cover
Contact Name
Muhrisun Afandi
Contact Email
risonaf@yahoo.com
Phone
+6282242810017
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat
ISSN : 25983865     EISSN : 26143461     DOI : https://doi.org/10.14421/panangkaran
Jurnal Panangkaran merupakan jurnal Assosiasi Peneliti Agama-agama yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai media komunikasi hasil penelitian para peneliti, ilmuwan dan cendekiawan. Tujuannya adalah untuk mewadahi, menyebarluaskan dan mendialogkan wacana ilmiah di bidang penelitian sosial keagamaan. Naskah yang dimuat dalam jurnal berasal dari hasil-hasil penelitian maupun kajian-kajian kritis para peneliti agama atau akademisi yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan sosial keagamaan, kelekturan, pendidikan dan keagamaan, agama dan sains. Jurnal terbit setahun 2 kali pada bulan Juni dan Desember.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2019)" : 10 Documents clear
Pengaruh Indeks Produksi Industri (IPI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Indeks Saham Syariah Indoneisa (periode 2012-2018) Muhammad As Shadiqqy
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-03

Abstract

The Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) is one of the stock indexes that calculates an average price index for types of business activities to meet sharia criteria. Macroeconomic conditions often lead to market sentiment and turmoil at ISSI. This study aims to analyze the effect of the industrial production index, sharia-compliant Indonesian bank certificates, inflation and the Rupiah Exchange Rate on the Sharia Stock Index, focuses on period of 2012 to 2018.This study based on secondary data which consist of monthly data content and the data of macroeconomic variable. The collected data was analyzed using stationarity test, granger test, co-integration test and VAR test. The variables tested in this study were IPI, SBIS, inflation and the exchange rate against ISSI variables. It is found in this study that SBIS, inflation and the exchange rate has a one-way causality relationship with ISSI. The variable that has the biggest shock effect is inflation with an effect of 2.82 percent in the second period and increased to 18.9 percent in the 10th period.[Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah salah satu indeks saham yang menghitung indeks harga rata-rata untuk jenis kegiatan bisnis yang berguna untuk memenuhi kriteria syariah. Kondisi ekonomi makro sering menyebabkan sentimen pasar dan kekacauan di ISSI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh indeks produksi industri, sertifikat bank Indonesia yang syariah, inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Saham Syariah, berfokus pada periode 2012 hingga 2018.Penelitian ini didasarkan pada data sekunder yang terdiri dari konten data bulanan dan data variabel ekonomi makro. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji stasioneritas, uji granger, uji co-integrasi dan uji VAR. Variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah IPI, SBIS, inflasi dan nilai tukar terhadap variabel ISSI. Penelitian ini menemukan bahwa SBIS, inflasi dan nilai tukar memiliki hubungan kausalitas satu arah dengan ISSI. Variabel yang memiliki efek guncangan terbesar adalah inflasi dengan efek 2,82 persen pada periode kedua dan meningkat menjadi 18,9 persen pada periode ke-10.]
Konsep Hospitalitas Amos Yong dan Dialog Inter-Religius di Maluku Eklepinus Jefry Sopacuaperu
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-08

Abstract

This article aims to explore hospitality as the basic character needed in the development of inter-religious dialogues. The character is reflected in a way of understanding that every religion has its own hospitable characteristic that can be used to start off an effective dialogue. It is also the aim this article to discern the philosophy of “hidup orang basudara” as the characteristic of hospitality among the Moluccans used in developing inter-religious dialogue in Moluccas.[Artikel ini menelusuri hospitalitas (keramah-tamahan) sebagai karakter dasar yang dibutuhkan dalam perkembangan dialog inter-religius. Karakter ini tercermin dalam cara pemahaman yang dimiliki setiap agama yakni karakter hospitalitas yang dapat digunakan untuk memulai dialog yang efektif. Inilah yang menjadi tujuan utama dari artikel ini yaitu untuk memahami falsafah “hidup orang basudara” sebagai bentuk hospitalitas pada masyarakat Mulucans dalam mengembangkan dialog inter-religius di Muloccas.]
Nilai Kerukunan Umat Beragama dalam Tradisi Merti Bumi Tunggularum Kabupaten Sleman Rosidin Rosidin
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-02

Abstract

Indonesia is known for its variety of tradition. The ritual of Merti Bumi Tunggularum is among the important traditions which has not been explored in studies. This study explores the origin of Merti Bumi tradition, especially related to the community values of religious harmony. This study employs a qualitative-descriptive approach. The results of this study highlight that: (1) The tradition of Merti Bumi Tunggularum is referred to the respected figure of Kyai Tunggul Wulung, in which his death is commemorated through the ritual of annual Haul held in the community in the month of Sapar 21st. This annual haul has been developed into various traditions, including the Carnival of the Merti Bumi and some other related ceremonies. (2) The ritual of Merti Bumi reflects community’s value of religious harmony as it involves tolerance, equality and mutual cooperation among people from various religious backgrounds in the society.[Indonesia dikenal dengan keragaman tradisinya. Ritual Merti Bumi Tunggularum adalah salah satu tradisi berharga yang belum dieksplorasi dalam studi ilmiah. Penelitian ini menelusuri awal mula tradisi Merti Bumi, terutama yang beekenaan dengan nilai-nilai kerukunan umat beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwa: (1) Tradisi Merti Bumi Tunggularum merunut pada tokoh Kyai Tunggul Wulung yang sangat dihormati, yang kematiannya diperingati melalui ritual Haul tahunan yang diadakan pada bulan Sapar ke 21. Peringatan ini telah dikembangkan menjadi berbagai tradisi, termasuk upacara Merti Bumi dan upacara lainnya yang berkaitan. (2) Ritual Merti Bumi mencerminkan nilai kerukunan beragama masyarakat karena memegang teguh toleransi, kesetaraan, dan gotong royong timbal balik pada semua lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang agama yang berbeda-beda.]
Studi Yuridis-Sosiologis terhadap Problematika Perkawinan Sejenis di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ajung Kabupaten Jember Tahun 2017 Ahmad Fadoli Rohman
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-04

Abstract

Same-sex marriage is not recognised within Indonesian laws and constitution. The Indonesian Marriage Law, Law No.1/1974, does not give any loophole for same sex couples in Indonesian to officially legalised their marriage. However, there are ways and efforts done by same sex couple in Indonesia to get around  this prohibition. Among the most common ways done by these couples to have their marriage approved by the authority is through falsification of ID and other related documents. The marriage of Ayu and Fadholi (not real name) which was initially passed by the local marriage bureau (KUA) in Ajung, Jembar in 2017, shows that falsification of documents for marriage remains occur among same sex couples in Indonesia. This study examines: 1) What are underlying factors behind the cases of same sex marriage in Indonesia? 2) What strategies commonly done by same sex couples in Indonesia to get around restrictions for their marriage? 3)To what extent Indonesian regulations as well as Islamic law respond to cases of same sex marriage in the community? The data is collected through series interview involving religious judges and other prominent sources. The finding of this study shows that: (1) Sociologically, same-sex marriage done by couples in Indonesia is part of their efforts to get rid of stigma and labelling in the society. (2) The most common strategy undertaken by same-sex couples to have their marriage legally recognised is through falsification of their identity and other required documents for marriage. (3) The Indonesian regulations, including Indonesian marriage law, do not recognised same sex marriage, as well as Islamic law which regards same sex marriage as haram, against the Qur’an and the Hadith.[Pernikahan sesama jenis tidak diakui dalam hukum konstitusi Indonesia. UU Perkawinan Indonesia, UU No.1/ 1974, tidak memberikan ce;ah bagi pasangan sesama jenis di Indonesia untuk secara resmi melakukan pernikahan. Namun, ada cara dan upaya yang dilakukan pasangan sesama jenis di Indonesia untuk mengakali larangan ini. Di antara cara paling lumrah yang dilakukan oleh pasan ini agar pernikahan mereka disetujui oleh otoritas setempat adalah melalui pemalsuan KTP dan dokumen terkait lainnya. Perkawinan Ayu dan Fadholi (bukan nama sebenarnya) yang awalnya disahkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) di Ajung, Jembar pada tahun 2017, menunjukan bahwa pemalsuan dokumen demi pernikahan tetap terjadi di antara pasangan dengan jenis kelamin yang sama di Indonesia. Penelitian ini meneliti: (1) Apakah faktor yang mendasari pernikahan sesama jenis di Indonesia? (2) Strategi apa yang umumnya dilakukan oleh pasangan sesama jenis di Indonesia untuk mengakali larangan pernikahan mereka? (3) Sejauh mana peraturan Indonesia yang hukum Islam menanggapi kasus pernikahan sesama jenis yang terjadi di masyarakat. Data dari penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara yang melibatkan ahli hakim agama dan sumber terkait lainnya. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Secara sosiologis, pernikahan sesama jenis yang dilakukan di Indonesia adalah bagian dari upaya mereka untuk menghilangkan stigma dan label dari masyarakat. (2) Strategi yang lumrah dilakukan oleh pasangan sesama jenis agar pernikahan diakui secara hukum adalah dengan pemalsuan identitas dan dokumen lain yang diperlukan untuk pernikahan. (3) Hukum di Indonesia, terutama hukum perkawinan tidak mengakui pernikahan sesama jenis, begitu pun dengan Hukum Islam yang menetapkan pernikahan sesama jenis sebagai haram karena bertentangan dengan al-Quran dan Hadist.]
Semiotics: The Connotatives Signified (Myth) on Several News Headlines About Terror Cases Indicating Islamophobia Artha Nur Restia Panji
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-10

Abstract

In the last couple of years the increasing cases of violence and terror appears to be the most common headlines in the media around the world.  Media platforms seem to use the news of violence and terror as their strategy to attract readers, in which some news appears to be provocative. The terms used in the media also tend to be exaggerative, which mostly beyond the actual context of the cases. Moreover, the media platforms appears to be trapped in Islamophobia attitude, as they tend to use the term ‘terror’ identical to cases of crimes perpetrated only by Muslims. The term ‘terror’ is hardly used in cases of crimes involving non-Muslims, instead the news platform will use such more neutral terms as ‘shooting’ and ‘stabbing.’ This article examines the connotative meaning of the different terminologies used to describe similar cases in the media headline. In the perspective to Critical Discourse Analysis theory, a discourse brought up by news headline is not merely word choices as it expresses more than just linguistic aspect. In fact, it shapes the way the readers portrayed the actual cases, while the terms used in the news headline appear to significantly contribute to the development of certain ideology brought by the media platforms.[Dalam beberapa tahun terakhir, meningkatnya kasus kekerasan dan teror menjadi berita utama dan lumrah di media di seluruh dunia. Platform media terlihat menyiarkan berita kekerasan dan teror sebagai strategi mereka untuk menarik khalayak untuk membaca yang mana beberapa berita tersebut cenderung lebih provokatif. Istilah-istilah yang digunakan dalam berita itu juga cenderung berlebihan yang justru berada di luar konteks kasus yang sebenarnya. Selain itu, platform media juga terjebak dalam sikap Islamofobia, dengan cenderung menggunakan istilah ‘teror’ yang identik dengan kasus-kasus kejahatan yang mengarah pada tindakan umat Islam. Istilah ‘teror’ justru jarang digunakan dalam kasus-kasus kejahatan yang melibatkan non-muslim, dan sebaliknya, platform berita itu akan menggunakan istilah yang lebih netral seperti ‘penembakan’ dan ‘penusukan’. Artikel ini mengkaji makna konotatif dari istilah-istilah yang digunakan media platform untuk menyampaikan kasus-kasus tersebut dalam tajuk media. Dalam perspektif teori Analisis Wacana Kritis, sebuah wacana yang diangkat oleh tajuk berita tidak hanya berupa pilihan kata sebab dibalik kata itu terdapat ungkapan yang lebih dari sekedar aspek linguistiknya saja. Bahkan, kata-kata itu turut menbentuk cara pembaca memahami dan menggambarkan kasus-kasus tersebut, padahal istilah-istilah yang digunakan oleh media itu nyatanya memiliki peran penting pada pertumbuhan ideologi tertentu yang dibawa oleh media platform tersebut.]
Gagasan Islam Nusantara Sebagai Kearifan Lokal di Indonesia Syarif Hidayatullah
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-01

Abstract

This study employs a philosophical approach to ideas and thoughts of Nahdlatul Ulama (NU), one of largest Islamic mass organisation in Indonesia, in regards to the way this organisation responds to globalization, providing reference especially to their adherence and Muslim society in general. As many other Muslim organisations, NU has been struggling in to deal with globalization issues, along with its challenges, opportunities, and threats. Initiatives and efforts have been initiated by NU leaders to avoid negative impacts of globalisation for the society. In this regards, NU leaders with their discourse of Islam Nusantara are known for their thoughts and approach in maintaining religious harmony, not only among Muslims but also for Indonesian society in general. The Research focuses on three research questions; firstly, what is the main idea behind the discourse of Islam Nusantara?; secondly, what are the approach employed by NU leaders to promote the discourse of Islam Nusantara?; and, thirdly, to what extent the discourse of Islam Nusantara has significance in the context of society’s respond towards globalization? The data collected through literature and documentary study, focusing on primary sources related NU and the discourse of Islam Nusantara. The research found that the idea of Islam Nusantara is an effort to re-establish the contemporary thought of Islam in Indonesia, which allows a process of dialogue between new ideas and thoughts and what have been preserved as heritage from the past. In more specific way, the new idea of Islam Nusantara is basically an effort to interpret the big idea of Pribumisasi Islam, firstly introduced by Abdurrahman Wahid, one of the most prominent NU leaders, in 1980s. The discourse of Islam Nusantara has been actively promoted by NU through its branches in the country as well as its linkages of the prominent figures and scholars. It appears that the discourse of Islam Nusantara is proven to be one of the most prominent contemporary thoughts in Indonesia as they relate to indigenous Islam in Indonesia. Referring to Hegelian’s perspective, the discourse of Islam Nusantara is a form synthesis between globalization, as a thesis, and indigenous Islam, as an anti-thesis.[Kajian ini menggunakan pendekatan filosofis mengenai ide dan pemikiran Ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi terbesar di Indonesia mengenai cara organisasi ini menghadapi globalisasi yang memberikan tuntunan khususnya kepada para anggotanya dan masyarakat muslim secara umum. Sebagaimana organisasi muslim lainnya, NU telah bergulat dalam menangani persoalan-persoalan globalisasi beserta tantangan, peluang, dan ancamannya. Upaya dan inisiatif telah digalakan oleh para pemimpin NU untuk mengatasi dampak negatif untuk masyarakat dari globalisasi. Dalam hal ini, para pemimpin NU dengan wacana Islam Nusantaranya dikenal luas karena pemikiran dan pendekatan mereka dalam menjaga kerukunan umat beragama, tidak hanya umat muslim namun juga bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Fokus kajian ini meliputi tiga rumusan masalah yaitu, pertama, Apakah ide pokok dalam wacana Islam Nusantara? Kedua, pendekatan apa yang digunakan para pemimpin NU untuk menggalakan wacana Islam Nusantara? Ketiga, sejauh mana wacana Islam Nusantara, dalam konteks respon masyarakat terhadap globalisasi memiliki signifikansinya? Data dari kajian ini dikumpulkan melalui studi pustaka dan dokumenter, dengan penekanan pada sumber primer tentang NU dan wacana Islam Nusantara. Dari penelitian ini ditemukan bahwa gagasan Islam Nusantara adalah suatu upaya mengembangkan kembali pemikiran Islam kontemporer di Indonesia, yang memberikan jalan bagi proses dialog antara gagasan dan pemikiran baru dengan warisan masa lalu yang kini masih dipertahankan. Dalam cara tertentu, gagasan Islam Nusantara pada dasarnya adalah sebuah upaya menafsirkan ide besar tentang Pribumisasi Islam yang pertama kali dikenalkan oleh Abdurrahman Wahid, salah satu pemimpin NU yang paling berpengaruh pada tahun 1980. Wacana Islam Nusantara telah secara aktif digalakan oleh NU melalui cabang-cabangnya di Indonesia beserta jaringan para tokoh-tokoh dan ulama NU yang terkemuka dan berpengaruh. Ini menunjukkan bahwa wacana Islam Nusantara terbukti menjadi salah satu produk pemikiran kontemporer yang paling menonjol berkenaan dengan Islam Pribumi di Indonesia. Merujuk pada perspektif Hegelian, wacana Islam Nusantara adalah bentuk sintesis antara globalisasi sebagai tesis dan Islam Pribumi sebagai anti-tesisnya.]
Pengaruh Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana terhadap Pengetahuan Siswa dalam Menghadapi Bencana Tsunami di Desa Kiluan Negeri Risma Inayah; Very Julianto; Anis Khansa Qonita; Triska Adinda Dewi Sri
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-06

Abstract

Indonesia is a country that is geologically located at the confluence of three tectonic plates of the world, has more than 128 active volcanoes, and around 150 rivers. This results in Indonesia being prone to experiencing disasters. The village Kiluan Negeri in Tanggamus (Lampung) is among the areas known for its high disaster risk in Indonesia. This study aims to determine the impact of campaign and education on disaster preparedness on students’ knowledge in dealing with the tsunami disaster in Kiluan Negeri. This research employs a quasi-experimental method, with one group pre-test and post-test design. The research involved subjects from the group of 35 students from junior high school in Kiluan Negeri, SATAP VII-IX SMP. The respondents were recruted through quota sampling, in which all junior high school students present were selected as research subjects. For this research, disaster preparedness training/socialization was carried out three times. Based on the results of the study, it can be concluded that the hypothesis proposed in this study was confirmed, as it is found that there is a significant impact of the training/socialization of disaster preparedness to the knowledge and awareness among students of Kiluan Negeri (0,000 <0.005). This can be seen from the data that the average of awareness/ knowledge before the socialization was only 37.5 and increased to the level of 42.1 after the process. In addition, based on subject categorization, prior to being given disaster preparedness socialization, students who had a high level of knowledge were only 77.2%, then after being given a disaster preparedness socialization, it increased to 92%. It can be concluded, therefore, that students who have high knowledge after the disaster preparedness socialization is 92%.[Indonesia adalah negara yang secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung berapi aktif, dan sekitar 150 sungai. Hal ini membuat Indonesia rawan mengalami bencana. Desa Kiluan Negeri di Tanggamus (Lampung) adalah salah satu daerah yang dikenal memiliki risiko bencana tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pelatihan dan pendidikan pada pengetahuan siswa mengenai kesiapsiagaan bencana untuk menangani bencana tsunami di Kiluan Negeri. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dengan desain satu kelompok pre-test dan post-test. Penelitian ini melibatkan 35 kelompok  siswa dari SMP di Kiluan Negeri, SATAP VII-IX SMP. Hasil dari responden diolah melalui kuota sampling, di mana semua siswa SMP yang hadir dipilih sebagai subjek penelitian. Untuk penelitian ini, pelatihan/sosialisasi kesiapsiagaan bencana dilakukan tiga kali. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dikonfirmasi, karena ditemukan bahwa ada dampak yang signifikan dari pelatihan/sosialisasi kesiapsiagaan bencana terhadap pengetahuan dan kesadaran siswa Kiluan Negeri (0,000 <0,005). Ini dapat dilihat dari data bahwa rata-rata kesadaran/pengetahuan sebelum sosialisasi hanya 37,5 dan meningkat ke level 42,1 setelah proses. Selain itu, berdasarkan kategorisasi subjek, sebelum diberikan sosialisasi kesiapsiagaan bencana, tingkat pengetahuan siswa memiliki prosentase hanya 77,2%, kemudian setelah diberikan sosialisasi kesiapsiagaan bencana, meningkat menjadi 92%. Dapat disimpulkan, bahwa siswa yang memiliki pengetahuan tinggi setelah sosialisasi kesiapan bencana adalah 92%.]
Kontribusi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam Studi Disabilitas di Indonesia Liana Aisyah; Arif Maftuhin
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-05

Abstract

Sunan Kalijaga State Islamic University (UIN Sunan Kalijaga) Yogyakarta declared its commitment to become an inclusive university in 2007 with the establishment of its Centre for Disability Studies and Services (now Centre for Disability Services). As a higher education institution, this commitment should be reflected on its organizational structure as well as its three main missions, i.e. teaching and learning, research and publication, and community service and engagement. This study was aimed at examining and mapping UIN Sunan Kalijaga’s contribution to research and publication in the field of disability studies and inclusive education. A mixed-method approach was employed to collect data. Item pooling was conducted through literature study and structured interviews as well as focus group discussion. This was followed by a systematic content analysis to answer the main research question: in what forms has UIN Sunan Kalijaga contributed to research and publication in this field. A further analysis was conducted to examine the extent of its contribution in terms the number and kinds of research and publications and their impact to the academic world.[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menyatakan komitmennya untuk menjadi universitas inklusif pada tahun 2007 dengan pendirian Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (sekarang Pusat Layanan Disabilitas). Sebagai lembaga pendidikan tinggi, komitmen ini harus tercermin pada struktur organisasinya serta tiga misi utamanya, yaitu pengajaran dan pembelajaran, penelitian dan publikasi, serta layanan dan keterlibatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memetakan kontribusi UIN Sunan Kalijaga untuk penelitian dan publikasi di bidang studi disabilitas dan pendidikan inklusif. Pendekatan metode campuran digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data. Pengumpulan dilakukan melalui studi literatur dan wawancara terstruktur serta diskusi kelompok yang terfokus. Penelitian diikuti oleh analisis konten sistematis untuk menjawab pertanyaan penelitian utama: dalam bentuk apa UIN Sunan Kalijaga berkontribusi untuk penelitian dan publikasi dalam bidang ini. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk memeriksa sejauh mana kontribusinya dalam hal jumlah dan jenis penelitian dan publikasi serta dampaknya terhadap dunia akademik.]
Rasionalitas dalam Manajemen Organisasi Masjid: Kasus pada Masjid Jogokaryan Yogyakarta Amrides Amrides
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-07

Abstract

The role of Mosques for Muslim communities has transformed, not only do they serve as a place for worship but also as a center for such social activities as education/learning, da’wah, meetings, and some other community activities. Such roles of the mosque can be seen at Jogokaryan Mosque in Yogyakarta. Since its first development in 1966-1967, the Jogokaryan Mosque has been known as among the prominnet mosques for its religious and social activities. Moreover, Jogokaryan Mosque is better known now as the pioneer for the transformation of Mosques’ role as the center for productive economic activities. The breakthrough efforts initiated by the management of Jogokaryan Mosque play a significant role in the impressive development in the society. This study employs takes the form of qualitative method, using a case study approach. It aims to examine the breakthrough efforts initiated by the management of Jogokaryan Mosque in regard to its administration and other related policies which support the development of the mosque. It is found that that there are two forms of initiatives done by the managemnet of Jogokaryan Mosque, known as formal and substantive rationality. The concept of “irrationality of the rational”, a logical consequence of formal rationality, also emerged as an effort done by the management of  Jogokaryan mosque to make those who are considered irrational as rational.[Peran masjid bagi umat muslim telah bertransformasi, tidak hanya sebagai tempat beribadah semata, namun juga sebagai pusat bagi beberapa aktifitas sosial seperti pembelajaran/pendidikan, dakwah, pertemuan, dan aktifitas komunitas lainnya. Peran masjid seperti itu dapat ditemukan di Masjid Jogokaryan Yogyakarta. Sejak awal perkembangannya pada 1966-1967, Masjid Jogokaryan telah dikenal sebagai masjid yang terkemuka karena tidak hanya aktifitas keagamaan namun juga aktifitas sosialnya. Bahkan, Masjid Jogokaryan lebih terkenal sebagai pionir transformasi peran masjid-masjid sebagai pusat aktifitas ekonomi produktif. Upaya terobosan yang diprakarsai oleh manajemen pengelolaan Masjid Jogokayan berperan penting dan mengesankan dalam perkembangan masyarakat sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri upaya terobosan yang diprakarsai oleh manajemen tamir Masjid Jogokaryan dalam hal administrasi dan aturan terkait lainnya yang mendorong adanya pengembangan masjid. Dalam penelitian ditemukan bahwa ada bentuk inisiasi yang dilakukan oleh takmir Masjid Jogokaryan yaitu, apa yang disebut dengan rasionalitas formal dan rasionalitas substantif. Konsep “irasionalitas dari yang rasional”, adalah bentuk konsekuensi logis dari rasionalitas formal yang merupakan bentuk upaya yang dilakukan oleh manajemen takmir Masjid Jogokaryan untuk menyebut sesuatu yang tidak rasional sebagai termasuk yang rasional juga.]
Pemikiran Nurcholis Majid dan Pengembangan Pendidikan Islam: Analisis Spirit Keislaman dan Keindonesiaan Siti Mukaromah
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.2019.0301-09

Abstract

The rise of truth claims, radicalism, religious fundamentalism, and the demand of formalization of the khilāfah al Islāmiyah in Indonesia appears to have triggered disharmony in the society and posed threat to the stability of the state. Among the underlying factors contributing to the issue is the approach and method applied in the teaching system of Islamic Education (PAI) which tend to be doctrinal, normative, and exclusive. This has raised awareness of the need to introduce alternative approach in Islamic Education, to accommodate such discourse as multiculturalism, inclusive education based on the spirit of Islam rahmatan lil ‘ālamīn, and respecting the cultural diversity of Indonesian society. Nurcholish Madjid is one of the most prominent Indonesian scholars who actively promote new discourse in Islamic education as he introduces alternative approach and methods based on the spirit of Islam. This research focuses on Nurcholish Madjid’s thoughts on Islamic spirit and indigenous Indonesian identity, especially the extent to which his thoughts have significance in the contemporary development of Islamic Education in Indonesia. This research employs a qualitative-descriptive approach. The data is collected through documentation and reviews of relevant sources. The data analysis shows that Nurcholish Madjid has important thoughts on Islamic education which can be adopted as new approach in the system of Islamic education in Indonesia. Among his thoughts on Islamic education, based on his grand discourse of Islamic spirit and indigenous Indonesian identity, is the need to introduce new discourses of humanism, egalitarian, democratic and inclusive-pluralist within the system of Islamic education in Indonesia.[Maraknya truth claim, radikalisme, politisasi, dan fundamentalisme agama, serta wacana formalisasi syari’at negara khilāfah al Islāmiyah menyebabkan perpecahan dan mengancam stabilitas negara Indonesia. Persoalan tersebut salah satunya dilatarbelakangi oleh pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bersifat doktriner, eksklusif dan normatif. Oleh sebab itu, perlu alternatif solusi melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang multikultural, inklusif dan pluralis dengan berbasis pada spirit keislaman dengan membumikan Islam rahmatan lil ‘ālamīn dan spirit keindonesiaan yang menghargai keragaman (pluralitas). Salah satu pemikir dan cendekiawan muslim Indonesia yang aktif menyuarakan spirit keislaman dan keindonesiaan adalah Nurcholish Madjid. Dengan demikian, subjek dalam penelitian ini ialah Nurcholish Madjid mengenai konsep spirit keislaman dan keindonesiaan dan kontribusinya terhadap pengembangan Pendidikan Agama Islam. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dengan menganalisis data berupa sumber-sumber dari berbagai literatur yang memiliki persamaan dengan tema penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi pemikiran Nurcholish Madjid mengenai spirit keislaman dan keindonesiaan terhadap Pengembangan Pendididkan Agama Islam ialah terwujudnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang humanis, egaliter, demokratis, dan inklusif-pluralis.]

Page 1 of 1 | Total Record : 10