cover
Contact Name
Jurnal Teknik Lingkungan ITB
Contact Email
jurnaltlitb@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltlitb@gmail.com
Editorial Address
http://journals.itb.ac.id/index.php/jtl/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Lingkungan
ISSN : 08549796     EISSN : 27146715     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Teknik Lingkungan ITB merupakan jurnal resmi yang dipublikasikan oleh Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Jurnal ini mencakup seluruh aspek ilmu Teknik Lingkungan sebagai berikut (namun tidak terbatas pada): pengelolaan dan pengolahan air bersih, pengelolaan dan pengolahan air limbah, pengelolaan dan pengolahan persampahan, teknologi pengelolaan lingkungan, pengelolaan dan pengolahan udara, kebijakan air, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
Articles 438 Documents
ANALISIS KONDISI EKSISTING PENAMPANG SUNGAI CISANGKUY HILIR MENGGUNAKAN HEC-RAS 4.1.0 F. G., M. Fajar; Sudradjat, Arief
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 18, No 1 (2012)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.438 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2012.18.1.5

Abstract

Abstrak: Banjir yang terjadi akibat meluapnya Sungai Cisangkuy Hilir mengakibatkan kerugian yang besar mencakup kerugian fisik maupun non fisik. Meluapnya Sungai Cisangkuy Hilir tersebut disebabkan karena sungai tidak  mampu  lagi menampung  debit  banjir  yang terjadi.  Makalah ini membahas mengenai analisis kondisi penampang eksisting Sungai Cisangkuy Hilir terhadap debit banjir rencana (periode ulang 20 tahun) menggunakan software HEC-RAS. Penelitian kali ini menggunakan HEC-RAS dari mulai pembuatan model tiruan Sungai Cisangkuy Hilir sampai simulasi aliran model tersebut. Berdasarkan hasil simulasi, ( steady flow analysis) menggunakan debit banjir rencana periode ulang 20 tahun (229, 27 m3/s) bahwa semua penampang mengalami banjir dan tidak memenuhi persyaratan tinggi jagaan (0.75 meter). Tinggi banjir tertinggi terdapat pada stasiun 17,4 yaitu mencapai 3,06 meter sedangkan tinggi banjir terendah terdapat pada stasiun 0 yaitu sebesar 0,03 meter. Banjir tersebut disebabkan karena tinggi sedimen yang mencapai tiga meter di sepanjang sungai yang membuat kapasitas penampang menjadi kecil. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Sungai Cisangkuy Hilir memerlukan upaya penanganan banjir khususnya dengan normalisasi penampang sungai.Kata kunci: penampang, model, sedimen, simulasi, steadyAbstract: Floods caused by overflowing of the river downstream Cisangkuy cause large losses include loss of physical and non-physical. Cisangkuy River Downstream overflowing caused by the river no longer able to accommodate the flood discharge. This paper discusses the analysis of the existing conditions section Cisangkuy river downstream with discharge plan (20 year return period) using HEC-RAS software. This research using HEC-RAS ranging from artificial modeling Cisangkuy River downstream until flow simulation model. Based on simulation results, (steady flow analysis) using the flood discharge plan period of 20 years (229, 27 m3/s) that all the section was flooded and did not comply the freeboard (0.75 meters). The highest floods are on station 17.4, reaching 3.06 meters while the lowest was at station flood 0 is equal to 0.03 meters. The flood was caused by high sediment that reaches three meters along the river which makes a small cross-section capacity. So it can be concluded that the river downstream Cisangkuy require flood mitigation efforts in particular by normalizing the river section. Keywords: cross section, models, sediment, simulation, steady
STUDI PENYISIHAN MATERI ORGANIK, TEMBAGA, DAN KADMIUM DARI URBAN ROAD STORMWATER MENGGUNAKAN BIOFILTER Nabila, Yuke; Zevi, Yuniati
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 19, No 1 (2013)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.525 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2013.19.1.10

Abstract

Abstrak: Urban road stormwater memiliki kuantitas cukup tinggi dengan kualitas tercemar, sehingga akan mempengaruhi kondisi badan air penerima. Aktivitas di kawasan urban didominasi oleh kegiatan domestik dan transportasi, sehingga mengakibatkan tingginya kandungan logam berat dan materi organik dalam stormwater. Biofilter dengan media filter bervegetasi berfungsi untuk mengolah limpasan  stormwater yang mengandung polutan.  Media  yang  digunakan  dalam  biofilter  adalah  kombinasi  tanah  dan  kompos,  pasir,  kerikil,  serta tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides). Eksperimen dilakukan menggunakan stormwater artifisial dengan variasi volume influen yang digunakan yaitu 25 l, 20 l, dan 15 l dengan penambahan influen setiap 3 hari. Efisiensi penyisihan Cu sebesar 92-99% pada influen 25 liter dan mengalami peningkatan hingga 100% pada influen 20 liter, sedangkan efisensi penyisihan Cd konstan di kedua influen yaitu 99-100%. Efisiensi penyisihan zat organik sebesar 79-87% untuk influen 25 liter dan 86% untuk influen 20 liter. Parameter kualitas air lain diukur untuk mengetahui pengaruh proses biofiltrasi terhadap kualitas air secara keseluruhan. Penyisihan TSS sebesar 56-83%, sulfat tersisihkan dengan efisiensi 15-38% untuk influen 25 liter dan 47-54% untuk influen 20 liter, Fe disisihkan dengan efisiensi 71-94% untuk influen 25 liter dan meningkat hingga 90-99% pada influen 20 liter, dan penyisihan Mn memiliki efisiensi 97-99% pada kedua variasi influen. Sedangkan nitrogen menunjukkan peningkatan konsentrasi di awal eksperimen, kemudian baru tersisihkan pada running ketiga.
PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DAERAH PADAT LALU LINTAS DAN KOMERSIAL DKI JAKARTA: ANALISIS KONSENTRASI PM2,5 DAN BLACK CARBON Muliane, Ulfi; Lestari, Puji
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 18, No 2 (2012)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.5 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2012.8.2.8

Abstract

Abstrak: Pemantauan kualitas udara ambien merupakan bagian penting dalam pengelolaan kualitas udara. Pemantauan kualitas udara dilakukan di Bundaran HI sebagai representasi daerah padat lalu lintas dan Kelapa Gading sebagai representasi daerah komersial di DKI Jakarta. Kualitas udara ambien dalam penelitian ini ditinjau dari konsentrasi PM2,5 dan black carbon (BC). Pengambilan sampel kualitas udara menggunakan alat Mini Volume Sampler secara kontinu (24 jam) selama 7 hari berturut-turut untuk mengetahui fluktuasi konsentrasi harian selama satu minggu. Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi PM2,5 untuk pengukuran selama 24 jam di Bundaran HI berada pada rentang 46,67 - 77,12 µg/m3 dan untuk Kelapa Gading berada pada rentang 63,45 - 72,57 µg/m3. Dari keseluruhan hasil pengukuran, sebagian besar konsentrasi harian PM2,5 melebihi baku mutu yang diperbolehkan oleh pemerintah, yaitu di atas 65 µg/m3 untuk pengukuran selama 24 jam. Hasil analisis konsentrasi rata-rata harian black carbon dalam PM2,5 untuk Bundaran HI adalah 7,76 µg/m3 atau sebesar 12,27% BC dalam PM2,5 dan untuk Kelapa Gading 7,27 µg/m3 atau sebesar 10,60% BC dalam PM2,5. Angka ini tergolong relatif tinggi menurut WHO, yaitu melebihi 7,5% BC dalam PM2,5. Baik konsentrasi massa maupun black carbon, hasil pengukurannya memiliki korelasi positif dengan volume kendaran yang melintas di lokasi pemantauan. Selain volume kendaraan sebagai sumber emisi, hasil pengukuran juga dipengaruhi faktor meteorologi yang berperan dalam dispersi polutan. 
ANALISA PENGUKURAN KANDUNGAN MERKURI PADA BERAS DAN SEDIMEN DI SEKITAR KEGIATAN PERTAMBANGAN EMAS SKALA KECIL (PESK) DI KASEPUHAN ADAT CISITU, KECAMATAN CIBEBER, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN Aprianne, Delicia; S. Salami, Indah Rachmatiah
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 20, No 2 (2014)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1397.985 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2014.20.2.3

Abstract

Abstrak: Kasepuhan Adat Cisitu merupakan salah satu desa yang terdapat kegiatan Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) dengan memanfaatkan merkuri dalam proses amalgamasi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakatnya. Penggunaan merkuri pada kegiatan ekstraksi emas dalam PESK merupakan salah satu sumber emisi merkuri terbesar yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengukuran dan analisa kandungan merkuri pada beras dan sedimen di sekitar kegiatan PESK serta analisa resiko berdasarkan konsumsi beras untuk mengetahui asosiasi antara kegiatan PESK dengan pencemaran merkuri pada sedimen dan beras di Kasepuhan Adat Cisitu. Metode pengukuran Hg yang dilakukan adalah dengan atomic absorption spectrophotometry dengan graphite furnace dan cold vapor. Hasil pengukuran Hg pada beras berada pada rentang 12,5-1186 ?g/kg dengan konsentrasi rata-rata pada sampel beras dengan kulit 258 ?g/kg±271,77 serta 161,76 ?g/kg±329,78 untuk sampel beras tanpa kulit. Hasil pengukuran Hg pada sedimen berada pada rentang 2.393,75-106962,5 ?g/kg  dengan  rata-rata 22076,56  ?g/kg±35059,85. Berdasarkan baku  mutu  yang  berlaku,  terdapat beberapa hasil pengukuran Hg pada beras yang berada di atas dan di bawah baku mutu. Sedangkan hasil pengukuran Hg pada sedimen menunjukkan nilai yang berada dibawah baku mutu yang berlaku. Analisa resiko kesehatan didasari oleh perkiraan asupan merkuri harian dari konsumsi beras dan dibandingkan dengan nilai maximum acceptable daily exposure yang ditetapkan oleh US EPA yaitu sebesar 0,1 ?g/kg BB per hari. Perkiraan paparan merkuri harian masyarakat Kasepuhan Adat Cisitu sebesar 0,07 ?g/kg BB per hari dan masih berada di bawah batas maksimum paparan yang ditetapkan oleh US EPA. Kata kunci: beras, Kasepuhan Adat Cisitu, merkuri, pertambangan emas skala kecil, sedimen. Abstract : Kasepuhan Adat Cisitu is one of the villages that has Artisanal and Small-Scale Gold Mining (ASGM) activities using mercury for amalgamation process done by most of the villagers. The use of mercury in ASGM?s gold extraction is one of the biggest emission source done by human or man-made. Therefore, in this research, measurement analysis of mercury in rice and sediments around the ASGM?s activities and also the risk analysis based on the rice consumption are done in order to know the association between the ASGM?s activities and the mercury contamination in rice and sediments in Kasepuhan Adat Cisitu. Atomic absorption spectrophotometry with graphite furnace and cold vapor is used to measure Hg concentration. The result of Hg measurement in rice are between the range from 12.5 up to 1,186 ?g/kg with the average Hg concentration in rice samples with skin (hull) is 258 ?g/kg±271.77 and for the rice samples without skin (hull) is 161.76 ?g/kg±329.78. The result of Hg measurement in sediments are between the range from 2,393.75 up to 106,962.5 ?g/kg with the average Hg concentration 22,076.56 ?g/kg±35,059.85. Based on the quality standard value for allowable Hg concentration, there are some of the rice samples that is below and also above the allowable value. On the other hand, all of the sediment samples are above the quality standard value for allowable Hg concentration in sediment. The health risk analysis is based on the result of daily mercury exposure prediction from rice consumption compared to the maximum acceptable daily exposure value set by US EPA which is 0.1 ?g/kg body weight per day. The exposure prediction value for the villagers of Kasepuhan Adat Cisitu is 0.07 ?g/kg body weight per day and still under the maximum acceptable daily exposure value for mercury by US EPA. Key words: artisanal and small-scale gold mining, Kasepuhan Adat Cisitu, mercury, rice,sediment.
SISTEM DINAMIK OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENERGI SEKTOR DOMESTIK DI DUA DESA KABUPATEN BANDUNG BARAT Oktavariani, Diva; Sofyan, Asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 21, No 1 (2015)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.649 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2015.21.1.8

Abstract

Abstrak: Energi memainkan peranan yang sangat penting dalam semua sektor kehidupan (industry, transportasi, rumah tangga, komersil, dan lain-lain), sementara memasak adalah kegiatan utama yang rutin dilakukan di rumah tangga. Bahan bakar yang dominan digunakan adalah gas elpiji dan kayu bakar. Meningkatnya jumlah penduduk akan diiringi oleh meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar, yang akan berdampak pada peningkatan konsumsi energi dan peningkatan emisi CO2 (gas rumah kaca) ke atmosfer. Penggunaan kayu bakar yang masih cukup banyak di Kabupaten Bandung Barat sehingga perlu dilakukannya suatu kajian konversi bahan bakar dalam upaya penurunan jumlah pengguna kayu bakar, konsumsi energi dan emisi CO2 yang dihasilkan. Penelitian ini menyajikan analisis terhadap upaya optimalisasi penggunaan energi di sektor domestik (bahan bakar untuk memasak) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak STELLA®. Penentuan pola konsumsi bahan bakar di Kabupaten Bandung Barat, Identifikasi terhadap komponen yang mempengaruhi pola konsumsi bahan bakar di rumah tangga, hingga membangun pemodelan sistem dinamik, merupakan tahapan metodologi dalam penelitian ini. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 85% KK di Desa Lembang menggunakan elpiji sebagai bahan bakar utama untuk memasak, sisanya menggunakan kayu bakar. Sementara di Desa Tenjolaut 63% KK menggunakan kayu bakar dan sisanya menggunakan elpiji. Adapun komponen utama yang mempengaruhi penggunaan jenis bahan bakar untuk memasak adalah pendapatan keluarga dan kedekatan lokasi dengan perkebunan/ hutan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa pola konsumsi energi dari kedua desa memiliki kecenderungan untuk terus naik setiap tahunnya. Akan tetapi, jika diberikan skenario intervensi berupa pengurangan jumlah pengguna kayu bakar maka pola konsumsi energinya akan mengalami penurunan begitupun halnya dengan emisi CO2 yang dihasilkan. Di Desa Lembang, pada tahun 2025 diperkirakan nilai konsumsi energinya sebesar 437 TJ, setelah diberikan intervensi yang intensif maka dihasilkan penurunan konsumsi energi hingga menjadi 201 TJ. Di Desa Tenjolaut, konsumsi energi di tahun 2025 diperkirakan sebesar 391 TJ dan kemudian turun menjadi 278 TJ setelah diberikan intervensi. Emisi CO2 di Desa Lembang pada tahun 2020 diperkirakan akan berkurang sebesar 8.536 ton CO2, sementara Desa Tenjolaut diperkirakan total emisi CO2 nya akan berkurang sebesar 11.400 ton CO2 di tahun 2025. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Desa Lembang lebih cepat untuk mencapai program penurunan penggunaan kayu bakar. Kata kunci: konsumsi energi, sektor domestik, sistem dinamik, dan emisi CO2 Abstract: Energy plays a very important role in all sectors of life (industry, transportation, household, and commercial), while cooking is a primary activity done by the household. Cooking fuel that usually used by the households are LPG and firewood. Increase in population and the needs of fuel, will effect on the enhancement of the energy consumption and CO2 emission (green house gases) to the atmosphere. The use of firewood in Bandung Barat regency is much enough, so then we need to have a research in order to find the solution in decreasing the number of people who used a firewood, decreasing the energy consumption and CO2 emission. This research presents an analysis on the optimizing the used of energy in domestic sector, especially the use of cooking fuel, by using software STELLA®. The methodology in this research start with the determination the pattern of fuel consumption in Bandung Barat Regency, identification the components that affect the pattern of fuel consumption in household, and last,  built a system dynamics. The questionnaire shows that 85% of household in Lembang village is using LPG and the rest is using firewood. Meanwhile, in Tenjolaut village, 63% of household using firewood and the rest is using LPG. Main components that influence the household in choosing the cooking fuel are income and distance to the plantation or forest. The results of model simulation shows that pattern of energy consumption in both villages have the same trend, which is increasing. However, if we give an intervention by reducing the number of firewood user, the pattern of energy consumption and CO2 emissions is tend to fall. In Lembang village, the energy consumption in 2025 is predicted to be 437 TJ, it will decrease to 201 TJ after some intensive intervention. In Tenjolaut village, the energy consumption in 2025 is predicted to be 391 TJ and after some intervention, it will become 278 TJ. Emission of CO2 in Lembang village will decrease as much as 8.536 ton CO2 in 2020, while in Tenjolaut village, it will decrease at amount of 11.400 ton CO2 in 2025. From the above explanation, it is conclude that Lembang village will able to first reach the program for reducing the used of firewood compared to Tenjolaut village. Keywords: energy, domestic sector, system dynamics, and optimization
ANALISIS TOKSISITAS AKUT EFLUEN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI DI KOTA CIMAHI Womsiwor, Intan Iriani; Roosmini, Dwina
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 15, No 1 (2009)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.821 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2009.15.1.4

Abstract

Abstrak: Pengukuran toksisitas efluen Insatalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan hal yang penting dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kualitas badan air permukaan. Pada pengukuran toksisitas dapat diketahui respon gabungan dari unsur atau senyawa yang ada dalam efluen. Daphnia sp dan Moina sp adalah organisme yang biasa dipakai dalam uji toksisitas. Tujuan dari studi ini adalah penentuan toksisitas (LC50) efluen IPAL industri Cat, Farmasi, Pelapisan Logam, Penyamakan Kulit, dan Tekstil, serta Kegiatan Rumah Sakit di Kota Cimahi serta membandingkan Daphnia sp dan Moina sp sebagai organisme uji dalam uji toksisitas efluen. Uji toksisitas akut pada efluen IPAL, mendapatkan hasil yang bervariasi, namun tetap dapat diketahui bahwa industri farmasi menghasilkan efluen paling toksik (1,171 % efluen) dan kegiatan rumah sakit menghasilkan efluen yang tidak toksik. Secara keseluruhan pada efluen IPAL, Daphnia sp menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan Moina sp.Abstact: Toxicity test is an important parameter in wastewater plant effluent as it provides the whole response of the test organisms to all compounds in water body. Daphnia sp and Moina sp is the commonly used in toxicity test. The objective of this study was to examined the toxicity level (LC50) of the effluent were taken from painting, pharmaceutical, electroplating, leather tanning, and textile industries, also from hospital activity in Cimahi. The second objective was to compared the sensitivity level of Daphnia sp and Moina sp as the test organisms. The acute toxicity test showed that pharmaceutical industry effluent was most toxic (1.171 % effluent) of all the effluents tested, and the lowest was hospital activity effluent. Overall, Daphnia sp was more sensitive than Moina sp.  Keywords : Toxicity Test, Daphnia sp, Moina sp, Wastewater Treatment Plant, Effluent, Cimahi
PROBABILITAS TERPERANGKAPNYA SAMPAH NON-ORGANIK DI KAWASAN MANGROVE STUDI KASUS: PANTAI KARANGANTU, KOTA SERANG Marsondang, Ance Tampuk Tampuk; Muntalif, Barti Setiani; Sudjono, Priana
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 22, No 1 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2016.22.1.2

Abstract

Abstrak: Aktivitas antropogenik memberikan dampak besar terhadap pencemaran di lingkungan perairan karena menghasilkan banyak sampah organik dan non-organik. Pada penelitian ini ditemukan banyak sampah non-organik di badan sungai dan di kawasan mangrove.  Akumulasi sampah non-organik tersebut menjadi suatu ancaman besar dalam kelangsungan hidup mangrove karena mengganggu proses regenerasi dari vegetasi mangrove. Lokasi penelitian terletak pada Pantai Karangantu, Banten. Pengumpulan data dilakukan selama 3 Bulan, dari Januari-Maret 2015. Metode pengumpulan data yaitu observasi langsung di lapangan. Data yang terkumpul sebanyak 32 data sampah dan 6 data kualitas air. Metode analisa yang digunakan untuk menghitung keterkaitan faktor lingkungan dengan jumlah sampah yang masuk ke kawasan mangrove menggunakan model statistik. Faktor lingkungan pasang surut memberikan pengaruh cukup kuat yaitu sebesar 66% pada bagian depan sebelah timur kawasan mangrove, jumlah kapal yang melintas juga memberikan pengaruh akan tetapi lemah yaitu sebesar 9,4% pada bagian depan sebelah timur kawasan mangrove dan kecepatan arus memberikan pengaruh akan tetapi lemah yaitu sebesar 3,2% pada bagian depan sebelah barat kawasan mangrove. Kondisi kualitas air Perairan Karangantu dinilai buruk, karena tingginya kekeruhan, kadar nitrat, ammonia dan fosfat. Aktivitas masyarakat yang menyebabkan penurunan kualitas air di Perairan Karangantu meliputi aktivitas pengisian bahan bakar dan penggantian oli mesin kapal, aktivitas pasar tradisional, adanya kegiatan pembuatan ikan asin dan aktivitas antropogenik lainnya. Kata kunci: mangrove, sampah non-organik, pasang surut, jumlah kapal yang melintas, kecepatan arus Abstract : Anthropogenic activities have a major impact on the pollution in aquatic environments because it produces a lot of organic and non-organic waste. This study found many non-organic waste in water bodies and in mangrove areas. Accumulated non-organic waste is becoming a major threat to the survival of mangroves for disturbing the regeneration of mangrove vegetation. Location of the study located in Karangantu Beach, Banten. Data collection is done for 3 months, from January to March 2015. Methodology of collection data is direct observation in the field. Data were collected as many as 32 data of waste and 6 data of water quality. Methodology of the analysis was used to calculate relevance of environmental factors with the number of waste that goes to the mangrove areas using statistical models. Environmental factors of tidal gives effect is strong enough that is equal to 66% at the front of the east area of mangrove, the number of ships that pass also gives effect but weak approximately 9,4% at the front of the east area of mangrove and current velocity gives impact but weak approximately 3,2% at the front of the west area of mangrove. Bodies of water quality conditions of Karangantu considered bad, because of the high turbidity, nitrate, ammonia and phosphate. Community activities that lead to degradation of water quality in Karangantu include activities refueling and engine oil replacement ship, the traditional market activity, the activity of making salted fish and another anthropogenic activities. 
STUDI OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BASAH TERAERASI UNTUK PENYISIHAN PADATAN TERLARUT PADA AIR TERPRODUKSI Dwimerti, Kartika Laksmi; Handajani, Marisa
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 2 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.912 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2010.16.2.3

Abstract

Abstrak: Air terproduksi merupakan produk sampingan dari proses produksi indutsri minyak dan gas. Kualitas air terproduksi beragam, namun secara umum memiliki konsentrasi total dissolved solid (TDS) yang relatif tinggi. Pada konsentrasi tinggi, Total Dissolved Solid (TDS) dapat menyebabkan perubahan  rasa pada air, pengendapan mineral dan korosi. Teknologi wetland dapat menjadi alternatif pengolahan yang mudah diterapkan dan relatif murah. Penambahan aerasi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi penyisihan TDS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penambahan aerasi pada wetland, waktu detensi/waktu tinggal yang optimum, dan penambahan Cyperus nutans yang digunakan sebagai vegetasi terhadap penyisihan TDS dan parameter lainnya. Sejauh ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan aerasi dapat meningkatkan efiensi penyisihan TDS dibandingkan dengan penelitian sejenis yang tidak menggunakan aerasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyisihan TDS pada reaktor dengan penambahan aerasi lebih tinggi dibandingkan dengan reaktor yang diaerasi.Kata kunci: Air terproduksi, Aerasi, Total Dissolved Solid, WetlandAbstract: Produced water is formed from oil and gas industry?s production process.The quality of produced water is very diverse, depends on the tipe of oil, the soil, and many more. However, produced water has a simillar characteristic, which is Total Dissolved Solid. In high concentration,  Total Dissolved Solidscan cause mineral sedimentation, and give a bitter taste in the water. Wetland provide an alternative solution to processed the water. The adding of aeration might increase the removal eficiency of Total Dissolved Solid. The aim of the study is to observe the influence of the addition of wetland aeration, detention time, and also type of plant that used as vegetation. So far, the observation result that the addition of aeration can increase the removal eficiency of Total Dissolved Solid.Key words: aerated wetland, aeration, produced water, Total Dissolved Solid
PENGARUH PAPARAN INSEKTISIDA ORGANOKLORIN TERHADAP PERUBAHAN KADAR THYROID STIMULATING HORMONE (TSH) PETANI PENYEMPROT DI KECAMATAN KERTASARI, KABUPATEN BANDUNG Maulidiniawati, Nurika; Oginawati, Katharina
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 22, No 2 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.427 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2016.22.2.8

Abstract

Abstrak: Penggunaan insektisida dalam kegiatan pertanian saat ini sering kali dilakukan oleh para petani untuk mencapai hasil pertanian yang tahan terhadap serangan hama serangga. Salah satu insektisida yang luas dipergunakan di Indonesia adalah insektisida golongan organoklorin. Insektisida organoklorin bersifat persisten baik itu di lingkungan maupun di dalam tubuh makhluk hidup yang terpapar. Paparan jangka panjang insektisida organoklorin akan memberikan dampak perubahan pada kesehatan pada petani penyemprot, salah satunya adalah gangguan pada tiroid. Gangguan pada tiroid ini adalah berupa perubahan pada kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Penelitian ini dilakukan terhadap petani penyemprot berkelamin laki-laki di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari saat petani melakukan aktivitas penyemprotan insektisida menggunakan pad sampling untuk paparan dermal. Makalah ini memaparkan konsentrasi organoklorin yang memapari petani penyemprot yang kemudian dikonversikan menjadi akumulasi intake untuk melihat faktor yang paling berpengaruh terhadap besar intake yang diterima petani selama menjadi petani penyemprot. Pada makalah ini juga dipaparkan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar TSH petani di dalam darah akibat paparan yang terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa faktor yang paling berpengaruh dan memiliki hubungan yang kuat terhadap peningkatan kadar TSH adalah intake organoklorin jenis lindan yang masuk ke dalam tubuh petani (pr=0,656, sig=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa paparan insektisida organoklorin dapat menimbulkan efek kronis pada kesehatan berupa penyakit hipotiroid pada petani penyemprot. Kata kunci: insektisida, organoklorin, paparan dermal, intake, Thyroid Stimulating Hormone Abstract: The use of insecticides in agriculture is now often done by farmers to achieve sustainable agriculture against insect pests. One insecticide widely used in Indonesia is a class of organochlorine insecticides. Organochlorine insecticides are persistent both in the environment and in the bodies of living things are exposed. Long term exposure to organochlorine insecticides will have an impact on the health changes on sprayer farmers, one of which is a thyroid disorder. Thyroid disorder is in the form of changes in the levels of Thyroid Stimulating Hormone (TSH). This research was conducted on spraying farmers in Kertasari district, Bandung regency. Sampling was taken in the morning when farmers do insecticide spraying activity using pad sampling to check dermal exposure. This paper describes organochlorine concentration which exposes spraying farmers and then converted to the accumulation of the intake to see which factors most affect intake that is received by farmers during spraying. This paper also described the factors that can affect TSH levels in the farmers blood due to organochlorine exposure that occur continuously in the long term. Obtained from the processing of the data that the most influential factor and the factor that has a strong relationship to the increasing of TSH levels was lindane intake that enters into the body of the farmers (pr = 0.656, sig = 0.000). This means that exposure of organochlorine insecticides can cause chronic effects such as hypothyroid disease on spraying farmers. Keywords: insecticide, organochlorine, dermal exposure, intake, Thyroid Stimulating Hormone
PENGARUH UMUR LUMPUR TERHADAP KINERJA BIOREAKTOR MEMBRAN DALAM BIODEGRADASI ZAT WARNA AZO REMAZOL BLACK-5 Jatnika, Mohammad Faiz; Effendi, Agus Jatnika
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 17, No 1 (2011)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.034 KB)

Abstract

Abstrak: Masuknya zat warna azo ke lingkungan tidaklah diinginkan tidak hanya karena karena zat warna tersebut memiliki warna yang menurunkan nilai estetik tetapi juga karena beberapa zat warna azo dan penguraiannya bersifat toksik serta mutagenik . Pengolahan zat warna azo umumnya dilakukan dengan kombinasi pengolahan biologi anaerob-aerob, dimana kondisi anaerob berfungsi untuk menurunkan kadar warna, sedangkan kondisi aerob berfungsi untuk mengolah zat organik dan senyawa aromatik yang muncul sebagai hasil biodegradasi zat warna. Senyawa aromatik yang terdapat dalam air akan dapat meningkatkan toksisitas dari hasil pengolahan apabila tidak tercapai pengolahan yang sempurna. Salah satu alternatif pengolahan yang dapat dilakukan adalah dengan bioreaktor membran (BRM), yang merupakan kombinasi proses lumpur aktif dengan sistem membran, di mana membran dapat menggantikan unit gravitasi sedimentasi tradisional dalam proses lumpur aktif yang dapat beroperasi pada beban organik yang tinggi, namun lahan yang dibutuhkan lebih sedikit. Bioreaktor membran terdiri atas tangki anoksik, tangki kontak, dan tangki stabilisasi.. Umpan terdiri dari zat warna azo Remazol Black-5 dan ko-substrat berupa limbah industri tempe sebagai sumber organik. Pada penelitian ini, akan ditinjau pengaruh umur lumpur terhadap kinerja bioreaktor membran (BRM) dalam biodegradasi zat warna azo remazol black-5 . Kinerja bioreaktor membran (BRM) terhadap penyisihan warna dan COD diamati melalui hasil analisis sampel dari tangki umpan, anoksik, kontak, stabilisasi dan effluen yang diambil dari dasar tangki. Hasil kinerja bioreaktor membran mencapai efisiensi tertinggi pada umur lumpur 20 hari, dengan penyisihan warna dan penyisihan COD dalam air limbah mencapai 85%.

Page 1 of 44 | Total Record : 438