cover
Contact Name
Reinardus Liborius Cabuy
Contact Email
reinnardcabuy@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kehutanan.papuasia@unipa.ac.id
Editorial Address
Faculty of Forestry, Papua University. Jalan Gunung Salju Amban, Manokwari, Papua Barat 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Kehutanan Papuasia (Journal of Papuasia Forestry)
Published by Universitas Papua
ISSN : 25416901     EISSN : 27226212     DOI : https://doi.org/10.46703/jkp.unipa
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Kehutanan Papuasia adalah peer reviewed jurnal tentang ilmu silvikultur, ekologi hutan, konservasi dan biodiversitas sumber daya hutan, teknologi hasil hutan, dan manajemen hutan. jurnal Kehutanan Papuasia (JKP) diterbitkan secara berkala oleh Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia dan Fakultas Kehutanan Univesitas Papua. satu volume dicetak dalam satu tahun dan dibagi dalam dua nomor yaitu edisi Januari-Juni dan Juli- Desember.
Articles 181 Documents
BAKTERI ASAL FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA YANG BERPOTENSI SEBAGAI AGEN DEKOMPOSER SAMPAH ORGANIK Nunang Lamaek May
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol1.Iss2.34

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri asal Spora Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) yang memiliki kemampuan menghasilkan enzim hidrolitik selulase dan protease guna dijadikan sebagai potensi agen dekomposer sampah organik. Metode penelitian menggunakan metode isolasi spora FMA, Isolasi Bakteri dan Pengujian Enzimatik. Hasil penelitian menunujukan bahwa terdapat 6 jenis bakteri mampu menghasilkan enzim selulase dan 5 jenis bakteri menghasilkan enzim protease. 3 jenis bakteri memiliki kemampuan menghasilkan enzim selulase sekaligus protease tertinggi yaitu Bacillus cereus, Bacillus laterosporus dan Bacillus pasteurii. Ke-3 jenis bakteri ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai agen dekomposer sampah organik.
KERAGAMAN DAN STATUS KONSERVASI JENIS BURUNG AIR DI DANAU YAMOR Hermanus Warmetan; Fransina F. Kesaulija; Bernadetta M.G. Sadsoeitoeboen
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol1.Iss2.35

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman dan status konservasi burung air yang terdapat di kawasan Danau Yamor Kabupaten Kaimana. Empat stasiun pengamatan berupa danau yang ditetapkan secara purposif. Pengamatan dilakukan secara transek pada setiap stasiun menyusuri alur sungai yang ada. Data yang nama jenis, jumlah individu,dan panjang transek pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 12 jenis yang tergolong dalam Sembilan famili burung air yang ditemukan di kawasan Danau Yamor. Keragaman jenis tergolong katagori sedang dan dua jenis burung air yang dijumpai dalam jumlah relatif banyak yaitu burung udang kacamata dan burung cekakak rimba. Lima jenis diantara 12 jenis burung air di kawasan danau Yamor tergolong jenis migrant dari Australia. Dari status konservasi terdapat lima jenis dilindungi, satu jenis dengan status agak terancam dan satu jenis belum diketahui status konservasinya karena kekurangan data. Jenis yang disebutkan terakhir dalah cekakak rimba (Halcyon macleayii)
PERILAKU HAMA PENGISAP BUAH MUDA Dysdercus sp. DAN DAMPAKNYA TERHADAP KERUSAKAN BUAH MASOY (Cryptocarya massoai Kostern) Srihartati Harto
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol1.Iss2.36

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui identitas hama, perilaku makan dan dampak kerusakan terhadap buah muda masoy, dilakukan di hutan sekunder Ambaidiru Papua pada Februari 2013. Pengamatan dilakukan terhadap 5 pohon contoh yang buah mudanya terserang hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah masih muda yang umumnya berwarna hijau sangat disukai hama “genus Dysdercus sp famili Pyrrhocoridae ordo Hemiptera yang disebut bapak pucung”. Gejala buah muda masoy yang terserang adalah warna kusam, kulit kisut, terdapat spot ungu berukuran titik kecil buah mengecil tidak beraturan. Gejala buah menggambarkan kondisi fisiologis buah, yang mulai menurun kualitas pertumbuhan juga mencerminkan fisiologis buah yang tidak akan mencapai masak fisiologis dan pembentukan biji.
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN BERKAYU PADA PLOT MONITORING TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI Novita Panambe; Ronggo Sadono; Djoko Marsono
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol1.Iss2.37

Abstract

Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja Manokwari memiliki keanekaragaman spesies tumbuhan berkayu yang tinggi dengan keunikan spesies yang berbeda dengan spesies di daerah lainnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan berkayu pada plot monitoring biodiversitas flora TWA Gunung Meja. Penelitian ini dilakukan di plot monitoring biodiversitas flora TWA Gunung Meja seluas 25 ha pada plot yang dibuat tahun 2005, 2006 dan 2008. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik observasi. Hasil penelitian pada plot monitoring biodiversitas flora menunjukan bahwa tumbuhan berkayu terdiri dari 134 jenis dan 39 famili untuk tingkat semai, 162 jenis dan 47 famili tingkat pancang, 169 jenis dan 38 famili tingkat tiang, 148 jenis dan 34 famili tingkat pohon. Dominansi jenis pada fase semai adalah Pometia coreacea, fase pancang jenis Aglaia odorata, fase tiang jenis Medusanthera laxiflora dan fase pohon jenis Pometia coreacea. Indeks keanekaragaman jenis pada setiap fase pertumbuhan tinggi, yaitu fase semai 3,8064, fase pancang 4,4828, fase tiang 4,3044 dan fase pohon 4,2270.
DAUN PANDANUS TECTORIUS PARK. POTENSINYA SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK SERAT ALAMI Fitra Haryadi; Cicilia M.E. Susanti; Endra Gunawan; Nurhaidah I. Sinaga
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol1.Iss2.38

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui nilai dimensi serat daun Pandanus tectorius Park yang diambil dari Pantai Amban dan Pulau Mansinam. Selain itu berdasarkan nilai dimensi seratnya, dikaji ketepatan produk yang akan dihasilkan dengan menggunakan bahan baku serat daun P. tectorius Park. Daun P. tectorius Park. yang tumbuh di Pantai Amban diambil dari pohon dengan tinggi sekitar 2 meter dan diameter batang sekitar 12 cm, sedangkan sampel daun yang tumbuh di Pulau Mansinam diambil dari pohon dengan tinggi sekitar 3 meter dan diameter batang sekitar 15 cm serta telah berbuah. Proses maserasi yang digunakan untuk mendapatkan serat daun P. tectorius Park. yaitu mengikuti metode Forest Product Laboratory yaitu menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) dan asam asetat glasial (CH3COOH) perbandingan 20:1 dengan beberapa modifikasi. Nilai parameter dimensi serat (panjang serat, diameter serat dan tebal dinding serat serta diameter lumen) daun pandan yang berasal dari Pulau Mansinam lebih tinggi dibandingkan yang berasal dari pesisir Pantai Amban. Panjang serat rata-rata 0,9565 mm dan 1,2098 mm untuk contoh daun dari Pantai Amban dan Pulau Mansinam. Diameter serat daun P.tectorius Park dari Amban Pantai sebesar 0,0138 mm dan 0,0151 mm untuk contoh yang dari Pulau Mansinam. Oleh sebab itu, serat daun P. tectorius Park potensial digunakan untuk produksi kertas, bahan baku tekstil dan papan serat.
PELLET SERBUK KAYU MERBAU (Intsia bijuga OK): KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN MENYERAP MINYAK Muliyana Arifudin; Arifandi; Susilo B. Husodo
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss1.39

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pellet yang dibuat dari limbah serbuk gergaji dan juga menilai kapasitas pellet tersebut dalam menyerap minyak dari air. Metode eksperimen dengan teknik observasi digunakan, dirancang dengan menggunakan RAL dan dianalisis ANOVA. Pellet dibuat dari serbuk kayu Merbau (Intsia bijuga) dengan campuran CMC dan ACA dengan 5 dosis yang berbeda (Pellet A, B, C, D dan E). Variabel pengamatan meliputi tekstur dan ukuran pellet, kapasitas Liquid accessible pore volume (Vacc) dan jumlah minyak yang diserap (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik fisik, pellet C, D dan E memiliki ukuran yang lebih besar, tekstur yang padat, keras dan tidak mudah hancur dibandingkan pellet A dan B. Berdasarkan nilai Vacc, pellet C dan D memiliki volume pori-pori penyerapan minyak yang paling rendah. Hasil studi penyerapan minyak menunjukkan bahwa pellet yang terbuat dari serbuk Intsia bijuga mampu menyerap oli bekas dan minyak jelantah lebih dari 70%, dimana pellet A dan B memiliki daya serap minyak yang paling tinggi dibandingkan dengan tipe pellet lainnya.
KERAGAMAN DAN KEPADATAN POPULASI SPESIES BURUNG PADA KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAPUA Carlie Mainase; Hermanus Warmetan; Anton Silas Sinery
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss1.40

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan kepadatan populasi burung pada hutan pendidikan dan kebun hortikultura Universiitas Papua. Metode point count (titik pengamatan) diaplikasikan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kergaman pada hutan tanaman adalah 1,88 hutan alam 2,63 dan kebun hortikultura adalah 1,68 sehingga keragaman burung pada ketiga lokasi tergolong dalam indeks kergaman sedang. Kepadatan populasi burung pada hutan tanaman adalah 4, 81 ekor/ha, hutan alam 15,5 ekor/ha dan kebun hortikultura adalah 11 ekor/ha. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan masing-masing spesies yang dikategorikan rendah, sehingga kelimpahan masing -masing jenis atau spesies tidak sama.
REKONSTRUKSI ETNOTEKNOLOGI NOKEN KULIT POHON OLEH SUKU YALI DI KAMPUNG HUBAKMA KABUPATEN YALIMO Yos Walianggen; Alexander Rumatora
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss1.41

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pohon yang kulitnya dimanfaatkan sebagai bahan anyaman noken serta merekonstruksi proses pembuatannya. Metode deskriptif dengan teknik observasi lapangan dan wawancara semi struktural digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 jenis pohon yang kulitnya dimanfaatkan sebagai bahan anyaman noken yaitu: Ficus arfakensis, Ficus copyosa, Artocarpus altilis, Ficus elastica, Ficus sp., Gnetum gnemon dan Pipturus argenteus. Rekonstruksi pembuatan noken dimulai dari pengambilan bahan baku, pengupasan kulit, penjemuran serat, perendaman, pemisahan dan pemintalan serat, sampai pada penganyaman dan pewarnaan noken, serta pemasaran. Transfer pengetahuan menganyam noken hanya terjadi pada kaum perempuan saja yaitu dari ibu kepada anak-anak perempuan. Salah satu kegiatan konservasi jenis pohon bahan baku noken yang dilakukan oleh masyarakat suku Yali adalah dengan membudidayakannya jenis-jenis tersebut.
ASPEK EKOWISATA RHODODENDRON: TINJAUAN POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI DAERAH INTAN JAYA Matheus Beljai; Yubelince Y. Runtuboi; Devi Manuhua; Meliza S. Worabai; Dominggas M. H. Renwarin
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss1.43

Abstract

Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menarik perhatian besar terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sebagai salah satu isu utama dalam kehidupan manusia. Rhododendron secara ekologi maupun ekonomi memiliki arti penting. Rhododendron juga memiliki arti penting dalam aspek estetikanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tumbuhan Rhododendron sebagai salah satu potensi ekowisata dan menyusun alternatif strategi pengembangannya di daerah Bilai kabupaten Intan Jaya. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif dengan teknik survei. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Rhododendron di kampung Bilai memiliki karakteristik morfologi menarik berdasarkan warna bunganya. Dalam upaya konservasinya, tumbuhan ini potensial untuk dikembangkan sebagai tanaman pekarangan. Strategi lainnya yang dapat dikembangkan untuk pelestarian Rhododendron sebagai daya tarik ekowisata ialah dengan mengoleksinya dalam satu areal eksitu berupa Kebun Koleksi Rhododendron.
STEK PUCUK MASOI (Cryptocarya massoia) DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI IBA (INDOLE BUTYRIC ACID) Wilson Miriono; Bernadus Benni Rettob; Ana Tampang
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss1.44

Abstract

Masoi (Cryptocarya massoia) memiliki nilai ekonomi tinggi namun belum dibudidayakan secara luas. IBA (Indole Butyric Acid) sering digunakan untuk meningkatkan keberhasilan stek tanaman. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengevaluasi beberapa konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid) terhadap pertumbuhan stek masoi. Penelitian menggunakan empat perlakuan konsentrasi larutan IBA yaitu kontrol (tanpa IBA), IBA 75 ppm, 100 ppm, dan 125 ppm. Persentase stek hidup tertinggi (65%) diperlihatkan oleh kontrol dan perlakuan konsentrasi larutan IBA 125 ppm. Sementara persentase stek bertunas dan stek berkalus menunjukan bahwa semua perlakuan yang diberikan tidak berbeda secara signifikan.

Page 2 of 19 | Total Record : 181