cover
Contact Name
Ni Wayan Deswiniyanti
Contact Email
-
Phone
+6285237111633
Journal Mail Official
jmediasains@undhirabali.ac.id
Editorial Address
Jalan Raya Padangluwih, Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali
Location
Kab. badung,
Bali
INDONESIA
Jurnal Media Sains
ISSN : 25497413     EISSN : 26203847     DOI : -
Jurnal Media Sains merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura yang fokus pada ilmu sains dasar dan terapan (Biologi, Fisika, Kimia dan Bioteknologi). Artikel yang dipublikasikan bisa berupa hasil penelitian dasar atau terapan dari peneliti Indonesia yang terkait bidang ilmu sains dasar dan terapan. Jurnal Media Sains akan memuat artikel-ratikel yang membahas teori, penemuan dasar dan aplikasi ilmu yang terkait.
Articles 43 Documents
Aktivasi Batu Padas dengan Asam dan Pemanfaatannya sebagai Penyerap Limbah Deterjen Laksmiwati, A.A.I.A Mayun; Suarya, Putu
Jurnal Media Sains Vol 1, No 1 (2017): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.112 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v1i1.188

Abstract

ABSTRAKIndustri pembuatan patung yang berkembang pesat di beberapa daerah di Pulau Bali, telah banyak menghasilkan limbah, khususnya berupa butiran-butiran batu padas. Limbah tersebut selama ini terbuang begitu saja dan keberadaannya telah mencemari lingkungan. Padahal, limbah batu padas tersebut memiliki potensi untuk dijadikan sebagai adsorben limbah cair. Melalui metode aktivasi, baik itu secara fisika maupun secara kimia, peningkatan kapasitas adsorpsi batu padas dapat tercapai. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendayagunakan limbah batu padas sisa pembuatan patung sebagai adsorben untuk mengatasi pencemaran limbah deterjen. Kemampuan batu padas untuk mengadsorpsi deterjen diuji dengan menggunakan metode Batch. Pengaruh pH dan waktu kontak adsorpsi dipelajari untuk mengoptimasi proses adsorpsi dan aktivasi batu padas secara kimia untuk mendapatkan adsorben dengan kapasitas adsorpsi optimum. Model isotermal Langmuir digunakan untuk menentukan isoterm adsorpsi ini. Hasil karakterisasi terhadap luas permukaan batu padas menunjukkan, batu padas teraktivasi asam sulfat memiliki karakter terbaik dengan luas permukaan spesifik paling besar yakni 18,2423 m2/g dibanding dengan batu padas teraktivasi asam klorida 17,0122 m2/g dan batu padas alam sebesar 16,6568 m2/g . Hasil uji adsorpsi batu padas terhadap limbah deterjen menunjukkan pada kajian variasi waktu kontak, adsorpsi optimum batu padas alam (BA) sebesar 4,6934 mg/g, batu padas teraktivasi asam sulfat (BAS) sebesar 4,9191 mg/g dan batu padas teraktivasi asam klorida (BAK) sebesar 4,9693 mg/g.Kata kunci : Aktivasi, Batu Padas, adsorpsi, limbah deterjen.ABSTRACTWaste of making sculpture in the form of granules rocks during this time wasted and presence has polluted the environment. These rocks will be used as adsorbent through the activation process, activation either physically or chemically to increase the adsorption capacity. This adsorbent is an industrial waste material in the manufacture of statues are numerous in the home industry in some areas on the island of Bali. The general objective of this study was to utilize the residual waste rocks making sculpture as an adsorbent to address waste pollution detergent. The ability of rocks to adsorb detergents tested using Batch. Effect of pH and contact time of adsorption was studied to optimize the process of adsorption and activation rocks chemically to obtain optimum adsorbent with adsorption capacity. Langmuir isotherm models used to determine the adsorption isotherm. The results of the characterization of the surface area of the rocks show, rocks activated sulfuric acid has the best character with most large specific surface area which is 18.2423 m2/g compared with limestone activated hydrochloric acid 17.0122 m2/g and a natural limestone by 16.6568 m2/g. The test results of the waste rocks adsorption detergents showed the study of variation of contact time, the adsorption optimum natural limestone (BA) of 4.6934 mg/g, rocks activated sulfuric acid (BAS) of 4.9191 mg/g and rocks activated acid chloride (BAK) of 4.9693 mg/g.Key words : Activation, Batu padas, adsorption, waste detergent
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Akasia (Acacia Auriculiformis) Yunita Sari, Ni Kadek; Adhi Putra, I Made Wisnu
Jurnal Media Sains Vol 2, No 1 (2018): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.946 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v2i1.352

Abstract

ABSTRAKRadikal bebas merupakan suatu senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh dan merusak sistem imunitas tubuh. Jika jumlahnya berlebih, radikal bebas akan memicu efek patologis seperti arterosklerosis, kanker, diabetes dan penyakit degeneratif lainnya. Untuk meredam aktivitas radikal bebas diperlukan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menetralisir atau menstabilkan radikal bebas dengan cara melengkapi kekurangan elektron pada radikal bebas tersebut. Tanaman yang termasuk ke dalam suku fabaceae merupakan tumbuhan yang sebagian besar spesiesnya mengandung senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan pada tanaman Acacia auriculiformis selama ini belum pernah dilaporkan. Penelitian terhadap tanaman Acacia auriculiformis perlu dilakukan, mengingat pemanfaatannya masih sebatas memenuhi kebutuhan serat terutama untuk bahan baku industri pulp dan kertas serta sebagai tanaman pelindung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan untuk mengetahui nilai IC50 (inhibitory concentration) dan nilai AAI (Antioxidant Activity Index) dari ekstrak daun muda dan tua Acacia auriculiformis. Sampel kering daun diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol. Ekstrak tersebut selanjutnya diuji aktivitas antiradikal bebas berdasarkan kemampuan pengikatan radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun muda dan tua Acacia auriculiformis memiliki aktivitas sebagai antioksidan, nilai IC50 dan AAI ekstrak daun muda dan daun tua Acacia auriculiformis berturut-turut adalah 464,2361 ppm (AAI=0,0861), 433,6332 ppm (AAI=0,0922) sedangkan vitamin C sebagai pembanding memiliki nilai IC50 159,6216 ppm (AAI=0,2505).Kata kunci: Antioksidan, radikal bebas, akasia, IC50, AAIABSTRACTFree radicals are foreign compounds that enter the body and damage the body's immune system. If the amount is excessive, free radicals will trigger the effects of pathologists such as arterosklerosis, cancer, diabetes and other degenerative diseases. To reduce free radical activity required antioxidants. Antioxidants are compounds capable of neutralizing or stabilizing free radicals by supplementing electron deficiencies in these free radicals. The plant of fabaceae is a plant that most of the species contain antioxidant compounds. The antioxidant activity of Acacia auriculiformis plants has not been reported. Research on Acacia auriculiformis plant needs to be done, considering the utilization is still limited to meet the needs of fiber, especially for the raw materials of the pulp and paper industry and as a protective plant. The purpose of this research is to know the antioxidant activity and to know the value of IC50 (inhibitory concentration) and the value of AAI (Antioxidant Activity Index) from young and old leaf extract of Acacia auriculiformis. Dry samples of leaves are extracted by maceration using ethanol solvent. The extract was then tested for free antiradical activity based on DPPH free radical binding ability (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). The results showed that Acacia auriculiformis leaf extract had activity as antioxidant, IC50 and AAI value of young leaf extract and old leaves of Acacia auriculiformis were 464,2361 ppm (AAI = 0,0861), 433,6332 ppm (AAI = 0,0922) while vitamin C as comparison have value of IC50 159,6216 ppm (AAI = 0,2505).Keywords: Antioxidant, free radicals, Acacia, IC50, AAI
Pengaruh Suhu Dan Waktu Simpan Terhadap Populasi Total Bakteri, Coliform Dan Escherichia coli Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Lestari, Ni Putu Indah; Permatasari, Anak Agung Ayu Putri
Jurnal Media Sains Vol 2, No 2 (2018): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jms 3.v2i2.429

Abstract

ABSTRAKIkan nila merupakan ikan yang dagingnya bisa dimanfaatkan yang bisa diolah menjadi bahan pangan maupun minyak ikan. Ikan nila menjadi salah satu bahan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat karena mengandung banyak nutrisi dan protein, akan tetapi ikan nila juga merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kebusukan (Perishable food) yang di sebabkan oleh kandungan protein yang dimiliki oleh ikan nila dan juga faktor lingkungan yang mempermudah tumbuhnya mikroba pembusuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu simpan terhadap populasi total bakteri, coliform dan E.coli pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen danmenggunakan Rancangan Acak lengkap Faktorial.Penanaman bakteri menggunakan metode TPC dan MPN dengan 3 perlakuan dan masing ? masing perlakuan terdiri atas 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah suhu 10?C dan 30?C dengan waktu simpan 24 jam dan 48 jam. Data yang di peroleh adalah data secara kuantitatif. Hasil penelitian kuantitatif dianalisis dengan uji Anova pada taraf 95% (P<0,05). Dari hasil Anova yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan untuk melihat perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu dan waktu berpengaruh terhadap rata-rata populasi total bakteri, Coliform dan E.coli pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dimana suhu yang paling bagus menghambat adalah suhu 10?C.Kata kunci: Suhu, waktu simpan, total populasi bakteri, Coliform dan E.coli, Ikan nilaABSTRACT Parrot fish is an animal that can be utilized meat that can be processed into food and fish oil. Parrot fish become one of the food ingredients in the consumption by the community because it tastes and contains many nutrients and protein, but parrot fish is also a food that is easy to experience decay (Perishable food) is caused by protein content owned by parrot fish and also Environmental factors that facilitate the growth of microbial decomposition. This study aims to determine the effect of temperature and time of storage of the total population of bacteria, coliform and E. coli in parrot fish (Oreochromis niloticus).This study was performed using pre-test post-test desaign of kontrol group disaign. This study uses 3 parrot fish. parrot fish divied into 3 group : control group, treatment 1 and treatment 2. Control is without treatment, treatment 1 is the storage of parrot fish at temperature of 10?C and 30?C with time 24 hours, and treatment 2 that is the storage of parrot fish at temperature of 10?C and 30?C with time 24 hours.The results showed that temperature and time had no significant effect on the total population of bacteria, Coliform and E.coli on parrot fish (Oreochromis niloticus) but the temperature of 10?C could inhibit the growth of the bacteria. Keywords: temperature, time store, bacteria total population, Coliform and E.coli, parrot fish
Struktur Morfologi Bunga Dan Anatomi Serbuk Sari Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis) Yunita Sari, Ni Kadek
Jurnal Media Sains Vol 1, No 2 (2017): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.743 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v1i2.264

Abstract

ABSTRAK?Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur morfologi bunga dan anatomi serbuk sari buah naga super merah (Hylocereus costaricensis). Hasil pengamatan menunjukkan strukturmorfologi bunga buah naga super merah dari luar ke dalam terdiri dari kelopak, mahkota bunga,putik dengan kepala putik lebih tinggi dari kepala sari, dan bakal buah. Anatomi serbuk saribunga buah naga daging super merah memiliki kelas ukuran berdasarkan indeks P/E bentuksubspheroidal, apertura tritreme dengan tipe sulkus, dan termasuk kelompok magna.Kata kunci: morfologi,anatomi, serbuk sari,buah naga, sulkus ABSTRACT?The purpose of this study is to know the morphological structure of the flowers andanatomy of the pollen of super red dragon fruit (Hylocereus costaricensis). The results showedthe morphological structure of super red dragon fruit flowers from outside to inside consists ofsepala, petala, pistil with stigma more higher than anthera, and ovary. Anatomical pollen ofsuper red dragon f ruits have a size class based on P / E index of the subspheroidal shape, apertura tritreme with sulcus type, and included magna group. Keywords: morphology, anatomy, pollen, dragon fruit, sulcus
Toksisitas Detergen Terhadap Lintah (Hirudo medicinalis) Juliantara, I K. Putra; Putra, I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna; Utami, A. A Sagung Ranya Sita Damara
Jurnal Media Sains Vol 2, No 2 (2018): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jms 3.v2i2.424

Abstract

ABSTRAKLintah (Hirudo medicinalis) merupakan salah satu makroinvertebrata atau makrozoobentos yang dapat digunakan sebagai bioindikator perairan tawar. Namun sampai saat ini, penelitian yang dilakukan dengan memanfaatkan lintah sebagai bioindikator terhadap pencemaran di perairan tawar yang disebabkan oleh polutan dari detergen belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas detergen terhadap lintah (Hirudo medicinalis). Penelitian ini menggunakan model rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan terdiri atas 7 konsentrasi detergen yang berbeda yaitu 0 ppm, 100 ppm, 110 ppm, 120 ppm, 130 ppm, 140 ppm, dan 150 ppm. Masing-masing unit penelitian terdapat 12 subunit penelitian sehingga terdapat 420 subunit penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi detergen berpengaruh signifikan terhadap jumlah kematian lintah (P<0,05). Oleh karena itu, detergen bersifat toksik terhadap lintah (Hirudo medicinalis) sehingga kelimpahan lintah di lingkungan perairan tawar dapat digunakan sebagai bioindikator adanya pencemaran air, khususnya oleh polutan detergen.Kata kunci: lintah, bioindikator, detergen, toksisitasABSTRACT Leech (Hirudo medicinalis) is one of the macroinvertebrates/ macrozoobentos that can be used as a bio-indicator of fresh water. However, the research conducted by utilizing leeches as bio-indicators of pollution in freshwater are caused by pollutants from detergents have not been done. The purpose of this research is to know the detergent toxicity to the leech (Hirudo medicinalis). This study used a complete randomized design model (RAL) with 5 replications. The treatments consisted of 7 different detergent concentrations of 0 ppm, 100 ppm, 110 ppm, 120 ppm, 130 ppm, 140 ppm, and 150 ppm. Each research unit has 12 research subunits so that there are 420 research subunits. The results showed that variation of detergent concentration had significant effect to the leech mortality (P<0,05). Therefore, detergent is toxic to leech (Hirudo medicinalis). It means the abundances of leeches in freshwater can be used as bioindicators of water pollution, especially by detergent pollutants.Keywords: Leech, detergent, bioindicator, toxicity
Deteksi Cemaran Escherichia coli Dalam Makanan Jajanan Pada Anak Usia Sekolah Wulansari, Nadya Treesna; Januraheni, Ni Luh Putu
Jurnal Media Sains Vol 3, No 2 (2019): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.413 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v3i2.910

Abstract

ABSTRAKKasus keracunan makanan masih marak terjadi dikalangan anak usia sekolah. Penyebab kasus ini salah satunya adalah kontaminasi makanan yang disebabkan oleh Escherichia coli (E.coli). Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi cemaran E.coli dalam makanan jajanan pada anak usia sekolah. Rancangan penelitian yaitu deskriptif cross sectional dengan total sampling makanan jajanan berjumlah 8 sampel yang dijual oleh pedagang kaki lima di lingkungan sekolah Wilayah Desa Joanyar, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Pemeriksaan dan penghitungan jumlah koloni E.coli dilakukan di UPT. Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali. Hasil penelitian menunjukkan 2 sampel makanan (25%) terdeteksi tercemar E.coli, sedangkan sisanya 6 sampel (75%) tidak terkontaminasi E.coli. Hal ini menujukkan sebagian besar makanan jajanan bebas dari cemaran E.coli. Pengenalan tentang pendidikan kesehatan terkait sanitasi dalam produksi hingga penjualan makanan sangat penting diberikan kepada penjual makanan jajanan. Selain itu, anak usia sekolah wajib memperhatikan pemilihan makanan jajanan yang lebih baik dan sehat untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi penyakitKata kunci : anak usia sekolah, Escherichia coli, keracunan makanan, makanan jajananABSTRACTCases of food poisoning still occurred among school aged children. One of the causes of this case is food contamination caused by Escherichia coli (E.coli). This study aims to detect E.coli contamination in snacks in school aged children. This study employed a cross sectional descriptive. There were 8 street vendors at schools in Joanyar Village, Seririt District, Buleleng Regency as the samples which were taken by using total sampling technique. The Examination and calculation of the number of E. coli colonies were carried out at the UPT. Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali. The results showed that 2 food samples (25%) were detected to be contaminated by E. coli, while the remaining 6 samples (75%) were not contaminated by E. coli. This showed that most of the snacks are free from E.coli contamination. The introduction of health education related to sanitation in producing food sales is very important for snacks sellers. In addition, school aged children must pay attention in selecting better and healthier snacks to prevent the spread of disease infections.Key words : school aged children, Escherichia coli, food poisoning, snacks
Pengaruh pH dan Konsentrasi Terhadap Enkapsulasi Metformin HCl pada Monmorillonit Teraktivasi Asam Sitrat Sitanggang, Katrin Walensky; Suarya, Putu; Simpen, I Nengah; Adhi Putra, I Made Wisnu
Jurnal Media Sains Vol 1, No 2 (2017): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.674 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v1i2.259

Abstract

ABSTRAKMonmorillonit telah banyak digunakan sebagai pembawa beberapa jenis obat. Dalam penelitian ini, metformin HCl dienkapsulasi pada monmorillonit alam pada pH yang berbedabeda(3 ? 10) dan konsentrasi larutan metformin HCl yang bervariasi (50 ? 500 mg/L). Sebelumenkapsulasi, monmorillonit alam diaktivasi terlebih dahulu menggunakan asam sitrat 1 N. Spektrofotometer FTIR, diffraktometer sinar-X, and N?Sorption Analyzer digunakan untukmengkarakterisasi material hasil aktivasi. Hasil penelitian menunjukkan jumlah metformin HClyang terenkapsulasi secara maksimum terjadi pada pH 7.? Uji pengaruh konsentrasi larutan awalmenunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin banyak metformin HCl yangterenkapsulasi pada monmorillonit teraktivasi. Jumlah maksimum metformin HCl yangterenkapsulasi teramati pada konsentrasi larutan 500 mg/L. Luas permukaan dan volume porimonmorillonit alam ditemukan menurun setelah aktivasi menggunakan asam sitrat. Analisis 2menggunakan FTIR menunjukkan pergeseran puncak-puncak serapan monmorillonit setelahaktivasi dengan asam sitrat. Pergeseran puncak difraksi tidak teramati pada pola difraksi sinar-Xyang mengindikasikan kristalinitas monmorillonit tetap terjaga meskipun setelah diaktivasidengan asam sitrat.Kata kunci: monmorillonit, metformin HCl, pH, konsentrasi awal, enkapsulasi, sistem penghantar obat?ABSTRACTMontmorillonite has been widely used as a carrier of several drugs.? In this research, metformin HCl was encapsulated on natural monmorillonite on various pH (3 ? 10) andconcentration of metformin HCl (50-500 mg/l). Natural montmorillonite was activated by citricacid 1 N prior to encapsulation process. FTIR Spectrophotometer, X-ray diffractometer, and NSorption Analyzer were used to characterize the materials. The results showed that the highestamount of metformin HCl encapsulated on natural monmorillonite was occurred at pH of 7. Theeffect of initial concentration showed that the higher the concentration of metformin HCl, the greater the amount of drugs encapsulated on activated monmorillonite. The maximum amount of drug encapsulated was occurred at initial concentration of 500 mg/L. The surface area andpore volume of natural monmorillonite were found to be decrease after activation using citricacid. Analysis using FTIR confirmed the dislocation of absorption peaks after activation withcitric acid. However, the dislocation of diffraction peaks are not observed in XRD pattern,indicated the there were no changes in the crystallinity of monmorillonit after activation. Key words: monmorillonite, metformin HCl, pH, initial concentration, encapsulation, drug delivery system.
Aktivitas Minyak Atsiri Daun Cengkeh Sebagai Antijamur Terhadap Candida albicans Mbatu, Rosanti Suryani Tince; Kenanda, I Putu Bayu; Suharta, I Gede Yeyen; Rita, Wiwik Susanah
Jurnal Media Sains Vol 2, No 1 (2018): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.085 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v2i1.360

Abstract

ABSTRAKSalah satu jamur patogen yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yaitu Candida albicans. Untuk menghambat pertumbuhan jamur dapat memanfaatkan bahan aktif dari tanaman yakni minyak atsiri daun cengkeh sebagai bahan antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur dan daya hambat minyak atsiri daun cengkeh terhadap jamur Candida albicans dan konsentrasi terendah minyak atsiri daun cengkeh yang mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Ekstraksi minyak atsiri daun cengkeh dilakukan dengan metode destilasi uap, menghasilkan rendemen sebesar 1,525%. Uji aktivitas antijamur dilakukan menggunakan metode sumur difusi dengan media Potato Dextrose Agar (PDA) menghasilkan diameter zona hambat sebesar 15 mm, menunjukkan minyak atsiri daun cengkeh memiliki daya hambat kuat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Uji daya hambat minyak atsiri daun cengkeh terhadap jamur Candida albicans menunjukkan perbedaan nyata pada konsentrasi 0,5% sampai 10%, dan konsentrasi terendah minyak atsiri daun cengkeh dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah pada konsentrasi 0,5% (v/v) dengan diameter zona hambat sebesar 5,67 mm.Kata kunci : minyak atsiri, daun cengkeh, Candida albicans, antijamurABSTRACTOne of the pathogenic fungi that can cause various health problems is Candida albicans. To inhibit the growth of fungi by use the active compound of the plants which is clove essential oil that have antifungi activity. This research aims to determine the antifungal activity, inhibitory power of clove leaf essential oil and lowest concentration of clove leaf essential oil that can inhibit the growth of Candida albicans. The clove leaf essential oil extraction was done by steam distillation method, the rendement is 1,525%. The antifungal activity test was performed using diffusion well method with Potato Dextrose Agar (PDA) medium yielding 15 mm inhibition zone diameter, showing clove leaf essential oil having strong inhibition effect on Candida albicans fungus growth. Clove oil essential oil inhibition test to Candida albicans fungi showed significant difference at 0.5% to 10% concentration, and the lowest concentration of clove leaf essential oil could inhibit the growth of Candida albicans fungus at 0.5% (v / v) concentration with inhibition?s zone of 5.67 mm. Key words: Essential oil,Clove leaf, Candida albicans, antifungi
Pemberian Hormon Melatonin Tidak Menurunkan Kadar Gula Darah Puasa Tetapi Menurunkan Glycated Albumin Dan Meningkatkan Jumlah Sel Beta Pankreas Pada Tikus Jantan Wistar (Rattus Norvegicus) penderita Diabetes Lukito, Emilia Kasturi
Jurnal Media Sains Vol 3, No 1 (2019): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.049 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v3i1.696

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran melatonin dalam menurunkan gula darah, glycated albumin dan meningkatkan sel ? pankreas pada tikus (rattus norvegicus) jantan Wistar diabetes. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan completely randomized posttest only control group design yang dilakukan selama 15 hari, menggunakan 36 ekor tikus (Rattus norvegicus) jantan wistar dewasa umur 10-12 minggu, berat 180-200 gram yang dibagi dalam 2 kelompok masing-masing berjumlah 18 ekor, satu kelompok yang diberi plasebo aquabidest (P0) dan satu kelompok perlakukan yang diberi melatonin 10mg/kg BB (P1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata kadar gula darah puasa yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan (180 ? 28.1 mg/dl and 163.33 ? 27.23 mg/dl, p>0,05). Kadar glycated albumin pada kelompok kontrol adalah 43,92?15,1 ng/ml, lebih tinggi dibandingkan kelompok perlakuan yaitu 33,25?13,94 ng/ml (p<0,05). Jumlah sel ? pankreas pada kelompok kontrol adalah 54,07?11,70 dan kelompok perlakuan adalah 91,66?12,82 (p<0,05). Simpulan: Disimpulkan bahwa pemberian melatonin tidak bermakna dalam penurunan gula darah puasa tetapi bermakna dalam penurunan glycated albumin dan peningkatan sel ? pankreas. Melatonin perlu diteliti lebih lanjut pada manusia untuk penentuan efektivitas dan dosis yang sesuai pada manusiaKata kunci: Melatonin, Diabetes Melitus, glukosa puasa, glycated albumin, sel ? pankreasABSTRACTThe purpose of this study was to determine the role of melatonin to decrease the level of blood sugar, glycated albumin and improve pancreatic ? cells of diabetic rat. This study was an experimental study using a completely randomized control group design, conducted over a period of 15 days, using 36 male wistar rats (Rattus norvegicus) of age 10-12 weeks, weight 180-200 grams divided into 2 groups, each consisting of 18 rats. The control group was given aquabidest placebo (P0), whereas the treatment group was given 10 mg / kg (P1) of melatonin. The results showed no significant difference in the average fasting blood glucose levels between the control and treatment groups (180 ? 28.1 mg/dl and 163.33 ? 27.23 mg/dl respectively, p> 0,05). Levels of glycated albumin in the control group were 43.92 ? 15.1 ng/ml and treatment group 33.25 ? 13.94 ng/ml (p<0,05). The number of pancreatic ? cells in the control group was 54.07 ? 11.70 and the treatment group was 91.66 ? 12.82 (p<0.05). Conclusion: It was concluded that administration of melatonin was not significant in the reduction of fasting blood glucose however, it is significant in decreasing the level of glycated albumin and increasing thenumber of pancreatic ? cells. Melatonin needs to be further investigated in humans to determineits effectiveness and appropriate dosage in humans.Keywords: Melatonin, Diabetes Mellitus, fasting glucose, glycated albumin, pancreatic ? cells
Modifikasi Lempung Menjadi Adsorben dan Pemanfaatannya sebagai Penyerap Limbah Deterjen Suarya, Putu; Suirta, I Wayan
Jurnal Media Sains Vol 1, No 1 (2017): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.985 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v1i1.189

Abstract

ABSTRAKSelektifitas lempung alam sebagai adsorben dapat diperbaiki melalui proses modifikasi lempung dengan proses aktivasi dan interkalasi. Modifikasi lempung akan diawali dengan proses aktivasi lempung menggunakan asam sulfat, yang bertujuan untuk membersihkan permukaan dan menghomogenkan kation antarlapis dari lempung. Selanjutnya proses interkalasi surfaktan akan menjadi lebih mudah terjadi apabila kation antar lapis telah homogen. Hasil karakterisasi terhadap lempung menunjukkan bahwa lempung yang telah dimodifikasi memiliki karakter yang lebih baik dilihat dari peningkatan luas permukaan spesifik dan keasaman permukaannya. Hasil peneltiannya menunjukkan terjadi peningkatan jumlah situs aktif dari lempung alam (A0) sebesar 3,9823 x 1020 atom/gram menjadi 10,947 x 1020 atom/gram pada lempung teraktivasi asam sulfat 2 M (AA) dan pada lempung teraktivasi asam sulfat 2 M dan terinterkalasi BKC 3% (AAB) sebesar 11,320 x 1020 atom/gram. Hasil uji kemampuan adsorpsinya terhadap limbah deterjen menunjukkan bahwa pada kajian variasi waktu adsorpsi, adsorben A0 mempunyai waktu kontak optimum 15 menit sedangkan AA dan AAB sampai dengan waktu 60 menit masih menunjukkan peningkatan daya adsorpsi terhadap limbah deterjen.Kata kunci : Modifikasi, Lempung, Montmorillonit, adsorpsi, limbah deterjen.ABSTRACTSelectivity of natural clay as an adsorbent can be improved through modification of clay with activation and intercalation process. Modification of clay will be preceded by the activation process using sulfuric acid, which aims to clean the surface and homogenizes the interlayer cations of clay. Selejuynya surfactant intercalation process will become easier to occur when cations between layers have been homogeneous. The results showed that the characterization of clay that has been modified to have better characters seen from the increase in specific surface area and the acidity of the surface. The Results showed that an increase in the number of active sites of natural clay (A0) of 3.9823 x 1020 atoms / gram to 10.947 x 1020 atoms / gram on activated clays 2 M sulfuric acid (AA) and the activated clay sulfuric acid 2 M and intercalated BKC 3% (AAB) amounted to 11.320 x 1020 atoms / gram. The test results on the adsorption ability of detergent waste shows that the study of time variation of adsorption, the adsorbent A0 have optimum contact time of 15 minutes while the AA and AAB up with 60 minutes still showed an increase in the adsorption capacity of the waste detergent.Key words : Modification, clay, montmorillonite, adsorption, waste detergent