cover
Contact Name
Yusuf Rahman
Contact Email
ushuluna@uinjkt.ac.id
Phone
+628128340778
Journal Mail Official
ushuluna@uinjkt.ac.id
Editorial Address
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Tangerang Selatan
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin
ISSN : 24609692     EISSN : 2721754X     DOI : 10.15408
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin is a journal published by the Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. The journal is published twice annually (June and December) and consists of articles on Qur’anic studies and interpretation, hadith and Prophetic tradition, religious studies, and mysticism.
Articles 111 Documents
Spiritualitas dan Hak Asasi Manusia Kautsar Azhari Noer
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 3 No. 1 June 2017
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.216 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v3i1.15192

Abstract

Bila kualitas spiritual manusia baik, maka kualitas kehidupan manusia juga baik. Bila kualitas spiritual manusia buruk, maka kualitas kehidupan manusia juga buruk. Semakin baik kualitas spiritual, semakin baik kualitas kehidupan manusia. Kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional memang sangat diperlukan untuk kehidupan, tetapi dua kecerdasan ini tidak memadai bila tidak disertai oleh kecerdasan spiritual. Dalam kaitan dengan perlindungan hakhak asasi manusia, fungsi spiritulitas ditentukan oleh beberapa unsurnya yang mencakup: cinta sebagai sumber pokok makna dan kebahagiaan; kapasitas untuk hidup bermoral atau secara etis; nir-kekerasan yang mendalam; perasaan solidaritas spiritual dengan makhluk-makhluk lain.  
OTENTISITAS AL-QUR’AN PERSPEKTIF JOHN WANSBROUGH Ulfiana Ulfiana
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 5 No. 2 December 2019
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.121 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i2.15343

Abstract

This paper discusses the views of John Wansbrough, about the authenticity of the Qur'an. The issue raised in this paper is Wansbrough's claim that the Qur'an is an imitation of the Bible. In answering the problem of library research, the researcher uses the description-analytic method through categorization or grouping in accordance with the data obtained. The study found that John Wansbrough's conclusion that the Qur'an was an imitation of the Bible was that the sources of the Qur'an were allegedly derived from previous religious sources, namely Judaism and Christianity. One of the evidences revealed by Wansbrough is by referring to the story of the Prophet Muhammad in QS. al-Isrā’: 1. According to him the story of isrā is a story taken from the previous religion, the exodus of Moses. He strengthened his opinion by explaining that the pronunciation of asrā bi ‘abdihi found elsewhere explained the story of Moses and also the next verse in the QS. al-Isrā’: 2 it shows the story of Moses.
PEMIKIRAN TEOLOGI DALAM TAFSIR DEPARTEMEN AGAMA Masri Mansoer
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 2 No. 2 December 2016
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.715 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v2i2.15178

Abstract

Islam yang datang ke Nusantara  adalah paham  teologi Asy`ariyah, kental dengan warna Sufisme (Tarikat) dan kurangnya pengaruh paham teologi rasional Teologi Asy`ariah semakin berkembang dan menjadi mapan di Indonesia ketika sejumlah ulama yang belajar di Timur Tengah, terutama di Makkah dan Madinah, kembali ke Indonesia sejak abad ke-17 dan 18. Mereka ini, yang secara sosial dan intelektual termasuk ke dalam jaringan ulama di Timur Tengah, yang mempelajari dan mengikuti aliran teologi Asyariah, yang selanjutnya mereka sebarkan melalui kitab-kitab yang mereka tulis.  Ulama-ulama besar abad ini seperti Hamzah Fansuri, Ar-Raniri, Abdul Rauf al-Singkili, Al-Maqasri dan Muhammad Nafis Al-Banjari dan Al-Palimbangi adalah pengikut dokrin kalam Asy’ariyah. Namun, hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Penafsiran terhadap ayat-ayat kalam dalam Tafsir Depag memiliki kecenderungan agak dekat kepada corak pemikiran kalam rasional-Maturidiyah Samarkand. Sebaliknya sedikit sekali persamaannya dengan kalam tradisional (Asy’ariyah dan Maturidiyah Bukhara). Dalam membicarakan kemampuan akal dan fungsi wahyu, ada persamaannya dengan paham kalam Maturidiyah Bukhara, tetapi pendapat dalam Tafsir Depag lebih maju, dimana akal punya potensi mengetahui Tuhan, mengetahui Tuhan itu Esa, mengetahui baik dan buruk, mengetahui dasar adanya kebaikan dan keburukan serta mengetahui adanya kehidupan akhirat.  
QIRĀ’AH MU‘ĀṢIRAH MUḤAMMAD SYAḤRŪR ATAS AYAT-AYAT “MILK AL-YAMĪN” DAN “ZAWĀJ” Fasjud Syukroni
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 5 No. 1 June 2019
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1257.915 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15336

Abstract

This article discusses Muḥammad Syaḥrūr's contemporary interpretation of verses of milk al-yamīn, which by classical interpretation means not far from the words al-raqīq, al-sarāri, al-īabīd, al-jawāri, and al-sabāyā. The interpretation is relative, non-standard and not final (read: only interpretation in the children of his time). This is understandable because the slavery system at that time still existed. For Syaḥrūr, the interpretation of "mā malakat aimānukum (milk al-yamīn)" with the meaning of this slave is not in accordance with the spirit of the Qur'an. Because, al-Qur'an is highly upholding universal human values; such as equality between humans, helping the oppressed and real social justice.
Aplikasi Teori Double Movement Fazlu Rahman terhadap Kasus Poligami Beta Firmansyah
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 2 December 2015
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.988 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i2.15157

Abstract

Permasalahan poligami menjadi perbincangan yang hangat dikalangan para ulama. Para ulama klasik cenderung membolehkan praktik poligami, sedangkan ulama kontemporer melarang praktik perpoligamian. Maka dari itu tulisan ini mencoba meninjau kembali hukum poligami dengan menggunakan teori double movement Fazlu Rahman. Dalam tulisan ini terlihat bahwa kebolehan poligami dikarenakan kondisi sosial ketika islam belum datang, dan penulis mendapatkan nilai moral yang dikandung dalam hukum ini adalah ingin mengangkat harkat martabat kaum perempuan. Maka dari itu, penulis berkesimpulan bahwa pembatasan menjadi empat orang adalah hal yang mengisyaratkan bahwa perpoligamian itu dilarang dalam islam.
Perayaan Tahun Baru Imlek Dalam Masyarakat Tionghoa Di Indonesia M Ikhsan Tanggok
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 1 June 2015
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.05 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15150

Abstract

Hari raya Imlek adalah hari raya orang Tionghoa. Hari raya ini berdasarkan perhitungan lunar (bulan). Pada masa Orde Baru berkuasa, hari raya Imlek ini dilarang oleh pemerintah untuk dirayakan oleh orang-orang Indonesia peranakan Tionghoa, karena pemerintah merasa khawatir dapat mengganggu program assimilasi yang dicanagkan oleh pemerintah Orde Baru. Tulisan ini berusaha menjelaskan hari raya Imlek orang Tionghoa dan apa saja yang dilakukan orang Tionghoa dalam merayakan hari raya tersebut. Dalam tulisan ini juga menjelaskan tentang apakah hari raya Imlek itu sebagai hari raya agama atau bukan. Agama Khonghucu mengaggap hari raya Imlek sebagai hari raya umat Khonghucu, sedangkan umat lain juga merayakannya dan menganggap hari raya Imlek tidak ada kaitan dengan agama
MAHAR DAN UANG PANAIK MASYARAKAT SUKU BUGIS: STUDI TEMATIK AL-QUR’AN Muhammad Asywar Saleh
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 4 No. 1 June 2018
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.776 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15288

Abstract

This paper explains about the existence of dowry in the phenomenon of panaik money in the Bugis society, where this practice is different from the concept of dowry in the Qur’an. This research was carried out through phenomenological studies. The study finds that there is the difference between dowry money and panaik money. Mahar itself is a mandatory gift in order to have a woman he wants to marry, even though dowry is not a pillar of marriage. While the panaik money is money for a wedding or an event that is used together for the success of two people being married and witnessed by relatives and friends.
Penggunaan dan Penyalahgunaan Hadis dalam Kehidupan (Pengamalan Hadis Daif dalam Ritual Keagamaan ) Said Agil Husin al-Munawar
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 3 No. 2 December 2017
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.242 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v3i2.15194

Abstract

Dari uraian singkat, dapat disimpulkan Ulumul Hadis merupakan cabang ilmu yang sangat luas pembahasannya, termasuk di dalamnya pembahasan sekitar pembagian Hadis. Penggunaan Hadis Shahih dan Hasan dalam kehidupan, baik sebagai sumber hukum, maupun ritual keagamaan, tidak dipermasalahkan oleh para Ulama, yang dipermasalahkan dan menjadi bahan perbedaan adalah penggunaan Hadis Dha‟if, bahkan Maudhu‟ (palsu) dalam kehidupan dan ritual keagamaan. Hadis Dha‟if tidak dapat dijadikan sebagai sumber hukum dan Fadha‟il Al-A‟mal menurut Jumhur „Ulama, boleh dipergunakan dalam beramal, baik dalam persoalan hukum maupun Fadha‟il Al-A‟mal menurut Imam Ahmad, Abu Daud. Ada yang membolehkan dipergunakan dalam persoalan Fadha‟il Al-A‟mal dan Al-Mawa‟izh dengan beberapa persyaratan. Pendapat dan pernyataan Imam Ahmad, Hadis Dha‟if didahulukan atau lebih baik dari ra‟yu dan qiyas harus didudukkan pada posisi pemahaman yang benar dan dimaknai menggunakan Hadis Dha‟if yang sanadnya Hasan dan yang mendekati, didasarkan pada pendapat kalangan yang mengamalkan Hadis yang sanadnya Hasan, atau lebih baik dijadikan sebagai acuan (mengingat di dalamnya masih ada unsur wahyu).Tulisan ini akan mengajak para pembaca untuk memahami penggunaan hadis dalam ritual keagamaan. Dan lebih lanjut akan diuraikan kesalahan penggunaan hadis-hadis tersebut.
PROBLEMATIKA CARA MEMAHAMI HADIS AKHIR ZAMAN DALAM PANDANGAN AHL AL-SUNNAH WA AL-JAMĀ’AH Misbahuddin Misbahuddin
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 4 No. 2 December 2018
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.166 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i2.15294

Abstract

The end-time traditions differ slightly from other traditions because they are predictive and cannot be ascertained when they occur. Themes related to end-time hadiths such as the appearance of al-Mahdi, the Antichrist, Jesus, and the Great War seized many Muslim scholars to interpret them. Sometimes, certain interpretations have tendencies that are biased. There are a lot of debates related to these traditions, for example, are the traditions of ahad and israiliyyat about the end of time accepted? Sunni clerics choose to use ahad and be careful in responding to israiliyyat. They also offer several stages in formulating it.
KRITIK MATAN HADIS : KLASIK HINGGA KONTEMPORER M Suryadinata
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 2 No. 2 December 2016
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.238 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v2i2.15183

Abstract

Artikel ini membahas tentang kritik matan klasik hingga kontemporer, yang mengalami perkembang yang cukup siknifikan. Kritik yang paling populer dan banyak dipedomi oleh para muhadis adalah kritik sanad sedangkan matan sering kali diabaikan. Padahal budaya kritik baik sanad atapun matan sudah ada sejak Rasulullah swa masih hidup bahkah di masa shabat sebagian sahabat telah mempraktekan kritik matan, namun demikian konsep dan gagasannya baru di munculkan kembali sejak para orientalis mengkritik hadis dan mereka menerapakan kritik matan hadis.

Page 3 of 12 | Total Record : 111