandingkan mereka yang tidak ikut organisai. Mahasiswa semester 5 memiliki perkembangan pribadi, penguasaan lingkungan dan autonomi yang baik.
PELATIHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK MENINGKATKAN KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN Gusfika, Nira
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v9i2.863

Abstract

This study aims to determine the improvement of organizational commitment through interpersonal communication training. The hypothesis of this research is that there is a difference of organizational commitment to employees between before and after being given interpersonal communication training on experimental group, where the level of commitment of employee organization after being given interpersonal communication training is higher than the level of organizational commitment of the employees before being given interpersonal communication training. Second hypothesis, there is difference of posttest organizational commitment level between experiment group and control group, where posttest of organizational commitment in experiment group is higher than control group.The subject of this research is 17 employees at STAI YAPPTI Balaiselasa. Characteristics of the subjects of this study are employees who have levels of organizational commitment and interpersonal communication in the category very low, low and medium. The design used was Pretest-Posttest Control Group, while the data was collected using organizational commitment scale then analyzed using Mann Whitney test to see the difference of score between the experimental group who were given interpersonal communication training with the control group who were not given interpersonal communication training. Furthermore, Wilcoxon test was done for see experimental group scores between before and after interpersonal communication training.Based on Mann Whitney test results found Z = -3.447 (p <0.01), meaning there is a difference in scores between experimental groups who were trained with control groups who were not trained. Based on Wilcoxon test results found there was a difference between organizational commitment score in the experimental group between before and after being given interpersonal communication training with Z = -2,668 (p<0,01).

Page 5 of 14 | Total Record : 138