cover
Contact Name
sarman
Contact Email
sarman.jaya@yahoo.co.id
Phone
+62401-3084783
Journal Mail Official
sarman.jaya@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Journal Idea of History
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25987828     EISSN : 26144395     DOI : -
Journal Idea of History diterbitkan untuk menghidupkan atmosfer akademik di Jurusan Ilmu Sejarah FIB UHO. Keberadaan jurnal ini bertujuan untuk mengaktualisasikan hasil penelitian dosen dan mahasiswa di bidang ilmu sejarah. Penerbitan jurnal untuk periode Agustus 2017 ini merupakan serial pertama tahun pertama penerbitan atau volume pertama nomor 01. Beberapa hasil penelitian yang diterbitkan dalam edisi perdana ini merupakan hasil penelitian mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Universitas Halu Oleo.
Articles 95 Documents
PERJUANGAN LA ODE NGKADIRI DI KERAJAAN MUNA DALAM MELAWAN BELANDA : 1626-1667 Wa Sema Wa Sema; Aswati Aswati; Hamuni Hamuni
Journal Idea of History Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i1.1305

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Menjelaskan latar belakang masuknya Belanda di Kerajaan Muna tahun 1613, (2) Menjelaskan alasan perjuangan La Ode Ngkadiri melawan Belanda, (3) Menjelaskan strategi perjuangan La Ode Ngkadiri melawan Belanda, (4) Menjelaskan dampak perjuangan La Ode Ngkadiri dalam melawan Belanda bagi masyarakat Muna. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan lima tahapan kerja antara lain (1) Pemilihan Topik (2) Heuristik (3) Verifikasi Sumber (4) Interpretasi Sumber (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Latar belakang kedatangan bangsa Belanda di Kerajaan Muna adalah untuk mengatasi ekonomi di negarannya. Hal tersebut didukung oleh potensi alam wilayah kerajaan Muna yang kaya kayu jati, kapuk, jagung dan komoditas lainnya. Belanda juga berniat ingin menerapkan sistem monopoli perdagangan di Kerajaan Muna. (2) Perlawanan La Ode Ngkadiri terhadap Belanda disebabkan ketidaksukaannya akan sikap Belanda yang selalu memecah belah rakyat Muna demi menanamkan pengaruh kekuasaannya. (3) Strategi La Ode Ngkadiri dalam menentang Belanda yaitu bertindak secara non kooperatif atau tidak mau bekerja sama. La Ode Ngkadiri menghadapi Belanda dengan melakukan penolakan yakni tidak bersedia menerima pemerintahan Belanda untuk memasuki kerajaan Muna. La Ode Ngkdiri membangun strategi dengan mengadakan penjagaan ketat di wilayah kerajaan terutama pelabuhan-pelabuhan yang sering disinggahi kapal-kapal dagang Belanda. (4) Dampak perjuangan La Ode Ngkadiri melawan Belanda bagi masyarakat Muna yakni berbagai aktivitas pemerintahan dan ekonomi masyarakat tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan karena perhatian utama masyarakat Muna pada saat itu tertuju pada upaya mendukung perjuangan La Ode Ngkadiri dalam mempertahankan keutuhan wilayah Muna.
PERLAWANAN RAKYAT MORONENE TAUBONTO TERHADAP IMPERIALISME BELANDA: 1911-1941 Muhammad Rahdan; Ali Hadara; Aslim Aslim
Journal Idea of History Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i1.1311

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang perlawanan Rakyat Moronene atas imperialisme Belanda di Taubonto, (2) strategi perlawanan Rakyat Moronene atas imperialisme Belanda di Taubonto, dan (3) dampak perlawanan Rakyat Moronene atas imperialisme Belanda di Taubonto. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan melalui lima tahapan-tahapan kerja sebagai berikut (1) Pemilihan Topik, (2) Heuristik sumber, (3) Kritik sumber, (4) Interpretasi sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Latar belakang perlawanan rakyat Moronene didasari oleh semangat perjuangan atas keinginan untuk berdikari tanpa campur tangan pihak Belanda. Semangat masyarakat Moronene dikobarkan oleh Sangia Dowo seorang Raja Moronene yang melakukan perlawanan. (2) Strategi perlawanan rakyat Moronene saat melawan Belanda dilakukan dengan bergerilya dan serangan terang-terangan melalui pembelian senjata perang ke pihak Portugis. (3) Perlawanan rakyat Moronene menyebabkan gugurnya banyak Raja Moronene salah satunya yaitu Raja Sangia Dowo. Sangia Dowo meninggal diracun oleh Belanda melalui perjamuan makan malam dalam rangka pertemuan saat melakukan gencatan senjata. Kekalahan Kerajaan Moronene menyebabkan jatuhnya wilayah tersebut ke Pemerintahan Belanda. Kekalahan tersebut menyebabkan rakyat Moronene menderita akibat pemungutan pajak yang tinggi dan kebijakan kerja rodi oleh Belanda.
SEJARAH DESA TOMBULA KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA: 1966-1983 Jumiati Jumiati; Khabiirun Khabiirun; Evang Asmawati
Journal Idea of History Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i1.1312

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang dan proses terbentuknya Desa Tombula Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Selain menjelaskan latar belakang dan proses terbentuknya desa, penelitian ini juga bertujuan melihat perkembangan Desa Tombula Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna pada tahun 1966-1983. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah menurut Louis Gottschalk dengan melalui empat tahapan kerja antara lain: heuristik atau pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi sumber dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang terbentuknya Desa Tombula adalah berawal dari perkumpulan komunitas kecil yang mendiami wilayah Tombula. Sebelum terbentuk menjadi desa kawasan Tombula masih hutan belantara dan tidak ada penguhuninya. Terbentuknya Desa Tombula juga tidak terlepas dari inisiatif pemeterintah Kabupaten Muna dan Kecamatan Tongkuno yang melihat Tombula berpotensi sebagai kawasan atau areal pertanian. Oleh sebab itu pemerintah daerah meresmikan Tombula sebagai desa definitif pada 1966. Sejak resmi menjadi desa, pembangunan dalam desa mulai dilakukan oleh La Ode Kapala yang bergelar Kino Laghontohe selaku kepala desa pertama di Tombula (1966 sampai awal 1978). Setelah pemerintahan La Ode Kapala berakhir, kemudian digantikan oleh La Tolagi ber gelar Yaro Ghoera. Di masa pemerintahan ke dua kepala desa yaitu La Ode Kapala dan La Tolagi, Desa Tombula mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam bidang pembangunan terutama pengadaan fasilitas jalan, masjid, sekolah, kantor desa atau balai pertemuan. Selain pembangunan gedung-gedung di atas, ke dua kepala tersebut juga menambah fasilitas pasar sebagai tempat transaksi ekonomi masyarakat Tombula dengan masyarakat lain dari luar Tombula.
DI/TII DI POLEANG: 1953-1965 Diky Fikriansyah; Ali Hadara; Aswati Aswati
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1452

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan awal masuknya DI/TII di Poleang. (2) Untuk Menjelaskan struktur komando pada pasukan DI/TII selama di Poleang. (3) Menjelaskan Gerakan yang dilakukan oleh DI/TII selama di Poleang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sejarah yang terdiri dari lima tahap penelitian, yaitu: (a) Pemilihan topik, terbagi dua bagian yaitu kedekatan emosional dan kedekatan intelektual, (b) Heuristik sumber, terdiri dari studi dokumen, studi kepustakaan, wawancara, dan pengamatan, (c) Verifikasi sumber, yang dilakukan melalui kritik eksteren dan kritik interen, (d) Interpretasi sumber, yang dilakukan dengan analisis data dan sintesis, (e) Historiografi, yang dilakukan secara sistematis dan objektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Awal masuknya DI/TII di Poleang tidak terlepas dari masuknya DI/TII di Sulawesi Tenggara yang dimulai dengan masuknya gerakan ini di wilayah Tondonbasi, Kolaka Utara, hingga akhirnya tiba di Poleang. (2) Setelah DI/TII berhasil masuk di Poleang, langkah selanjutnya adalah membentuk struktur komando yang bermarkas di daerah Poleang. (3) Gerakan yang dilakukan oleh DI/TII selama di Poleang adalah mendirikan markas sebagai pusat gerakan agar lebih tertata dan terarah serta mengembangkan bidang pendidikan yang membuat Gerakan DI/TII ini semakin berkualitas.
BENTENG LIAMOPUTE DI KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA : 1575-1968 Marlini Marlini; La Ode Ali Basri; Hamuni Hamuni
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1453

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang pembangunan Benteng Liamopute dan fungsi Benteng Liamopute yang terletak di Kecamatan Tongkuno (Kabupaten Muna). Selain membahas latar belakang dan fungsinya, penelitian ini juga akan menguraikan benda-benda peninggalan sejarah yang terdapat di Benteng Liamopute. Penelitian ini menggunakan metode sejarah menurut Louis Gottschalk dengan melalui empat tahapan kerja antara lain: heuristik atau pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi sumber, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang pembangunan Benteng Liamopute yang berlokasi di Kecamatan Tongkuno bertujuan untuk membentengi diri atau sebagai benteng pertahanan dan keamanan masyarakat di masa lalu. Benteng Liamopute dibangun pada masa pemerintahan Lapatola Kamba yakni pada tahun 1575. Benteng ini memiliki letak yang strategis dimana berada di atas bukit dengan dikelilingi oleh jurang yang cukup curam sehingga sangat urgen untuk menjadi tempat persembunyian para pasukan perang dari kalangan musuh. Alasan masyarakat di masa itu memberikan nama “Liamopute” sebagai nama Benteng Liamopute dikarenakan gua yang berada di sekitaran benteng tersebut memiliki dinding yang berwarna putih. Sejak tahun 1968 hingga masa kini, Benteng Liamopute digunakan sebagai tempat kunjungan wisata sejarah bagi masyarakat Muna bahkan masyarakat dari luar Pulau Muna. Selain berfungsi sebagai kunjungan wisata, keberadaan Benteng Liamopute juga sangat membantu ingatan masyarakat Muna melalui benda-benda peninggalan sejarah yang berada di benteng tersebut. Peninggalan sejarah yang terdapat di dalam maupun di luar Benteng Liamopute terdiri atas bangunan fisik Benteng Liamopute, pintu masuk Benteng Liamopute, koinaha (tapak kaki), koburu (kuburan), Gua Liamopute, dan benda-benda peninggalan sejarah lainnya.
PERAN SULTAN DAYANU IKHSANUDDIN DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI BARATA KULISUSU: 1597-1631 Rini Hidhayati; Hayari Hayari
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1454

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang peran Sultan Dayanu Ikhsanuddin dalam penyebaran agama Islam di Barata Kulisusu: 1597-1631 dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui proses masuknya Agama Islam di Barata Kulisusu (2) Mengetahui peran Sultan Dayanu Ikhsanuddin dalam menyebarkan agama Islam di Barata Kulisusu (3) Mengetahui dampak penyebaran agama Islam terhadap kehidupan masyarakat di Barata Kulisusu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari lima tahapan yakni: (1) Pemilihan topik, (2) Heuristik sumber, (3) Verifikasi sumber, (4) Interpretasi, dan (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan, (1) Masuknya agama Islam di Barata Kulisusu pada masa Sultan Dayanu Ikhsanuddin dibawa oleh Syekh Gau Malanga/Buraku. Terjadinya proses islamisasi di Barata Kulisusu ketika Syekh Gau Malanga/Buraku mulai mengikuti ajaran dan menikah dengan masyarakat pribumi. Pernihakan Syekh Gau Malanga/Buraku mendapat kepercayaan dari masyarakat terutama dari anggota keluarga dan kerabat dekat istrinya. Posisi inilah yang digunakan Syekh Gau Malanga/Buraku untuk menanamkan ajaran Islam pada masyarakat Kulisusu secara perlahan-lahan sampai akhirnya Islam menjadi agama yang dianut masyarakat Kulisusu. (2) Peran Sultan Dayanu Ikhsanuddin dalam penyebaran Islam di Barata Kulisusu melaui jalur pernikahan dengan Wa Ode Bilahi (3) Penyebaran agama Islam memiliki dampak dalam kehidupan masyarakat Kulisusu yaitu: sosial, politik, serta ekonomi.
SENJATA TRADISIONAL KINIA (PERISAI): BENTUK, STRUKTUR DAN FUNGSI BAGI SUKU TOLAKI DI SULAWESI TENGGARA Basrin Melamba; Marwati Marwati; Muhammad Sabaruddin Sinapoy; Syahrun Syahrun
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1456

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan identitas senjata tradisional kinia (perisai atau tameng) dari segi bentuk, struktur, bahan atau kelengkapan, model, dan fungsi kinia bagi suku Tolaki di Sulawesi Tenggara. Senjata kinia khususnya dipakai oleh kaum pria, terutama dari kalangan Raja (Mokole/Bokeo), bangsawan (anakia), dan para kesatria (Tamalaki dan Tadu). Kinia merupakan salah satu peralatan perang (momuho) yang berfungsi sebagai alat pelindung atau pertahanan pada suku Tolaki. Kinia terbuat dari kayu ringan (taliawa) yang berukuran kecil. Kinia sejenis perisai tongkat berbentuk memanjang (lonjor) dan pegangannya dihiasi dengan rambut serta cara penggunaannya yakni digenggam dengan tangan. Kinai memiliki panjang 60-75 cm dan lebar 20-30 cm. Pada bagian dalam kinia terdapat gagang tempat pegangan para Tamalaki dan Tadu. Sedangkan pada bagian pinggir dan luar diukir dengan motif pinetobo atau pinengisi olipa. Pada masa lalu kinia memiliki fungsi pertahanan, sosial, dan religi bagi para Tamalaki dan Otadu. Di masa kini, fungsi kinia telah pengalami perubahan yakni lebih kepada fungsi kesenian berupa tarian umoara.
KEKRISTENAN DI KOTA RAHA: 1909-1950 Lili Samrila; Fatma Fatma
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1457

Abstract

Masalah penelitian ini adalah: (1) Apa yang melatar belakangi kekristenan di Kota Raha pada 1909-1950? (2) Bagaimana perkembangan kekristenan di Kota Raha pada 1909-1950? (3) Apa saja dampak Kekristenan di Kota Raha pada 1909-1950? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari lima tahap kegiatan yaitu, sebagai berikut: (1) Pemilihan Topik, (2) Heuristik Sumber, (3) Verifikasi Sumber, (4) Interpretasi Sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kekristenan di Kota Raha dilatarbelakangi oleh datangnya pastor P.I Onel sebagai langkah awal untuk memberikan pelayanan pada masyarakat yang kurang mampu berupa bantuan sandang dan pangan. Jalur penyebaran agama Kristen di pulau Muna berawal dari penyebaran ajaran Kristen oleh Pastor Asselberg yang menjadi pastor pertama di Makassar serta beberapa pembaptisan pada 1912 oleh seorang Putra dari David Salmon Pella, seorang pendiri organisator dan koordinator umat Katolik di Raha; (2) Perkembangan Agama Katolik di Kota Raha pada 1909-1942 terbagi menjadi tiga periode, yaitu (a) 1909-1930 saat Kristen Katolik diizinkan untuk melakukan misi di Pulau Muna, (b) 1942-1945 saat masa pendudukan Jepang, dan (c) 1945-1950 yang ditandai oleh penyebaran Kristen di luar Kota Raha melalui jalur pendidikan dan kesehatan; (3) Kekristenan di Kota Raha berdampak pada aspek sosial dan kebudayaan setempat.
TRADISI KAHAWOTINO LAMBU (MENEMPATI RUMAH BARU) PADA ETNIS MUNA DI DESA KORIHI, KECAMATAN LOHIA, KABUPATEN MUNA Samsul Samsul; La Ode Dirman; Rahman Samusu; Sitti Hermina
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1458

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menggambarkan eksistensi tradisi kahawotino lambu pada etnis Muna di Desa Korihi Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna; 2) menjelaskan pola pewarisan tradisi kahawotino lambu di Desa Korihi Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi atau pengamatan, yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan mengumpulkan data. Proses pada kegiatan ini lebih ditekankan pada ketelitian dalam eksistensi dan pola pewarisan tradisi kahawotino lambu. Wawancara dilakukan dengan menggali informasi secara mendalam tentang eksistensi dan pola pewarisan tradisi kahawotino lambu di Desa Korihi, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna dengan informan yang telah ditentukan. Dokementasi dilakukan agar dapat memperkuat data hasil dari wawancara dan observasi. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi kahawotino lambu merupakan tradisi memasuki rumah baru yang dilakukan oleh suku Muna ketika hendak menempati rumah baru. Tradisi ini oleh suku Muna dianggap sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah Swt., atas rahmat dan rezeki. Tanggapan generasi muda terhadap tradisi kahawotino lambu saat ini, yaitu generasi muda sudah tidak terlalu mempercayai adanya kepercayaan terhadap nenek moyang, mereka beranggapan bahwa tradisi tersebut sudah tidak penting lagi dan mereka lebih mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun pola pewarisan tradisi kahawotino lambu di Desa Korihi Kecamatan Lohia Kabupaten Muna terdiri dari tiga cara, yaitu (1) melalui keluarga, (2) dengan berguru, dan (3) pewarisan dalam pertunjukan.
PELABUHAN RAHA KABUPATEN MUNA: 1986-2019 Nur Aini; Ajeng Kusuma Wardani
Journal Idea of History Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i2.1462

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini meliputi: (1) Bagaimana latar belakang pembangunan pelabuhan Raha Kabupaten Muna (2) Bagaimana perkembangan pelabuhan Raha Kabupaten Muna: 1969-2019 (3) Bagaimana fungsi pelabuhan Raha Kabupaten Muna dalam jaringan pelayaran dan perniagaan (4) Bagaimana dampak adanya pelabuhan Raha Kabupaten Muna terhadap perekonomian masyarakat Muna. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode sejarah yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo yang menjelaskan lima tahap penelitian sejarah yaitu sebagai berikut: (a) Pemilihan topik, (b) Heuristik sumber, (c) Verifikasi sumber, (d) Interpretas i sumber, (e) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Latar belakang pembangunan pelabuhan Raha berkembang sebagai pelabuhan penyeberangan yaitu melalui jalur pelayaran rakyat (PELRA) dengan menggunakan perahu motor kategori sedang dan kecil. Pada tahun 1970 pelabuhan Raha digunakan sebagai jalur penyeberangan, kemudian dikembangkan menjadi pusat kegiatan pelayaran dan perniagaan. (2) Perkembangan pelabuhan Raha Kabupaten Muna yaitu untuk menghubungkan Raha dengan daerah lain dengan menggunakan kapal kecil yang pengoperasiannya menggunakan teknologi sederhana hingga mengenal pelayaran modern. (3) Fungsi pelabuhan Raha Kabupaten Muna yaitu sebagai mata rantai dalam memperlancar kegiatan pendistribusian barang serta naik turunnya penumpang. (4) Dampak adanya pelabuhan Raha Kabupaten Muna adalah para pedagang masyarakat Muna, serta masyarakat secara umum semakin mudah untuk mendistribusikan barang dagangannya, terutama proses pengangkutannya atau pemasarannya di Kota Raha Kabupater Muna.

Page 7 of 10 | Total Record : 95