cover
Contact Name
Indar Sabri
Contact Email
indarsabri@unesa.ac.id
Phone
+6281357970529
Journal Mail Official
getersendratasik@unesa.ac.id
Editorial Address
Prodi Pendidikan Sendratasik, Jurusan Sendratasik, FBS, Universitas Negeri Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik
ISSN : -     EISSN : 26552205     DOI : -
Core Subject : Art,
Jurnal Gétér adalah Jurnal Seni Pertunjukan yang mewadahi pikiran kritis dan akademis melalui berbagai pendekatan maupun perspektif.
Articles 154 Documents
“RONDO” KARYA SOLO GITAR: MAURO GIULIANI (ANALISIS BENTUK MUSIK) suwahyono, agus
GETER Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rondo berasal dari bahasa Perancis ?Rondeau? (diucapkan ?Rondo) dan berarti lagu berputar: maksudnya ?refren?. Maka Rondo mirip dengan bentuk lagu refren-solis, seperti lazim dipakai dalam lagu pantun dsb. Rondo karya M. Giuliani yang merupakan suatu karya untuk musik instrumental yaitu  solo gitar, setelah didengarkan selanjutnya dianalisis maka  bentuk Rondo  untuk musik instrumen gitar karya M. Giuliani adalah termasuk tipe Rondo Perancis/Rondo Rantai yang memiliki bentuk Rondo dengan dua sisipan,al: A-B-A-C-A.  Artinya kalimat (A) mulai birama (1-16); Kalimat (B) mulai birama (16-32); berikutnya kalimat (A) lagi dengan divariasi mulai birama (32-48); kalimat (C) mulai (48-80); kemudian kembali kalimat (A) dengan divariasi muncul lagi mulai birama (80-96) karena kalimat diulang dua kali.  Kata Kunci : Rondo, Bentuk Musik
SANGGAR TRAJUWENING: POSISI DAN PERAN EDUKATIFNYA TERHADAP PERKEMBANGAN WAYANG JEKDONG DI KABUPATEN GRESIK Kurniawati, Andini Shinta
GETER Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wayang jek dong merupakan Wayang kulit gaya atau gagrak Jawa Timuran yang memiliki daerah persebaran terutama wilayah budaya arek. Masing-masing daerah tersebut memiliki upaya pelestarian dalam mengembangkan wayang jek dong, salah satunya di Kabupaten Gresik. Di Kabupaten Gresik tepatnya di Desa Kandangan Kecamatan Cerme terdapat sanggar kesenian yang dinamakan Trajuwening. Keberadaan Sanggar Trajuwening di Kabupaten Gresik sudah tidak diragukan lagi, lembaga kesenian yang bergerak di bidang seni pertunjukan wayang kulit khas Jawa Timuran atau Jek Dong tersebut sangat diperhitungkan, selalu berinovasi terhadap karya dan selalu konsisten menjaga kualitas dalam berproses kesenian. Pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana latar belakang berdirinya dan posisi Sanggar Trajuwening dalam perkembangan wayang jek dong di Kabupaten Gresik. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisa dan mendeskripsikan posisi dan peran edukatif sanggar trajuwening dalam perkembangan wayang jek dong di Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan sumber data dari informan, peristiwa atau aktifitas, lokasi, kata-kata atau tindakan, sumber tertulis dan foto diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi Sanggar Trajuwening dewasa ini berada di tingkat tertinggi karena dianggap mampu bersaing dengan sanggar kesenian wayang kulit di daerah sekitarnya. Sedangkan peran edukatif yang dilakukan sanggar adalah mendukung dengan mencari jago atau mencari bibit-bibit sebagai generasi penerus seni karawitan dan pedalangan gagrak Jawa Timuran.Katakunci: Posisi, Peran Edukatif, Sanggar Trajuwening, Wayang Jek Dong
SENI MERUPAKAN KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA Budiyono, Jimin; Sumaryanto F, Totok
GETER Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah yang berjudul ? Seni merupakan kebutuhan hidup manusia? memfokuskan pada permasalahan manfaat seni dalam masyarakat kususnya bidang seni rupa. Tujuan makalah ini adalah menjelaskan dan menganalisis manfaat seni dalam masyarakat, menjelaskan dan mengalisis seni atau karya seni untuk kebutuhan perekonomian. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, objek penelitian adalah kesenian yang ada di Kabupaten Semarang. Data didapat melalui observasi, pengamatan, dan dokumentasi, menggunakan ineraksi analisis dan interpretasi analisis dengan pendekatan sosiologi seni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seni atau karya seni dapat menjadi kebutuhan primer dan sekunder, dan karya seni dapat menjadi penopang perekonomian masyarakat, sehingga seni menjadi kebutuhan hidup masyarakat yang tidak dapat ditinggalkan.
FUNGSI TARI TANGGAI DI PALEMBANG Hera, Treny
GETER Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat di Palembang kental dengan kultur permisif artinya mudah bergaul dan mudah akrab dengan tamu yang datang ke Palembang, bentuk khas kulturnya adalah tuan rumah ataupun instansi yang memiliki acara kedatangan tamu dari dalam dan dari luar Palembang menyajikan tari Tanggai pada awal acara sebagai tanda bahwa acara akan dimulai, diawali dengan proses menyambut tamu melalui penyajian tari Tanggai yang ditarikan oleh penari remaja putri berparas menarik menggunakan busana tari khas Palembang yaitu aesan Pak Sangko, aesan Gede dan aesan Selendang Mantri. Fungsi tari sebagai produk seni bagi masyarakat di Palembang sebagai tontonan dan hiburan disajikan dengan kadar estetisnya sebagai prioritas. Bentuk penyajian tari Tanggai yang konvensional di Palembang merupakan produk dari masyarakat yang memiliki pola pikir pembaharuan terhadap kesenian tradisional, namun hal ini tidak mempengaruhi fungsi tari Tanggai bagi masyarakat Palembang.
KREATIVITAS DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN KESENIAN TRADISIONAL DI INDONESIA Irawati, Eli
GETER Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberdayaan sumber daya manusia dalam kreativitas dan pemasaran memegang peranan penting ketika membahas praktik dan pengelolaan seni pertunjukan lokal-tradisional Indonesia. Pemberdayaan sumber daya manusia berlaku saat pengorganisasian atau produksi suatu seni pertunjukan sedangkan kreativitas yang menjadi salah satu tolak ukur menarik-tidaknya suatu karya seni dan akhirnya berpengaruh pada nilai jual karya itu. Aktivitas pemasaran akan mempertimbangkan hal-hal berupa produk apa yang ingin kita buat, berapa nilainya, bagaimana strategi/cara, dimana produk akan dipasarkan, dan siapa target dari produk yang akan dipasarkan. Produksi karya seni pertunjukan merupakan suatu kerja kolektif akan melibatkan berbagai dimensi pekerjaan dan tentunya harus ada sinergi antara ?yang di depan layar? dengan ?yang di belakang layar?, antara ?yang dijual? dan ?yang menjual?. Hal ini semestinya dipertimbangkan oleh para pengelola organisasi seni tradisional karena pengemasan pertunjukan yang tetap memaknai esensi kekhasan suatu kesenian tradisional, tentunya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang handal dan kreatif dalam mengelola organisasi atau produksi seni pertunjukan lokal-tradisional. Sebaiknya tidak hanya terpaku pada individu yang tampil di panggung atau produknya saja, melainkan juga harus mempertimbangkan pentingnya individu-individu yang bekerja ?di belakang layar?, yaitu divisi promosi/pemasaran dan sebagainya. Konsep mengenai kreativitas juga semestinya diterapkan diaplikasikan dalam strategi pemasaran produk tersebut. Sehingga suatu sajian multi aspek pertunjukan dapat diolah secara kreatif baik pada unsur utamanya maupun unsur-unsur pendukungnya.Keyword: kreativitas, pemberdayaan, sumber daya manusia, strategi pemasaran, kesenian tradisional.
MAENGKET SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN SENI MELALUI AKTIVITAS APRESIATIF DAN KREATIF Pandaleke, Stefanny; Maragani, Meyltsan
GETER Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The efforts to develop student potential, preservation and development of art through appreciative and creative activities are important things to do. Maengket, as a traditional art in North Sulawesi has the potential as a means of art education through appreciative and creative activities. The discussion in this article is about how the process of art appreciation and creation in learning Maengket as a learning material for Cultural Arts, so that students gain an aesthetic experience. Appreciation activity begins with the introduction or description about Maengket. Then the second step is the analysis of the text from Maengket which includes music and dance movements. The next step is evaluation by giving a summary of the material and looking on the student responses to activities in the previous steps. Furthermore, the creation activities in Maengket learning stand on the concepts and ideas that have been obtained in previous appreciation activities. Each student is given the freedom to express every ideas and express it honestly and personally. Thus, Maengket learning as teaching material in Arts and Culture learning can be more optimized. Keywords: Art Education, Appreciation, Creation, Maengket
PERAN ’AKTOR’ DI BALIK PENGGUNG TERHADAP TANDHAK TAYUB DI MALANG JAWA TIMUR Hidajat, Robby -
GETER Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tandhak atau teledek di Malang Jawa Timur masih tergantung pada peran ?aktor? di balik panggung,yaitu ?pelandang?, ?Pengendang? atau ?ketua Paguyuban?. Peran yang dimainkan oleh para ?aktor? di balik penggung  itu memiliki dampak tersendiri bagi tandhak. Penelitian ini mengkaji peran ?aktor? di balik panggung dalam penyelenggaraan pementasan tayub. Metode penelitian menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan terdiri dari teknik wawancara, observasi, dan penumpulan dokumentasi. Data yang telah melalui seleksi, tabulasi, dan dilakukan uji trianggulasi untuk menentukan kebasahanan. Metode analisis dipergunakan diskriptif interpertatif. Hasil penelitian menunjukan (1) peran pelandang yang memiliki peringkat sangat dominan terhadap tandhak, (2) peranan pengendang bersifat melindungi tandhak, dan (3) ketua paguyuban tayub yang bersifat moderat. Karena ketua paguyuban mempertimbangkan kelangsungan para penggembar tayub.
PERUBAHAN SISTEM ADAT PADA RITUAL ADAT SEBLANG DI DESA OLEHSARI, KECAMATAN GLAGAH, KABUPATEN BANYUWANGI Pranitisari, Yolandha Intan
GETER Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan perubahan sistem adat pada ritual adat seblang saat ini di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, (2) Mendeskripsikan dampak dari perubahan sistem ritual adat seblang di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap pengumpulan data, tahap reduksi, tahap penyajian data, serta tahap penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber, dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perubahan sistem adat seblang, yaitu pada penentuan hari pelaksanaan yang berubah karena saat ini ritual adat seblang di atur oleh Pemerintah Daerah Banyuwangi menjadi sajian pariwisata. Penentuan hari pelaksanaan tidak lagi ditentukan oleh Roh halus yang diyakini masyarakat Desa Olehsari, melainkan sudah dikelola oleh Pemerintah Daerah Banyuwnagi, (2) perubahan sistem adat pada ritual adat seblang dapat dilihat dari salah satu hal yang utama. Hal tersebut yakni, semakin berkurangnya pengetahuan masyarakat mengenai sistem adat yang pakem atau tidak boleh dilanggar karena adanya pengaruh birokrasi yang sudah mengatur jalannya ritual adat seblang menjadi sebuah sajian pariwisata. Dampak lainnya bisa dilihat sekarang ini, bahwa ritual adat seblang sudah banyak dikenali oleh masyarakat hampir seluruh kalangan di Banyuwangi. Pengaruh birokrasi juga memberikan dampak positif pada ritual adat seblang Olehsari, karena dengan adanya sajian pertunjukkan yang berbau pariwisata, akhirnya ritual adat seblang tidak di anggap primitif melainkan pertunjukkan modern yang sudah banyak dikenal masyarakat dan ramai dikunjungi oleh penonton termasuk wisatawan asing.Kata Kunci : Ritual adat seblang, perubahan sistem adat ritual adat seblang.
ANALISIS DAN PENERAPAN BALANCE DALAM PADUAN SUARA Hartati, RA. Dinar Sri
GETER Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balance adalah satu unsur penting dalam penyajian musikal Paduan Suara. Paduan suara adalah satu genre musikal dan terdiri dari sejumlah kategori, baik Anak-anak, remaja/pemuda, dewasa, baik sejenis maupun campuran. Komposisi musikal Paduan Suara ada yang diciptakan berdasar ide absolut, dan ada pula yang progmatik. Pencapaian keindahannya ada yang sifatnya estetis semata, namun ada pula yang pragmatis. Untuk mendapatkan satu sajian suara yang balance diperlukan analisis secara detail dan komprehensif dengan memperhatikan tiga kondisi yakni: komposisi suara, akustik ruang penyajian, maupun aspek kompositoris karya tersebut. Artikel ini menyajikan metode analisis dan strategi penataan balance berdasar tiga kondisi tersebut.
ANALOGI POLITIS MONOLOG NON REALIS DI JAWA Suryandoko, Welly
GETER Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan Teater di Jawa mengikuti perjalanan genre teater barat yang dipolitisir, termasuk salah satunya yang mengisi ruang teater di Jawa adalah monolog, mengedepankan pada kekuatan aktor secara individu, dalam hal ini seorang aktor monolog bermain sendiri didukung dengan unsur-unsur pendukung yang menguatkan pertunjukan monolog, dalam monolog kemasan pertunjukan memiliki bentuk yang serupa dengan drama non realis dan realis juga terdapat dalam monolog, pada perkembangannya non realis atau bentuk yang ingin lepas dari nalar dan menolah konvensi-konvensi realis, kebebasan bentuk aktor monolog dapat terjadi pada bentuk monolog non realis ini. Perkembangan monolog non realis ini pun mengikuti perjalanan kesungguhan dalam berproses dan ketidak sungguh-sungguhan dalam berproses. Maka,  pelaku akan memilih non realis sebagai teater kaya namun miskin, atau realis sebagi teater miskin namun kaya. Fenomena itu terjadi mulai saat ini hingga kesungguhan berteater aktor monolog  muncul.

Page 1 of 16 | Total Record : 154