cover
Contact Name
Mohamad Gazali
Contact Email
mohamadgazali@utu.ac.id
Phone
+6281343240218
Journal Mail Official
mohamadgazali@utu.ac.id
Editorial Address
komplek perumahan polisi, desa peunaga rayeuk, kec. meureubo
Location
Kab. aceh barat,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Published by Universitas Teuku Umar
ISSN : 26847051     EISSN : 26847051     DOI : 10.35308
The scientific article, published in this journal covers a wide range of research topics in the field of marine biology, marine ecology, oceanography, marine acoustic, marine remote sensing,marine geographical information system (GIS), marine macrobiology, marine pollution, mariculture, marine bioprospecting, marine fisheries, other studies relevant to current topics.
Articles 75 Documents
Keanekaragaman dan Pola Sebaran Gastropoda di Perairan Juanga Kabupaten Pulau Morotai Sukarmin Idrus; Djainudin Alwi; Nurafni Nurafni; M Kadafi
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v3i2.3619

Abstract

Ekosistem padang lamun merupakan habitat penting bagi kelangsungan kehidupan biota laut yang berasosiasi, bahkan menjadi penyokong salah satu alternatif  mata pencaharian dan pendapatan masyarakat yang sudah lama tinggal di wilayah pesisir. Gastropoda banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, cangkangnya dapat dijadikan sebagai bahan perhiasan dan dagingnya dapat dijadikan sebagai sumber protein. Gastropoda dan Bivalvia yang dapat dimakan diantaranya Strombus luhuanus, Strombus gibberulus, Nerita maxima dan Gafrarium tumidum. Menelaah pentingnya manfaat gastropoda bagi lingkungan dan sumber daya hayati perairan, maka perlu dilakukan penelitian tentang struktur komunitas dan pola sebaran gastropoda penghuni lamun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2019. Berlokasi di Perairan Pandanga Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai. Pengambilan sampel menggunakan metode transek kuadrat. Dimana kuadrat yang digunakan berukuran 1x1 m, jarak penempatan kuadrat 10 meter  di mulai dari meteran 0-50 meter sehingga penempatan kuadrat untuk masing-masing transek sebanyak 6 kali, sehingga secara keselurahan kuadrat sebanyak 54 kali penempatan kuadrat  di semua stasiun penelitian. Analisis data yang digunakan adalah keanekaragaman jenis, kemerataan, indeks dominasi, kepadatan dan pola sebaran. Hasil penelitian keanekaragaman jenis (H’) termasuk kategori “sedang’’, indeks kemerataan (E) tergolong “tinggi’’ dan indeks dominansi (C) kategori “rendah’’. Sedangkan analisis pola sebaran gastropoda stasiun I sampai stasiun III termasuk pola sebaran mengelompok. 
Karakteristik Morfometrik Keong Bakau (Telescopium Telescopium) di Ekosistem Mangrove Desa Daruba Pantai Kabupaten Pulau Morotai Julfikar Sibua; Nurafni Nurafni; Iswandi Wahab; Kismanto Koroy
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v3i2.3761

Abstract

Mangrove memiliki peranan sebagai siklus hidup biota moluska karena lingkungan mangrove menyediakan bahan makanan bagi organisme asosiasi salah satunya Gastropoda. Salah satu jenis  Gastropoda yang berada diperairan desa Daruba Pantai adalah jenis Telescopium telescopium atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan (Bia papaco). Terjadinya pertambahan luasan mangrove akan berdampak pada kehidupan ataupun keberadaan Telescopium telescopium dari bentuk maupun panjang berat dari Telescopium telescopium sehingga perlu dilakukan penelitian morfometrik keong bakau (Telescopium telescopium). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2021 sampai Maret 2021 bertempat didesa Daruba Pantai, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai. Metode yang digunakan adalah transek kuadrat dimana biota Telescopium telescopium diambil 5 kuadrat pada masing masing transek kuadrat secara acak. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik Telescopium telescopium berbentuk kerucut pada ujung berbentuk melingkar, bagian luar cangkang dilengkapi garis spiral dan berwarna hitam kecoklatan sedangkan morfometrik Telescopium telecopium pada stasiun I sampai III memiliki panjang cangkang 4,51-5,95 cm, lebar cangkang dari stasiun I sampai III 2,11-2,54 cm dan berat cangkang 11,64-20,89 g sesuai dengan klasifikasi ukuran termasuk dalam kategori kecil.Kata kunci: karakteristik, morfometrik, Telescopium telescopium, mangrove
Struktur Komunitas Mangrove di Pesisir Lhok Bubon Aceh Barat T Oka Jufia; Mohamad Gazali; Neneng Marlian
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v3i2.4263

Abstract

Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan , dikawasan mangrove terjadi interaksi kompleks antara sifat fisika dan diafat biologi karenan sifat fisiknya mangrove mampu berperan sebagai penanah serta penahan intrusi dan abrasi laut proses dekomposisi bakau atau mangrove yang terjadi mampu menunjang kehidupan makhluk hidup di dalamnya.Tujuaan penelitian untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) pada area mangrove dipesisir Lhok Bubon, Aceh Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah penentuan titik sampling diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dan sampel yang diambil dengan menggunakan Sample plot. Ada 4 jenis mangrove yang ditemukan pada lokasi penelitian, yaitu: R. apiculata, R. mucronata, R. Stylosa dan Sonneratia alba,. Hasil penelitian menunjukan Indeks Nilai Penting tertinggi pada tingkat anakan mangrove yang paling tinggi adalah R. apiculata pada stasiun 1 yaitu 1% , hanya terdapat jenis mangrove R. Apiculata pada stasiun pengamatan 1. banyaknya jenis R. apiculata dikarenakan kondisi bersubtrat pada lokasi penelitian berupa pasir berlumpur, sedangkan  tingkat semai Kerapatan relatif yang paling tinggi adalah R. stylosa yang terdapat pada stasiun 3, sementara Kerapatan relatif yang paling rendah adalah R. mucronata  yang terdapat pada stasiun 3, yaitu 0,34%. tingginya Kerapatan relatif R. stylosa dikerenakan pada stasiun 3 memiliki substrat dengan jenis pasir berlumpur yang masih memungkinkan untuk mangrove jenis R. stylosa untuk Hidup.
Hubungan Kedalaman Sarang Semi Alami Terhadap Persentase Penetasan Telur Penyu di Daerah Pesisir Pantai Lampuuk Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar Hayatun Nufus; Darmawati Darmawati; Mai Suriani; Asri Mursawal; Nabil Zurba; Mohamad Gazali; Samsul Bahri
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v3i2.4916

Abstract

Pantai Lampuuk adalah salah satu tempat konservasi yang terdapat di kecamatan Lhoknga kabupaten Aceh Besar, dengan luas wilayah pantai lampuuk lebih kurang  3 km yang merupakan salah satu  lokasi pendaratan penyu untuk bertelur pada setiap musim timur yaitu mulai dari bulan November-Maret disetiap tahunnya. Adapun tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui langsung hubungan kedalaman sarang semi alami terhadap persentase penetasan telur penyu. Dilakukan di tempat konservasi penyu Babah Dua Lampuuk Aceh Besar, Penelitian ini mulai dari 01 Desember 2020 sampai 18 Febuari 2021. Kedalaman sarang sesuai dengan jumlah telur yang didapatkan. Didapatkan 3 sarang penyu alami dari dua spesies, sarang pertama penyu belimbing, sarang kedua penyu  lekang, dan sarang ketiga penyu belimbing. Pada sarang pertama kedalaman 50-60 cm berjumlah 70 butir presentase penetasannya sebesar 60%, sedangkan pada sarang kedua dengan kedalaman 50-58 cm berjumlah 50 butir presentase penetasannya sebesar 88%.
Identifikasi Hama di Rumah Bibit dan Kawasan Rehabilitasi Mangrove Gampong Baro, Kabupaten Aceh Jaya Rabiatul Adhewiyah Berutu; Mai Suriani; Ika Kusumawati
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v4i1.4924

Abstract

Hama merupakan salah satu organisme perusak yang dianggap merugikan pada suatu ekosistem. Biota seperti kepiting, tritip, ulat, tiram, dan serangga yang sifatnya sebagai organisme perusak sangat banyak di temukan di lingkungan hutan  mangrove. Dalam pertumbuhan mangrove memiliki masa darurat, oleh karena itu memerlukan pemeliharaan dari penyakit sejak tahapan persemaian propagul, pembibitan dan ke tingkat anakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis, jumlah dan tanda serangan hama yang ditemukan pada wilayah rehabilitasi dan rumah bibit. Metode yang digunakan yaitu purposive sampling dan random sampling. Hasil kegiatan penelitian identifikasi hama di kawasan rehabilitasi ditemukan 12 organisme perusak dan di rumah bibit ditemukan 8 jenis hama organisme perusak. Nilai intensitas serangan hama terbesar diperoleh pada substasiun 1 di kawasan rehabilitasi sebesar 13,80% dan nilai insidensi serangan berjumlah 27,58% tergolong ke dalam katergori sedang, dan kadar nilai intensitas serangan hama yang paling rendah di peroleh dari rumah bibit berjumlah 7,9% dengan frekuensi serangan rata-rata 13,27% tergolong ke dalam kategori ringan.
Persentase Tutupan Terumbu Karang di Perairan Pulo Kayee Bakongan Timur, Aceh Selatan Ifvana Ira Yunilda; Mohamad Gazali; Mai Suriani; Hayatun Nufus
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v4i1.4623

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut yang rentan dengan faktor-faktor antropogenik. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting dilakukan untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang. Tujuan penelitian ini untuk menentukan persentase tutupan terumbu karang di perairan Pulo Kayee Aceh Selatan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 8 November 2021 di perairan Pulau Kayee Gampong Ujong Pulo Rayeuk Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Point Intercept Transect (PIT) dengan garis transek sepanjang 100 meter sejajar dengan garis pantai. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa substrat dasar pada stasiun 1 adalah Hard coral dengan persentase tutupan sebesar 58,75%, Dead coral with algae sebesar 28,75%, Rubble 7,50%, Rock 4,38%, Sand 0,63%. Pada Stasiun 2 tutupan substrat Hard coral sebesar 51,88%, Dead coral with algae sebesar 24,38%, Rubble 15,63%, Rock 4,38%, Sand 3,75%. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang di perairan Pulo Kayee masih berada dalam kategori baik.Kata kunci :  Persentase tutupan, Pulau Kayee, Terumbu Karang,
Identifikasi dan Keanekaragaman Gastropoda di Ekosistem Mangrove Pantai Thailand, Kepulauan Simeulue Armansyah Armansyah; Mohamad Gazali; Mai Suriani; Hayatun Nufus; Zuriat Zuriat; Rina Syafitri
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v4i1.5089

Abstract

Penelitian ini berfokus pada data-data kelas gastropoda yang hidup menempel pada akar, batang mangrove (tree fauna) dan pada permukaan tanah (epifauna) dan gastropoda yang hidupnya menggali lubang dalam tanah (infauna). Tujuan penelitian ini adalah identifikasi kelas gastropoda pada hutan mangrove yang telah terancam ekosistemnya.pengambilan data gastropoda terdiri dari 10 plot dengan menggunakan transek kuadrat yang berukuran 1x1 meter, dan pengukuran salinitas.Hasil penelitian ini didapatkan 9 jenis dari 6 famili gastropoda yaitu Potamididae, Columbellidaes, Cerithiidae, Strobidae,Olividae, Neritidae. Salinitas merupakan faktor yang sangat berpengaruh bagi kehidupan Gastropoda dan keberadaan hutan mangrove, salinitas pada setiap Stasiun I 30,2%, Stasiun II 33,5% dan Stasiun III 33,7%. nila indeks keanekaragaman di setiap stasiun berbeda-beda, stasiun 1 dengan nilai 0,49 lebih sedikit (rendah) nilai indek keanekaragaman (Treefauna), untuk nilai 0,75 lebih tinggi yang dimiliki nilai indeks keanekaragaman (Epifauna). Untuk stasiun 2 dengan nilai 0,35 lebis sedikit nilai indeks keanekaragaman (Treefauna), sedangkan nilai 0,66 nilai indek keanekaragamannya sedang (epifauna). Stasiun 3 dengan nilai 0,33 lebih rendah untuk nilai indek keanekaragaman (treefauna), nilai 0,75 yang termasuk kategori keanekaragamannya tinggi (epifauna).Kondisi lingkungan saat ini disetiap stasiunnya relatif kurang baik bagi kehidupan gastropoda dan mangrove.
Struktur Populasi Gastropoda (Terebralia palustris) Di Area Ekowisata Mangrove Gampong Baro Kabupaten Aceh Jaya Fitriani Fitriani; Mai Suriani; Samsul Bahri; Mohamad Gazali; Mira Mauliza Rahmi
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v4i1.4921

Abstract

ABSTRAKEkowisata mangrove Gampong Baro mempunyai beberapa tempat yang dapat dikunjungi, bentuk dari aktivitas kunjungan ini secara langsung memberikan dampak terhadap  beberapa jenis biota pada ekologi mangrove adalah jenis Gastropoda. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Oktober 2021-Januari 2022 di area mangrove Gampong Baro Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh, dengan tujuan untuk mengetahui nilai kepadatan, distribusi ukuran dan pola distribusi dari Terebralia palustris. Pengambilan data dilakukan di 3 stasiun pengamatan dengan menggunakan metode transek kuadrat. Pada setiap stasiun pengamatan di pasanng  plot utama ukuran 10 x 10 m untuk pengambilan data mangrove dan disetiap plot utama dibuat subplot ukuran 1 x 1 m  untuk pengambilan data gastropoda.  Hasil  dari penelitian menunjukan bahwa kepadatan Terebralia palustris bernilai antara 4-16 ind/m2, ukuran sebaran Terebralia palustris berkisar antara 3-12,3 cm. Indeks pola distribusi sebaran adalah Id<1 yang artinya pola sebarannya merata/seragam. Hubungan kerapatan mangrove dengan kelimpahan gastropoda Terebralia palustris antar stasiun dianalisis menggunakan Regresi Linear Sederhana diperoleh nilai r= 0,9663, yang berarti memiliki korelasi yang sangat kuat antara kepadatan gastropoda Terebralia palustris dengan kepadatan mangrove
Metode Geomembran Sebagai Alternatif Produksi Garam Trasdisional di Gampong Kuala Ba’u Kecamatan Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan Anggun Muliana; Hayatun Nufus; Asri Mursawal; Agusriati Muliyana; Mohamad Gazali
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v4i1.4882

Abstract

Gampong Kuala Ba’u Kecamatan Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan telah memproduksi garam menggunakan metode tradisional secara turun-temurun untuk dikonsumsi maupun penunjang kebutuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi garam melalui pemberdayaan teknik modern (geomembran), metode yang digunakan adalah observasi produksi dan operasi dilapangan (survei). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa produksi garam tradisional oleh Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) ‘Usaha Geutanyo’ yang telah dibina oleh Penyuluh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Selatan selama tiga tahun terakhir sebanyak 7.393 ton, total petani garam berjumlah 16 orang dan memiliki luas lahan selebar 64 meter. Garam tradisional memiliki kualitas garam yang bagus dan dipengaruhi oleh garam induk/bantu, dikarenakan salinitas 70% mengakibatkan produksi yang sedikit dan banyak memakan biaya tambahan. Terdapat 13 tunel geomembran dilahan seluas 50x20 m pada tahap awal produksi gagal disebabkan oleh beberapa faktor seperti musim penghujan yang mempengaruhi lambatnya proses kristalisasi garam dan letak tunel terlalu dekat dengan laut sehingga membuat kerusakan kecil-besar pada tunel garam akibat kencangnya angin laut (angin barat).
Efektifitas Pemantauan Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) Berbasis Adat Dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Keberhasilan Peneluran Pada Sarang Buatan Di Pantai Panga, Aceh Jaya Samsul Bahri; Fitriani Fitriani; Rabiatul Adhewiyah Berutu; Mai Suriani; Mira Mauliza Rahmi; Heriansyah Heriansyah
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v4i2.4822

Abstract

Enam dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia dapat ditemukan di Indonesia salah satunya jenis penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Perubahan kondisi alam, predasi dan tingginya eksploitasi yang dilakukan oleh manusia telah membawa populasi penyu lekang kepada kondisi yang terancam. Oleh karena itu diperlukan suatu metode konservasi yang efektif guna membantu pertumbuhan populasi pada biota penyu. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengukur efektifitas kegiatan pemantauan habitat peneluran berbasis masyarakat adat di pantai Panga serta pengaruhnya terhadap tingkat keberhasilan peneluran  pada penyu lekang. Pengamatan dilaksanakan di pantai Panga, Kabupaten Aceh Jaya. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode observasi pada kegiatan pemantauan dan metode percobaan pengamatan langsung pada proses relokasi dan sarang buatan. Hasil yang ditemukan menunjukan tingkat efektifitas terhadap kegiatan pemantauan berbasis adat yang dilakukan oleh tim konservasi pantai Panga. Hal ini ditandai dengan ditemukannya dua sarang peneluran penyu dari hasil pemantauan yang dilakukan di sepanjang pantai Panga. Hasil pengamatan terhadap sarang buatan juga menunjukan persentase keberhasilan penetasan yang tinggi dari telur yang telah ditanam kembali dari hasil pemantauan. Sarang buatan yang didesain menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar 97,33%. Adanya kegiatan monitoring dan relokasi telah terbukti dapat membantu upaya pelestarian penyu lekang dari ancaman kepunahan.