cover
Contact Name
Intan Permata Sari
Contact Email
intanpermata@iainbengkulu.ac.id
Phone
+6285292917330
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Bengkulu 38212, Kota Bengkulu, Bengkulu, Sumatera
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak
ISSN : 26858703     EISSN : 26863308     DOI : http://dx.doi.org/10.29300/hawapsga
Core Subject : Education, Social,
Hawa is a scientific journal within the scope of gender and child studies with various applications of approaches, namely: psychology, education, law, sociology, literature, anthropology, and Islamic studies. It is a half-yearly published, exactly every June and December by Gender and Child Studies Center, Research and Community Service Department of IAIN Bengkulu. It was firstly published in 2019. The editorial board uses OJS in accepting articles, reviewing systems, and publication.
Articles 79 Documents
Pengaruh Verbal Bullying Terhadap Kecerdasan Interpersonal Anak di Sekolah Reza Pahlevi; Rossi Delta Fitrianah; Fiki Prayogi; Wahyu Rike Istiarti
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 3, No 2 (2021): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/.v3i2.5720

Abstract

Maraknya perilaku verbal bullying yang terjadi di kalangan peserta didik sehingga dapat berpengaruh terhadap kecerdasan interpersonal siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh verbal bullying terhadap kecerdasan interpersonal siswa di SDN 81 Kota Bengkulu. Rancangan penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan varian pendekatan ex post facto. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling. Teknik pengumpulan data melalui observasi, kuesioner (angket), dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 81 Kota Bengkulu tahun ajaran 2019/2020. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas IV. Hasil penelitian mengungkap bahwa terdapat pengaruh verbal bullying terhadap kecerdasan interpersonal siswa di SDN 81 Kota Bengkulu. Kesimpulan penelitian diperoleh hasil (1) perilaku verbal bullying yang dilakukan siswa antara lain menjuluki, mengejek, menghina, memaki, dan mengolok-ngolok; (2) siswa yang sering di bullying akan berpengaruh terhadap kecerdasan interpersonalnya karena bawasannya anak yang sering di bully akanmenjadi malas pergi ke sekolah dan psikisnya terganggu dan konsentrasinya saat belajar berkurang; (3) pengaruh verbal bullying memberikan dampak pada terhadap kecerdasan interpersonal siswa yaitu menjadi rendah.
Bias Gender pada Buku Teks SKI Tingkat Madrasah Ibtidai’yah Pebby Selvira; Deni Febrini; Fatrica Syafri
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 3, No 2 (2021): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/.v3i2.5479

Abstract

Penelitian ini mengkaji isu bias gender dalam buku teks sejarah peradaban Islam di tingkat Madrasah Ibtidaiyah. Secara khusus, artikel ini membahas tentang sejauh mana bias gender dimungkinkan dalam pelajaran SKI untuk lingkup materi, gambar dan rubrik. Data diperoleh melalui telaah dokumen, dengan menganalisis buku teks dan bahan ajar yang digunakan oleh guru di tingkat Madrasah Ibtidaiyah. Studi ini menemukan bahwa buku teks SKI masih bias gender. Oleh karena itu, perlu adanya penulisan buku ajar bagi siswa madrasah dengan memperhatikan prinsip kesetaraan gender, agar isu bias gender tidak dilestarikan oleh lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Temuan penelitian ini dapat menjadi dasar bagi pemerintah, khususnya Kementerian Agama, dalam menetapkan kebijakan buku teks madrasah yang harus mengedepankan kesetaraan gender.
The Effectiveness of Physical Touch for Tantrum Treatment on Autistics Child Intan Alawiyah; Salsabila Salsabila
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 3, No 2 (2021): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/.v3i2.5588

Abstract

Autisme adalah anak dengan gangguan perkembangan saraf yang dapat menyebabkan gangguan perilaku, gangguan komunikasi, gangguan sosial, gangguan sensorik, dan gangguan emosional, seperti tantrum (mengamuk). Gejala penyakit ini lebih sering diemukan pada masa kanak-kanak, namu bisa juga ditemukan pada masa dewasa. Autisme saat ini disebut gangguan spektrum autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD). Tantrum anak autis disebabkan oleh keusakan otak, yang membuat mereka tidak dapat mengontrol emosinya dan tiak dapat mengkomunikasikan emosi secara normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar efektivitas sentuhan fisik pada penanganan anak autis saat tantrum. Penelitian ini dilaksanakan di SKH Negeri 01 PANDEGLANG tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini penulis memilih Guru khusus anak autis di sekolah, dan kerabat terdekat yang memiliki anggota keluarga berkebutuhan khusus. Kesimpulan penelitian bahwa efektivitas sentuhan fisik pada penanganan anak autis di saat tantrum sangat berpengaruh, selain sentuhan fisik ada penanganan lain yang bisa mencegah agar tidak terjadi tantrum pada anak autis, yaitu Diet dari makanan yang mengandung coklat, MSG dan pengawet.
Pemerolehan Bahasa Anak 5 Tahun ditinjau dari Fonologis dan Semantis Meddyan Heriadi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 3, No 2 (2021): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v3i2.6342

Abstract

Ketika lahir, manusia pada dasarnya belum mampu untuk berbicara, tetapi sudah mampu berkomunikasi. Komunikasi tersebut diuraikan dalam berbagai tanda. Tanda tersebut seperti menangis untuk menunjukkan lapar, sakit, panas, dingin arau tertawa untuk menunjukkan rasa senang. Setelah itu, lambat laun anak-anak nantinya akan belajar bagaimana berbahasa, agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya seiring pertumbuhan fisik. Inilah merupakan proses pemerolehan bahasa. Di mana menurut Sundjono (dalam Saputri, : ) yaitu proses penguasaan bahasa ibu secara alami. Berdasarkan riset yang telah dilaksanakan diketahui bahwa: a). Zhafira masih memiliki kesalahan dalam dalam pemilihan kosakata, sedikitnya kosakata yang dikuasai, salah dalam pelafalan, minimnya interaksi pada teman saat di awal sekolah, dan belum lancar dalam membangun kalimat;  b) Meskipun kedua orang tua sang anak berasal dari bahasa Serawai, Zhafira hanya menguasai 3 kosakata serawai yaitu mising, awu, dan ngerayau. Sementara sisanya adalah bahasa Indonesia formal. c. guru sendiri menilai terdapat perbedaan pola bahasa dan pola interaksi saat di awal masuk sekolah dan saat wawancara dilaksanakan. Zhafira sudah mulai mau untuk berkomunikasi seperti bertanya dan memberitahu. Hanya saja ia perlu mendapatkan perhatian lebih agar kemamapuanya dapat meningkat seperti lewat bermain, tegur sapa, dan berbicara langsung dengan kontak mata dan gerakan sentuhan tangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Zhafira sendiri masih memiliki keterlambatan pemerolehan bahasa jika dibanding teman sesusianya. Hal ini terlihat bagaimana ia masih dalam dalam pelafalan dan ketidakmampuannya dalam membangun kalimat. Selain itu, bahasa yang digunakan zhafira adalah bahasa Indonesia formal karena kesehariannya yang dominan pada televisi yang berbahasa Indonesia. Sang guru juga menilai bahwa terjadi pola peningkatan berbahasa Zhafira dibandingkan pada awal masa sekolah. Jika dahulu ia hanya tersenyum saat disapa dan saat ini ia sudah mau bertanya dan melapor. Ia juga sudah mulai mampu untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
Kontribusi Ibu Rumah Tangga yang Berpendidikan Tinggi dalam Memberikan Pendidikan Religiusitas Anak Suhirman Suhirman; Azwar Rahmat; Yesi Purwaningatmaja
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i1.6797

Abstract

Data collection techniques used were observation, The purpose of this study was to determine the contribution of housewives who have higher education in providing children's religious education in Fajar Baru Village, Ketahun District, North Bengkulu. This “research is a quantitative questionnaires, and documentation. For sampling techniques used purposive sampling techniques, and data analysis” techniques using the mean, standard deviation, and product moment formula to find the relationship. The results obtained from this study are there are contributions between highly educated housewives on children's religious education in Fajar Baru Village, Ketahun District, North Bengkulu. This can be proven from the statistical calculation that r is greater than rtable (-0.236 <0.284) ts 5%, there is a significant contribution among housewives with high education towards children's religiosity education. This can be seen from the majority of housewives with minimum education qualifications of junior high, high school, and highest level 1 (undergraduate). Then the children's religious education in Fajar Baru Village is also in the medium category. This shows the child has gradually implemented religious teachings in everyday life. Such as, believing in the oneness of Allah, believing mace and qadar, being polite to teachers, parents, and others, performing compulsory prayer and circumcision, fasting in the month of Ramadan, and having a noble character.
Kesetaraan Gender Perempuan Bali dalam Pandangan Amina Wadud Ida Selviana Masruroh
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i1.6822

Abstract

Gender diartikan sebagai suatu konsep kultural yang berusaha membuat perbedaan dalam hal peran, mental, perilaku, serta karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. Pemberlakuan hukum adat Bali yang masih belum memiliki kesetaraan gender walaupun perempuan Bali terdahulu tidak mengalami ketidakadilan gender karena bagi mereka memaknai perannya sebagai suatu kewajiban walaupun sebenarnya yang terjadi ketimpangan peran. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi semi partisipan dan wawancara secara mendalam atau Depth Interview. Penelitian ini memilih subyek berupa data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan Triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teori Miles and Hubberman yaitu dengan koleksi data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Amina Wadud memandang bahwa perempuan Bali belum termasuk kategori kesetaraan gender karena menganut budaya patriarki. Pemberlakuan adat istiadat Bali yang mengatur kehidupan masyarakat Bali itu sendiri dan belum mencerminkan kesetaraan gender. Perempuan Bali apabila sudah menikah maka menjadi hak milik laki-laki sepenuhnya tanpa adanya perdebatan.
Strategi Peran Ganda Janda Cerai Mati untuk Memenuhi Kebutuhan Pendidikan Anak Endah Iri Aryani; Yustika Irfani Lindawati
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i1.6515

Abstract

Kontruksi sosial yang menuntut janda cerai mati menjalankan peran ibu dan ayah yakni mengasuh anak, menafkahi rumah tangga serta pemenuhan pendidikan anak seorang diri. Kecenderungan orang tua memberikan pendidikan anak melalui sekolah formal menyebabkan orang tua membutuhkan biaya untuk pemenuhan pendidikan anak dimana janda cerai mati memerlukan strategi guna memenuhi kebutuhan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara janda cerai mati menghidupi kebutuhan ekonomi dan pendidikan anak-anaknya di RT 003 RW 011, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif serta teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi dan wawancara mendalam bebas terpimpin terhadap informan. Hasil penelitian ini diperoleh yaitu kebutuhan nafkah rumah tangga dan pemenuhan pendidikan anak dilakukan janda cerai mati dengan cara membuka usaha berupa warung kelontong, pakaian, dan menjual barang rumah tangga dengan sistem kredit serta menerapkan strategi dengan memanfaatkan modal (sumber daya) yang dimiliki seperti modal materi, modal sosial, modal simbolis, dan modal kultural. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gagasan mengenai upaya-upaya yang dapat diterapkan guna mempertahankan kebutuhan ekonomi rumah tangga dan pemenuhan pendidikan anak untuk jangka pendek dan jangka panjang bagi orang tua tunggal. 
Perempuan dan Moderasi Beragama: Potensi dan Tantangan Perempuan dalam Mewujudkan Moderasi Beragama Reni Kumalasari
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i1.6484

Abstract

AbstrakSeiring berjalannya waktu, konflik disebabkan intoleransi semakin meningkat di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya untuk mengatur pola kerukunan umat beragama di Indonesia salah satunya menebarkan faham moderasi beragama di masyarakat. Penelitian ini akan mengkaji potensi perempuan dalam mewujudkan moderasi beragama serta kondisi ketidakadilan gender yang dapat menjadi tantangannya. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan literature review. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki potensi yang besar dalam mewujudkan moderasi beragama, perempuan dapat menjadi sumber dan aktor utama dalam menanamkan benih moderasi dalam keluarga. Namun, potensi besar tersebut akan menjadi sia-sia jika perempuan masih menjadi kaum yang dimarginalkan baik di wilayah domestik maupun publik. Tanpa keadilan gender, moderasi beragama di Indonesia tidak dapat diwujudkan secara utuh.  AbstractOver time, conflicts due to intolerance are increasing in Indonesia. The government has made various efforts to regulate the pattern of religious harmony in Indonesia, one of which is spreading the notion of religious moderation in society. This study will examine the potential of women in realizing religious moderation and the conditions of gender inequality that can be a challenge. This research is a qualitative research with a literature review approach. The results of this study indicate that women have great potential in realizing religious moderation, women can be the main source and actor in planting the seeds of moderation in the family. However, this great potential will be in vain if women are still marginalized both in the domestic and public spheres. Without gender justice, religious moderation in Indonesia cannot be fully realized.  
The Color Purple and Namaku Hiroko: Comparative Literature on Gender Inequality Issues Rizkia Shafarini; Agry Pramita
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i1.6642

Abstract

This research aims to compare and contrast the gender inequality concerns in Alice Walker's "The Color Purple" and Nh. Dini "Namaku Hiroko." Using a comparative literature method, this research examines the contrasts and similarities in the author's descriptions of gender inequality concerns faced by the major characters in the two novels. The qualitative descriptive analysis approach is used in this investigation. There are parallels in the subject of gender equality for women who are deemed second-class citizens who are sexually and economically objectified and confined by patriarchal society and culture. The distinction between the two novels is that "The Color Purple" exposes the State of American culture that discredits black people, whereas "My Name is Hiroko" depicts women's economic and sexual desires. Finally, we can observe how the authors' cultural backgrounds may impact the literary works they produce since the writers will write about the socio-cultural situations they are experiencing.
Readers’ Responses to Homoerotism on Indonesian Online Fictions Andriadi Andriadi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 1 (2022): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i1.6762

Abstract

The dominant masculine stereotype constructed in our society's view is considered to be restrictive and unfavorable in some aspects inherent in masculine gender. This condition sometimes makes men depressed and suffer because they cannot express certain feelings and emotions which also require other men's point of view and internalize certain values. Bromance is considered as a concept against masculine views that develop in society so that they are able to express their feelings, empathize with each other, motivate each other, and together show concern in difficult times so that they can share the problems they face and find solutions from a male point of view. man. This study aims to explore he  reader’ respond to homoeroticism depicted in Indonesian online fiction  and an offer  to  ideal homosocial concept as a solution for male friendship that should be depicted in a fictional world as the basis for building a better civilization and source of literacy. This study uses a qualitative method. The result showed that the male body becomes the source of the emergence of homoeroticism in friendship interraction. Sexual stimulation and words that have homoerotic tendencies in character interactions lead to sexual feelings. Strong and intense emotions lead them to feelings of homoeroticism. The more intimate emotional and physical closeness leads them to change their sexual desire towards other sexual acts. The offer of the concept of the ideal friendship of heterosexual men in a fictional world should include aspects: togetherness, sharing problems openly and comfortably, providing emotional support, and giving surprises by avoiding things that are not accepted by our society, namely affection without deep emotions. and a description of ethical interactions without physical contact so that the strength of male homosocial bonds is built as well as to uphold certain images of masculinity and sexuality in accordance with the masculine stereotypes adopted and developed in the society. In other words, men must maintain ethics and dignity in a friendship