cover
Contact Name
Anggi
Contact Email
anggi.restyana@unik-kediri.ac.id
Phone
+6285655000039
Journal Mail Official
jalapa@unik-kediri.ac.id
Editorial Address
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri Jl Selomangleng No. 1 Pojok, Mojoroto, Kota Kediri
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia
Published by Universitas Kadiri
ISSN : 27212254     EISSN : 27162826     DOI : 10.30737/jafi
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia merupakan jurnal original yang diterbitkan program studi farmasi dalam berbagai bidang kefarmasian yang bertujuan untuk selalu memberikan inovasi penelitian-penelitian. Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia teregistrasi oleh LIPI dan terbit setiap 6 Bulan pada Bulan Juni dan Desember. Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia lahir pada tanggal 14 November 2019. dengan sistem jurnal terbuka. Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia menerima naskah berbahasa inggris maupun Indonesia dengan abstrak dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Kami membuka luas pada berbagai bidang seperti Teknologi Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Biologi Farmasi, Imunologi, Bakteriologi, Pengobatan Bahan Alam, Farmasi Klinis, Komunitas dan Sosial Farmasi.
Articles 47 Documents
Formulasi Facial Wash Gel Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntinga Calabura L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes Secara In Vitro Lailiyah, Munifatul; Restyana, Anggi; Setyarti, Oksela Budi
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v1i1.600

Abstract

Jerawat adalah peradangan yang disertai dengan penyumbatan saluran kelenjar minyak kulit dan rambut (saluran pilosebasea) yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan kosmetik berbahan dasar zat kimia untuk pengobatan jerawat dapat menimbulkan efek samping, sehingga diperlukan penelitian tentang bahan alam yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri adalah kersen. Daun kersen memiliki kandungan senyawa flavonoid, tanin dan saponin yang berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi formulasi facial wash gel ekstrak daun kersen terhadap mutu fisik sediaan dan mengetahui aktivitas antibakteri sediaan terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan konsentrasi 3%, 6% dan 9%. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian true eksperimental. Pengujian facial wash gel ekstrak daun kersen meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya busa dan uji aktivitas antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan yang mengandung ekstrak etanol daun kersen memiliki bentuk agak padat, bau khas wangi dan warna hijau tua. Data hasil uji stabilitas dan uji aseptabilitas diolah menggunakan MANOVA menunjukkan bahwa hasil uji stabilitas sig >0,05 dan hasil uji aseptabilitas sig <0,05. Data ini menunjukkan ekstrak daun kersen tidak berpengaruh terhadap stabilitas sediaan facial wash gel tapi berpengaruh terhadap aseptabilitas sediaan. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Hasil pengujiaan antibakteri menunjukkan bahwa sediaan facial wash gel ekstrak etanol daun kersen memiliki daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes sebesar F1 3% 11,17 mm, F2 6% 13,27 mm, dan F3 9% 15,17 mm. Hal ini menunjukkan bahwa bertambahnya konsentrasi ekstrak etanol daun kersen menyebabkan bertambahnya zona hambat terhadap bakteri.
INSIDENSI PENYAKIT DISENTRI AMOEBA BERDASARKAN INDEKS KEPADATAN LALAT PENGUNJUNG RUMAH MAKAN DI DAERAH SEKITAR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Lisa savitri; Aminah Alfiani; Sueb Sueb
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.003 KB) | DOI: 10.30737/jafi.v1i1.622

Abstract

Penyakit disentri amoeba disebabkan oleh parasit yang berkembang di dalam saluran pencernaan manusia, pada  masyarakat  awam  biasanya dikenal dengan diare.  Berdasarkan  profil  kesehatan Kabupaten Malang tahun 2014, penderita disentri dari usia balita sejumlah 18.837 jiwa, sedangkan untuk usia anak dan dewasa penderita diare akut mencapai 55.467 jiwa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui insidensi penyakit disentri amoeba berdasarkan indeks kepadatan lalat pengunjung rumah makan di daerah sekitar Universitas Negeri Malang. Metode Penelitian ini dilakukan dengan menghitung indeks kepadatan lalat pengunjung rumah makan di sekitar Universitas Negeri Malang. Peneliti mengambil 4 sampel rumah makan di  sekitar  Universitas  Negeri  Malang  yang  sering  dikunjungi  oleh  mahasiswa  dan masyarakat di sekitar daerah tersebut. Hasil analisis indeks kepadatan lalat pada masing-masing rumah makan memiliki indeks yang berbeda-beda, nilai indeks kepadatan lalat ditentukan dari hasil rerata 5 titik tertinggi yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Korelasi indeks kepadatan  lalat  dan  penyakit  disentri amoeba menunjukkan adanya hubungan yang rendah. Faktor sanitasi lingkungan rumah makan tergolong sebagai rumah makan dengan tingkat mutu C dengan skor yang berbeda tiap rumah makan dan tidak ada perbedaan antara keempat lokasi rumah makan berkategori C, dan hasil pengamatan mikroskopis Entamoeba histolytica yang diambil dari kaki lalat ditemukan kista infektif dengan 4 inti matang dan kista belum matang terbawa oleh kaki lalat dan dalam pengamatan tidak ditemukan fase trofozoit. Perlu dilakukan pengecekan jenis Amoeba lain pada kaki lalat Musca domestica yang mengunjungi rumah makan, sehingga tidak hanya mengetahui Entamoeba histolytica saja.
PENDEKATAN ANALISIS KEPUTUSAN PADA EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI SEFTRIAKSON-SIPROFLOKSASIN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSUD JOMBANG Anggi Restyana
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.272 KB) | DOI: 10.30737/jafi.v1i1.625

Abstract

Di rumah sakit, seftriakson atau siprofloksasin diresepkan untuk memberikan cakupan empiris terhadap patogen E.coli  di antara pasien ISK. Adanya penggunaan antibiotik yang berbeda pada masing-masing pasien mengakibatkan besarnya biaya obat yang diperlukan pasien bervariasi. Hal ini belum menjamin bahwa obat memiliki efektivitas yang lebih tinggi. Dilakukan penelitian ini bertujuan untuk menentukan terapi yang lebih cost - effe ctive antara penggunaan seftriakson dan siprofloksasin pada pasien infeksi saluran kemih dengan metode pohon keputusan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pertimbangan dalam pemilihan terapi ISK dalam Pedoman Pelayanan Klinik. Penelitian dilakukan dengan membandingkan total biaya medis langsung dari perspektif rumah sakit dan efektivitas yang dilihat berdasarkan probabilitas sembuh tanpa efek samping dari terapi seftriakson dan siprofloksasin , melakukan analisa keputusan dengan metode Decision Tree, menentukan seftriakson yang lebih cost effective pada pasien ISK di RSUD Kabupaten Jombang 2017, serta dilkukan analisa sensitivitas. Desain penelitian adalah studi cross - sectional retrospektif  terhadap data rekam  medis dan administrasi keuangan tahun 2017. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Jumlah pasien yang dilibatkan dalam analisis 64 pasien, yaitu 32 pasien menggunakan seftriakson dan 32 pasien menggunakan siprofloksasin . Hasil penelitian menunjukkan, antibiotik yang lebih cost - effective dalam pengobatan ISK adalah seftriakson dengan probabilitas 0,84, nilai ACER sebesar Rp. 1.366.938,13 dan nilai ICER diperoleh Rp. -835.288,32 untuk setiap peningkatan efektivitas.
ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B PADA LIPSTIK YANG BEREDAR DI DAERAH KEDIRI Prayoga Fery Yuniarto
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.452 KB) | DOI: 10.30737/jafi.v1i1.626

Abstract

Berdasarkan PERMENKES RI No.445/Menkes/Per/V/1998 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Berbahaya, adalah zat warna sintetis Rhodamin B yang merupakan salah satu pewarna yang dilarang digunakan dalam produk kosmetika, serta temuan Balai POM tahun 2014 sampai 2015 masih terdapat Rhodamin B yang digunakan sebagai salah satu pewarna maka dilakukan penelitian tentang Analisis Kandungan Rhodamin B pada Lipstik. Pemeriksaan Rhodamin B dilakukan dengan metode Uji Pewarnaan menggunakan pelarut Eter menghasilkan warna merah, R a pid T e s t Kit menggunakan reagen B1 dan B2 menghasilkan warna ungu, metode KLT menggunakan pengembang n-Butanol, Etil Asetat, Amonia (55;20;25) menghasilkan noda warna merah muda jika dilihat secara visual, berfluoresensi kuning jika dilihat dibawah sinar UV 366 nm dan oranye dibawah sinar UV 254 nm. Penetapan kadar menggunakan Spektrofotometri Sinar Tampak pada panjang gelombang 552 nm. Sembilan sampel yang dianalisis yaitu sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I. Hasil yang diambil dari 9 sampel di dapatkan sebanyak 6 sampel lipstik yang berpotensi mengandung bahan pewarna Rhodamin B dengan kadar sampel lipstik B didapatkan 0,236 mg/kg; D 1,344 mg/kg; F 2,114 mg/kg; G 1,456 mg/kg; H 1,82 mg/kg; I 55,65 mg/kg.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOLIK DAUN SIRIH MERAH ( Piper crocatum ) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH MENCIT JANTAN PUTIH Nur Fahma Laili; Lisa Savitri; Neni Probosiwi
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488 KB) | DOI: 10.30737/jafi.v1i1.621

Abstract

Tanaman sirih merah ( Piper c rocatum ) dikenal sejak dulu sebagai tanaman pengobatan tradisional secara alami yang secara empiris digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit salah satunya dapat digunakan untuk mengobati penyakit asam urat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui uji aktivitas ekstrak etanolik daun sirih merah ( Piper crocatum ) terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit jantan putih. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu melalui metode maserasi. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, kemudian diberikan perlakuan masing-masing kelompok, setelah 1 jam diambil darah mencit melalui proses pembedahan kemudian kadar diukur melalui reaksi enzimatik menggunakan spektrofotometer UV-Vis 1601 dengan panjang gelombang 546 nm. Ekstrak etanolik daun sirih merah  dapat menurunkan kadar asam urat darah dan perbandingan pemberian allupurinol dan pemberian ekstrak etanolik daun sirih merah yaitu pemberian allupurinol dosis 10 mg/kgBB dapat menurunkan kadar asam urat 85,18% lebih besar dibandingkan pemberian ekstrak etanolik daun sirih merah dengan dosis 0,0041 gram dapat menurunkan kadar asam urat 60,15%. Ekstrak etanolik daun sirih merah ( Piper crocatum ) dapat menurunkan kadar asam urat darah pada mencit putih jantan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut senyawa aktif utama pada daun sirih merah ( Piper crocatum ) yang mampu menurunkan kadar asam urat darah 
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TULUNGAGUNG Ilmi, Tsamrotul; Yulia, Rika; Herawati, Fauna
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 2 (2020): Vol. 1 No. 2 Juni 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v1i2.903

Abstract

Pneumonia adalah infeksi jaringan paru yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau parasit. Antibiotik merupakan terapi utama pada pneumonia oleh bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan kesesuaian atau ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di Rumah Sakit Umum Daerah Tulungagung periode Januari-Juni 2017. Metode penelitian observasional, data diambil secara retrospektif dari rekam medis pasien dan data penggunaan antibiotik dari Instalasi Farmasi, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan jenis antibiotik terbanyak yang digunakan pada 130 pasien pneumonia unspecified rawat inap non ICU di Ruang Pulmonary adalah levofloxacin iv (62,71%), ceftriaxone (27,21%), dan  cefotaxim (5,67%). Kesesuaian penggunaan antibiotik berdasarkan pedoman terapi berupa Panduan Praktik Klinik RSUD Dr. Iskak Tulungagung SM Paru 2014, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI, 2014), Infections Diseases Sociaty of America/American Thoracis Consensus  Guidelines on the Managemen of Community-Acquired Pneumonia in Adult (IDSA/ATS, 2014) dan Drug Information Handbook (DIH, 2011) didapatkan hasil penelitian bahwa yang tepat jenis antibiotik 85,38%, tepat dosis 100%, tepat frekuensi 100% dan tepat lama pemberian 42,34%. Penilaian ketepatan penggunaan antibiotik yang rasional berdasarkan rata-rata kriteria 4 tepat adalah sebesar 81, 93%.
EVALUASI PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN JOMBANG DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Wiwik Dinah Sulistyowati; Anggi Restyana; Arlita Wulan Yuniar
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 2 (2020): Vol. 1 No. 2 Juni 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v1i2.760

Abstract

Pengelolaan obat merupakan aspek penting dalam pelayanan kefarmasian. Obat hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya tepat jenis, jumlah, penyimpanan, waktu pendistribusian, penggunaan dan mutu di tiap unit pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat di Puskesmas meliputi: perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, administrasi, serta pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil evaluasi pengelolaan obat di Puskesmas wilayah Kabupaten Jombang dan faktor-faktor yang mempengaruhi dengan menggunakan 8 indikator.Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan deskriptif. Wawancara dan kuisioner kepada pengelola obat Puskesmas sebagai data primer dan LPLPO, RKO, laporan tahunan, kartu stok obat, daftar harga obat, dan catatan harian penggunaan obat sebagai data sekunder.Sistem pengelolaan obat di Puskesmas wilayah Kabupaten Jombang masih belum memenuhi standar yang ditetapkan karena diperoleh hasil: ketepatan perencanaan obat 59,89%; tingkat ketersediaan obat 83,17%; kesesuaian item obat yang tersedia dengan DOEN 2017 99,58%; persentase rata-rata waktu kekosongan obat 27,60%; ketepatan distribusi obat 73,01%; persentase obat yang tidak diresepkan 6,19%; persentase obat kedaluwarsa 3,62% dengan nilai sebesar Rp. 27. 609.635,00; dan persentase obat rusak 0,26% dengan nilai sebesar Rp. 53.893,00. Sistem pengelolaan obat di Puskesmas wilayah Kabupaten Jombang  dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kurang tepatnya perencanaan obat, kesalahan perhitungan kebutuhan obat, kurang komunikasi, waktu tunggu kedatangan obat, dan masa kedaluwarsa obat yang pendek.
HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS JETIS 1 BANTUL Neni Probosiwi
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 2 (2020): Vol. 1 No. 2 Juni 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v1i2.784

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang terus mengalami peningkatan di Indonesia. Ketidakpahaman dan ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan terapi obat oral dapat menimbulkan kegagalan terapi. Kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan status pernikahan terhadap kepatuhan penggunaan antidiabetik oral. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan metode yang digunakan adalah survei analitik melalui pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dengan 72 responden. Penelitian dilakukan pada pasien diabetes melitus rawat jalan yang diterapi dengan obat antidiabetik oral di pelayanan kesehatan Puskesmas Jetis 1 Bantul pada bulan Mei – Agustus 2018. Variabel bebas berupa antidiabetik, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan. Variabel terikat penelitian berupa kepatuhan minum obat. Kepatuhan diukur dengan menggunakan kuesioner MARS. Data dianalisis dengan analisis chi square. Hasil menunjukkan bahwa antidiabetik dan status pernikahan berhubungan signifikan dengan kepatuhan minum obat antidiabetik oral. Sebagian besar pasien yang patuh minum obat antidiabetik oral adalah pasien berantidiabetik 41 sampai 60 tahun dan pada pasien yang menikah. Jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak berhubungan signifikan dengan kepatuhan minum obat antidiabetik oral. Dengan demikian, kepatuhan minum obat antidiabetik oral berkaitan dengan kondisi sosioekonomi pasien terutama berkaitan dengan usia dan status pernikahan pasien.
SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK KLOROFOM TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DAN UJI TOKSISITAS MENGGUNAKAN METODE BSLT Sukmawati, Datin An Nisa
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 2 (2020): Vol. 1 No. 2 Juni 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v1i2.826

Abstract

Tanaman Kesembukan (Paederia foetida L.) merupakan tanaman yang sudah lama dikenal dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat tradisional oleh masyarakat. Tanaman tersebut mempunyai efek karminatif yang dapat meredakan kolik angin di perut dengan cara mengeluarkan gas dari saluran pencernaan, sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkannya sebagai obat sakit perut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder dari tanaman Kesembukan dengan menggunakan skrining fitokimia dan untuk mengetahui tingkat toksisitas tanaman tersebut dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test  (BSLT). Penelitian ini merupakan uji pendahuluan agar tanaman Kesembukan dapat diketahui kandungan senyawa aktif dan potensinya bila digunakan sebagai obat untuk penyakit yang lain. Sampel tanaman Kesembukan kering dimaserasi dengan menggunakan pelarut kloroform untuk mendapatkan ekstrak kloroform kasar. Ekstrak tersebut diidentifikasi dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan diuji fitokimia dengan menggunakan beberapa reagen. Uji toksisitas ekstrak kloroform tanaman Kesembukan dilakukan dengan cara menghitung kematian larva udang Artemia salina L. untuk mengetahui nilai LC50 berdasarkan analisis probit. Kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak kloroform tanaman Kesembukan adalah golongan steroid dengan nilai Rf = 0,16; 0,53; dan 0,59. Tingkat toksisitas ekstrak klorofom tanaman Kesembukan adalah 193,822 ppm. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanaman Kesembukan memiliki efek toksisitas dikarenakan nilai LC50 nya kurang dari 1000 ppm. Kata Kunci: BSLT, KLT, skrining fitokimia, Kesembukan
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTHELMINTIK INFUS DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) TERHADAP Ascaridia galli SECARA IN VITRO Hidayati, Sholihatil
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 2 (2020): Vol. 1 No. 2 Juni 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v1i2.901

Abstract

Cacingan merupakan infeksi yang sering menjadi masalah di daerah tropis, terutama di Indonesia. Penanganan cacingan saat ini dilakukan dengan menggunakan obat anthelmintik yang menimbulkan dapat beberapa efek samping dan resistensi. Pengembangan obat dari bahan alam saat ini terbuka sangat lebar. Penggunaan bahan alam diyakini lebih diminati masyarakat karena dinilai lebih aman. Bebrapa tanamna yang potensial dikembangkan sebagai agen anthelmintik salah satunya daun jeruk purut. Daun jeruk purut mengandung beberapa senyawa kimia yang potensial untuk dikembangkan sebagai anthelmintik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia dan aktivitas anthelmintik dari infus daun jeruk purut terhapad cacing Ascardia galli. Penelitian dimulai dengan skrining fitokimia yang meliputi kandungan polifenol, flavonoid, saponin dan alkaloid. Uji anthelmintik dilakukan dengan menggunakan infus daun jeruk purut dengan konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75% dan 100% pada larutan normal salin. Control positif yang digunakan yaitu piperazin sitrat dengan konsentrasi 0,4% dalam normal salin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infus daun jeruk purut memiliki kandungan senyawa polifenol, flavonoid dan saponin. Selain itu, berdasarkan hasil uji anthelmintik didapatkan bahwa infus daun jeruk purut juga memiliki aktivitas anthelmintik terhadap Ascardia galli dengan LD50 sebesar 64,907% serta LT50 pada konsentrasi 100% selama 3,18 jam. Oleh karena itu, daun jeruk purut sangat potensial untuk dikembangkan sebagai agen anthelmintik dari bahan alam yang aman dan efektif.