cover
Contact Name
Muhrisun Afandi
Contact Email
risonaf@yahoo.com
Phone
+6282242810017
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat
ISSN : 25983865     EISSN : 26143461     DOI : https://doi.org/10.14421/panangkaran
Jurnal Panangkaran merupakan jurnal Assosiasi Peneliti Agama-agama yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai media komunikasi hasil penelitian para peneliti, ilmuwan dan cendekiawan. Tujuannya adalah untuk mewadahi, menyebarluaskan dan mendialogkan wacana ilmiah di bidang penelitian sosial keagamaan. Naskah yang dimuat dalam jurnal berasal dari hasil-hasil penelitian maupun kajian-kajian kritis para peneliti agama atau akademisi yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan sosial keagamaan, kelekturan, pendidikan dan keagamaan, agama dan sains. Jurnal terbit setahun 2 kali pada bulan Juni dan Desember.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2022)" : 8 Documents clear
Konsep Memanusiakan Alam dalam Kosmologi Tri Hita Karana Ummi Ulfatus Syahriyah; A Zahid
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v6i1.2754

Abstract

Natural problems are often ignored by humans, because nature is considered to have no influence on what humans could have done. However, when a natural disaster occurs, not many realize that it is a consequence of what humans have done. Let say, the environmental problems that occur in Indonesia regarding deforestation, massive exploitation under the pretext of development. Nature are considered to be an inanimate object that is could be treated inhumanely. In fact, nature provides a lot of life, protection, even thank to nature, human life is maintained. This article is a qualitative research, with a literature study approach. The data comes from several journals and books as well as previous research related to the concept of Tri Hita Karana. The results of the study show that the concept of Tri Hita Karana offers a guide for humans in humanizing nature by balancing the concepts of Prajapati (God), Praja (humans), and Kamadhuk (nature). By understanding and applying the concept of Tri Hita Karana, it will build awareness to protect nature, because nature is part of human beings. [Persoalan alam sering kali diabaikan oleh manusia, karena alam dianggap tidak memberikan pengaruh terhadap apa yang dilakukan oleh manusia. Namun, saat terjadi bencana alam, tidak banyak yang menyadari bahwa hal tersebut adalah konsekuensi dari apa yang diperbuat oleh manusia. Sebut saja persoalan lingkungan yang terjadi di Indonesia mengenai penebangan hutan, eksploitasi besar-besaran dengan dalih pengembangan. Alam seakan-akan menjadi objek mati yang diperlakukan tidak manusiawi. Padahal, alam memberi banyak kehidupan, perlindungan, bahkan dengan alam kehidupan manusia tetap terjaga. Artikel ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi pustaka. Data berasal dari beberapa jurnal dan buku serta penelitian terdahulu yang berhubungan dengan konsep Tri Hita Karana. Hasil telaah menunjukan bahwa konsep Tri Hita Karana menawarkan satu panduan bagi manusia dalam memanusiakan alam dengan menyeimbangkan konsep Prajapati (Tuhan), Praja (manusia), dan Kamadhuk (alam). Dengan memahami dan menerapkan konsep Tri Hita Karana, maka akan terciptalah kesadaran untuk menjaga alam, karena alam adalah bagian dari diri manusia.]
Dakwah Ulama Dayah Aceh di Masa Pandemi: Gerakan Da’i Tastafi di Masa Karantina Zulfikar fikar
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v6i1.2788

Abstract

This study features the da'wah movement of the Acehnese dayah ulama during the quarantine period. Tasauf Tauhid and Fiqh (Tastafi) is a da'wah movement for Acehnese dayah clerics in the midst of limited movement during the Covid-19 pandemic. This research is a phenomenological study with a descriptive-analytical approach to the Tastafi da'wah movement during the Covid-19 pandemic in Aceh. The data collection techniques were carried out through observation, documentation, and in-depth interviews. The data analysis technique is descriptive-qualitative, which aims to explain the strategy of the Acehnese dayah ulama movement in Tastafi da'wah during the quarantine period. This study found that during the pandemic, the Tastafi da'wah movement conducts the preaching through limited offline meetings, and take social media and live streaming to reach the widest possible audience, hence all levels of Acehnese society could access it anywhere. The purpose of the Tatstafi da'wah movement is to protect the dayah or pesantren, study halls, taklim assemblies, remembrance councils, and the Acehnese people from heretical teachings, and the negative impacts of liberalism, secularism, radicalism, modernism, and all forms of understanding that are contrary to Islamic teachings, as well as to sustain a civil society order. [Penelitian ini bertujuan untuk memahami gerakan dakwah ulama dayah Aceh di masa karantina. Tasauf Tauhid dan Fikih (Tastafi) merupakan sebuah gerakan dakwah para ulama dayah Aceh di tengah keterbatasan gerak di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan sebuah kajian fenomenologis dengan pendekatan deskriptif-analisis terhadap gerakan dakwah Tastafi di masa pandemi Covid-19 di Aceh. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam (in-depth interview). Teknik analisis data bersifat diskriptif-kualitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan strategi gerakan ulama dayah Aceh dalam dakwah Tastafi di masa karantina. Penelitian ini menemukan bahwa pada masa pandemi, gerakan dakwah Tastafi berdakwah melalui pertemuan luring terbatas, dan memanfaatkan media sosial dan live streaming untuk menjangkau seluas-luasnya jamaah, sehingga semua lapisan masyarakat Aceh dapat mengaksesnya di mana saja. Tujuan dari gerakan dakwah Tatstafi adalah untuk melindungi dayah atau pesantren, balai pengajian, majelis taklim, majelis zikir, dan masyarakat Aceh dari ajaran sesat, dampak negatif liberalisme, sekularisme, radikalisme, modernisme, dan segala bentuk paham yang bertengangan dengan ajaran Islam, serta untuk mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang madani.]
Menjadi Saleh di Mayantara: Memaknai 1 Korintus 8:9 dan 10:29 di Era Digital Aldi Abdillah; Judistian Pratama
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v6i1.2792

Abstract

During the high and rapid digital freedom in Indonesia, there is a problem related to ethical matters that is the poor level of digital decency. This article attempts to offer an ethical perspective based on a hermeneutic study of the biblical text. The text analysed is First Epistle of Paul to the Corinthians (1 Cor. 8:9 & 10:29). In 1 Corinthians 8:9 Paul speaks of the freedom of responsibility that the “strong” needs to show to the “weak.” In 1 Corinthians 10:29 the issue of suneidesis (conscience) is the core idea, namely that one needs to pay attention to the conscience of another in all the freedoms they have. The results of the existing interpretations create a theological-ethical construction in the freedom to interact digitally that can be applied multi-religiously in Indonesia. [Di tengah tinggi dan pesatnya kebebasan digital masyarakat Indonesia terselip masalah yang bersangkut paut dengan hal etis, yakni tingkat kesopanan digitalnya yang paling buruk. Artikel ini berusaha menawarkan suatu perspektif etis yang didasarkan pada studi hermeneutik atas teks Kitab Suci. Teks yang dianalisa ialah Pesan Paulus kepada Jemaat Korintus (1 Kor. 8:9 & 10:29). Di 1 Korintus 8:9 Paulus berbicara tentang kebebasan bertanggung jawab yang perlu diperagakan oleh ‘golongan kuat’ terhadap ‘golongan lemah.’ Sedangkan di 1 Korintus 10:29 hal mengenai suneidesis (hati nurani) adalah gagasan intinya, yakni ketika seseorang perlu memperhatikan hari nurani orang lain di dalam segala kebebasan yang ia miliki. Hasil tafsir menawarkan suatu perspektif teologis-etis dalam kebebasan berinteraksi secara digital yang bisa diterapkan secara multi-religius di Indonesia.]
Yang Sakral, Mitos, dan Kosmos: Analisis Kritis atas Fenomenologi Agama Mircea Eliade Ikhbar Fiamrillah Zifamina
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v6i1.2806

Abstract

This article deals with the thought of Mircea Eliade in the phenomenology of religion. The method used in this study is the critical analysis for reviewing Eliade’s thinking about The Sacred, Myth, and Cosmos. The critical analysis of three concepts will lead to a context of phenomology of religion from Eliade. The urgency of this research lies in the implications of three concept in the discourse of religions studies, especially in the phenomenology of religion. This study concluded that: 1) Eliade’s concepts about The Sacred, Myth, and Cosmos indicates that phenomenology of religion from hiim was influenced by philosophy, especially phenomenological and hermeneutical, 2) The implications of the three concept in the phenomenology of religion from Eliade point to an approach that suggest the essence of meaning and interconnected of religious phenomenas, such as the supernatural-natural, spiritual-material, or sacred-profane. [Artikel ini membahas tentang pemikiran Mircea Eliade dalam fenomenologi agama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis-kritis untuk meninjau pemikiran Eliade tentang Yang Sakral, Mitos dan Kosmos. Analisis kritis atas ketiga konsep tersebut akan mengarah pada konteks fenomenologi agama dari Eliade. Sehingga dalam hal ini, urgensi penelitian ini terletak pada implikasi ketiga konsep tersebut pada diskursus studi agama-agama, khususnya fenomenologi agama. Penelitian ini menyimpulkan bahwa : 1) Konsep Eliade tentang Yang Sakral, Mitos dan Kosmos menunjukkan fenomenologi agama Eliade dipengaruhi oleh filsafat, khususnya fenomenologi dan hermeneutika, 2) Implikasi ketiga konsep tersebut dalam fenomenologi agama Eliade mengarah pada pendekatan yang menujukkan esensi makna dan saling terkaitnya fenomena-fenomena agama, seperti yang supernatural-natural, spiritual-material, maupun sakral-profan.]
Tren Dakwah dan Praktik Komodifikasi Agama di Mayantara: Studi Aplikasi Islami Umma Auliya Ihza Husnudldlon
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v6i1.2808

Abstract

The presence of internet-based communication technology has changed pre-existing relationships and established adjustments in various aspects of life. The expansion of religious interaction and communication in the media landscape is becoming popular, one of which is through mobile applications. This paper will examine the Umma application, an Islamic mobile application that has been downloaded more than 10 million times and has interesting features that are personalized for the Muslim community, as the tagline Pro Muslim Community Indonesia. Using netnographic methods, literature studies and observations on the Umma application, this study finds that businesses with a religious practice orientation have chosen the Indonesian Muslim community as a potential target market. Users are invited to practice worship mediated by the Umma application and implement a halal lifestyle by transacting through the features offered by Umma. Here, da'wah and Islamic values are presented in a new, practical way, wrapped in modernity and transactional. [Hadirnya teknologi komunikasi berbasis internet telah mengubah relasi-relasi yang sudah ada sebelumnya dan melahirkan penyesuaian di berbagai aspek kehidupan. Perluasan interaksi dan komunikasi keagamaan dalam lanskap media menjadi populer, salah satunya melalui aplikasi seluler. Tulisan ini akan mengkaji aplikasi Umma, salah satu aplikasi seluler Islami yang telah diunduh lebih dari 10 juta kali dan memiliki fitur menarik yang dipersonalisasikan untuk masyarakat muslim, sebagaimana tagline Pro Muslim Community Indonesia. Menggunakan metode netnografi, studi literatur dan observasi pada aplikasi Umma, penelitian ini menemukan bahwa bisnis dengan orientasi praktik keagamaan telah memilih masyarakat muslim Indonesia sebagai target market yang potensial. Para pengguna diajak untuk melakukan praktik ibadah dengan dimediasi oleh aplikasi Umma serta menerapkan gaya hidup halal dengan bertransaksi melalui fitur yang ditawarkan oleh Umma. Disini, dakwah dan nilai-nilai Islam dihadirkan dengan cara yang baru, praktis, dalam balutan modernitas dan transaksional.]
Islam-Lokal dan Lokal-Islam: Menonton Ujang Bustomi dan Om Hao di Youtube pada Masa Pandemi M. Yaser Arafat; Abd. Aziz Faiz; M Mujibuddin
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v6i1.2809

Abstract

This article aims to describe religious expression on YouTube during the Covid 19 pandemic. Religious activities were relatively limited to social restriction policies with all their dynamics. Pandemic encouraged some people, they are Ujang Busthomi and Om Hao, to express their religiosity in real and on YouTube. The type of this research is qualitative with the data search method using YouTube observations on Kang Ujang Busthomi, account of Ujang Busthomi, and Kisah Tanah Jawa, account of Om Hao. This article finds that the pandemic situation encourages religious actors to express their religious expression awareness through YouTube. The variety of religious expression on YouTube, base on Ujang Busthomi and Om Hao account, revolves around two model. First, the expression of Islam-local style. Second, expression of local-Islam style. [Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekspresi keagamaan di YouTube pada masa pandemi. Selama pandemi, pembatasan sosial dengan segala dinamikanya mendorong sebagian orang mengekspresikan religiusitasnya tidak terbatas di ruang-ruang sosial nyata, namun juga di media sosial seperti YouTube. Keterbukaan ini mendorong munculnya ekspresi keagamaan dari tokoh penekun dunia supranatural, Ujang Busthomi dan Om Hao, yang sebelumnya lebih sering diungkapkan tidak secara terbuka. Data artikel ini didapatkan dengan menggunakan observasi akun YouTube Kang Ujang Busthomi dan Kisah Tanah Jawa. Penelitian ini menemukan bahwa situasi pandemi mendorong umat beragama mengekspresikan dimensi keagamaan dari kehidupan mereka secara lebih terbuka dan virtual. Adapun ekspresi keagamaan dua tokoh yang dikaji dapat dibaca menjadi dua model. Pertama, ekspresi keagamaan Islam-lokal. Kedua, ekspresi keagamaan lokal-Islam.]
Tradisi Manganan dalam Tinjauan Sosiologi Hukum Islam: Studi di Desa Rayung, Senori, Kabupaten Tuban Fathonah K. Daud; Rizka Firdatul Husna
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v6i1.2836

Abstract

This study focusses on the manganan tradition in Rayung Village, Senori District, Tuban Regency. The manganan tradition is a tradition that is identical to the thanksgiving ceremony namely, food alms, tahlil, and the sequence of processions that contain moral values ​​or coveyment for the community. This research is a qualitative-field research. At the field, researcher collects data from the informants and then compares the sources with each other. Data analysis in this study used the triangulation method in which collected interview, observations and documentation data were combined and compared with each other. This study concludes, that according to a examination of Islamic law sociology, the manganan tradition in Rayung Village is classified as 'urf sahih because it does not collide with Islamic law and even contains Islamic and society values. The manganan tradition reflects the reciprocal relationship between Islamic law (religion) and people's behavior (tradition/custom) as a constructive relationship for social integration. [Penelitian ini mengkaji tradisi manganan di Desa Rayung Kecamatan Senori Kabupaten Tuban. Tradisi manganan adalah suatu tradisi yang identik dengan upacara syukuran berupa sedekah makanan, tahlil, dan runtutan prosesi acara yang mengandung nilai-nilai moral ataupun nasehat untuk masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-lapangan (field research). Di lapangan, penulis mengumpulkan data dari narasumber kemudian membandingkan antara narasumber satu dengan narasumber yang lainnya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi yang mana data diperoleh dari observasi wawancara dan dokumentasi digabungkan dan dibandingkan satu sama lain. Penelitian ini menyimpulkan, menurut tinjauan sosiologi hukum Islam, tradisi manganan di Desa Rayung tergolong dalam ‘urf shahih karena tidak bertentangan dengan syari’at Islam dan bahkan mengandung nilai-nilai islami dan kemasyarakatan. Tradisi manganan mencerminkan hubungan yang resiprokal antara hukum Islam (agama) dengan tingkah laku masyarakat (tradisi/adat) sebagai hubungan yang konstruktif bagi integrasi sosial.]
Praktik Beragama dan Kearifan Lokal Masyarakat Jawa: Studi Kasus di Andong, Boyolali Muh. Isnanto
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v6i1.2847

Abstract

The infiltration of global cultural, the development of information technology, differences and diversity of beliefs, professions, political affiliations, and class make the Andong very open, plural and has a high potential for conflict in religious and social life. This research is a case study using an ethnographic interpretive approach. The results showed that the religious practice and local wisdom of the Javanese people in Andong Boyolali can fortify people's lives from global influences so as to create harmony. There are values in religious practice and local wisdom that are quite basic, namely humans must be sincere in all aspects of life, wasilah Imam Syadzili: “Siro podo nyambut gawe kanggo wasilah kanggo ngadang rezekine Gusti Allah miturut kabisane” (You are working as a message to block the fortune of Allah SWT as much as possible) And also Mbah Idris's moral message: “Jembarno atimu, ciutno prasangkamu, gedekno pangapuromu, cilekno piwalesanmu, entengno ikhlasmu” (Expand your heart, narrow your prejudices, increase your forgiving nature, reduce your grudges, lighten your sincerity). [Masuknya budaya global, perkembangan teknologi informasi, perbedaan dan keberagaman keyakinan, profesi, afiliasi politik dan juga golongan menjadikan wilayah Andong sangat terbuka, plural dan memiliki potensi konflik yang cukup tinggi dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan interpretative etnografik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik beragama dan kearifan lokal masyarakat Jawa di Andong Boyolali dapat membentengi kehidupan masyarakat dari pengaruh global tersebut sehingga dapat menciptakan keharmonisan. Terdapat nilai dalam praktek beragama dan kearifan lokal yang cukup mendasar yaitu manusia harus ikhlas dalam segala aspek kehidupan, wasilah Imam Syadzili : “Siro podo nyambut gawe kanggo wasilah kanggo ngadang rezekine Gusti Allah miturut kabisane”(Kamu pada bekerja sebagai pesan untuk menghadang rejeki Allah SWT semampunya) Dan juga pesan moral Mbah Idris: “Jembarno atimu, ciutno prasangkamu, gedekno pangapuromu, cilekno piwalesanmu, entengno ikhlasmu” (Lebarkan hatimu, sempitkan prasangkamu, besarkan sifat pemaafmu, kecilkan dendammu, ringankan ikhlasmu).]

Page 1 of 1 | Total Record : 8